Jilid 2: Kesatria Kegelapan

Bab 1: Dua Petualang

Kota dari kerajaan Re-Estize, E-Rantel, terletak pada perbatasan antara Baharuth Empire dan Slane Theocracy. Karena kota ini dilindungi oleh 3 lapis dinding kota, karena tampilannya itu sering disebut sebagai Fortress City (Kota Benteng). Area diantara setiap lapis dinding mempunyai karakteristik unik sendiri.
Dinding terluar digunakan oleh militer kerajaan dan memiliki persenjataan militer.
Dinding terdalam adalah area untuk administrasi. Area ini memiliki gudang makanan, dan sangat dijaga ketat oleh prajurit.

Area di antara dua area ini adalah area pemukiman penduduk. Ketika kamu mendengar kalimat kota, ini adalah area yang cocok dengan itu.

Dari beberapa plaza (tempat terbuka untuk publik) di dalam area ini, yang terbesar disebut central plaza (plaza pusat). Banyak orang-orang yang mendirikan dagangan mereka disini, menjajakan bermacam-macam sayuran, bumbu dan bermacam-macam barang dagangan lainnya.

Di dalam kerumunan yang sibuk, pemilik dagangan akan berteriak dengan keras untuk menarik pelanggan. Para Ibu rumah tangga tua dan pedagang saling menawar harga dari bahan segar, yang muda-muda tertarik dengan aroma daging kebab yang juicy dan telah di panggang.


Plaza ini sangat ramai di hari biasa, atmosfir yang sesak dan bising akan terus berlanjut hingga matahari terbenam. Tetapi dua orang yang terlihat meninggalkan bangunan lima lantai itu mengakhiri suasana gaduh tersebut.

Setiap pasang mata di plaza tertarik pada dua orang itu sehingga mereka hanya berdiri saja tak bergerak.

Salah satu dari mereka adalah seorang wanita dengan usia lima belas hingga dua puluh tahun. Sudut matanya sangat tajam dan bersinar seperti batu obsidian yang cemerlang. Rambut hitamnya yang tebal dan berkilau diikat dengan bentuk kuncir kuda dan kulitnya yang putih seperti saljut berkilauan tertimpa matahari seperti mutiara.

Bagian yang paling menonjol darinya adalah hawa elegan dan kecantikan yang eksotik yang akan membuat siapapun melihatnya melihatnya lagi dua kali. Jubah coklat yang dia kenakan memang biasa, tapi ketika dia pakai terlihat seperti gaun mewah.

Yang menemaninya tidak diketahui jenis kelaminnya, karena tak tanda-tanda yang terlihat untuk memastikannya.

Beberapa orang di plaza berbisik-bisik: "Dark Warrior."
Benar sekali, orang itu memakai armor full body yang elegan dihiasi dengan hiasan berwarna ungu dan emas. Wajahnya tak bisa dilihat dari celah sempit di penutup kepalanya. Di bawah mantel merah di punggungnya, dua pedang besar bisa terlihat, melengkapi gaya berpakaiannya.

Keduanya melihat-lihat sekeliling dan figur yang memakai armor mengambil langkah pertama.

Kerumunan itu mulai berbisik-bisik saat mereka melihat dari belakang dua figur yang menghilang di kejauhan itu. Mereka terkejut dengan pemandangan langka yang baru saja mereka lihat dan merasa tidak takut atau waspada terhadap dua orang yang bersenjata itu.

Alasannya adalah karena dua orang itu keluar dari gedung yang dikenal sebagai "Adventure Guild" (Guild para petualang), sebuah asosiasi bagi para ahli yang memburu monster. Orang-orang yang bersenjata lainnya juga meninggalkan gedung itu setelah mereka berdua pergi. Orang-orang yang melihat juga memperhatikan medali tembaga kecil yang menggantung di leher mereka.

Dua orang itu menarik perhatian hanya karena kecantikan si gadis dan armor keren yang mencolok.

Mereka berjalan tanpa bicara di jalan sempit.

Air yang tergenang di jalanan membawa pantulan matahari. Jalan itu sendiri terbuat dari pasir dan lumpur, itu artinya jalan tersebut tidak sebaik jalan-jalan yang diaspal dengan batu dan susah untuk dilewati. Mudah sekali untuk terpeleset dan jatuh, tapi keseimbangan dari pasangan itu sangat bagus dan kecepatan berjalan mereka hampir sama seperti saat mereka berjalan di jalan yang diaspal dengan batu.

Wanita yang berjalan cepat itu memastikan tak ada siapapun di sekitar mereka dan berkata kepada yang memakai armor di sampingnya:
"Ainz-sa--"

"--Jangan, namaku adalah Momon. Dan kamu bukanlah maid petarung Narberal dari Great Tomb of Nazarick, tapi partner bertualang dari Momon yaitu Nabel."

Orang yang berlapis armor penuh -- Ainz -- menyela gadis yang bernama Narberal dan dia membalas:
"Ah!Maafkan hamba, Momon-sama."

"Jangan menambah namaku dengan -sama. Kita adalah petualang biasa dan teman seperjalanan. Akan terlihat aneh bagimu menambahi namaku dengan -sama."

"Ta.. Tapi! Bagaimana mungkin saya bisa bersikap kurang ajar terhadap anda, penguasa tertinggi?"

Ainz menghentikan Narberal yang terdengar gelisah dengan isyarat tangan, memberi tanda kepadanya untuk merendahkan suaranya. Lalu dia membalas dengan sebuah petunjuk menyerah dan tidak berdaya:

"Aku sudah mengulangnya berkali-kali: Disini, aku adalah Dark Warrior Momon.. Bukan, Cuman partnermu Momon, jadi jangan menambahi namaku dengan -sama. Itu adalah perintah."
Setelah terdiam sesaat, Narberal menjawab ogah-ogahan:

"Saya mengerti Momon-sa---san."

