Jilid 1: Raja Undead 

Bab 4: Konflik

Kepala desa tinggal di dekat alun-alun desa. Ketika memasuki rumahnya, akan disambut oleh ruang tamu yang luas, sedangkan dapur berada di sisi lain. Sebuah meja tua dan reyot serta beberapa kursi duduk di tengah ruangan.

Ainz melihat-lihat interior ruangan tersebut dari tempat dia duduk di salah satu kursi.

Cahaya matahari yang bersinar melewati jendela menerangi setiap sudut ruangan, jadi dia bisa melihat dengan jelas di dalamnya tanpa perlu mengaktifkan dark vision.

Dia melihat wanita yang ada di ujung dapur, dan alat-alat pertanian di dalam rumah.

Tidak ada produk-produk manufaktur yang bisa terlihat dimanapun.

Saat Ainz berpikir bahwa tidak banyak hasil teknologi disini, Ainz menyadari bahwa pemikirannya mungkin sempit. Tetap saja, dia penasaran tentang ilmu pengetahuan macam apa yang ada dunia yang dikembangkan oleh magic.

Ainz memindah tangannya ke seberang meja tua untuk menghindari cahaya matahari. Sarung tangan metal bukannya berat, tapi dibuat dengan kasar dan membuat mejanya goyang karena beratnya. Kursinya juga berderit ketika Ainz duduk padanya.

Ini pasti yang disebut "kemiskinan".
Ainz menyandarkan tongkatnya pada meja agar tidak menghalangi jalan orang. Ketika tongkat itu memantulkan cahaya matahari dengan tampilan yang berkilauan membuat orang merasa seperti melangkah ke dunia mistis, meskipun berada dalam rumah reyot. Dia mengingat kembali ekspresi terkejut dari wajah penduduk desa.

Gelombang kebanggaan mendatangi Ainz ketika penduduk bertanya tentang tongkat yang dibuat oleh dia dan teman-temannya dengan menakjubkan. Namun, kegembiraannya langsung ditekan hingga level normal, yang mana membuat Ainz mengerutkan dahi yang kenyataannya tidak ada.

Jujur saja, Ainz tidak suka efek menenangkan yang dipaksakan ini. Meskipun begitu, benar juga jika terlalu tidak tenang akan membuatnya tidak mungkin bisa menyelesaikan tantangan di depannya. Dengan itu Ainz mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah yang akan datang.

Dia telah bernegosiasi tentang pembayaran untuk menolong desa dari kepala desa.

Tentu saja, tujuan Ainz sebenarnya adalah mendapatkan informasi, dan bukan uang. Namun, jika dia langsung bertanya tentang informasi, akan membuat mereka curiga.

Memang tidak apa di desa yang kecil seperti ini, ketika pemimpin daerah mengetahui, mereka akan berusaha menemukan Ainz. Ketika mereka sudah menemukan bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang dunia ini, ada kemungkinan besar mereka akan memanfaatkannya.

Apakah dia terlalu berlebihan memikirkan hal ini?

Ainz merasa ini seperti berlarian melewati jalanan ramai -- kecelakaan fatal bisa terjadi setiap saat. Kecelakaan fatal dalam hal ini adalah bertemu dengan makhluk kuat dari dunia ini.

Kekuatan dan kelemahan adalah dua sisi yang sama dari sebuah koin.

Sampai sekarang, Ainz masih lebih kuat dari siapapun yang pernah ia jumpai di desa. Namun, itu bukan berarti menjadi lebih kuat dari siapapun di dunia. Di tambah lagi, Ainz sekarang adalah seorang Undead, dan dari reaksi ketakutan yang diperlihat oleh dua gadis itu, yang sangat tahu dimana tempat undead di dunia ini. Dia harus berhati-hati karena kebanyakan manusia membencinya, mereka mungkin akan menyerangnya. Itulah kenapa, dia harus bersikap sangat hati-hati disini.

"Maaf sudah membuat anda menunggu."

Kepala desa duduk di hadapan Ainz. Istrinya bediri di belakangnya.

Kulitnya gelap dan tertutup keriput.

Tubuhnya sangat berotot, dan jelas bahwa otot itu sudah terlatih dengan pekerjaan kasar. Lebih dari separuh rambutnya sudah memutih.

Meskipun bajunya yang dibuat dengan kasar kotor oleh tanah, tapi tidak berbau.

Wajah yang lelah itu membuat Ainz berpikir usianya lebih dari 45 tahun, tapi susah sekali ditebak, karena kelihatannya dia tumbuh lebih pada beberapa jam lalu.

Istri kepala desa berusia sekitar sama dengan suaminya.

Dia pernah menjadi wanita cantik, tapi setelah beberapa tahun bekerja di ladang, kecantikan itu sudah tidak terlihat lagi. Sekarang dia tidak lebih dari hanya bibi kurus dengan keriput di seluruh wajahnya.

Rambut sebahunya yang panjang tampak acak-acakan, dan dia terlihat lebih suram meskipun di bawah sinar matahari langsung.

"Silahkan dinikmat."

kepala desa meletakkan cangkir yang terlihat kasar di meja. Albedo tidak disini karena dia sedang berpatroli di desa.

Ainz mengangkat tangannya, menolak secangkir air yang panas dan beruap.

Dia tidak merasa haus, atau bisa membuka topengnya. Namun, dia merasa seharusnya menolaknya di awal tadi, karena melihat betapa susahnya si istri mempersiapkannya.

Masalahnya bukan karena air yang mendidih.

Pertama, ada hal yang ingin dia lihat bahwa membuat percikan api dengan batu korek. Lalu, menyalakannya dengan serbuk gergaji -- atau kayu -- dengan percikan api itu. Lalu, dia harus mengipasi apinya, dan ketika sudah cukup besar, dia harus memindahkannya ke kompor. Lalu dia harus mendidihkan air, dan ketik dia sudah selesai, waktu yang lama telah berlalu.

Ini adalah pertama kalinya Ainz melihat air yang dididihkan dengan api yang dibuat dengan tangan, daripada menggunakan ceret listrik. Dia melihatnya cukup menarik. Dulu ketika di dunia, dia mendidihkan air di kompor gas, jadi tidak seberat dan memakan waktu lama seperti ini.

Ini juga merupakan kesempatan bagus untuk mengumpulkan informasi pada level teknologi di dunia ini. Dengan itu di kepala, Ainz berbicara kepada kepala desa lagi:

"Maafkan saya, terutama karena anda sudah bersusah payah mempersiapkan air ini untuk saya."

"Anda terlalu baik. Tidak usah meminta maaf."

Fakta bahwa Ainz merendahkan kepalanya kepada mereka (walaupun hanya sedikit) membuat kepala desa dan istrinya ketakutan. Mereka tidak bisa membayangkan bahwa tuan dari Death Knight akan membungkukkan kepala kepada siapapun.

Namun, itu bukanlah hal yang aneh bagi Ainz. Itu selalu merupakan ide yang bagus untuk bisa bersikap bersahabat kepada orang yang diajak bicara.

Tentu saja, dia hanya menghadapi mereka sama seperti dia menghadapi dua orang gadis itu, dengan menggunakan 'daya tarik seseorang' untuk membuat mereka bicara diikuti dengan mantra merubah ingatan tingkat tinggi. Namun, itu adalah cara terakhir, karena mantra itu menyedot terlalu banyak MP.

Ainz mengingat rasanya ketika dia menghabiskan MP; rasanya seperti kelelahan yang aneh, seperti kehilangan sesuatu.

Hanya merubah semenit atau lebih dari ingatan mereka sampai dia mengenakan kembali topengnya telah menguras banyak MP.

"Kalau begitu, mari kita langsung ke permasalahan dan mendiskusikan bayaranku."

"Ya, tapi sebelum itu.. saya ingin berterima kasih banyak."

Kepala desa itu membungkuk kepada Ainz, kepalanya turun sangat ke bawah sehingga hampir menyentuh meja. Setelah itu, istrinya juga ikut membungkuk.

"Tanpa bantuan anda, kami semua pasti sudah mati sekarang. Terima kasih banyak atas bantuannya!"

Ainz sangat terkejut menerimma rasa terima kasih yang tulus itu.

ketika dia melihat kembali ke kehidupannya yang lama, dia tak pernah diberi ucapan terima kasih seperti ini sebelumnya. Tidak, dua orang gadis yang diselamatkan sebelumnya juga bersikap demikian. Dia memang tak pernah menyelamatkan seseorang sebelumnya jadi dia pikir reaksi mereka adalah biasa.

Itu adalah kepingan masa lalunya ketika masih menjadi manusia -- sebagai Suzuki Satoru. Meksipun dia agak malu karena apresiasi tulus ini, dia tentu saja menyukainya.

"Tolong, angkat kepala anda. Seperti yang kubilang tadi, saya tidak menolong anda dengan gratis."

"Kami tahu hal itu, tapi tetap saja, kami sangat berterima kasih kepada anda karena sudah menyelamatkan kami dan banyak penduduk lainnya."

"...Maka, dengan membayarku itu sudah cukup. Ayo, kita diskusikan hal itu. Kamu pasti banyak pekerjaan lain, sebagai kepala desa."

"Tak ada yang lebih penting daripada menghabiskan waktu dengan penyelamat kami, tapi saya mengerti."

Kepala desa itu pelan-pelan mengangkat kepalanya, dan Ainz bersiap untuk memeras otaknya.

Tujuannya disini adalah memperoleh informasi melalui percakapan, daripada melalui magic.

--Menyusahkan saja.

Dia masih ingat trik yang dia gunakan sebagai pekerja kantoran. Betapa efektifnya hal itu disini? Aku harap, setidaknya separuh dari hal itu akan berguna. Setelah menguatkan diri melawan kemungkinan gagal, Ainz bertanya:

"..To the point saja. Berapa banyak kamu bisa membayarku?"

"Kami tidak berani untuk membohongi penyelamat kami. Saya tidak tahu berapa banyak silver dan tembaga yang bisa kami kumpulkan jika kita tidak mengumpulkannya dari setiap orang, tapi saya percaya kita bisa mengumpulkan sekitar 3000 keping tembaga."

Aku tidak tahu sama sekali apa artinya itu, Ainz mengolok dirinya sendiri.

Menanyakan langsung adalah kesalahan. Seharusnya aku mencoba pendekatan berbeda. Disamping itu, aku memang seorang pekerja yang payah mulanya, dan skill job milikku juga buruk.

Kelihatannya itu cukup besar, tapi tanpa tahu nilai uang, dia tidak bisa apakah itu adalah jumlah yang sesuai atau tidak. Dia menghindari agar tidak menerima terlalu banyak atau terlalu rendah, jangan sampai dia menunjukkan ketidak tahuannya.

Tidak, dia seharusnya bersyukur mereka tidak menawarkan "Empat Ekor binatang ternak" atau semacamnya.

Saat dia akan tenggelam karena depresi, keadaan mentalnya langsung tenang. Ainz diam-diam memuji dirinya karena memiliki tubuh Undead, lalu dia menyadari satu hal lagi.

Pertama, tembaga dan silver adalah unit dasar dari mata uang di desa ini.
Kedua, seharusnya ada bentuk mata uang lain yang kurang atau lebih bernilai, tapi dia tidak percaya diri bisa menarik informasi ini dari mereka.

Dia harus belajar nilai keuangan dari keping tembaga. Tanpa memiliki pengetahuan, keadaan akan menjadi gawat di masa depan. Namun, tanpa tahu nilai mata uang akan menyebabkan kecurigaan, dan dia ingin tetap menjaga diri sambil mempelajari lebih dalam tentang dunia ini.

Itulah kenapa dia berpiki sekeras mungkin untuk menghindari kesalahan besar.

"Koin kecil ini susah di bawa dalam jumlah besar. Aku ingin menukarnya dengan nominasi yang lebih besar, bisa kamu melakukannya."

"Kami mohon maaf sejujurnya, jika kami bisa membayar dalam keping emas, kami akan melakukannya. Namun... faktanya desa kami tidak menggunakan keping emas..."

Ainz menahan hasrat ingin menghela nafas karena lega.

Jawaban kepala desa mengarah seperti yang dia harapkan. Oleh karena itu, Momonga dengan serius menanyakan pertanyaan selanjutnya: "Bagaimana kalau begini: Aku berencana untuk membeli produksi dari desa ini dengan harga yang tepat, jadi yang kamu lakukan hanyalah membayarku dengan mata uang yang kamu lakukan dalam berdagang."

Ainz diam-diam membuka inventorinya di balik baju, dan mengambil sepasang koin emas dari Yggdrasil. Salah satu koinnya dihias oleh wajah seorang wanita, sementara koin lain dihiasi oleh wajah seorang pria. Yang pertama adalah koin dari update besar "Valkyrie's Downfall", sementara yang terakhir adalah koin sebelum update.

Nilai mereka sama, tapi mereka mempunyai arti berbeda bagi Ainz.

Koin lama itu adalah salah satu yang mengikuti Ainz sejak dia pertama kali mulai bermain Yggdrasil hingga update, ketika Ainz Ooal Gown berada di zaman keemasan. Equipment miliknya hampir lengkap saat itu, jadi koin ini hanya disimpan di peti inventori.

Dimulai dari mage tengkorak, dia menggunakan mantranya untuk mengalahkan musuh yang berkeliaran di dunia dan mendapatkan koin emas yang mengambang di udara. Dia bermain solo di dungeon, mengalahkan monster ganas di dalamnya, dan memperoleh tumpukan besar emas dengan susah payah. Setelah anggota Ainz Ooal Gown menyelesaikan dungeon, mereka menjual kristal data mereka dan sebagai gantinya, mereka menerima keping emas ini, yang melambangkan zaman keemasan mereka.

Tapi Ainz membuyarkan topi itu sesaat.

Dia meletakkan koin yang lama, dan memegang koin baru.

"...Jika aku menggunakan keping emas ini untuk membeli sesuatu. Apa yang bisa kudapatkan?"

Dia meletakkan koin emas di meja. Berbarengan, kepala desa dan istrinya saling memandang, mata mereka semakin lebar.

"I, Ini!"

"Ini adalah mata uang yang digunakan oleh daerah jauh disana. Apa bisa digunakan disini?"
"Kelihatannya bisa.. tolong tunggu sebentar."

Perasaan lega menyelimuti Ainz ketika dia mendenga koin ini bisa digunakan. Lalu, dia melihat kepala desa beranjak dari duduknya, pergi ke kamar, dan kembali dengan sesuatu yang dia lihat ketika pelajaran sejarah.

Obyek tersebut disebut Timbangan.

Setelah itu, giliran istrinya. Dia mengambil koin emas tersebut dan meletakkannya di benda bulat, seakan dia membandingkan ukuran mereka. Setelah dia puas, dia meletakkan koin emas itu ke nampan timbangan, dan di nampan lain adalah bandul pemberatnya.

Dia mengingat bahwa hal ini disebut sebagai "menentukan masa standar".