"Lupakan saja, itu juga tidak apa, tak perlu menambahkan honorifik sebenarnya. Jika kamu menambahkan honorifik ketika memanggil teman... bagaimana aku mengatakannya...orang lain akan berpikir kita tidak dekat."

"Tapi... itu sangat kurang ajar..."

Ainz memegang bahu Narberal yang tergagap:

"Kita tidak boleh menunjukkan siapa kita sebenarnya, kamu mengerti bagian itu, ya khan?"

"Anda benar sekali."

"..Nadamu.. yah, lupakan saja. Lagipula.. apa yang ingin aku katakan adalah bahwa kamu harus berhati-hati terhadap apapun yang kamu katakan atau lakukan."

"..Mengerti, Momon-sa--san. Tapi apakah tidak apa bagi saya untuk menemani anda? Bukankah seseorang yang secantik dan selembut Albedo-sama lebih cocok?"

"Albedo, ya..."

Ainz mengikuti ucapan yang penuh dengan perasaan yang rumit.

"Dia harus mengatur Nazarick ketika aku sedang tidak ada disana."

"Maafkan kelancangan saya, tapi anda bisa menyerahkan manajemen Nazarick kepada Cocytus-sama. Seluruh guardian juga merasa demikian... Memperhitungkan keselamatan anda, bukankah Guardian terbaik, Albedo-sama, adalah pilihan terbaik?"

Ainz tersenyum canggung atas pertanyaan Narberal.

Ketika dia mengekspresikan harapannya untuk menuju E-Rantel, Albedo adalah yang paling keberatan.

Lagipula, dia tahu dia tidak akan bisa menemani.

Segera setelah dia dipindahkan ke dunia ini, Ainz pergi keluar dan meninggalkan pengawalnya di belakang dan Albedo menyalahkan dirinya sendiri karena tidak kompeten. Oleh karena itu, Ainz tidak mampu untuk menentang dengan kuat pendapatnya. Tapi kali ini berbeda karena ini dilakukan setelah banyak perencanaan yang matang, jadi dia tidak akan mundur.
Golongan yang menentangnya adalah para guardian yang dengan patuh mendengar 'perintah', meskipun jika itu melawan kehendak mereka. Tapi Ainz tidak berpikir jika itu adalah hal bagus. Dia merasa bersalah memaksakan kehendaknya kepada guardian yang diciptakan oleh teman-teman guildnya.

Ainz mencoba untuk meyakinkan mereka dan Albedo yang bersikeras menentang. Mereka tidak memiliki jalan tengah dan ditakdirkan untuk tak pernah sampai pada persetujuan umum. Tapi Demiurge membisikkan sesuatu ke telinga Albedo, dan tiba-tiba dia menghentikan perlawanannya. Dia bahkan mengucapkan selamat tinggal dengan senyum menyetujui.

Ainz masih tidak tahu apa yang Demiurge katakan padanya dan dia merasa tidak enak bagaimana Albedo merubah pendiriannya dengan cepat.

"...Aku tidak membawa dia karena tidak ada yang lebih aku percaya lebih dari dia. Aku bisa meninggalkan Nazarick tanpa khawatir karena dia ada disana."

"Seperti yang saya duga! Itu artinya Albedo-sama adalah yang paling dekat dengan Momon-sa--san ya khan?"

Meskipun dia tidak mengakui itu secara lisan, tapi Ainz mengangguk untuk menjawab pertanyaan Narberal.

"Aku sudah tahu bahayanya."

Ainz mengangkat sarung tangan kanan dan menunjukkan cincin di jainya:

"Tapi aku harus melakukan ini sendiri. Hanya memberi perintah dari Nazarick akan membuatku melakukan kesalahan di dunia yang tak diketahui ini. Ada saatnya harus pergi keluar dan merasakan dunia ini sendiri... mungkin ada metode yang lebih baik untuk menyelesaikan ini, api aku merasa idak enak dengan banyak hal yang tidak kuketahui."

Dia menjawaba dengan sungguh-sungguh dari celah di penutup kepalanya. Lalu Narberal menjawab "Saya paham sekarang." dan membuat ekspresi bahagian, Ainz memintanya dengan sedikit rasa tidak enak:

"Aku punya pertanyaan padamu.. apakah kamu percaya manusia adalah makhluk rendahan?"

"Benar sekali, manusia adalah sampah yang tidak ada gunanya." jawaban Narberal dari hatinya yang paling dalam tanpa sedikitpun keraguan. Ainz berguman lirih "Ah, jadi kamu merasakan hal yang sama.", tapi karena suaranya terlalu lirih Narberal tidak mendengarnya. Dia meneruskan omongannya: "Itu adalah sifatnya, itulah kenapa aku tidak ingin masuk ke kota manusia. Aku seharusnya mengerti karakter dari bawahanku dulu."

Itu adalah salah satu alasan dia tidak membawa Albedo. Dia benar-benar yakin manusia adalah makhluk rendahan. Jika Ainz membawa seseorang sepertinya ke dalam kota yang penuh dengan manusia, hanya akan berakhir dengan banjir darah jika dia terpeleset; itu bukan hal yang bisa jati bahan tertawaan. Alasan lain adalah ketidak mampuan Albedo untuk menyamarkan diri, dia tidak mampu menyembunyikan tanduk dan sayapnya.

Dan ada alasan utama yang lain, yang tidak bisa dia katakan dengan keras.

Seorang pegawai kantoran biasa seperti Ainz tidak memiliki kepercayaan diri untuk menjalankan organisasi hanya dengan membaca laporan orang lain. Itulah kenapa dia melempar tanggung jawab berat menjalankan Nazarick kepada Albedo yang berbakat. Jika bawahannya sangat bagus, memberikan ke bawahan tersebut untuk bebas memerintah adalah keputusan terbaik. Supervisor aneh yang ikut campur sia-sia hanya akan menyebabkan tragedi.

Dan Albedo diikat erat dengan dua kunci 'kesetiaan' dan 'cinta'. Itulah alasan Ainz bisa menyerahkan Great Tomb of Nazarick di tangannya.

Cinta, huh...

Kapanpun Ainz melihat Albedo atau mendengar ungkapan cinta padanya, Ainz akan teringat terus bagaimana dia yang sembrono mengubah pengaturan Albedo. Ketika server akan berakhir, Ainz merubah pengaturan karakter Albedo untuk jatuh cinta sedalam-dalamnya kepada Momonga--yaitu Ainz. Dulu dia tidak tahu dia akan dipindahkan ke dunia alternatif yang tidak diketahui ini, dia hanya bermaksud becanda di akhir.

Orang sepertinya.

Memikirkan dalam-dalam tentang itu---bahkan jika Albedo tidak keberatan--apa yang akan temannya, Tabula Smaragdina pikir jika dia tahu apa yang Ainz sudah lakukan?

Dan bagaimana perasaannya tentang hal ini? NPC yang dia buat ditulis ulang oleh teman...

Dia mengambil keuntungan dari hal itu, menggunakan fakta bahwa Albedo tidak akan mengkhianatinya. Dia membenci dirinya sendiri karena hal ini.

Ainz menggelengkan kepalanya untuk membuang pemikiran negatifnya. Selurung emosinya yang kuat akan tertekan setelah dia berubah menjadi undead, tapi dia bisa merasakan emosi setingkat ini seakan dia masih seorang manusia. Jika pikirannya telah berubah menjadi Undead, dia tidak akan merasakan perasaan bersalah lagi.

Terbagi perhatiannya karena pemikiran semacam itu, Ainz menolehkan penutup kepalanya ke arah Narberal:

"...Nabel, aku tidak akan memintamu untuk berhenti berpikir sepert itu, tapi kamu harus menekannya. Ini adalah kota manusia dan kita tidak tahu manusia kuat macam apa yang mungkin kita temui, jadi jangna terlalu menarik perhatian dari musuh dengan pemikiran itu."

Narberal membungkuk dalam-dalam mengekspresikan kesetiaannya kepada Ainz, tapi Ainz menjangkau dia, mengangkat kepala Narberal dan memperingatkannya:

"Satu hal lagi, aku tidak yakin jika manusia akan merasa terancam...oleh hasrat membunuh kita ketika kita ingin bertarung atau sedang berada di tengah petempuran. Tapi kelihatannya kita bisa mengeluarkan aura semacam itu. Jadi jangan bertindak gegabah tanpa izinku, mengerti?"

"Saya mengerti Momon-san--san."

"Bagus sekali.. kedai yang kita lihat sebelumnya seharusnya di dekat sini."

Ainz melihat sekelilingnya.

Ada beberapa toko yang buka, dengan senjumlah kecil pelanggan yang mengunjungi. Disampingnya ada beberapa pekerja memakai celemek sedang membawa barang.

Mereka mencari kedai minuman di area yang dipenuhi toko dengan mencocokkan pola gambar di tangan Ainz dengan pola di papan penanda. Karena Ainz dan Narberal tidak bisa membaca bahasa negara ini mereka harus menggunakan cara ini.

Segera setelahnya, mereka menemukan pola tujuannya. Ainz mempercepat langkahnya secara tak sada dan diikuti oleh Narberal.

Sekumpulan debu mengotori sepatu armor miliknya, Ainz melangkah 2 kali, membuat pintu ganda dengan kedua tangan dan masuk.

Hampir semua jendelanya tertutup, memberikan cahaya remang-remang di dalam. Mereka yang terbiasa dengan cahaya terang di luar tidak akan mampu beradaptasi langsung. Tapi bagi Ainz, yang memiliki nightvision, cahaya sebanyak ini sudah lebih dari cukup.

Interiornya luas; lantai satu adalah area makan dengan sebuah counter. Dua lemari diletakkan di belakang counter, dengan banyak botol anggur di dalamnya. Pintu di samping counter mungkin menuju dapur.

Di sudut area makan adalah tangga yang menyiku ke kanan menuju lantai dua. Menurut wanita di counter, lantai dua dan tiga adalah ruang kamar tamu. Sejumlah pelanggan tersebar di sekeliling dari meja makan bundar. Kebanyakan dari mereka adalah pria dengan atmosfir yang terasa bermusuhan.

Semuanya melihat ke Ainz dan mereka terlihat menerka ukurannya. Satu-satunya yang tidak peduli dengan Ainz adalah wanita yang sedang duduk di sudut dan sedang memandangi sebuah botol di mejanya.

Pemandangan di kedai minuman ini membuat Ainz mengangkat alisnya yang memang tak ada di dalam penutup kepalanya.
Dia sudah siap secara mental untuk ini, tapi tetap merasa lebih jorok dari yang dia kira.

Di YGGDRASIL, ada banyak tempat yang kotor dan menjijikkan dan bahkan Great Tomb of Nazarick adalah salah satunya. Contohnya adalah aula Lord of Terror atau Gua raksasa dari cacing beracun. Tapi kotor yang itu berbeda.

Ada banyak sisa makanan di seluruh lantai dan cairan yang tidak diketahui; noda aneh di dinding; item berbentuk kubus misterius tertempel di pojok...

Ainz menghela nafas di hatinya dan melihal sekeliling kedai.

Ada pria dengan syal kotor di lehernya, dengan lengan bajunya yang diangkat untuk memamerkan lengannya yang berotot. Ada beberapa luka yang entah dari cakar binatang buas ataukah luka pedang.

Tampangnya diantara kejam dan buas, bekas luka itu bisa dilihat dengan jelas di wajah dan kepalanya dicukur habis.

Dia lebih terlihat seperti tukang pukul daripada pemilik, dengan memegang kain lagi sembil mengamati Ainz dengan jelas.

"Mencari kamar? Berapa malam?", dia bertanya dari seberang ruangan dengan suara yang terdengar seperti lonceng usak.