Saat Ainz mencoba mengingat kembali, dia membandingkan mereka kepada tindakan si istri dan mencoba untuk mencari tahu apa yang dia lakukan. Bagian pertama seharusnya membandingkan koin miliknya dengan koin emas di negara ini, dan selanjutnya dia mencoba mengetahui kandungan emasnya.

Kelihatannya koin emas itu lebih berat, dan standard masanya naik. Istri kepala desa itu meletakkan massa lain, dan kedua sisi akhirnya seimbang.

"kelihatannya berat koin ini lebih besar dua kali dari normal koin emas.. mungkin, mungkin jika kita bisa menggosok permukaannya..."

"O..Oi! Kamu jangan kurang ajar! Mohon maaf atas sikap istri saya yang mengatakan hal-hal yang bodoh.."
Tidak aneh. Dia pasti berpikir bahwa itu hanya disepuh emas. Ainz tidak tersinggung sepenuhnya, tapi dia tidak marah.

"Tidak apa.. meskipun begitu, jika kamu periksa dan menemukannya murni emas, kamu akan membelinya, ya khan?"

"Ah, maaf.. kami mohon maaf untuk hal ini."

Istri kepala desa itu membungkuk minta maaf, dan mengembalikan koin emas itu.

"Tidak usah dipikirkan. Lagipula, wajar jika ingin mengkonfirmasi uang apapun yang diberikan padamu. Tetap saja, bagaimana pendapatmu dengan keping emas ini? Apakah kamu berpikir ini hasil dari seni?"

"Memang benar, ini sangat indah. Bolehkah saya bertanya nama negara asalnya?"

"Sudah tidak ada.. ya, negara itu sudah tidak ada."

"Oh begitu..."

"Kamu telah meyakini sendiri bahwa beratnya 2 kali lebih berat dari kepingan emas biasa, tapi mempertimbangkan nilai artistiknya, kepingan emas ini seharusnya bernilai lebih sebagai hasilnya, bagaimana pendapatmu?"

"Mungkin begitu.. tapi kami bukan pedagang, dan kami tidak tahu nilai dari seni..."

"Hahaha..itu tidak salah, Jadi, jika aku menggunakan ini untuk membeli sesuatu, nilainya seperti dua keping emas normal?"

"Te.. Tentu saja."

"Sebenarnya, aku punya beberapa kepingan seperti ini. Apa yang kamu bisa juga padaku untuk itu? Tentu saja, aku akan membayar dengan harga biasanya. Aku tidak keberatan jika itu setara dengan pedagang jalanan. Tentu saja, silahkan periksa koin ini, silahkan..."

"Ainz Ooal Gown-sama!"

Kepala desa tiba-tiba bersuara keras dan membuat jantung Ainz yang tidak ada menjadi berdegup tiba-tiba. Ekspresi yakin dari kepala desa terlihat lebih keras dan lebih kuat dari sebelumnya.

"...Ainz tidak apa."

"Kalau begitu, Ainz-sama?" Kepala desa terlihat agak terkejut dengan hal ini, tapi dia langsung mengangguk dan melanjutkan pembicaraan:

"Saya sangat mengerti apa yang Ainz sama inginkan."
Untuk sesaat, Ainz bertanya-tanya apa ada tanda tanya besar di atas kepalanya yang muncul. Kelihatannya ada salah pengertian atau semacamnya disini, tapi karena dia tidak tahu apa yang ingin kepala desa utarakan selanjutnya, jadi dia tidak tahu bagaimana menjawabnya.

"Aku sangat mengerti bahwa Ainz-sama tidak ingin terlihat murah, dan saya mengerti bahwa anda ingin meminta hadiah yang sebanding agar pandangan publik terhadap anda tidak jatuh. Memang benar, membutuhkan uang dalam jumlah yang cukup besar untuk menyewa Ainz-sama. Oleh karena itu, apa yang anda inginkan disamping 3000 tembaga?"

Ainz tidak tahu apa yang kepala desa bicarakan dan pikirannya kebingungan. Dia bersyukur dalam hati sedang memakai topeng. Alasan Ainz mengeluarkan koin emas adalah karena dia ingin tahu apa yang bisa dia beli, dan itu bisa membuatnya mengerti nilai pasar pada umumnya. Bagaimana bisa berakhir seperti ini?

Kepala desa itu tidak memberi Ainz kesempatan untuk memotong dan melanjutkan:

"Namun, seperti yang saya bilang tadi, desa ini hanya bisa memberikan 3000 keping tembaga tunai. Meskipun anda curiga pada kami, kami tidak berani menyimpan kebenaran dari penyelamat kami, Ainz-sama."

Ekspresi kepala desa terlihat jujur dan teguh. Dia tidak terlihat bohong. Jika ternyata nantinya adalah kebohongan, maka Ainz hanya bisa mengutuk ketidak mampuannya membaca orang.

"Tidak, saya yakin orang besar seperti Ainz-sama tidak mungkin puas dengan jumlahitu. Mungkin jika semua orang di desa mengumpulkan kekayaannya, kami mungkin bisa menghasilkan uang yang cukup untuk memuaskan Ainz-sama. Namun.. desa kami telah kehilangan banyak tenaga, dan jika kami membayar lebih dari 3000 keping tembaga, kami takkan bisa selamat di musim dingin nanti. Hal yang sama juga berlaku bagi hasil bumi kami. Jika kami memberikan persediaan kami kepada anda, hidup kami akan sangat susah. Meskipun menyakitkan bagi kami untuk meminta kepada penyelamat hati sedikit kebaikan hati, mungkin.. kami bisa.. membayarnya dengan cicilan?"

Hm? Bukankah ini adalah kesempatan yang bagus?

Seperti di dalam hutan lebat, pandangannya saat ini tiba-tiba melebar. Ainz berpura-pura memikirkan hal ini, lalu yang bisa dia lakukan hanyalah berdoa dan berhasil. Setelah beberapa saat, Ainz akhirnya berbicara.

"Aku mengerti. Pembayarannya tidak usah."

"Eh?! Tapi.. Tapi kenapa?"

Kepala desa dan istrinya memandang Ainz, mata mereka melebar dan lidah mereka kelu. Ainz mengangkat tangannya dan menunjukkan bahwa masih ada yang ingin dia katakan. Dia harus memikirkan apa yang bisa dia buka dan tidak, dan itu sangat menyusahkan. Dia tidak tahu jika dia bisa menuntun mereka untuk mengatakan apa yang dia inginkan, tapi dia tidak ada pilihan untuk mencoba.

"..Aku adalah seorang magic caster. Aku sedang mempelajari mantra di tempat yang disebut Nazarick, dan aku baru saja keluar ke dunia ini baru saja."

"Ternyata begitu, jadi itu alasannya anda berpakaian seperti ini."

"Ah, mm. Benar sekali," Ainz bergumam sambil menyentuh Topeng Kedengkian.

Apa yang akan orang bicarakan di jalanan jika mereka melihat seorang magic caster berjalan-jalan dengan busana yang aneh?

Dia berpikir tentang jalanan yang ramai seperti di Bali dan dia mengenakan topeng barongnya sambil jalan-jalan disana, dan saat dia berharap untuk tidak melihat hal semacam itu di dunianya, Ainz menyadari sesuatu yang dia tidak bisa mengerti, mengapa istilah Yggdrasil seakan bisa dimengerti dan digunakan disini.

Istilah "magic caster" mempunyai arti banyak hal. Termasuk Cleric, Priest, Druid, Arcane, Sorcerer, Wizard, Bard, Miko, Talismancer, Sage dan kelas-kelas yang menggunakan magic lainnya yang tak terhitung. Di Yggdrasil, mereka semua disebut magic caster. Agak kaget juga jika terminologi yang ada disana terbawa ke dunia ini.

Saat Ainz melihat reaksi mereka, dia membalas:

"..Aku mungkin mengatakan tidak ingin hadiah, tapi seorang magic caster menggunakan bermacam-macam alatuntuk meraih tujuannya, termasuk ketakutan dan pengetahuan. Hal semacam ini adalah tool yang bisa mendatangkan keuntungan, tapi seperti yang kubilang sebelumnya aku sedang berfokus dalam mempelajari sebuah mantra, jadi pengetahuanku terhadap masalah lokal entah bagaimana semakin berkurang. Oleh karena itu, aku ingin belajar tentang sekeliling dari kalian berdua. Ditambah lagi, aku haap kalian tidak akan mengatakan ini pada siapapun tentang jual beli informasi ini. Aku akan menganggap itu sebagai hadiah."

Tak ada yang sebaik itu dan bilang "aku tidak ingin apapun". Orang akan bilang Tak ada yang lebih mahal daripada hal yang gratis.

Seseorang menyelamatkan nyawa orang lain pantas mendapatkan hadiah atas kerja keras mereka. Namun, jika si penyelamat bilang dia tidak ingin hadiah, orang akan menganggapnya aneh.

Kalau begitu, hal terbaik selanjutnya adalah membuat pihak lain merasa mereka membayar hadiahnya, meskipun itu tidak jelas bentuknya.

Dengan kata lain, solusi terbaik untuk situasi sekarang adalah untuk menenangkan kecurigaan mereka dengan bertukar informasi dengan Ainz. Akan membuat mereka tenang.

Kepala desa dan istrinya mengangguk, wajah tabah terlihat pada mereka.

"Saya mengerti. kami tidak akan membiarkan siapapun tahu tentang ini."

Ainz mengepalkan tangannya tanda setuju. Kelihatannya kemampuan profesionalnya masih bisa dipakai disini.

"Bagus sekali. Aku tidak ingin mengikatmu dengan magic. Aku akan percaya kepada sikap baikmu."

Ainz mengarahkan tangannya yang tertutup sarung tangan. Kepala desa itu memandang kosong pada tangan itu sesaat sebelum menyadari situasinya, lalu dia menjabat tangan Ainz.

Setelah itu, Ainz menghela nafas lega. Kelihatannya jabat tangan adalah praktek yang diketahui disini. Jika kepala desa terlihat bengong padanya, itu akan terlihat sangat suram...

Tentu saja, Ainz tidak benar-benar mempercayai mereka. Lagipula, mulut yang disegel oleh janji keuntungan bisa dibuka dengan keuntungan yang lebih besar. Jika dia mencoba bermain dalam pribadi mereka untuk membuat mereka menutup mulut. Sifat alami manusia akan membuat mereka bicara. Tak ada metode yang lebih baik dari yang lainnya, jadi yang hanya bisa dilakukan oleh Ainz adalah menerima resiko dan berharap bahwa karakter dari kepala desa tidak akan membuat dia membuka rahasia itu. Meskipun tidak apa jika dia melakukannya. Pengkhianatan itu hanyalah akan menjadi jaminan lebih yang bisa digunakan oleh Ainz di masa depan untuk menghadapi desa.

Namun, insting Ainz mengatakan padanya bahwa mereka takkan mengkhianatinya. Setelah melilhat rasa terima kasih yang tulus dari kepala desa dan istrinya dia percaya bahwa mereka akan loyal kepadanya.

"Kalau begitu.. bisakah kamu beritahu padaku tentang tempat ini?"

---

"..Bagaimana bisa jadi seperti ini?"

"Urk! Apakah ada masalah?"

"Tidak, tak apa. Aku hanya bicaa sendiri. Maafkan aku sudah membuat suara aneh dan mengagetkanmu."

Ainz langsung kembali normal dan langsung melindungi dirinya. Jika tubuhnya masih manusia, dia pasti akan berkeringat banyak sekarang.

Kepala desa hanya bilang, "Begitukah" dan tidak bertanya lebih jauh.

Mungkin kepala desa sudah memutuskan sama kepada "magic caster" dan "orang aneh". Maka, bagi Ainz itu lebih baik...

"Apa saya siapkan minuman untuk anda?"

"Oh tidak, aku tidak haus. Tolong, jangan repot-repot."

Istrinya sudah tidak ada lagi di ruangan itu -- ada banyak hal yang memerlukan bantuannya. Hanya Ainz dan kepala desa yang ada di rumah sekarang.

Pertama Ainz bertanya tentang negara-negara tetangga, dan kepala desa merespon dengan banyak nama yang tidak pernah ia dengar. Meskipun Ainz sudah mempersiapkan diri untuk hal ini, dia terkejut juga setelah mendengarnya.

Pertama, Ainz mengira ini adalah dunia yang dibuat mirip dengan prinsip dasar dari Yggdrasil. Lagipula, dia bisa menggunakan magic Yggdrasil di sini, dan ada banyak koneksi dengan Yggdrasil juga. Namun, tak ada nama yang pernah ia dengar yang berhubungan dengan Yggdrasil.

Negara tetangga adalah Re-Estize Kingdom, Baharuth Empire dan Slaine Theocracy. Nama-nama ini tidak muncul dalam konteks Yggdrasil, yang mana terinspirasi oleh mitologi Nordic.

Ainz merasa seakan dunai berputa dan tubuhnya terhuyung-huyung. Ainz memegang pinggiran meja dengan sarung tangannya untuk mempertahankan keseimbangannya. Meskipun dia sudah menduga bahwa dunia ini adalah asing, akhirnya dia terkejut olehnya.

Dampaknya lebih besar dari yang dia duga.

Ini pertama kalinya dia merasa terguncang sejak dia menjadi undead.

Ainz mencoba sebaik mungkin untuk tetap tenang, dan mempertimbangkan kembali apa yang dia dengar tentang kerajaan-kerajaan tetangga dan geografis lokalnya.

Pertama, Re-Estize Kingdom dan Baharuth Empire. Kedua negara ini berada di sisi berbeda dari deretan pegunungan, dan di sebelah selatan dari pegunungan itu adalah hutan yang luas, dan di batas hutan itu adalah desa ini, di bawah Re-Estize Kingdom, dan kota benteng E-Rantel.

Hubungan antara keduanya memburuk, dan mereka selalu berperang di gurun dekat E-Rantel setiap tahun.

Di sebelah selatan adalah Slane Theocracy.

Cara terbaik untuk menjelaskan orientasi dari negara-negara ini adalah dengan menggambar sebuah lingkaran, lalu membaginya dengan simbol huruf "T" yang terbalik. Kelihatannya membingungkan, tapi lebih mudah untuk dijelaskan seperti itu. Di sebelah kiri adalah Re-Estize Kingdom, di sebelah kanan adalah Baharuth Empire, dan dibawahnya adalah Slane Theocracy. Ada negara lain, tapi kepala desa hanya tahu tiga ini.

Kepala desa tidak yakin dimana tepatnya letak desa ini antara ketiganya.

Dengan kata lain --

"...Kamu pasti menertawakanku."

Knight yang tadi mengenakan armor dengan emblem bertanda Baharuth Empire, jadi kepala desa pecaya bahwa mereka berasal dari Baharuth Empire. Tapi area ini juga termasuk dalam perbatasan Slane Theocracy, jadi mungkin saja mereka adalah knight dari negara tersebut yang menyamar.