"Kami ingin tinggal satu malam."

Bos pemilik menjawab dengna kasar:

"...Medali Tembaga. Ruangan umum 5 koin tembaga permalam. Oatmeal dengan sayuran sebagai pelengkap, satu koin tembaga lagi jika ingin daging. Oatmeal mungkin akan diganti dengan roti yang sudah beberapa hari."

"Jika bisa, aku ingin double room (kamar dobel)."

Pemiliknya mendengus:
"..Ada 3 kedai yang digunakan secara khusus oleh petualang dan milikku adalah yang terburuk dari semuanya... Apakah kamu tahu mengapa orang-orang di guild memperkenalkan tempat ini kepadamu?"

"Entahlah, tolong beritahu aku."

Menjawab pertanyaan Ainz, pemilik itu mengangkat alisnya dan menunjukkan sisi intimidasi:

"Gunakan otakmu! Ataukah didalam helm mencolok itu kosong?" Bahkan setelah mendenga suara keras dan tidak sabar dari pemiliknya, Ainz tetap tidak bergeming. Dia dengan tenang mengacuhkannya dan menganggapnya seperti kemarahan anak kecil karena pertempuran beberapa hari yang lalu.

Setelah pertempuran, dan informasi yang dia dapatkan dari tawanan, Ainz mengerti sekuat apa dia. Itulah kenapa dia tidak ingin gelisah setelah dibentak seperti itu.
Si pemilik sedikit terkejut dengan reaksi Ainz:

"..Kamu punya nyali sekali.. Kebanyakan petualang yang tinggal disini memiliki medali tembaga atau besi. Bahkan jika kamu bertemu seseorang pertama kalinya, kamu bisa membentuk kelompok petualang jika kemampuanmu kira-kira sama. Itulah kenapa tempatku sangat cocok bagimu untuk menemukan teman seperjalanan yang cocok dengan kemampuanmu saat ini..."

Mata pemilik menyala sesaat:

"Kamu bisa tidur di kamar seperti yang kamu inginkan, tapi kamu takkan mendapatkan teman seperjalanan tanpa menggunakan pokok yang sama. Jika kamu tidak ingin membentuk kelompok yang seimbang, kamu akan tewas jika melawan monster-monster. Orang baru tanpa rekan menunjukkan dirinya di tempat sesak seperti ini. Aku akan tanya sekali lagi, kamu ingin ruangan umum atau doble room?"

"Double room. aku akan melewatkan makananya."

"Tch, mengabaikan niat baikku.. Atau apakah kamu pikir kamu adalah orang spesial dan armor seluruh tubuhmu yang mencolok itu bukan hanya untuk tontonan? Lupakan saja, semalam adalah 7 koin tembaga. Bayar dimuka, tentu saja."

Pemilik itu segera mengulurkan tangannya.

Di bawah tatapan mata setiap orang. Ainz mulai berjalan menuju dia dengan Narberal mengikutinya di belakang -- ketika tiba-tiba sebuah kaki menjuluk dan menghalangi langkah Ainz.

Ainz berhenti, hanya menggerakkan tatapannya kepada orang yang menjulurkan kakinya.

Orang itu menunjukkan seringaian yang menjengkelkan. orang lain di meja yang sama juga melakukan hal yang sama, menatap Ainz atau Narberal.

Pemilik dan pelanggan lain diam saja dan tidak ikut campur. Semuanya terlihat tidak berbeda, tapi mereka sebenarnya ingin melihat pertunjukan bagus, dengan beberapa dari mereka melihat seluruh pemandangan itu dari dekat.

"Well, well..."

Ainz menghela nafas pelang karena tersinggung dan dengan lembut menendang kaki itu.

Orang yang terlihat menunggu tindakan ini berdiri. Karena dia tidak mengenakan armor, ototnya yang besar di bawah kausnya sangat mudah terlihat. Sebuah kalung menggantung di sekeliling lehernya, berayun pada setiap gerakannya. Sama seperti yang dipakai Ainz, tapi yang terbuat dari besi bukan tembaga...

"Hey, hey, itu sakit."

Pria itu mengancam Ainz dengan suara tajam dan mendekatinya pelan-pelan. Dia mengenakan sarung tangan ketika dia berdiri dan bagian logamnya berbunyi saat dia mengepalkan tangannya.
Pria ini sebesar Ainz dan mereka berdiri sedikit terlalu dekat untuk mencari keributan saat mereka saling menatap satu sama lain. Ainz menerima ancamannya:
"Ternyata begitu. Pandanganku agak buruk karena penutup kepala ini, jadi aku tidak melihat kakimu di depanku. Atau mungkin aku tidak tahu kakimu karena terlalu pendek.. Itulah alasanku, maukah kamu memaafkanku?"
"..Sialan."

Ejekan Ainz membuat pria itu menatap dengan bahaya, tapi ketika dia menolehkan pandangan untuk melihat Narberal yang berdiri di belakang Ainz, tatapannya terpaku padanya:
"Kalian adalah orang yang menjengkelkan.. tapi aku adalah orang baik. Aku akan memaafkanmu jika kamu meminjamkan wanita itu semalam saja."

"Ke, kekeke."
Ainz tertawa dingin, menahan Narberal yang ingin menghajar pria itu.

"..Apa yang kamu tertawakan?"
"Bukan apa-apa, hanya saja kamu mengatakan ucapan klasik yang cocok sebagai kelompok penjahat, yang membuatku tertawa, jangan khawatir tentang itu."
"Huh?" Wajah pria itu berubah merah karena marah.
"oh, sebelum kita mulai aku ingin bertanya: Apakah kamu lebih kuat dari Gazef Stronoff?"
"Huh? Kamu ngomong apa?"
"Ternyata begitu, aku bisa melihat dari reaksimu. Aku bahkan tak perlu menggunakan kekuatanku untuk bermain denganmu -- lalat."

Ainz menggenggam dada pria ini dan mengangkatnya tinggi dalam sekejap.

Pria itu tidak bisa mengelak atau menahan, berteriak "Whoa!" karena kaget. Orang-orang yang melihat pemandangan itu menjadi gaduh. Seberapa kuat lengannya jika dia bisa mengangkat seorang pria dewasa? Semuanya yang hadir bisa membayangkan seberapa kuat dia agar bisa melakukannya.

Kaki pria itu menendang sia-sia saat gelombang teriakan dan terkejut datang dari kerumunan.
Ainz melemparnya dengan pelan.

Tapi 'pelan' itu relatif bagi Ainz.
Pria itu hampir mengenai atap saat dia terbang dan mendarat dengan keras di tanah.

Suara tubuh yang bertubrukan, sesuatu seperti meja yang pecah, kayu yang patah dan raungan kesakitan dari pria itu menggema di dalam ruangan. Kedai itu menjadi terdiam seakan kaget oleh erangan. Tapi--
"Hya-----!"
--Wanita yang duduk di meja berteriak agak telat. Itu adalah teriakan seakan bencana datang dari langit.
Tidak, Itu adalah hal biasa jika berteriak seperti seperti saat seorang pria tiba-tiba jatuh dari langit, tapi selain dari rasa terkejut tercampur dalam teriakan itu.

"..Jadi, apa yang inging kalian lakukan? Kalian bisa datang kepadaku sama-sama agar tidak menyusahkanku? Membuang waktu karena hal ini adalah hal yang bodoh."
Ainz memancing orang-orang yang satu meja dengan si pembuat masalah, dan teman-temannya mengerti arti dari kalimat itu dan menurunkan kepala mereka:

"Ah? Ehh! Teman kami sudah menyinggungmu! Kami minta maaf atas hal itu!"
"..Okay, aku akan memaafkanmu. Tidak masalah, tapi pastikan kalian membayar meja itu kepada pemilik."

"Pasti, kami akan memberikannya penuh."
Ketika Ainz merasakan persoalan ini sudah selesai dan ingin pergi, seseorang menghentikannya:
"Hey, hey, hey!"

Dia menoleh dan melihat wanita yang berteriak sedih mendekatinya begitu saja.
Dia berusia sekitar 20 tahun atau lebih muda, rambutnya yang acak-acakan dipotong pendeng agar mudah bergerak. Tak perduli bagaimana kamu menyebutnya, rambunya tidak rapi. Jujur saja, terlihat seperti sarang burung.

Tampilannya tidak buruk, matanya tajam, dia tidak memakai makeup dan kulitnya berwarna seperti gandung setelah terkena matahari dalam waktu lama. Lengannya memiliki otot yang solid dan tangannya penuh dengan kapalan karena memegang pedang. Kesan pertama yang datang bukan 'wanita' tapi 'warrior'.

Sebuah kalung medal besi tergantug di atas dadanya, berayu keras ketika dia berjalan.
"Lihat apa yang kamu lakukan!"

"Ada apa?"
"Huh?Kamu bahkan tidak tahu apa yang kamu lakukan?"
Wanita itu menunjuk meja yang berantakan.

"Karena kamu melempar orang itu kesana, potion milikku, potion berhargaku pecah!"
"Itu hanya sebuah potion.."

"..Aku bahkan tidak makan untuk menabung uang untuk membelinya. Aku baru saja membeli potion itu hari ini, tapi kamu sudah memecakannya! Tak perduli seberapa bahayanya bertualan itu, potion itu akan membuatku aman. Tapi kamu memecahkan harapan itu dan masih menunjukkan sikap seperti itu? ini benar-benar membuatku marah." Wanita itu mengambil langkah lain lagi untuk mendekat ke Ainz.

Berdiri di depannya adalah banteng yang marah, menatapnya tajam dengan mata haus darah. Ainz menahan helaan nafasnya. Itu adalah kesalahannya karena melemparkan pria itu tanpa berpikir kemana dia akan mendarat, tapi Ainz juga punya alasan, jadi dia tidak akan menggantinya dengan mudah:
"..Bagaimana kalau kamu meminta uang kepada orang-orang itu? Jika dia tidak mengulurkan kakiknya yang pendek, tragedi tidak akan terjadi, bukankah begitu?"

Ainz menatap tajam kepada teman-teman orang itu melalu lubang penutup kepalanya.
"Ah. benar sekali..."
"Tapi..."

"Lupakan saja, tidak perduli siapa, ganti saja potionnya.. harganya 1 koin emas dan 10 koin perak."

Pria-pria itu menundukkan kepala mereka; kelihatannya mereka tidak mempunyai uang untuk membayarnya. Lalu wanita itu melihat Ainz lagi:
"Seperti yang kuduga, Tentu saja mereka tidak mempunyi uang, melihat cara mereka minum. Dengan armor sekeren itu, kamu pasti punya beberapa potion khan? Ainz mengerti mengapa wanita itu meminta kompensasi darinya. Ini adalah kasus yang sedikit sulit."

Setelah berpikir sejenak, Ainz memberanikan diri dan berkata:
"Aku memang punya beberapa.. tapi itu adalah recovery potion benar khan?"

"Benar sekali. Aku bekerja keras -"
"Ya, ya, kamu tidak perlu mengatakannya. Aku akan menggantinya dengan sebuah potion dan menyelesaikan masalahnya."
Ainz mengambil potion grade rendah dan memberikannya kepada wanita itu. Wanita itu melihat potion dengan ekspresi aneh dan menerima agak ogah-ogahan.

"..Apakah kita sudah impas?"

"Yeah, semuanya baik saja."
Wanita itu terdengar seperti ingin berkata sesuatu, tapi Ainz mengabaikan keraguan di hatinya. Lebih penting lagi, dia khawatir Narberal mulai membuat kerusuhan besar.