Melepaskan mereka semua adalah kesalahan. Dia bisa saja menyekap salah satu untuk ditanyai, dan waktu sudah berlalu lama sejak itu.

Jika ini adalah ulah dari Slaine Theocracy, maka dia seharusnya melakukan sesuatu di sisi Empire. Di sisi Kingdom, dia seharusnya sudah mengumpulkan cukup niat baik dengan mereka karena sudah menyelamatkan desa mereka, jadi seharusnya keadaan sudah baikan sekarang.

Ainz tenggelam dalam pemikirannya.

Apakah dia satu-satunya yang datang ke dunia ini?

Tidak mungkin. Ada kemungkinan besar pemain lain datang kemari juga. Mungkin Herohero-san juga disini. Dia harus berpikir atas apa yang akan terjadi jika dia bertemu pemainlain.

Jika pemain lain juga datang ke dunia ini, mereka mungkin akan berkumpul, melihat sifat alami dari orang Jepang. Ketika tiba saatnya, mereka akan melakukan apapun untuk bisa berbaur. Dia bisa menyerahkan apapun selam itu tidak melibatkan Ainz Ooal Gown.

Masalahnya adalah apa yang akan terjadi jika sisi lain menganggapnya sebagai rintangan. Kemungkinannya kecil, tapi masih bisa diperhitungkan.

Ainz Ooal Gown adalah guild yang selalu bermain sebagai peran penjahat. Mereka selalu mem PK untuk bisa mencapai kemenangan dan karena mereka guild yang paling dibenci. Dia tidak yakin masih belum melepaskan imej negatif ini. Yang dia tahu, pemain lain mungkin ingin balas dendam padanya karena merasa benar.

Untuk menghindari pihak lain melakukan balas dendam padanya, dia harus menghindari apapun yang bisa membuatnya melawan orang-orang di sekitar, sebagai contoh, membantai populasi lokal --terutama penduduk yang tidak bersalah-- mungkin akan membuat marah pemain lain yang belum kehilangan rasa manusia sepenuhnya. Tentu saja, akan beda lagi masalahnya jika ada alasan yang membuat mereka puas, seperti membunuh knight-knight yang mencoba menghancurkan desa ini.

Di saat apapun, sebaiknya tindakan masa depan diambil karena alasan yang paling tinggi. Itu juga berarti dia mungkin akan melakukan hal-hal yang tidak dia sukai, tapi itu tidak bisa dihindari.

Jika orang-orang yang pernah ditemui membenci Ainz Ooal Gown, maka pertarungan sudah tidak terelakkan lagi. Jika seperti itu, dia harus merencanakan serangan balik jika situasi itu terjadi.

Melihat kekuatan saat ini dari pertahanan Nazarick, mereka bisa dengan mudah mengungguli sekitar 30 pemain dengan level 100. Di tambah, mereka juga bisa menggunakan item kelas dunia untuk bertahan, jadi itu adalah benteng yang hampir tidak bisa dijebol. Mereka mungkin mampu menghalau penyusup seperti di masa lalu.

Namun, mudah sekali melihat situasi darurat tanpa bala bantuan. Di tambah lagi, kartu as dai Ainz Ooal Gown adalah item kelas dunia mereka akan menghabiskan level Ainz setiap saat dia melepaskannya dengan kekuatan penuh. Jika mereka menyerang dan berhasil, saat dimana item kelas dunia menjadi tidak bisa digunakan mungkin akan datang.

Ainz sangat jelas dengan skenario peperangan game seperti ini di kepalanya cenderung bias dan berpandangan sempit. Namun, Ainz bukanlah anak kecil lagi, dan dia akan selalu mempertimbangkan skenario terburuk dengan melakukan sebuah tindakan. Ini hanya berpikir sederhana tentang bagaimana menghadapi masalah sebelum itu terjadi.

Jika dia hanya ingin melewatinya, dia cukup hidup di pegunungan seperti hewan buas. Namun, kekuatan yang dia miliki dan nama besar yang dia perjuangkan mencegahnya melakukan hal itu.

Jika yang hanya dia inginkan adalah hidup berdampingan dengan damai di dunia ini, yang harus dia lakukan hanyalah menghadapi masalah ketika mereka datang.

Seperti, berperang dan memperlebar kekuatan tempur akan menjadi topik penting di masa depan. Dia harus mengumpulkan informasi tentang dunia ini, begitu juga tentang berita pemain lain.

"..Itu sudah cukup."

"Ada apa?"

"Tidak, bukan apa-apa, aku hanya melamun karena ada hal tidak seperti yang kuduga, bisakah kamu memberitahuku tentang hal lain sekarang?"

"Ah, ah ya, saya mengerti."

Kepala desa mulai bicara tentang monster selanjutnya.

Sama seperti Yggdrasil, dunia ini juga dihuni oleh monster di dalamnya. Hutan di dekat sini dipenuhi monster-monster, dan salah satu yang diketahui bernama "Wise King of the Forest" (Raja Bijak dari Hutan). Ada juga Dwarve, bermacam-macam elf, goblin, beastmen, ogre dan sebagainya. Kelihatannya beberapa demihuman membangun negaranya sendiri.

Ada orang yang disebut sebagai petualang yang mengusir monster-monster ini, dan mereka menggunakan banyak magic caster dalam kelompoknya. Kelihatannya, petualang ini mempunyai guild sendiri di kota besar.

Terlepas dari itu, dia juga mengetahui kota benteng di dekat sini yaitu E-Rantel.

Menurut kepala desa, E-Rantel adalah kota terbesar di dekat sini, meskipun dia tidak tahu seberapa besar populasinya. Kelihatannya itu adalah tempat terbaik untuk mengumpulkan informasi.

Sementara ucapan kepala desa sangat membantu, masih ada banyak hal yang belum jelas. Oleh karena itu, sebaiknya mengirim seseorang kesana untuk mencari tahu, daripada bertanya kepada kepala desa lagi.

Akhirnya, ada persoalan dalam bahasanya. Mengagetkan sekali mereka bisa memahami bahasa Jepang di dunia baru ini. Hasilnya, Ainz memperhatikan mulut kepala desa dengan cermat, dan menemukan bahwa dia, pada dasarnya, tidak bicara bahasa Jepang. Kalimat dan gerakan mulutnya juga tidak sama dengan bahasa Jepang.

Setelah itu, dia melakukan sedikit percobaan.

Kesimpulan yang dia dapat adalah bahwa seseorang telah memberikan orang-orang ini semacam makanan untuk mentranslasi seperti Konnyaku. Namun, dia tidak tahu siapa yang memberikannya kepada mereka.

Bahasa di dunia ini akan diterjemahkan sebelum pihak lain mendengarnya.

Jika dia bisa mengerti apa yang orang lain katakan, maka dia seharusnya juga mampu berkomunikasi dengan makhluk hidup selain manusia, umpamanya, seekor anjing atau kucing. Pertanyaannya adalah siapa yang melakukannya. Ditambah lagi kepala desa tidak merasa aneh dengan hal ini.

Baginya, kelihatannya ini adalah hukum alam.

--Dengan kata lain, ini adalah prinsip umum dari dunia ini. Sekali lagi, ketika dipikir dengan tenang ini adalah dunia magic, yang mana berjalan dengan konsep yang sangat berbeda dari dunia dimana Ainz dilahirkan.

Kelihatannya pengetahuan umum dan fakta yang dia pelajari di kehidupannya dulu tidak lagi bisa diaplikasikan disini. Ini adalah masalah yang sangat berat.

Jika dia mengabaikan dunia ini, ada kemungkinan dia akan membuat kesalahan fatal. Kalimat "mengabaikan" sama dengan "mala petaka", dalam hal ini.

Saat ini, Ainz kekurangan informasi tentang sekitar. Dia harus menyelesaikan masalah ini secepatnya, tapi dia tidak tahun bagaimana memulainya. Jangan-jangan dia harus menculik seseorang dan membuatnya mengatakan semua yang dia tahu? Itu tidak mungkin.

Jika itu masalahnya, maka hanya ada satu pilihan baginya.

"...Kelihatannya aku harus tinggal di kota untuk sementara."

Dia harus mengawasi dan meniru banyak hal untuk mempelajari dunia ini. Dia juga harus mengerti magic di dunia ini, dan banyak hal lainnya.

Sambil memikirkan hal ini, dia mendengar langkah dari luar menuju pintu kayu yang rapuh. Ada jarak lebar di antara suara langkah kakinya, itu artinya siapapun itu, tidak sedang terburu-buru. Itu adalah langkah yang tenang, lamban dan seorang pria dewasa.

Sebuah ketukan datang dari pintu ketika Ainz mulai menengok. Kepala Desa melihat wajah Ainz. Dia tidak berani bertindak sendiri karena masih menjelaskan sesuatu kepada penyelamatnya, sebagai pembayaran dari menyelamatkannya dan yang lainnya di desa.

"Silahkan saja. Aku juga bermaksud istirahat. Aku tidak keberatan jika anda keluar."

"Mohon maaf sedalam-dalamnya untuk ini," ucap kepala desa sambil membungkuk meminta maaf. Dia menuju pintu, dan ketika dia membukanya, seorang penduduk muncul. Dia melihat kepala desa terlebih dahulu, lalu kepada Ainz, dan berkata:

"Kepala desa maaf sudah mengganggu ketika sedang ada tamu kita, tapi mereka sudah siap terhadap pemakaman..."

"Oh.."

Kepala desa melihat ke arah Ainz, dan matanya memohon persetujuan.
"Tidak apa, tidak usah mengkhawatirkan aku."
"Terima kasih. Kalau begitu, bilang pada yang lainnya aku akan segera kesana."

***

Upacara penguburan dilaksanakan di pemakaman umum di dekat desa. Dengan dikelilingi pagar yang sudah rusak, dan di dalamnya terdapat beberapa lempengan-lempengan batu melingkar tertulis nama-nama orang.

Kepala desa mengucapkan beberapa ayat untuk menenangkan arwah yang telah meninggal, dan kalimat yang keluar dari mulutnya yang ditujukan kepada Tuhan itu menarik bagi Ainz yang tak pernah mendengarnya ketika di dalam game dulu. Itu adalah doa agar jiwa yang telah meninggal akan menemukan kedamaian.

Kelihatannya mereka kekurangan tenaga untuk mengubur seluruh tubuh sekaligus, jadi mereka memilih untuk mengubur sebagian dulu. Bagi Ainz, dengan mengubur yang meninggal di hari kematiannya itu terlalu terburu-buru, tetapi mungkin itu adalah praktek yang normal bagi kepercayaan yang dianut di dunia ini.

Dia melihat dua orang gadis yang pernah diselamatkan olehnya di antara penduduk-penduduk desa lain -- Enri Emmot dan Nemu Emmot. Jasad kedua orang tua mereka berada di antara mereka yang dikubur hari ini.


Sambil melihat para penduduk dari dekat, Ainz mengusap berkali-kali tongkat sepanjang 30 cm di dalam jubahnya. Tongkat itu terbuat dari gading dan ditutupi oleh emas. Ada tulisan kuno di seluruh gagangnya dan memancarkan aura suci.

Wand of Resurrection (Tongkat Kebangkitan).

Ini adalah item magic yang bisa membangkitkan yang telah mati menjadi hidup kembali. Tentu saja, Ainz tidak memiliki tongkat ini hanya satu saja. Dia mempunyai jumlah yang cukup untuk membangkitkan seluruh penduduk desa yang telah meninggal, dan masih tersisa.

Menurut kepala desa, magic di dunia ini tidak memiliki kekuatan untuk membangkitkan yang telah meninggal. Meskipun begitu, jika dia menggunakan 'wand of resurrection', dia akan menciptakan keajaiban di desa ini. Namun, setelah doa selesai diucapkan, dan upacara penguburan sudah mendekati akhir, Ainz mengembalikan tongkatnya ke dalam inventory.

Dia bisa saja membangkitkan mereka kembali, tapi dia memilih untuk tidak melakukannya. Ini bukan karena dia merasa jiwa yang telah tiada adalah milik Tuhan, atau alasan religius lainnya. Ini hanya karena dia merasa tidak ada untungnya melakukan hal itu.

Tidak sulit membedakan yang mana yang akan terseret ke dalam masalah lebih jauh, seorang magic cast yang bisa mencabut nyawa, atau seorang magic caster yang bisa membangkitkannya. Di tambah lagi, kemungkinan untuk membuat hal ini menjadi rahasia sangat rendah, meskipun di memerintahkan kepada mereka untuk tidak bicara tentang kebangkitan itu.

Kekuatan untuk menaklukkan kematian adalah sesuatu yang diinginkan oleh semua orang.

Jika keadaannya berbeda, mungkin dia akan menggunakan kemampuannya untuk membangkitkan orang yang sudah tiada. Namun, dia tidak mempunyai informasi yang cukup tentang sekitar, jadi sudah seharusnya dia tidak menggunakannya disini.

"Mereka harus bersyukur desa masih terselamatkan," Ainz bergumam sambil melihat Death Knight yang berdiri di belakangnya.

Death Knight adalah misteri yang lain.

Di Yggdrasil, semua monster yang dipanggil akan hilang dalam rentang waktu tertentu kecuali ada metode spesial yang digunakan dalam pemanggilannya. Dia tidak menggunakan metode semacam itu satupun untuk memanggil Death Knight dan waktunya sudah jauh terlewati, sepasang figur muncul disampingnya.

Salah satunya adalah Albedo, dan yang lainnya adalah mirip humanoid, tetapi lebih mirip laba-laba yang berpakaian ninja. Di ujung delapan kakinya terdapat pisau yang tajam.

"Eight Edge Assassin (Assassin Delapan Batas)?Albedo, ini..."

Ainz melihat sekeliling, tapi kelihatannya para penduduk sedang tidak memperhatikan kemari. Albedo lain lagi, tetapi membawa satu monster kemari akan membuat mereka menjadi pusat perhatian, meskipun pemakaman sedang berlangsung.

Tiba-tiba, Ainz teringat bahwa Eight Edge Assassin adalah monster yang bisa menghilang.

"Saya bawa dia kemari karena dia ingin memberi hormat kepada Ainz-sama."

"Oh, betapa segarnya jiwa hamba ketika melihat Ainz-sa..."

"..Sudah cukup. Apakah kamu bagian dari pasukan pembantu?"

"Ya, ada sekitar 400 pelayan selain saya yang sudah bersiap untuk menyerang desa kapanpun."

Menyerang? Bagaimana bisa jadi seperti ini? Ketika Ainz merenungkan masalah itu, dia mulai bergumam sendiri -- Sebas tidak mempunyai bakat untuk mengirimkan pesan.

"...Tidak ada serangan disini, masalahnya sudah teratasi. Siapa komandanmu?"

"Aura-sama dan Mare-sama. Demiurge-sama dan Shalltear-sama tetap berada di Nazarick untuk bersiap dari bahaya, sementara Cocytus-sama mengawasi batas keamanan Nazarick."

"Ternyata begitu... ,terlalu lama dimasak bisa merusak kaldunya. Semuanya kecuali Aura dan Mare kembali ke Nazarick. Berapa banyak Eight Edge Assassins disini?"

"Ada sekitar 15."

"Kalau begitu kalian tetap bersama Aura dan Mare."

Setelah melihat Eight Edge Assassin mengangguk mengerti, Ainz menoleh kembali kepada pemakaman. Mereka akan mengisi lubang kuburannya, dan dua gadis itu masih menangis terus-terusan.

--

Ainz merasa pemakaman ini akan segera selesai, jadi dia berjalan santai menyusuri salah satu jalan yang menuju desa. Di belakangnya adalah Albedo dan Death Knight.

Meskipun 'pengumpulan-informasi' ini terhenti sejenak karena pemakaman. Ainz masih mendapatkan banyak hal dari daerah dan cara-cara yang ada di dunia ini. Ketika dia sudah meninggalkan rumah kepala desa, matahari sedang terbenam.

Kelihatannya Tindakan Pahlawan kecil-kecilannya -- untuk membalas budi teman lamanya -- menghabiskan lebih banyak waktu dari yang diperkirakan.

Tetap saja, waktu yang dihabiskan disini tidak sia-sia. Khususnya, semakin dia memperoleh pelajaran tentang dunia ini, semakin dia menyadari ketidak tahuannya. Sudah cukup dia sadar karena mengabaikannya.

Ketika Ainz melihat matahari terbenam yang menakjubkan, dia berpikir apa yang harus dia lakukan.

Berkeliling dunia ini ketika dia tidak mengerti tentangnya adalah jalan yang berbahaya. Idealnya, dia seharusnya menyelesaikan pengumpulan informasi dulu lalu mulai bertindak di dunia ini dengan menggunakan identitas palsu. Meskipun setelah menyelamatkan desa ini, menyembunyikan identitasnya adalah tidak mungkin.
Meskipun knight-knight itu dihabisi, negara asal mereka akan mencari tahu. Sama seperti dunia dulu ketika ilmu pengetahuan tentang forensik dikembangkan, dunia baru ini mungkin memiliki cara tersendiri untuk menemukan kebenaran, dan mungkin caranya sangat efisien.

Dan juga, meskipun mereka tidak menyelidikinya, selama penduduk desa selamat, seseorang pasti akan mengikuti jejak hingga menuju Ainz. Untuk mengatasi kebocoran, dia bisa saja membawa mereka semua ke Great Tomb of Nazarick. Namun, negara yang menguasai desa ini takkan diam saja, dan mungkin mereka akan menganggap ini sebagai penculikan.

Oleh karena itu, dia telah menyebutkan namanya dan membiarkan knight-knight itu kabur.

Ada dua alasan untuk itu.

Alasan pertama adalah berita bahwa Ainz akan berkeliling selama dia tidak berdiam diri di dalam Nazarick. Oleh karena itu lebih baik baginya jika dia mengatur bagaimana informasi itu nantinya keluar.

Alasan kedua adalah berita tentang Ainz Ooal Gown yang menyelamatkan desa dan membantai para knight itu akan tersebar. Khususnya, dia ingin pemain lain yang berasal dari Yggdrasil tahu tentang hal itu.

Ainz berencana untuk berdiam di salah satu dari Kingdom, Empire atau Theocracy.

Jika ada pemain lain di negara ini, seharusnya ada jejak mereka. Sebaliknya, jika Ainz menggunakan tenaga dari Nazarick untuk mengumpulkan informasi, bukan hanya akan membuat masalah, tapi juga sangat beresiko. Memberikan perintah yang salah kepada Albedo akan membuatnya menambah musuh yang tidak diperlukan.

Oleh karena ini, dari sudut pandang pengumpulan informasi, bergabung dengan salah satu negara adalah ide yang sangat bagus.

Bagus juga jika salah satu dari mereka menjadi backing untuk memastikan otonomi Nazarick. Lagipula, dia tidak bisa menganggap negara-negara ini dengan enteng sementara dia masih belum mengetahui seberapa besar kekuatan mereka. Di tambah lagi, dia tidak bisa menurunkan kewaspadaannya selama dia tidak tahu siapa yang paling kuat di dunia bau ini. Yang Ainz tahu, mungkin saja ada seseorang yang lebih kuat darinya diantara tiga kerajaan itu.

Meskipun ada kerugian menjadi salah satu bagian dari kerajaan ini, ada banyak keuntungan pula. Pertanyaannya adalah negara mana yang akan dipilihnya.

Dia tidak tertarik menjadi budak. Dia tidak tertarik pula menjadi bagian dari perusahaan berhati kejam seperti Herohero-san. Oleh karena itu dia harus membuat keberadaannya diketahui oleh faksi ini. Setelah melihat lebih jauh dari situasi mereka dan bagaimana mereka memperlakukan dia, dia akan bergerak menuju faksi yang paling ideal.

Ini adalah dasar dari harapan-pekerjaan.

Kalau begitu, kapan dia harus mulai bergerak? Mungkin saja dia akan membuka kelemahannya sendiri ketika dia bersikap tidak perduli.

Ainz mengguncang kepalanya sambil memikirkan hal itu, seakan dia lelah. Lagipula, dia tidak berhenti menggunakan otaknya selama beberapa jam terakhir, dan itu sudah membuatnya sangat stress.

"Haa... ayo kita tinggal. Kita sudah menyelesaikan semua yang harus kita lakukan disini. Albedo, ayo pulang."

"Saya mengerti"

Albedo membalasa dengan nada yang ditekan. Seharusnya tidak ada alasan baginya untuk menjadi sangat bersikap memusuhi di desa yang tidak berbahaya seperti ini.

Kalau begitu, hanya ada satu alasan yang membuat Albedo seperti ini. Ainz bertanya dengan pelang kepada Albedo:

"...Apakah kamu membenci manusia?"

"Saya Jijik dengan mereka. Manusia adalah makhluk yang lemah dan rendahan. Mereka akan terlihat sangat bagus ketika saya menginjak mereka..kecuali gadis itu."

Ucapan Albedo semanis madu, namun mempunyai maksud sangat kejam.

Ainz merasa bahwa hal itu sangat tidak cocok dengan Albedo yang penyayang, cantik seperti dewi. Namun dia berkata:

"Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Namun, aku harap kamu bisa tenang saat ini, karena kita harus menunjukkan tampilan yang baik."

Albedo mengangguk dengan semangat. Saat Ainz melihatnya, dia mulai merasa frustasi.

Yang disukai atau tidak disukai olehnya bukanlah masalah sekarang, tapi masa depan adalah persoalan lain.

Memahami bawahannya adalah kemampuan yang penting bagi seorang tuan.

Setelah Ainz menyadari ini, dia mulai mencari kepala desa. Itu adalah sopan santu dasar untuk mengucapkan selamat tinggal sebelum pergi.

Dia langsung menemukan kepala desa, sedang bicara dengan beberapa penduduk. Dia berwajah serius, tapi terlihat tidak normal. Memang benar, dia terlihat sedih.

Ada apa lagi sekarang?

Ainz menolak hasrat untuk berkata "Cheh" dan mendekat kepala desa. Lagipula, dia sudah menyelamatkan mereka, itu berarti mereka adalah tanggung jawabanya.

"....Ada apa, kepala desa?"

Wajah kepala desa terangkat, seakan dia melihat emas berkilauan yang berupa harapan.

"Oh, Ainz-sama. Kelihatannya ada beberapa penunggang kuda yang terlihat seperti prajurit sedang mendekati kita..."

"Oh begitu.."

Kepala desa dan penduduk lain melihat ke arah Ainz, ekspresi khawatir muncul di wajah mereka.

Ainz dengan lembut mengangkat tangan melihat hal ini, yang membuat semuanya lega dan berkata :

"Serahkan padaku. Kumpulkan semua yang selamat ke dalam rumah kepala desa sekarang. Kepala desa dan aku akan tetap disini."

Bunyi bell terdengar dan seluruh penduduk berkumpul. Death Knight mengambil posisi di dekat rumah kepala desa, sementara Albedo berada di belakang Ainz, menunggu perintah.

Untuk membuang kerisauan di wajah kepala desa, Ainz dengan ceria berkata :

"Jangan khawatir. Aku akan membuat pengecualian dan mengatasi hal ini dengan gratis."

Kepala desa tidak lagi gemetar, dan tersenyum sedikit kecut. Mungkin dia sudah bersiap untuk mengambil resiko ini.

Setelah beberapa saat, mereka akhirnya terlihat. Beberapa penunggang kuda menuju desa. Mereka pelan-pelan memasuki alun-alun.

"...Mereka tidak memakai perlengkapan yang sama, dan masing-masing dari mereka berpakaian berbeda... apakah mereka adalah pasukan dari tentara reguler?" Ainz berguman ketika mengawasi orang-orang itu dan perlengkapan perangnya.

Knight-knight sebelumnya mengenakan pelindung dada dengan lambang Baharuth Empire dan mereka sangat lengkap, masing-masing sama. Sementara orang-orang ini juga mengenakan armor, perlengkapan mereka berbeda dari masing-masing orang. Beberapa mengenakan armor kulit dan beberapa tidak mengenakan pelindungnya, menunjukkan chainmail (armor terbuat dari rantai logam kecil-kecil yang disambung, biasanya untuk pakaian dalam dari armor) di dalamnya.

Beberapa orang mengenakan helm, sementara lainnya tidak ada sama sekali. Satu hal yang sama dari mereka adalah wajahnya tidak tertutupi semua. Semuanya memiliki pedang dan kelihatannya buatan pandai besi yang sama. Tapi selain itu, mereka juga membawa busur, tombak, mace (gada kecil) dan senjata penunjang lainnya.

Ungkapan bagus tentang mereka adalah mereka ini veteran yang sudah terlatih lama di medan perang. Kasarnya mereka adalah sekelompok tentara bayaran yang buruk.

Para penunggang akhirnya memasuki alun-alun. Ada sekitar 20 orang dari mereka, sementara mereka berhati-hati terhadap Death Knight, mereka membentuk barisan dengan rapi di depan Ainz dan Kepala Desa. Seorang pria maju.

Dia terlihat seperti pimpinan dari pasukan berkuda ini. Dia terlihat paling ganas dan paling mencolok dari lainnya.

Mata pemimpinnya terlihat baik hati kepada Kepala desa sebelum memandang lama ke arah Death Knight lalu ke arah Albedo. Dia mengamati dengan lama padanya. Namun, ketika dia puas karena tak ada satupun yang bergerak, dia langsung menatap tajam ke arah Ainz.

Meskipun pria yang menatapnya terlihat seperti orang yang pekerjaannya adalah kekerasan, Ainz tidak bergeming. Kelihatannya dia tidak akan mendapatkan reaksi apapun dari Ainz.

Bukan karena Ainz tidak takut terhadap matanya, tapi karena tubuh undeadnya. Mungkin dia sangat percaya diri karena dia bisa menggunakan kekuatannya yang berasalah dari Yggdrasil.

Setelah dia puas, pemimpin itu berbicara dengan nada yang kuat.

"..Aku adalah Kapten Prajurit dari Re-Estize Kingdom, Gazef Stronoff. Diperintahkan oleh sang raja, untuk mengunjungi setiap desa di garis depan untuk menghabisi knight-knight dari negeri musuh yang membuat onar disini."

Suara baritonnya menggema ke seluruh alun-alun desa, dan ada sedikit kegemparan dari rumah kepala desa di belakang Ainz.

"Kapten Prajurit kerajaan..."

Tidak adakah yang akan mengatakan padaku ada apa.. Ainz berpikir ketika dia berbicara kepada kepala desa, suaranya membawa petunjuk seperti teguran:

"...Pria macam apa dia?"

"Menurut para pedagang, dia adalah orang yang mengklaim sebagai juara dari turnamen beladiri yang diadakan oleh sang raja, dan sekarang dia memimpin prajurit elit yang setia kepada raja."

"Apakah pria di depan kia benar-benar sehebat itu...?"

"..Saya tidak tahu. Yang saya dengar hanya cerita."

Ainz melihat dalam-dalam, dan dia melihat masing-masing penunggang mempunyai emblem yang sama di dadanya, dan mirip dengan ucapan kepala desa tentang emblem dari Re-Estize Kingdom. Meskipun begitu, dia tidak punya cukup informasi yang bisa diandalkan untuk meyakinkan.

Gazef melihat ke arah kepala desa dan berkata, "Kamu pasti kepala desa ini. Bisakah kamu bilang padaku siapa orang di sampingmu itu?"

Ainz menyela kepala desa, yang akan menjawab, sebelum mengangguk kepada Gazef dan memperkenalkan diri.

"Itu tidak perlu. Senang bertemu dengan anda, Tuan Kapten Prajurit dari Kingdom. Namaku adalah Ainz Ooal Gown, dan aku seorang magic caster. Desa ini diserang oleh para knight, jadi aku masuk dan menyelamatkan mereka."

Gazef langsung turun, armornya berbunyi keras ketika dia turun. Lalu membungkuk dalam-dalam ketika sudah menginjak tanah.

"Terima kasih sudah menyelamatkan desa ini. Saya tidak punya kalimat yang pantas untuk kebaikan anda."

Udaranya seakan bergetar.

Kapten Prajurit adalah seorang pria dari kelas istimewa di dalam masyarakat. Sangat mengejutkan pria seperti itu membungkukkan diri dan bertindak seperti orang rendahan dihadapan bukan siapa-siapa seperti Ainz, di dunia ini dimana orang-orang sangat dipisahkan satu sama lain. Dar apa yang didengar, konsep hak asasi manusia hampir tidak ada di negara ini -- bukan, di dunia ini. Beberapa tahun yang lalu, Kingdom masih melegalkan prakter perbudakan.

Bisa terlihat dari karakter Gazef dari cara dia yang sudah siap untuk turun dan membungkuk kepada Ainz meskipun status mereka berbeda.

Pria ini memang Kapten Prajurit Kerajaan, Ainz menyimpulkan.

"...Tolong, jangan terlalu formal. Sebenarnya, aku melakukan ini untuk dibayar, jadi tak usah berterima kasih."

"Oh, bayaran. Apakah itu berarti anda seorang Adventure (Petualang)?"

"Cukup tepat sasaran."

"Oh begitu. Anda pasti seorang adventure yang sangat mumpuni, meskipun begitu, maafkan ketidaktahuan saya, tapi saya belum pernah mendengar nama agung dari Tuan Gown sebelumnya."

"Aku berpindah-pindah, dan kebetulan saja aku sedang lewat. Aku bukan orang terkenal."

"...Berpindah-pindah anda bilang. Maaf sudah membuang waktu dari adventure hebat seperti anda, bisakah anda beritahu tentang mereka yang menyerang desa ini?"