Bahkan setelah Ainz memperingatkannya, mata Narberal terlihat tajam. Beberapa orang merasa tidak enak setelah merasakan tatapannya yang membunuh.
"Ayo pergi."
Ainz berkata kepada Narberal dengan nada yang menunjukkan menahan diri dan pergi ke pemilik kedai. Dia mengeluarkan dompet kulit, mengambil koin perak dan meletakkannya di tangan kasar pemilik.

Pemilik itu diam menerima perak ke dalam kantungnya dan mengambil beberapa koin tembaga.
"Ini 6 koin tembaga kembaliannya."
Dia meletakkan koin tembaga di sarung tangan Ainz dan meletakkan sebuah kunci kecil di counter:

"Kamar pertama di kanan, tangga atas, kamu bisa meletakkan barangmu di lemari di belakang tempat tidur. Aku tak perlu mengingatkanmu untuk tidak mendekati kamar orang lain sembarangan. Akan repot jika ada salah paham terjadi, tapi itu bukan cara yang buruk untuk membuat orang lain mengenalmu. Kamu kelihatannya bisa mengurus situasi apapun, hanya jangan membuat masalah untukku."
Pemilik itu menatap pria yang mengerang di lantai.

"Aku mengerti. Tolong persiapkan minimum perlengkapan yang dibutuhkan. Kami kehilangan barang kami dan Guild mengatakan kepada kami anda akan mempersiapkannya untuk pelanggan anda jika kami meminta."

Pemilik itu melihat Ainz dan Narberal dan memandang dompet kulit Ainz:
"Yeah, paham. Aku menyiapkannya sebelum makan malam. Kamu harus mempersiapkan uangmu juga."

"Tentu. Nabel, kita pergi."
Ainz menaiki tangga yang sudah tua dan berderit bersama Narberal dan menuju kamarnya.

Setelah figur Ainz menghilang di lantai dua, teman-teman dari pria yang dilempar oleh Ainz cepat-cepat merapal mantra penyembuh kepadanya. Tindakan mereka seperti menyalakan sumbu, dan kedai itu menjadi gaduh lagi.

"...Kelihatannya dia setanggung tampangnya."
"Pasti. Kekuatan lengan itu terlalu kuat, bagaimana dia berlatih untuk bisa sampai level itu ya?"
"Tak ada senjata selain dari dua pedang besar di punggungnya, dia pasti sangat percaya diri."

"Mengapa ini terjadi lagi.. sekarang ada orang lain yang akan langsung mengungguli kita!"

Percakapan itu dipenuhi dengan helaan nafas, terkejut dan takut.
Semua yang tahu dari semula Ainz bukanlah petualang biasa. Petunjuk pertama adalah perlengkapannya yang mewah. Armor full body tidaklah murah, hanya mereka yang terus bertualang dan mempunyai pengalaman yang banyak yang bisa membelinya. Hanya mereka yang naik ke rangking medali perak yang bisa mengumpulkan kekayaan dengan upah misi mereka. Tapi ada beberapa orang yang mewarisi atau mengambilnya dari medan pertempuran atau dungeon.

Itulah alasan mereka yang ingin tahu kekuatan dia sebenarnya. Semuanya adalah teman dan saingan di waktu yang sama. Mereka semua ingin tahu kemampuan dari orang baru, jadi proses semacam itu tadi akan terus berulang.

Semua yang hadir melewati ritual yang sama. Tapi tak ada satupun melewati ritual itu dengan mudah. Itu artinya dua orang yang memakai medali tembaga... Tak perduli itu adalah teman atau saingan, mereka pasti sangat kuat, itu adalah bukti bagi siapapun yang melihat mereka.

"Bagaimana kita menghadapi mereka berdua?"
"Tidak tidak bisa menggoda si cantik itu lagi."
"Tapi jika hanya ada dua orang dari mereka, mereka bisa bergabung dengan tim kita."
"Kamu salah; kita seharusnya yang meminta untuk bergabung ke kelompok mereka."
"Aku penasaran bagaimana tampangnya dibalik penutup kepala itu."
"Aku akan menguping dari ruangan sebelah pria itu malam ini."
"Dia menyebut Gazef Stronoff, Petarung terkuat diantara negara tetangga tadi khan? Jangan-jangan dia adalah murid dari Kapten Prajurit?"
"Itu mungkin saja. Biarkan aku yang membawa tanggung jawab berat ini dengan pendengaranku yang bagus (telinga pencuri)".
Saat kerumunan itu mendiskusikan dua orang misterius itu dengan semangat tinggi, pemilik kedai itu berjalan menuju salah seorang petualang:

Itu adalah wanita yang mendapatkan potion dari Ainz.
Wanita itu - Brita mengalihkan tatapannya dari potion merah yang ditatapnya dalam-dalam dan melihat ke arah pemilik dengan ekspresi bengong.
"Potion apa itu?"
"Entahlah?"

"..Hei, kamu bahkan tidak tahu? Bukankah kamu yang menerima kompensasi langsung karena kamu tahu harga dari potion ini?"

"Itu tidak mungkin, aku tak pernah melihat potion seperti ini sebelumnya. Bukankah kamu kemari untuk melihatnya juga karena kamu belum pernah melihat ini sebelumnya juga khan, pak tua?"

Brita menebak dengan benar.
"Bisakah potion ini memenuhi kompensasimu? Potionmu yang pecah adalah fakta, ya khan? Ini mungkin lebih murah yang kamu beli."

"Mungkin saja...ini adalah pertaruhan, tapi aku yakin aku akan tahu. Ini diberikan kepadaku oleh orang yang memiliki armor mewah setelah dia mendengar harga potionku."

"Oh begitu..."

"..Aku tak pernah melihat recovery potion dengan warna yang aneh itu; Mungkin saja itu item langka. Jika aku ragu-ragu kala itu dan memintanya membayar dengan uang sebagai gantinya, mungkin sama seperti meninggalkan sarang harimau dengan tangan hampa. Aku akan mencari tahu harganya besok."

"Oh, aku akan mengurus biaya penaksirannya. Bukan hanya itu, aku bahkan akan merekomendasikan tempat yang bagus untukmu."

"Pak Tua?"

Brita mengernyitkan dahi. Pemilik kedai itu bukanlah orang jahat, api dia pastinya bukan orang yang dermawan begitu saja. Pasti ada apa-apanya.

"Hey, jangan memandangku seperti itu. Aku hanya ingin kamu katakan padaku efek dari potionmu."

"Apakah itu rencanamu?"

"Itu adalah tawaran yang bagus khan? Dan dengan koneksiku, aku bisa memperkenalkanmu kepada farmasist terbaik, Lizzie Bareare itu."

Brita terkejut.
Banyak tentara bayaran dan petualang yang berkumpul di E-Rantel, jadi vendor-vendor spesialisasi dalam senjata dan perlengkapan bisa mendapatkan uang banyak, dengan perdagangan recovery potion menjadi yang paling menguntungkan. Itulah kenapa E-Rantel mempunyai farmasist lebih banyak dari kota lain.

Namun di depan kompetisi yang banyak itu, Lizzie Bareare memegang titelnya sebagai farmasist terbaik. Diantara semua farmasist di dalam kota, dia bisa membuat potion rumit dalam jumlah besar. Karena pemilik sudah menyebutkan Lizzie Bareare, Brita tidak bisa menolaknya.


***


Pintu kayu itu menutup dengan suara berderit.

Disamping meja kecil dan dua tempat tidur kayu ukuran single yang tersambung dengan lemari kecil, tak ada furniture lain. Matahari dan udara segar bisa didapat dengan membuka korden.

Ainz melihat sekeliling kamar dan kecewa. Dia tidak mengira kedai dari pedesaan akan memiliki fasilitas dan kebersihan setara Nazarick, tapi tetap saja dia haru menerima ini.
"Beraninya mereka memberikan ruangan seperti ini kepada Momon-sama."

"Jangan berkata seperti itu Nabel. Tujuan kita ke kota ini untuk menjadi adventurer dan menjadi terkenal. Sebelum itu, akan menjadi pengalaman yang bagus untuk hidup dengan cara yang cocok dengan status kita saat ini."

Dia tidak menyebutkan ketidak nyamanan di hatinya saat dia menghibur Narberal sambil menutup korden. Cahaya matahari yang menembus jarak pada korden tidak cukup untuk menerangkan seluruh kamar. Ainz dan Narberal tidak apa karena mereka berdua memiliki nightvision, tapi bagi orang biasa kamar ini terlalu gelap.

"Menjadi seorang adventurer... pekerjaan ini tidak sehebat yang aku bayangkan."


Adventurers (Para Petualang).
Ainz memiliki fantasi tentang mereka.
Orang yang mencari dunia yang tidak diketahui dan menjelajah ke sekeliling dunia. Ainz memiliki ekspektasi terhadap karir ini yang mirip sekali dengan cara yang benar bermain YGGDRASIL. Tapi setelah mendengar penjelasan dari wanita counter, dia belajar bahwa bertualang adalah karir yang praktis dan membosankan.

Kesimpulannya, adventurer adalah 'tentara bayaran yang melawan monster'. Beberapa bagian mirip dengan versi ideal Ainz tentang adventurer. Mereka memang menjelajahi bangunan-bangunan tua dari negara yang hancur oleh demon god, dan mencari harta karut di dunia rahasia; tapi mereka pada dasarnya adalah pemburu monster.

Seluruh monster memiliki kemampuan yang unik, jadi harus ada orang yang memiliki skill dengan variasi yang luas untuk menghadapi mereka.
Jika dipikirkan dari sudut itu, mungkin para pahlawan - pahwlawan yang dibutuhkan oleh orang-orang mungkin ada, yang muncul pada waktu yang klise seperti di dalam game.
Tapi realiasnya sangat berbeda.

Organisasi yang mengaturnya tidak suka ada kelompok bersenjata yang berada di luar kendali mereka. Masalah pengaturan bayaran disampingkan dahulu, status sosial dari petualang-petualang itu masih rendah.

Hanya ada alasan lain mengapa negara-negara itu tidak mengambil para petualang besar-besaran. Namun mempekerjakan staf permanen dengan gaji tinggi, Lebih baik menyerahkan pekerjaan luar kepada kepada guild petualang lokal, yang lebih logis dari sisi bisnis. Bagi perusahaan yang bisa beroperasi tanpa guild petualang atau negara yang bisa menghabisi monster-monster itu dengan militer mereka, status petualang bahkan lebih rendah lagi.

Menurut komplain dari wanita penjaga counter, tidak ada adventurer di Slane Theocracy. Status dari adventurer di Baharuth Empire menjadi lebih buruk setelah kaisar yang sekarang naik takhta.
Ainz menyingkirkan sedikit perasaan kecewa dari hatinya. Mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan dan menyadari realita berbeda dari imajinasimu adalah kejadian yang biasa.

Saat Ainz mengibaskan tangannya dengan lembut, armor full body dan 2 pedang raksasa di punggungnya menghilang tanpa jejak, menunjukkan tubuhnya yang terdiri dari kerangka di bawah perlengkapan magic.

Sebuah titik kecil berwarna merah berkedip pada kacamata abu-abunya. Topi baja yang ditutupi oleh duri-duri dan dihiasi dengan batu amethyst.
Dia mengenakan kaus berlengan panjang, hitam dan sehalus sutra serta celana longgar. Ikat pinggang di celana cukup sederhana, berwarna hitam.

Setelah melepaskan sarung tangan besi yang sederhana, sebuah cincin terlihat pada setiap jari-jari tulangnya, kecuali jari manis di kedua tangan.
Sepatu kulit yang berwarna coklat dengan hiasan luar yang terdiri dari hiasan bordir emas. Menggantung di lehernya adalah keping bundar berwarna perak dengan gambar singa. Mantel merah menghiasi bahunya.