"Dengan senang hati, Tuan Kapten Prajurit. Kebanyakan dari mereka yang menyerang desa ini sudah tewas, jadi mereka tidak akan membuat masalah untuk sementara. Boleh saya teruskan?"

"...Sudah tewas.. Tuan Gown, apakah anda yang menyerang mereka sendiri?"
Setelah mendengar ucapan Gazef, Ainz menyadari bahwa bentuk sebutan di dunia ini seperti gaya barat, bukan gaya Jepang. Dengan kata lain, susunannya adalah nama, nama belakang, bukan nama belakang, lalau nama. Terakhir, dia menyelesaikan misteri dari mengapa kepala desa terlihat bingung ketika dia diminta untuk memanggil dirinya dengan Ainz saja. Maka sudah diduga akan seperti itu jika dia diminta menyebut seseorang dengan cara yang tidak familiar.

Setelah menyadari kesalahannya, Ainz menutupinya dengan kulit tebal seorang pegawai kantoran dan membalas:

"...Tidak sepenuhnya akurat..."

Gazef mengambil petunjuk dari nada Ainz, dan mengarahkan matanya ke arah Death Knight. Dia pasti mencium bau yang hampir hilang dari darah kental dan kematian yang datang darinya.

"Saya punya beberapa pertanyaan.. boleh saya tahu siapa itu?"

"Dia adalah pelayan yang aku ciptakan."

Gazef membuat suara setuju, dan melihat Ainz dari atas sampai bawah dengan tajam.

"Lalu.. bagaimana dengan topeng itu?"

"Saya mengenakannya karena alasan tertentu bagi seorang magic caster."

"Bolehkah saya membuka topen itu? Jika saya lepas apakah anda akan tewas?"

"Sayang sekali, saya harus menolak karena itu akan sangat menyakitkan," Ainz berkata dengan isyarat kepada Death Knight. "Itu tidak bagus jika aku kehilangan kendali bagimu."

Terlihat rasa terkejut yang berkelebat di wajah kepala desa dan hembusan nafas dari penduduk yang sedang bersembunyi di dalam rumah kepala desa. Mungkin dia menyadari perubahan di udara dan melihat wajah kepala desa, tapi Gazef mengangguk dalam-dalam dan berkata:

"Oh begitu. Maka, memang lebih baik kita tidak melepaskannya."

"Terima kasih."

"Kalau begitu..."

"Sebelum itu, saya punya permintaan yang mungkin tidak enak didengarkan. Desa ini bau saja diserang oleh knight dari Empire, dan jika anda hadirin membawa senjata masuk, mungkin akan memicu ingatan tidak menyenangkan pada penduduk. Boleh saya minta kalian untuk meninggalkan senjata anda di sudut alun-alun desa, agar orang-orang bisa tenang?"

"..Seperti yang tuan Gown katakan. Namun, pedang ini diberikan oleh sang raja kepadaku. Saya tidak bisa melepaskannya tanpa perintah darinya."

"..Ainz-sama, kami akan baik-baik saja."

"Begitukah, Tuan Kepala desa... kalau begitu, maafkan permintaan saya yang tidak beralasan ini. Tuan Kapten Prajurit."

"Tidak, Pemikiran Tuan Gown sangat beralasan. Jika pedang saya bukan dianugerahkan langsung oleh raja, saya akan dengan senang hati menyingkirkannya. Kalau begitu, bisakah kita duduk dan berdiskusi tentang detilnya. Dan juga, langit mulai gelap, dan kami ingin beristirahat di desa ini untuk semalam..."

"Saya mengerti. Kalau begitu, mari kita menuju rumah saya sama-sama..."

Di tengah perkataan kepala desa, salah satu penunggang kuda berlari ke alun-alun. Dia berlari pontang panting, dan mempunyai laporan darurat. Dengan suara tinggi, penunggang itu berkata:

"Kapten Prajurit! Kami melihat banyak orang di sekeliling desa! Mereka mengepung desa dan semakin mendekat!"

***

"Semua personil, terima perintah," sebuah suara kalem terdengar di telinga semuanya.

"Buruan sudah memasuki kandang."

Yang berbicara adalah seorang pria.

Dia tidak mempunyai wajah yang berbeda, dan dia tidak mencolok diantara kerumunan. Namun, tak ada emosi pada sclerae (lapisan terluar yang keras pada mata, bagian dari kornea) hitam buatan miliknya atau luka di wajahnya.

"Serahkan keyakinanmu kepada para Dewa."

Semuanya mulai berdoa lirih, versi pendek dari pujian yang biasanya kepada dewa-dewa mereka.

Mereka harus menyediakan waktu untuk berdoa meskipun sedang bertugas di negara lain. Ini bukan karena malas, tapi simbol dari keyakinan kepada dewa-dewa mereka.

Orang-orang yang mempersembahkan semuanya kepada Slaine Theocracy dan dewa-dewa mereka yang dihormati jauh lebih taat dari penduduk biasa dari Theocracy. Inilah kenapa mereka bisa melakukan tindakan yang lebih keji tanpa ada keraguan sedikitpun, dan mengapa mereka tidak merasa bersalah sama sekali.


Setelah doa mereka, mata dari setiap orang yang hadir sekeras dan sedingin kelereng.

"Mulai operasinya."

Dengan sebuah kalimat, mereka berbaris membentuk lingkaran dan mengelilingi desa sehingga terlihat dari sudut pandang orang yang lewat sebagai hasil dari latihan yang keras dan panjang.

--

Orang-orang ini adalah kelompok black ops dari Slaine Theocracy. Meskipun reputasi mereka sudah tersebar jauh dan luas, hanya sedikit yang tahu keberadaan anggota mereka. Mereka adalah salah satu dari Six Scriptures (Enam Kitab Suci) yang berada langsung di bawah pendeta tertinggi dari Slaine Theocracy. Mereka adalah Sunlight Scriptures (Kitab Suci Cahaya Matahari), yang misinya adalah menghabisi pemukiman demihuman. Namun, hanya ada sedikit dari orang-orang ini yang paling banyak terlibat dalam pertempuran dari Six Scriptures. Mereka hanya sekitar seratus jumlahnya.

Dengan kata lain, standar perekrutan dari Sunlight Scriptures sangat ketat.

Untuk masuk dibutuhkan kemampuan untuk bisa melakukan divine magic tingkat 3, yang mana merupakan tingkat tertinggi dari magic caster biasa yang bisa dicapai. Ditambah lagi, dibutuhkan kemampuan fisik yang luar biasa dari mereka, kemauan keras, dan keyakinan yang dalam.

Dengan kata lain, mereka adalah sekelompok petarung ultra elit.

Pria yang menghela nafas dengan pelan ketika dia melihat bawahannya menyebar. Ketika mereka menyebar untuk menuju posisi mereka, akan sangat sulit menentukan dengan pasti gerakan mereka. Namun, dia tidak khawatir terhadap kepungan sempurna mereka pada desa.

Komandan dari Sunlight Scriptures, Nigun Grid Luin, hanya merasa tenang jika tahu keberhasilan sudah di tangan.

Sunlight Scriptures tidak terbiasa dengan operasi rahasia berkepanjangan di lapangan. Hasilnya, mereka selalu luput dari empat kesempatan untuk menyelesaikan misi itu di masa lalu. Mereka sangat berhati-hati setiap kali mereka mendekat ke Gazef dan pasukannya, untuk menghindari ketahuan. Jika mereka luput dalam kesempatan ini juga, Hari-hari mereka mengejar jejak dan mengikuti akan semakin panjang.

"Lain waktu... Aku akan meminta bantuan tim lain, dan menyerahkan beberapa tugas kepada mereka."

Seseorang menjawab keluhan Nigun.

"Benar sekali, lagipula kita selalu melakukan spesialisasi dalam pemusnahan."

Yang bicara tadi adalah salah satu orang yang tetap di belakang untuk melindungi Nigun.

"Memang benar, misi kali ini cukup aneh. Tidak aneh jika kita minta bantuan Windflower Scriptures (Kitab Bunga angin) untuk ini..."

"Memang benar, tapi entah mengapa mereka hanya mengirimkan kita kali ini. Tapi tetap saja, ini akan menjadi pengalaman yang bagus. Kita bisa melihat ini sebagai latihan untuk menyusup ke dalam daerah kekuasaan musuh. Hm, yang kita tahu, hanya itu maksud dari orang-orang di atas sana."

Nigun berkata seperti itu, tapi dia sangat jelas bahwa misi lain seperti ini sangat tidak mungkin.

perintah yang diberikan adalah "membunuh petarung terhebat dari Kingdom, Orang yang terkenal di negara sekitar karena kekuatannya yang tak ada tandingan, Gazef Stronoff."

Ini adalah bentuk tugas yang diberikan kepada Sunlight Scriptures. Namun, Seharusnya ini adalah wewenang dari unit operasi spesial yang paling kuat dari Theocracy, Black Scriptures (Kitab hitam), yang anggotanya memiliki kekuatan dari para pahlawan. Namun, saat ini hal itu tidak mungkin.

Alasannya adalah sangat rahasia, jadi dia tidak bisa memberitahukan itu kepada bawahannya, tetapi Nigun tahu yang sebenarnya.

Black Scriptures sedang melindungi pusaka suci 'Downfall of Castle and Country (Runtuhnya Kastil dan Negara)' untuk mempersiapkan bangkitnya malapetaka Dragon Lord (Raja Naga), sementara Windflower Scriptures sedang sibuk mengejar pengkhianat yang kabur dengan salah satu pusaka yang melambangkan Putri Miko. Tak ada dari mereka yang mempunyai waktu luang untuk menolong Sunlight Scriptures.

Nigun secara tidak sadar merasakan luka di pipinya.

Dia teringat waktu dimana dulu dia harus lari. Wajah dari gadis dengan Pedang Siluman hitam legam muncul di ingatannya.

Magic bisa menyembuhkan dengan mudah tanpa meninggalkan bekas luka, tapi dia sengaja meninggalkan bekas luka sebagai pembelajaran dari kekalahan yang memalukan ke dalam hatinya.

"..Blue Rose sialan."

Anggota Blue Rose adalah penduduk dari Kingdom, seperti Gazef. Pendeta wanita mereka adalah salah satu yang paling membuat dia marah. Disamping fakta bahwa dia adalah Kafir yang menyembah Tuhan lain, dia harus menghentikan Nigun yang berencana untuk menyerang demihuman bahkan percaya bahwa dia berada di sisi keadilan dalam melakukannya.

"...Manusia itu lemah, dan menggunakan segala macam cara untuk mempertahankan diri. Siapapun yang tidak tahu itu adalah orang yang benar-benar bodoh."

Salah satu bawahan kelihatannya merasakan kemarahan yang tersimpan dalam mata hitamnya yang berkilauan, dan menyela:
"Tapi, tapi Kingdom itu juga bodoh."

Nigun tidak menjawab, meskipun dia juga setuju dengan ucapan tersebut.

Gazef sangat kuat, jadi untuk melemahkan dia, mereka harus memisahkannya dari peralatan yang dimilikinya.

--

Kingdom dibagi ke dalam faksi Bangsawan dan Kerajaan. Karena mereka melawan Gazef, figur menonjol di faksi kerajaan, faksi bangsawan bisa dengan mudah memimpin tindakan politis jika hanya untuk menghbisinya. Mereka tidak akan mempertimbangkan akibat dari perbuatan mereka yang datang dari kekuatan asing.

Gazef adalah rakyat biasa yang naik ke posisinya sekarang ini dengan kemampuan berpedangnya, jadi para bangsawan sangat jijik dengannya.

Dan itu membuahkan satu keputusan.

Kartu As Kingdom akan segera dibantai oleh akal bulus dari orangnya sendiri.

Itu adalah tindakan yang benar-benar kelewatan bodohnya bagi Nigun.

Mereka -- Slaine Theocracy -- memang dibagi menjadi enam sekte, tapi kapanpun mereka harus bertindak, mereka akan bersatu.

Salah satu alasannya karena semuanya menghormati masing-masing dewa. Yang lainnya karena semua tahu bahwa banyak suku selain manusia dan monster di dunia ini, dan mereka akan berada dalam bahaya jika mereka tidak bekerja sama.

"..itulah kenapa mereka ingin semuanya melangkah di jalan ajaran yang benar bersama-sama. Manusia tidak seharusnya saling bertengkar, tapi berjabat tangan dan membawa kebaikan dan masa depan cerah."

Gazef akan menjadi korban untuk tujuan ini.

"..Bisakah kita membunuhnya?"

Nigun tidak menghina rasa tidak tenang dari bawahannya.

Buruan mereka adalah Kapten Prajurit Kingdom -- Orang terkut di daerah itu, Gazef Stronoff.

Menghabisinya akan lebih sulit dari menyerang dan memusnahkan sarang dari desa goblin yang besar. Untuk menghilangkan ketakutan bawahannya, Nigun dengan tenang membalas:

"Tidak apa. Saat ini, dia tidak menggunakan harta karun dari Kingdom, Benda yang boleh dia pakai. Tanpa mereka, membunuhnya adalah hal mudah.. bukan, lebih baik dikatakan bahwa tanpa mereka, inilah satu-satunya kesempatan untuk membunuhnya."

Kapte Prajurit Kingdom, Gazef Stronoff, terkenal sebagai petarung terkuat di tanah itu. Tapi ada alasan dibalik teknik berpedangnya yang sangat menakjubkan.

Alasannya adalah lima benda warisan dari Kingdom. Meskipun hanya empat yang diketahui, dia diperbolehkan untuk menggunakan mereka semua.

Gauntlets of Vitality (Sarung tangan Vitalitas), yang membuat pemakainya menjadi tahan terhadap lelah. Amulet of Immortality (Jimat keabadian), yang terus membuat lukanya menyembuhkan diri dengan cepat. Guardian Armor, yang terbuat dari adamantite dan diberi mantra untuk mengjauhkan serangan kritikal. Razor's Edge, pedang yang dibuat dan diberi mantra untuk mengejar ketajamannya, yang mana bisa membelah armor seperti pisau terkenal yang membelah mentega.

Bahkan Nigun tidak bisa berharap untuk mengunggulinya dalam serangan langsung melawan Gazef Stronoff, yang memiliki kemampuan serangan dan bertahan yang meningkat sangat tajam ketika dia menggunakan item-item tersebut. Tidak, Mungkin bisa dikatakan tidak ada manusia yang bisa mengalahkannya ketika dia seperti itu. Namun, dia tidak memakai harta karun tersebut sekarang ini, jadi Nigun memiliki kesempatan besar.

"Lagipula.. kita juga memiliki kartu as sendiri. Ini adalah pertempuran yang kita tidak boleh kalah."

Nigun menepuk dadanya dengan ringan.

Di dunia ini, ada tiga tipe item magic yang diluar dari tipe dan klasifikasi biasa.

Pertama adalah peninggalan dari 500 tahun yang lalu, ditinggalkan oleh Eight Greed King (Delapan Raja Rakus) yang pernah menguasai dunia, namun sebentar.

Selanjutnya adalah yang dibuat oleh naga, yang pernah menguasai dunia sebelum mereka dihancurkan oleh Eight Greed King. Naga yang paling kuat, Dragon Lord, membuat harta karun rahasia dari semacam naga.

Dan yang ketiga adalah keystone(batu kunci) dari Slaine Theocracy, artefak yang tertinggal dari enam dewa yang turun ke dunia 600 tahun yang lalu.

Itulah tiga tipenya.

Apa yang Nigun miliki di kantung dadanya sekarang adalah harta karun yang langka yang hanya dimiliki beberapa orang di Slaine Theocracy. Dengan kata lain, itu adalah senjata rahasia Nigun.

Nigun melihat sebentar ke arah pita logam di pergelangannya. Angka melayang dari permukaannya, menunjukkan waktu yang ditentukan telah datang.

"Kalau begitu.. mari kita mulai pertempuran ini."

Nigun dan bawahannya mulai merapal mantra.

Mereka merapal mantra tertinggi yang bisa mereka gunakan untuk memanggil angel.

--

"Oh.. ternyata ada orang di luar sana."

Gazef mengintip orang-orang yang mengepung desa dari dalam rumah yang gelap.

Dia bisa melihat tiga orang dari jarak pandangnya. Mereka pelan-pelan maju ke arah desa sambil mempertahankan jarak satu sama lain.

Mereka tidak membawa senjata dan tidak menggunakan pakaian berat. Namun, itu bukan berarti mereka hanya bisa menggertak saja. Banyak Magic Caster yang tidak menyukai armor berat dan lebih memilih armor ringan. Ini menunjukkan mereka adalah para magic caster.

Namun, mereka memiliki monster bersayap yang mengambang di samping yang menunjukkan bakat mereka.

Angel.

Angel adalah monster yang dipanggil dari dunia lain, dan banyak orang.. pada khususnya, penduduk Slaine Theocracy -- yang percaya mereka adalah pembawa pesan dari dewa. Namun, para pendeta yang menguasai Kingdom menyebut mereka yang disebut angel ini hanyalah monster-monster yang bisa dipanggil.

Sementara perselisihan religi ini adalah bagian dari alasan mengapa negara-negara ini saling bertarung, Gazef merasa status mereka sebagai penyampai pesan ilahi hanyalah yang kedua dari kekuatan mereka sebagai monster.

Bagi Gazef, angel dan demon, serta yang mirip lainnya, lebih kuat dari banyak monster lain yang dipanggil menggunakan magic dengan tingkat yang serupa. Banyak dari mereka yang mempunyai kemampuan spesial dan beberapa bahkan bisa menggunakan magic. Mereka adalah musuh yang menyusahkan, dalam ingatannya.

Namun, angel kali ini, dengan plat pelindung dada yang bersinar dan pedang berapi, adalah tipe yang tidak dia ketahui.

Ainz yang sedang melihat mereka bersama Gazef dari sampingnya. Bertanya kepada Gazef, yang tidak tahu apapun dan tidak bisa mengukur kekuatan mereka:

"Siapa orang-orang ini? Apa yang mereka inginkan? Kurasa tidak ada yang berharga di desa ini...."

"Tuan Gown, anda juga tidak tahu?...jika mereka tidak mencari harta, maka hanya ada satu jawaban lain."

Ainz dan Gazef saling memandang.

"Mereka pasti sangat membenci anda, Tuan Kapten Prajurit"

"Sudah jadi bawaan dari posisi Kapten Prajurit. Namun... menyusahkan sekali. Melihat mereka yang memiliki banyak orang yang bisa memanggil angel, mereka pasti dari Slaine Theocracy... dan jelas bahwa orang-orang yang mereka bawa dalam operasi kali ini pastilah unit operasi spesial.. Six Scriptures yang melegenda. Kelihatannya baik dari jumlah dan kemampuan, lawan lebih unggul dari kita."

Gazef mengusap kepalanya, menunjukkan kesulitan yang dia hadapi. Dia mungkin terlihat depresi, tapi di dalam, dia menggelora dengan kemarahan dan panik.

"Mereka sudah susah payah, dengan menggunakan faksi bangsawan untuk melucuti perlengkapanku. Tetap saja, akan sangat menyusahkan jika manusia ular itu masih berada di ruang pertemuan kerajaan, jadi kurasa aku beruntung bisa mengenali kejahatannya disini. Tetap saja, aku tidak mengira Slaine Theocracy mengawasiku..."

Dia mendengus mengejek diri sendiri.

Dia tidak memiliki cukup pasukan, dia sedang tidak memakai perlengkapan untuk bertempur seperti ini, dan dia tidak mempunyai rencana sekarang. Kesimpulannya, dia tidak memiliki apapun. Meskipun, mungkin masih ada kartu as yang bisa dia gunakan.

"...Apakah itu Archangel Flame? Kelihatannya mirip, tapi.. kenapa yang monster seperti itu berada disini... jangan-jangan bisa dipanggil oleh magic juga? itu artinya..."

Gazef berpaling dan melihat Ainz yang menggumam. Dengan tatapan berharap, dia bertanya:

"Tuan Gown, jika boleh, maukah anda saya pekerjakan?"

Tak ada jawaban, tapi Gazef bisa merasakan beban dari tatapan Ainz dibalik topengnya.

"Aku tidak bisa menjamin hadiah dari yang anda harapkan."

"..Mohon izinkan aku untuk menolak."

"..Meskipun pinjaman dari Knight yang anda panggil juga tidak apa."

"..Saya harus menolaknya juga."

"..Kalau begitu, bagaimana jika aku mewajib militerkan anda menurut hukum kerajaan?"

"Itu akan menjadi keputusan terburuk yang anda bisa buat... Saya tidak berencana untuk mengatakan kalimat yang kasar, tapi jika anda bersikeras untuk menggunakan otoritas dari Kingdom untuk mewajib militerkan saya, maka aku akan dengan terpaksa sedikit melawan."

Keduanya saling menatap tanpa sepatah katapun. pertama untuk memalingkan tatapannya adalah Gazef.

"...Itu akan sangat menakutkan. Kami akan disapu bersih sebelum bisa mengayunkan pedang kepada mereka yang berasal dari Slaine Theocracy."

"Sapu bersih... itu adalah gurauan yang bagus. Namun, aku lega anda mengerti aku."

Gazef menyipitkan matanya dan melihat Ainz, yang menganggukkan kepalanya.

Ucapannya tadi bukan gurauan, insting Gazef berkata. Bermusuhan dengan magic caster ini adalah kesalahan yang sangat fatal.

Di depan bahaya yang mengancam jiwa seperti ini, instingnya lebih bisa diandalkan daripada kecerdasannya yang tak seberapa.

Siapa dia? Darimana asalnya?

Saat Gazef berpikir, dia melihat topeng aneh Ainz. Seperti apa rupanya di bawah topeng itu? Apakah dia adalah orang yang dia kenal? Atau...

"Ada apa? Apakah ada sesuatu di topeng saya?"

"Ah tidak. Saya hanya merasa topeng itu sangat spesial. Karena topeng itu digunakan untuk mengendalikan monster tersebut... itu pasti item magic yang sangat kuat... benar begitu?"

"Tentang itu... saya harus bilang bahwa ini sangat langka dan item yang berharga. Bisa dikatakan ini sangat eksklusif."

Memiliki item magic yang ampuh menunjukkan bahwa pemiliknya adalah individu yang mumpuni. Dengan logika tersebut, Ainz pasti seorang magic caster yang sangat berbakat. Gazef merasa sedikit sedih karena tidak bisa mengamankan bantuannya.

Oleh karena itu, bagian darinya hanya berharap sebagai seorang petualang, Ainz akan menerima permintaan.

"..Ternyata begitu, percuma saja terus-terusan seperti ini. Kalau begitu, Tuan Gown, tolong jaga diri. Sekali lagi, terima kasih telah menyelamatkan desa ini."

Gazef melepaskan sarung tangan logamnya untuk menjabat tangan Ainz. Biasanya, Ainz juga berpikir untuk melepas Jarngreipr miliknya untuk membalas kesopanannya, tapi akhirnya, dia tidak melakukan hal itu. Tetap saja, Gazef tidak perduli. Dia menggenggam tangan Ainz kuat-kuat, dan berkata:

"Saya benar-benar bersyukur kepada anda karena sudah melindungi penduduk yang tidak berdosa dari pembantaian. Dan juga.. saya tahu ini adalah permintaan yang egois dan saya tidak berhak untuk membuat anda melakukan apapun.. tapi saya harap anda melindungi penduduk disini, sekali lagi saja. Sekarang, saya tidak bisa memberikan apapun pada anda, tapi saya harap bagaimanapun, anda akan mendengar permohonan saya.. saya mohon."

"Tentang itu.."

"Jika anda mengunjungi ibukota kerajaan, saya akan memberikan apapun yang anda minta. Saya bersumpah atas nama Gazef Stronoff."

Gazef melepaskan tangan Ainz, berlutut, tapi Ainz menahannya.

"..Tidak perlu sejauh itu.. baiklah, saya akan melindungi penduduk. Saya bersumpah atas nama Ainz Ooal Gown."

Setelah mendengar Ainz bersumpah atas namanya, Gazef menghela nafas lega.

"Terima kasih banyak, Tuan Gown. Sekarang saya tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Yang hanya bisa kulakukan sekarang adalah nekat menerobos mereka."

"..Sebelum itu, tolong bawa ini dengan anda."

Ainz mengeluarkan sebuah item dan menyerahkannya kepada Gazef yang tersenyum. Itu adalah pahatan kecil dan aneh. Kelihatannya tidak ada yang spesial padanya. Namun --

"Jika ini hadiah atas kebaikan anda, saya akan senang hati menerimanya. Kalau begitu, Tuan Gown. Waktu sudah mepet, tapi saya harus pergi."

"..Apa kamu tidak ingin menunggu hingga malam hari sebelum keluar?"

"Musuh memiliki mantra seperti 'DarkVision' atau semacamnya, jadi pertarungan malam juga bukan keuntungan bagi kita, tapi aku tidak bisa bayangkan mereka akan terhalang oleh itu. Dan juga... kami ingin kalian melihat apakah kami akan berdiri atau jatuh."

"Oh begitu. Seperti yang kuduga dari Kapten Prajurit Kingdom, pandangan tajam anda benar-benar patut dipuji. Kalau begitu, aku mengharapkan yang terbaik, Tuan Kapten Prajurit."

"Dan aku harap perjalanan anda selamat sampai rumah, Tuan Gown."

--

Ainz diam-diam mengawasi punggung Gazef yang menjauh. Meskipun Tuannya sedang memikirkan sesuatu, dia tidak bertanya lebih jauh.

"..Haa.. ketika aku melihat manusia disini, aku melihat mereka seperti serangga.. tapi setelah bicara dengan mereka, aku mulai berpikir bahwa merek seperti binatang kecil."

"Itukah kenapa anda bersumpah dengan atas nama anda yang agung untuk melindungi mereka?"
"Mungkin.. tidak, aku seharusnya berkata bahwa itu adalah balasan bagaimana beraninya dia berkendara menuju kematiannya..."

Ainz mengagumi itu. Dia mengagumi tekad Gazef, kekuatan atau semangat yang tidak dia punya.

"..Albedo, perintahkan kepada para pelayan untuk mencari penyergap di sekeliling dan habisi mereka ketika sudah ketemu."

"Saya akan segera melakukannya... Ainz-sama, kepala desa dan yang lainnya disini."

ketika Ainz menoleh ke Albedo, dia melihat kepala desa dan dua orang penduduk mendekat.

Mereka tiba di sisi Ainz, bernafas ngos-ngosan. Dipenuhi perasaan tertekan dan tidak enak, kepala desa langsung bicara, seakan bernafas adalah kenyamanan yang tidak bisa dia dapatkan.

"Ainz-sama, apa yang harus kami lakukan? Mengapa Kapten Prajurit meninggalkan kami dan tidak melindungi kami?"

Ucapan kepala desa dipenuhi ketakutan, tapi ada sedikit kemarahan disana.

"..Dia melakukan hal yang harus dia lakukan, kepala desa.. Musuh mengincar Tuan Kapten Prajurit, dan jika dia tetap disini, desa akan menjadi medan pertempuran. Musuh tidak akan membiarkanmu kabur. Dia meninggalkan tempat ini demi kalian."

"Oh begitu, jadi itu kenapa Kapten Prajurit pergi.. kalau begitu, apakah kami harus tetap disini?"

"Tentu tidak. mereka akan kemari dan membunuh kalian setelah mereka selesai dengan Kapten Prajurit. Selamat kalian berada di dalam kepungan, kalian takkan bisa kemana-mana. Namun... ketika musuh sedang menghadapi Kapten Prajurit, kalian akan mempunyai kesempatan untuk kabur. Kalian harus ambil kesempatan itu."

Jadi itu alasannya kenapa Kapten Prajurit keluar bersama orang-orangnya. Dia berencana untuk menggunakan dirinya sebagai umpan dan memancing musuh menjauh dengan serangan langsung.

Wajah merah kepala desa menunduk ketika dia mendengar peluang tipis dari Kapten Prajurit. Pria yang menuju kematiannya hanya untuk memberikan mereka kesempatan untuk kabur.

Kepala desa mengutuk ketidak mampuannya untuk mengerti pengorbanan seorang pria, dan bagaimana dia salah duga terhadap keberanian Gazef dengan egois dan menyalahkannya.

"Aku tidak menduga dia membuat kesimpulan dan menyalahkan orang yang baik... kalau begitu, Ainz-sama, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Apa maksudmu dengan itu?"

"Kita tinggal di dekat hutan, tapi tidak ada jaminan kita tidak akan diserang oleh monster-monster. Kita hanya beruntung dan berpikir bahwa ini adalah tempat yang aman, jadi kami tidak berpikir tentang pertahanan diri, pada akhirnya, bukan hanya kehilangan teman dan yang tercinta, bahkan menjadi beban.."

Sekarang bukan hanya kepala desa, tapi penduduk desa di belakangnya terlihat menyesal.

"Itu sudah terjadi. Penyerang kalian adalah prajurit profesional. Jika kalian berusaha melawan, kalian mungkin hanya akan jadi mayat sebelum aku sampai disini."

Ainz mencoba menangkan penduduk, tapi tak ada yang merasa tenang sama sekali. Fakta bahwa bagaimanapun ucapan manis yang dia katakan, penduduk yang kehilangan adalah tragedi yang tak terelakkan. Yang bisa mereka harapkan adalah waktu yang akan menyembuhkan seluruh luka.

"Kepala desa, tidak ada waktu lagi. Kalian harus bergerak cepat agar tidak membuang tekad Kapten Prajurit."

"Oh begitu.. kalau begitu, Ainz-sama, apa yang akan anda lakukan?"

"..Aku akan tetap disini dan melihat situasinya, lalu menunggu waktu yang tepat untuk mengawal kalian menjauh."

"Kami selalu menyusahkan Ainz-sama, benar-benark, kami.."

"...Jangan dipikirkan. Karena aku sudah berjanji pada Kapten Prajurit.. kalau begitu, kumpulkan seluruh penduduk desa ke dalam salah satu rumah yang besar. Aku akan melindunginya dengan magic."

***

Dia bisa merasakan gejolak yang dirasakan oleh kuda yang ditunggangi lewat kakinya.

Bahkan Kuda perang yang terlatih pun -- bukan, karena kuda peranglah maka binatang tersebut tahu jika dia sedang menuju kematian.

Hanya ada 4 atau 5 musuh yang mengepung desa, jadi ada jarak yang lebar di antara mereka. Namun, mereka mungkin mempunyai suatu cara untuk membuat pengepungan mereka menjadi sangat ketat.

Dengan kata lain, mereka sedang memasang jebakan untuknya, dan jika dia jatuh ke dalam jebakan tersebut, dia akan tewas.

Namun begitu, Gazef masih tetap bertekad untuk menerobos mereka. Tidak, menurut keadaan saat ini, memaksa menerobos adalah satu-satunya pilihan.

Dia tidak punya peluang menghadapi mereka dalam pertempuran jarak jauh.

Jika dia mempunyai pemanah jitu, lain lagi persoalannya. Jika tidak, dia harus menghindari pertempuran jarak jauh dengan magic caster.


Akan lebih bagus jika mereka mempunyai rumah-rumah yang terbuat dari batu atau benteng yang kokoh untuk melawan mereka dari sana, tapi dia tidak yakin sama sekali pada kemampuan dinding kayu untuk menghentikan magic. Yang hanya dia tahu, baik Gazef dan rumah itu mungkin akan terbakar bersama.

Oleh karena itu, taktik terakhir yang bisa dia gunakan adalah yang benar-benar bukan manusiawi.

Meskipun bisa begitu, dia akan menyeret desa menjadi medan pertempuran dan menyeret Ainz Ooal Gown ke dalamnya, dengan kata lain memaksanya ikut terlibat.

Tapi jika dia melakukan itu, berarti melupakan tujuannya kemari. Oleh karena itu, Gazef harus menyabung nyawa.

"Serang musuh sekeras-kerasnya, dan buat penjaga itu menjauh dari desa. Setelah itu, langsung mundur. Jangan ragu dan sampai melewatkan peluang untuk kabur."

Setelah mendengar balasan energic dari belakangnya, Gazef mengerutkan kening.

Berapa banyak anak buahnya yang akan bisa kembali hidup-hidup?

Tidak banyak yang lebih bertalenta daripada manusia biasa. Bukan juga mereka dilahirkan dengan kekuatan super. Mereka hanya sekelompok orang yang berlatih keras di bawah Gazef. Kehilangan hasil dari kerja kerasnya adalah kerugian besar.

Gazef akan melakukan pengorbanan yang bodoh, dan tolol, dan anak buahnya akan mengikuti. Dia ingin meminta maaf kepada orang-orang ini, yang ditarik bersamanya, tapi ketika dia berputar dan melihat mereka, dia menelan kata-katanya kembali.

Apa yang dia lihat adalah wajah-wajah dari prajurit sejati, pria yang tak kenal takut yang akan pergi walaupun harus ke neraka tanpa sedikitpun protes.

Tidak perlu meminta maaf ketika melihat wajah-wajah bawahannya, wajah-wajah itu seakan berkata mereka tahu mereka sedang menuju bahaya, tapi mereka akan tetap melakukannya. Satu demi satu, orang-orang itu berteriak yang membuat Gazef malu:

"Jangan khawatir, Kapten-Prajurit!"
"Yeah, kami semua kemari atas keinginan kami sendiri, bisa bertarung dan mati di sisi Kapten Prajurit!"

"Biarkan kami melindungi negara kami, dan teman-teman kami!"

Tak ada lagi yang bisa dikatakan, Gazef mengembalikan teriakan mereka dengan teriakan yang lebih dahsyat:

"Kalau begitu, ayo maju! Kita cincang mereka!"

"Ohhhhhhhhh!"

Orang-orang Gazef memacu kudanya mengikuti pimpinan mereka. Kuda yang melaju kencang melewati dataran itu seperti anak panak yang lepas dari busurnya.

Masih dalam keadaan menunggang kuda, Gazef menghunuskan busurnya dan memasang anak panah dan bersiap menembak.

Meskipun kudanya berguncang dan gemetar di bawahnya, Gazef dengan tenang menarik tali busurnya. Anak panah yang terlepas mengenai targetnya tanpa ragu, menusuk kepala magic cast yang paling depan.... atau setidaknya, itu yang dia kira akan terjadi.

"Cheh! Ternyata memang tidak berguna. Mungkin saja jika aku mempunyai anak panah magic, tapi.. ah, aku memang tak punya apa yang tak ada. Menggerutuinya hanya buang-buang waktu."

Anak panah itu mental ketika mengenai helm yang kuat. Kerasnya yang tidak biasa itu pasti hasil dari magic. Seperti yang Gazef katakan, agar bisa menembus magic yang tak mempan dengan serangan jarak jauh, dia membutuhkan senjata magic sendiri.

Karena Gazef tidak memiliki senjata seperti itu, dia berhenti menembak dan menyingkirkan busurnya.

Magic Caster itu mulai melakukan serangan balasan, dan merapal mantra-mantranya.

Gazef memfokuskan tenaganya, dan mengambil kuda-kuda untuk menahan magic mereka.

Saat itu, kuda di bawahnya meringkik dengan keras dan mengangkat kaki depannya tinggi-tinggi.

"Go! Go! Go!"

Dia menggenggam erat tali kekangnya dan condong ke depan, seperti memeluk kuda itu. Untungnya, refleksnya yang cepat menjaga Gazef terjatuh dari kudanya. Membuatnya berkeringat dingin di sekujur tubuh, dia berhasil menekan kepanikan sesaat. Ada sesuatu yang lebih penting di depannya.

Gazef yang bingung dan terengah-engah mencambuk sisi samping kudanya, tapi sang kuda masih tetap terdiam, seakan seseorang yang lebih penting dari penunggannya telah memberikan perintah.

Fenomena aneh ini hanya berarti satu hal.

Itu adalah magic yang mengendalikan otak.

Kuda itu terpengaruh mantra semacam itu. Gazef mungkin bisa melawan efeknya, tapi yang terkena bukanlah monster, tetapi hanya kuda biasa, jadi tingkat perlawanannya tidak seperti yang diduga.

Kemarahan berkobar dalam Gazef karena tidak menduga bentuk serangan yang terlihat jelas itu. Dia melompat turun dari kudanya, dan bawahannya yang masih menunggang kuda, mengarahkan kudanya mendekati Gazef, melewatinya dari kedua sisi.

"Kapten Prajurit!"

Orang terakhir dari kelompok itu mengurangi kecepatannya, mengulurkan tangannya. Mereka ingin menolong Gazef menaiki kuda mereka, tapi angel yang sedang memperhatikan mereka dari langit meluncur ke bawah lebih cepat. Gazef menghunus pedangnya dan mengayukannya kepada angel itu.

Pedang baja itu menjadi secepat kilatan cahaya.

Sabetan dari orang terkuat di Kingdom cukup untuk membelah tubuh manusia menjadi dua. Tapi angel bukanlah manusia, meskipun terluka pada dada, masih belum bisa ditebas.

Darah mengucur ke udara adalah mana yang menyusun tubuh angel. Lalu menghilang seperti asap.

"Tidak perlu! Maju dan serang mereka!"

Setelah Gazef memberikan perintahnya, dia menatap tajam angel yang terlepas. Memang terluka, tapi masih mencoba mencari celah pada pertahanan Gazef.

"Jadi begitu."

Perasaan aneh merambat ke tangannya ketika pedangnya terkena sasaran.

Gazef tahu apa itu. Monster ini mempunyai skill yang akan mengurangi serangan apapun yang mengenai mereka kecuali serangan senjata yang dibuat oleh material khusus. Berkat kemampuan ini angel bisa menerima serangan Gazef tanpa jatuh.

Jika itu masalahnya...

Gazef memfokusikan tenaga dalam tubuhnya dan mengaktifkan martial art 'Focus Battle Aura', dan pedangnya berkilauan cahaya crimson.

Angel mengambil kesempatan ini untuk menebas dengan pedang api merah. Namun --

"--Terlambat."

Di mata petarung terkuat Kingdom, Gazef Stronoff, gerakan angel-angel itu benar-benar terlalu pelan.

Pedang Gazef diayunkan.

Sabetan ini jauh lebih kuat dari sebelumnya, dan pedang Gazef memotong dengan rapi menembus tubuh angel.

Tubuhnya hancur, seperti leleh di udara, sayapnya yang berkilauan terkepak beberapa kali sebelum hilang seakan itu semua adalah mimpi.

Jika Gazef tidak tersangkut dalam kubangan darah seperti sekarang, dia mungkin akan bertepuk tangan atas pertunjukan cahaya itu. Namun, saat ini dia tidak sempat untuk hal itu.

Gazef melihat sekeliling, musuh terlihat maju menuju dirinya dalam gelombang yang tidak ada habisnya -- dan tersenyum.

Angel-angel semakin berdatangan di sisi mereka.

Gazef sangat paham bahwa mereka bukanlah bala bantuan biasa.

"..Jadi, magic bisa melakukan apapun, huh? Sial."

Sambil mengutuk magic caster yang dengan mudah melakukan hal yang tak bisa dilakukan oleh seorang petarung, Gazef dengan tenang menghadapi tumpukan musuh yang mengelilinginya, dan yakin bahwa ini adalam semua musuh yang mengepung desa.

Itu artinya pengepungan desa sudah lepas.

"Kalau begitu, Tuan Gown, sisanya aku serahkan pada anda."

Tahu bahwa dia bisa menyelamatkan penduduk desa membuat hati Gazef dipenuhi dengan kebahagiaan tak terhingga. Dia tersenyum pada kecerobohan musuh.

Lalu suara derap kaki kuda terdenga di telinga Gazef. Itu adalah suara dari bawahan Gazef, yang memutar balik setelah melewati musuh, dan kembali untuk berperang.

"Aku sudah bilang pada mereka untuk berpencar ketika blokade sudah tembus.. dasar sekelompok orang-orang bodoh kalian... Aku bangga sekali pada kalian."

Gazef berlari maju.

Ini mungkin akan menjadi peluang terbaik dan satu-satunya untuk mengakhiri pertempuran. Dilihat dari kecepatan penunggang tersebut, magic caster - magic caster musuh harus memfokuskan seluruh perhatian mereka pada bawahannya. Dia akan mengambil kesempatan ini untuk menimbulkan keributan pada barisan mereka. Hanya itu satu-satunya cara.

Kuda-kuda bawahannya meringkik dan mengangkat kaki depan mereka, seperti kuda Gazef. Beberapa orang berteriak kesakitan ketika terlempar dari kuda mereka, dan angel-angel itu mengambil peluang itu untuk menekan dengan serangan.

Meskipun bawahannya setara dengan angel dalam hal kekuatan bertarung, tetapi mereka tak memiliki kemampuan spesial, dan orang-orang Gazef berada dalam keadaan sangat terjepit. Seperti yang dia duga, lebih dari separuh bawahannya sedang bertarung habis-habisan menyelamatkan nyawa. Mantra-mantra dari magic caster hanya membuat mereka menjadi jauh lebih buruk.

Bawahannya pun berjatuhan ke tanah, satu demi satu.

Gazef tidak tahan melihat hasil yang tak dapat dielakkan itu, dan dia maju lagi.

Targetnya kali ini adalah komandan musuh.

Dia tidak berpikir musuh akan mundur jika komandannya kalah, tapi hanya itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan semuanya.

Lebih dari 30 angel berada di arah yang dituju Gazef. Dia mengerenyitkan dahi ketika dia melihat pertahanan berat yang ada di depannya.

"Minggir!"

Gazef menggunakan Jurus supernya.

Panas keluar dari tangannya, dan menyebar membungkus seluruh tubuhnya.

Gazef menembus batas tubuh fisiknya dan melangkah ke dunia para pahlawan. Di tambah lagi, dia mengaktifkan beberapa martial arts sekaligus -- bisa dikatakan itu adalah magic dari seorang warrior.

Gazef menatap enam angel yang mengepungnya.

"[Sixfold Slash of Light]"
(Enam Kali Lipat Sabetan Cahaya)

Ini adalah martial art yang menyerang secepat cahaya. Dalam satu serangan, dia menyerang enam angel di sekelilingnya.

Enam Angel itu terbelah dua, melebur menjadi debu-debu cahaya.

Bala bantuan dari Slaine Theocracy ternganga karena kaget, sementara orang-orang Gazef bersorak.

Meskipun jurus super membuat lengannya kejang, sudah cukup mengurangi efektivitas bertarungnya.

Lalu, seperti diperintah untuk menenggelamkan sorakan itu, sebuah gelombang besar angel datang, dan salah satunya menerjang Gazef dengan pedang apinya.

"[Instant Counter]"
(Serangan balik Langsung)

Gazef menggunakan martial art milikinya ketika angel itu mengayunkan senjatanya, dan tubuhnya menjadi kabur seperti kabut.

Dalam setengah ayunan, angel itu menerima serangan dari Gazef. Serangan itu membuatnya lebur jadi debu bercahaya.

Tapi serangan Gazef tidak berhenti disana.

"[Pace of the Wind]"
(Kecepatan angin)

Dengan gerakan yang berubah-ubah dan anggun, dia menghabisi angel-angel tersebut satu persatu.

Jurus supernya menghabisi dua angel lagi. Penampilan dari teknik dewa menginspirasi bawahan Gazef dan memberi mereka secercah cahaya harapan.

Tapi pasukan Theocracy tidak membiarkan itu terjadi, komandan mereka menghapus harapan itu dengan ejekan.

"Menakjubkan, Namun.. hanya itu yang bisa kalian lakukan. Cleric yang sudah kehilangan angel, segera panggil yang baru. Fokuskan mantramu kepada Stronoff!"

Udara yang mendidih menjadi dingin kembali.

"Ini bahaya."

Gazef menghabisi angel lain sambil bergumam. Kelihatannya tidak akan ada sorakan lagi tak perduli berapa banyak angel yang dibantai oleh Gazef, karena pasukkan sudah mengkhawatirkan musuh yang akan datang kepada mereka.

Mereka sudah kalah dalam jumlah, perlengkapan, latihan dan kemampuan individu.

Senjata satu-satunya yang milik Gazef 'beleagured men' (Manusia terkepung) -- harapan kemenangan mereka -- telah tiada.

Setelah menghindari pedang yang datang tanpa sadar, Gazef menyerang balik, dan menghancurkan angel dalam sekali serang. Namun, musuh yang dia incar masih jauh.

Meskipun bawahannya mengharapkan hal lain, mereka membutuhkan senjata magic untuk menembus kemampuan angel untuk mengurangi serangannya. Mereka tidak tahu bagaimana menggunakan martial art 'Focus Battle Aura' seperti Gazef, dan tanpa senjata magic, meskipun bawahan Gazef bisa melukai angel-angel itu, mereka tidak bisa memberikan luka yang fatal pada mereka.

Mereka sudah kehabisan akal.

Gazef menggigit bibirnya, dan meneruskan sabetannya.

Catatannya dalam penggunaan jurus super bekelanjutan yang paling banyak adalah 'Sixfold Slash of Light', meningkat tajam.

Seorang warrior seperti Gazef bisa menggunakan enam macam martial art yang berbeda sekaligus, dan digabungkan dengan jurus super rahasia, berjumlah tujuh martial arts sekaligus.

Sampai saat ini, dia sudah menggunakan martial arts untuk meningkatkan kemampuan fisik dirinya, menguatkan otaknya, meningkatkan pertahanan magicnya, membuatnya senjatanya menjadi senjata magic sementara, dan juga teknik lagi yang dia gunakan untuk memukul musuh. Semuanya adalah lima martial art.

Alasan mengapa dia tidak menekan tubuhnya hingga batas dan menggunakan semua martial art tujuh sekaligus adalah karena martial art yang kuat mengurangi konsentrasi pemakainya.

Khususnya, 'Sixfold Slash of Light' membutuhkan tiga kali fokus daripada teknik lainnya.

Gazef memiliki dua jurus super seperti ini, tapi dia hanya bisa menggunakan meeka dengan empat martial art lain bersamaan.

Dia bisa dengan mudah mengalahkan angel dengan teknik tersebut. Tapi meskipun jika dia mengalahkan mereka, lebih banyak lagi yang dipanggil. Selama dia tidak mengalahkan summonernya, mereka akan terus memanggil angel untuk menghadapinya. Sedangkan mencoba untuk menguras mana dari musuh adalah sebuah pilihan. Gazef mungkin akan lelah duluan sebelum itu.

Sebenarnya, lengan Gazef semakin berat dan berat, dan jantungnya sudah berdegup dengan cepat.

'Instant Counter' adalah martial art yang memaksa membetulkan keseimbangan tubuh setelah membuat serangan, mengembalikannya sebelum serangan mendarat. Itu artinya si pemakai bisa segera menggunakannya lagi, memaksa tubuh untuk kembali akan membebaninya dengan beban yang sangat berat.

'Pace of the Wind' adalah martial art yang meningkatkan kecepatan dimana saraf seseorang berfungsi, meningkatkan kecepatan serangan. Namun, itu akan membuat kelelahan pada otak.

Lalu, ada juga jurus super, 'Sixfold Slash of Light'.

Itu membuat beban yang sangat berat pada tubuh, tanpa itu, dia tidak akan mempunyai peluang sedikitpun.

"Keluarkan mereka semua! Angel-angel kalian tidak ada apa-apanya!"

Teriakannya yang mengerikan membuat pasukan Theocracy bergidik, tapi mereka segera tenang dan memperbaharui serangan pada Gazef.

"Tidak usah mengindahkan dia, itu hanya raungan dari binatang buas yang sudah terkurung. Jangan khawatir, kuras kekuatannya sedikit demi sedikit. Tapi jangan terlalu dekat. Cakar binatang buas itu panjang dan tajam."

Gazef menatap tajam pada pria yang memiliki luka di wajahnya.

Jika saja dia bisa mengalahkannya, dia bisa membalikkan keadaan pertempuran ini. Masalahnya adalah angel lain didekatnya, berbeda dari yang menggunakan pedang berapi. Dan ada jarak yang lebar diantara mereka, dan beberapa lapis pertahanan yang menghalangi.

Mereka hanya terlalu jauh.

"Binatan buas itu akan mencoba menembusnya. Tunjukkan padanya arti dari kalimat 'tidak mungkin'."

Suara tenang dari si pria hanya semakin memperburuk Gazef.

Meskipun dia telah berada di dunia para pahlawan, Gazef tidak bisa memenangkannya dengan teknik pertarungan jarak dekat saja.

Tapi tetap saja -- lalu kenapa? jika ini adalah satu-satunya jalan yang tersedia baginya, maka dia akan merangsek maju dengan seluruh kekuatannya.

Dengan tatapan tajam di matanya, Gazef mulai merangsek.

Namun, jalannya sangat berat, seperti yang dia duga.

Angel-angel itu berkumpul di depannya, satu persatu, mengayunkan pedang mereka yang terbakar api merah. Saat dia menghindari dan menyerang balik serta menghancurkan angel-angel itu satu persatu, Gazef tiba-tiba merasakan perih yang sangat. Rasanya dia seperti ditusuk di bagian perut.

Saat dia melihat asal dari luka, dia melihat sekelompok magic caster merapal semacam mantra.

"Jika kamu seorang priest, seharusnya kamu bertindak seperti seharusnya. Bagaimana dengan sedikit penyembuhan disebelah sini!"

Seakan membalas ejekan Gazef, sebuah kekuatan tak nampak menabrak tubuh Gazef.

Meskipun musuh menggunakan serangan tak terlihat, Gazef yakin bahwa dia bisa menghindarinya dengan membaca jejak dan wajah musuh. Mungkin akan berhasil, jika hanya ada beberapa dari mereka. Namun, melawan serangan lebih dari 30, tidak ada yang bisa dia lakukan. Bahkan memegang pedangpun sudah menghabiskan tenaganya.

Sakit yang menyebar ke seluruh tubuh. Dia tidak tahu darimana datangnya, hanya luka yang sangat hebat yang membuatnya roboh.

"Gwaargh!"

Serasa ada baja di tenggorokannya, dan Gazef memuntahkan darah segar. Nanah lengket menggenang di mulutnya dan mengotori dagunya.

Kaki Gazef begetar setelah rentetan serangan tak terlihat itu, dan sekarang angel mengayunkan pedangnya ke arah dia.

Dia tidak bisa menghindari serangan itu, dan mengenai armornya. Untungnya, itu mementalkan pedang, tapi dampak benturan itu merambat ke pelindung dadanya dan jauh ke dalam tubuh.

Dia mengayunkan pedangnya dengan liar ke arah angel, tapi keseimbangannya yang kacau artinya angel itu dengan mudah menghindari serangan.

Pedang Gazef bergetar di tangannya dan dia terengah-engah.

Lelah yang memenuhi tubuhnya seperti membisiki telinganya untuk merebahkan diri dan beristirahat.

"Buruan sudah memasuki tahap akhirnya. Jangan biarkan binatang buas itu beristirahat -- perintahkan angel-angelmu untuk menyerang terus-terusan."

Meskipun Gazef mati-matian ingin memulihkan diri sesaat, angel-angel yang mengelilinginya mematuhi perintah tuan mereka dan tanpa ampun menyerangnya, satu persatu.

Dia entah bagaimana berhasil menghindari serangan dari belakang, dan disambut dengan sebuah tusukan dari samping. Dia menggunakan sisi terkuat dari armornya untuk mementalkan angel yang merangsek dari atas.

Gazef ingin menyerang balik musuhnya, tapi dia jauh kalah jumlah.

Saat kekuatannya semakin berkurang, dia hanya bisa menghabisi musuh satu persatu, karena dia kekurangan stamina untuk menggunakan martial arts. Saat bawahannya roboh satu persatu, serangan musuh terkonsentrasi padanya. Dengan tiada jalan untuk menembus kepungan musuh, dia merasakan kematian semakin dekat padanya.

Konsentrasinya buyar, dan dia hampir jatuh berlutut. Dia mati-matian mencoba untuk kembali fokus agar bisa bertarung.

Benturan tak terliat datang lagi, menyerang dan membuat Gazef terhuyung-huyung.

Dunia di depannya bergetar hebat.

Gawat!

Gazef menggunakan seluruh kekuatannya untuk mencoba mempertahankan keseimbangannya. Namun, kelihatannya ada yang salah dengan tubuhnya, dan kekuata yang seharusnya bisa membuatnya bertahanpun entah kemana.

Rasa Gatal menyentuh rumput menyebar ke seluruh tubuh, dan Gazef menyadari bahwa dia telah roboh.

Dia berusaha untuk bangkit lagi, tapi tubuhnya seperti tidak mematuhi perintahnya. Pedang-pedang angel itu berarti kematian baginya.

"Sekarang, habisi dia, tapi jangan mengirimkan satu angel. Gunakan mereka semua untuk memastikan dia tewas."

Ya, dia akan mati.

Tangannya yang terlatih dengan baik gemetar tak terkontrol, dan dia tidak bisa memegang pedang panjangnya. Meskipun begitu, dia tidak menyerah.

Giginya bergemeretak.

Gazef tidak takut mati. Dia sudah mencabut banyak nyawa di masa lalu, jadi dia sudah bersiap untuk bertemu dengan takdir yang sama di medang pertempuran.

Seperti yang dia bilang pada Ainz, dia dibenci oleh orang-orang. Kebencian itu menjadi pedang yang akan menusuknya suatu hari.

Tapi dia tidak terima berakhir seperti ini.

Mereka telah menyerang beberapa desa dan membunuh yang tidak penduduk tidak berdosa dan tidak berdaya, semuanya hanya untuk memancing Gazef ke arah jebakan. Dia tidak bisa membiarkan dirinya mati di tangan anjing-anjing tidak terhormat seperti ini, dan dia tidak tahan dengan ketidak berdayaannya.

"Gaaaaah! Jangan meremehkanku..!"

Dia berteriak dengan sekuat tenaga yang tersisa.

Darah mengucur dari samping mulutnya saat Gazef bangkit untuk berdiri.

Seorang pria yang seharusnya tak berdaya sekarang berdiri dengan gagah, kekuatan hebat dari daya tahannya memaksa angel-angel yang mengepungnya itu mundur.

"haaa--! haaa--!"

Hanya berdiri saja membuatnya susah bernafas. Otaknya kabur dan tubunya terasa seperti berubah menjadi lumpur. Tapi dia tidak bisa roboh. Jika dia roboh, semua akan kalah.

Rasa sakit yang sedikit ini tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan dari penduduk yang meninggal.

"Aku adalah Kapten Prajurit dari Re-Estize Kingdom! Aku adalah pria yang mencintai dan mempertahankan negaranya! Bagaimana mungkin aku kalah dari brengsek-brengsek macam kalian yang menodai negara ini dengan langkah kalian!"

Dia sangat yakin seorang pria hebat akan melindungi penduduk.

Lalu, apa yang seharusnya dia lakukan untuk mengalahkan musuh sebanyak-banyaknya, agar orang-orang tidak menemui nasib yang sama seperti yang lainnya.

Melindungi masa depan masyarakat dari Kingdom. Hanya itu yang bisa dia lakukan.

"..Kamu akan mati disini karena yang hanya bisa kamu lakukan adalah meracau omong kosong, Gazef Stronoff."

Gazef menatap tajam ke arah komandan musuh saat hinaan kejam itu sampai di telinganya.

"Jika kamu mengabaikan penduduk-penduduk desa yang ada di perbatasan, kamu takkan mati disini. Mungkin kamu idak tahu, tapi hidupmu jauh lebih berharga daripada seribu rakyat jelata ini. Jika kamu benar-benar mencintai negaramu, kamu seharusnya membuang mereka dan mati."

"Kamu dan aku.. takkan pernah bisa menghadapiku... ayo maju!"

"Apa yang bisa dilakukan oleh tubuhmu itu? Hentikan usahamu yang sisa-sia itu dan berbaringlah dengan tenang. Sebagai tindakan terakhir dari rasa belas kasihan, aku akan membunuhmu tanpa harus menderita."

"Jika kamu berpikir.. aku tidak bisa apa-apa.. mengapa kamu tidak kemari... ambil kepalaku? seharusnya mudah saja.. Jika aku seperti ini , ya khan?"

"...Hmph. Kamu hanya bisanya bicara saja. Kelihatannya kamu masih ingin bertarung. Apakah kamu mengira kamu bisa menang?"

"...Usaha yang sia-sia. Benar-benar orang bodoh. Setelah membunuhmu, kami akan membantai penduduk yang kamu selamatkan. Semua yang kamu lakukan hanya memberi mereka waktu untuk menunda eksekusi mereka yang penuh dengan ketakutan."

"Kuh. Kuh... Kuku.."

Gazef tersenyum cerah.

"...Apanya yang lucu?"

"..Hmph, dasar bodoh, di desa itu.. adalah seseorang yang lebih kuat dari aku. Kekuatannya tidak dapat diduga, tapi dia bisa menghabisi kalian semua sendirian... Mencoba membunuh... penduduk yang dia lindungi... adalah hal mustahil bagimu."

"...Seseorang yang lebih kuat daripada petarung terkuat dari Kingdom? Kamu kira dengan membual seperti itu bagus untukmu? Kamu benar-benar bodoh."

Gazef masih tersenyum. Wajah macam apa yang akan ditunjukkan Nigun ketika dia bertemu dengan Orang yang tak dapat diduga seperti Ainz Ooal Gown itu? Itu mungkin akan menjadi hadiah terbaik yang bisa dia terima sebelum menuju alam selanjutnya.

"...Angels, bunuh Gazef Stronoff."

Sayap-sayap tak terhitung bergerak merespon perintah yang dingin dan keji itu.

Gazef menguatkan diri, bersiap untuk maju, ketika tiba-tiba sebuah suara melewatinya:

--Kelihatannya sudah waktunya bertukar.

Pemandangan di hadapan Gazef berubah, dan dia tidak lagi berada di dataran yang berkubang darah itu lagi, tapi di sudut tempat yang terlihat seperti rumah desa sederhana.

Ada para penduduk desa yang terlihat khawatir di sekitarnya.

"I, Ini..."

"Ini adalah gudang yang dilindungi oleh Ainz-sama dengan magic miliknya."

"Jadi kamu adalah kepala desa.. Gown, Tuan Gown kelihatannya tidak ada disini."

"Tidak, dia tadi ada disini, tapi kelihatannya dia menghilang tanpa jejak, dan berganti dengan anda yang tiba-tiba muncul Tuan Kapten Prajurit."

Ternyata begitu, jadi suara di kepalaku adalah..

Gazef pun mulai roboh. Dia tidak akan ambil bagian di permainanyang akan datang selanjutnya. Gazef roboh di tanah, dan para penduduk segera mendekat.

Six Scriptures, Musuh yang bahkan Gazef Stronoff, Petarung terkuat di wilayah itu, tidak bisa dikalahkan.

Namun, dia tidak bisa mulai membayangkan jika Ainz akan kalah.