Equipment YGGDRASIL biasanya dipasang dengan menggunakan 'crystal drive' external, jadi sulit sekali membuat standar tampilan equipment. Tapi karena banyak pemain yang benci memakai equipment yang bagian-bagiannya campuran, masalah itu sudah diselesaikan pada salah satu versi update.
Update tersebut menambahkan opsi untuk membuat standar tampilan equipment tanpa harus berakibat pada statsnya.
Armor hitam yang melindungi seluruh tubuh Ainz mempunyai beberapa persyaratan dan memiliki kemampuan [High-Level Item Creation] (Membuat Item Level Tinggi) adalah salah satunya.

Sekarang ini, Ainz menggunakan [Sure Hit Glasses] (Kacamata Pasti-Kena), [Crown of Mental Barriers] (Mahkota pelindung otak), [Clothes of Black Widow] (Baju Janda Hitam), [Black Belt] (Sabuk Hitam), [Metallic Gauntlets] (Sarung tangan Metalic), [Nemean Lion] (Singa Nemea*) *Singa yang dikalahkan oleh Hercules dalam mitologi Yunani, serta [Boots of Speed] (Sepatu kecepatan).

Pertukaran Item di YGGDRASIL biasanya dilakukan melalui transfer data kristal komputer, tapi agar bisa membuat equipment yang lebih hebat, ada beberapa orang yang membeli item tangan kedua / bekas. Sebuah masalah akan muncul jika item itu diciptakan oleh orang lain -- dan nama dari item yang mengandung kalimat yang dilarang oleh server atau menghina orang tertentu. Modifikasi mungkin dibutuhkan untuk merubah nama, tapi item yang biasanya dinamai oleh pembuatnya sesuka hati.

Nama yang aneh takkan populer ketika kamu mencoba untuk menjualnya. Biaya menamai kembali tidaklah mahal, tapi sedikit orang yang ingin membeli item dan menamai kembali di kemudian hari.
Jadi setiap pemain melakukan segalanya untuk menamai equipment mereka. Nama itu mungkin berasal dari sebuah mitologi atau bahasa Inggris.
Dan tentu saja, ada juga pengecualian.

Merepotkan sekali menamai sebuah cincin, jadi menamai mereka dengan [Cincin1],[Cincin2],[Cincin3] tidak terlalu buruk. Ainz melihat orang-orang menamai [Cincin Jempol],[Cincin Telunjuk] dan [Cincin Jari Tengah].

Teman Ainz yaitu Takemikazuchi biasanya dua 'Tachi' jika situasinya memungkinkan. Dia menamai generasi ke 8 dari salah satu Tachi sebagai 'Takemikazuchi Mk 8'.
Itu adalah nama yang sama dengan mantel merah ini.
Karena dia mengcopy pahlawan kegelapan dari komik Amerika, akhirnya dinamai [Spawn Cape].

Ini semua adalah equipment peninggalan. Dibandingkan peraltan utama Ainz ini masih berada 2 level di bawahnya, tapi membawa equipment yang terlalu kuat juga bisa menyebabkan masalah, jadi dia memutuskan untuk membawa equipment pada level ini.

Saat Ainz meregangkan bahunya untuk menikmati perasaan bebas setelah melepas armornya, Narberal memilih untuk bertanya:
"Ngomong-ngomong, bagaimana kita harus menghabisi gadis menyebalkan itu?"

"Ahh, maksudmu wanita yang potionnya kuhancurkan? Tidak perlu repot dengannya. Jika ada sesuatu yang penting padaku yang dirusak oleh orang lain, aku mungkin juga akan kehilangan ketenangan.."
Karena mentalnya terlah berubah setelah menjadi tubuh ini, Ainz berhenti sebentar dan melanjutkan:
"..Mungkin. Mengkritik aku karena menjadi ceroboh adalah hal yang alami."

"Tapi yang harus disalahkan adalah manusia bodoh yang mencari masalah dengan pemimpin tertinggi, jika bukan karena dia, takkan ada yang terjadi."

"Mungkin juga benar, tapi karena aku adalah orang yang melemparnya, aku akan berbaik hati memaafkannya kali ini. Dan apa yang ingin aku dapatkan di kota ini adalah menjadi bagian dari dunia ini dan mengangkat namaku menjadi Momon dan Nabel yang terkenal. Itu hanya akan mencoreng nama kita jika lainnya tahu kalau kita bahkan tidak bisa membayar sebotol potion."
Meskipun dia terlihat tidak puas, Narberal mengangguk tanda mengerti.

"Dan karena mereka adalah senior kita, junior seperti kita harus membiakan mereka menjaga harga dirinya.", Ainz mengatakannya sambil bermain dengan rantai di lehernya, mencoba untuk menghindar dari menyentuh [Nemean Lion].

...Jika saja dimungkinkan untuk membuat medali tiruan dari ini... tapi itu mungkin akan membuat masalah dengan guild adventurer.

Menempel pada rantai itu adalah medali tembaga yang bisa menjadi lempengan identifikasi. Lempengan ini digunakan untuk menilai kemampuan seorang petualang.

Tembaga, Besi, Perak, Platinum, Mithril, Orihalcum dan Adamantium.

Logam-logam ini digunakan untuk menilai peringkat seorang petualang, Ainz hanya mempunyai medali tembaga yang digunakan untuk pemula, sementara wanita tadi memakai medali besi. Menunjukkan rasa hormat kepada senior adalah sebuah trik untuk memuluskan diri mengarungi masyarakat.

"Tapi Ainz-sama, saya tidak percaya logam lunak seperti Adamantium cocok dengan anda. Mungkin Esensi Zamrud, Rubi Emas atau salah satu dari logam pelangi akan lebih cocok. Orang-orang kampungan ini tidak menghargai yang terhebat."

Narberal dengan biasa saja menyebut kelas tertinggi dari logam di YGGDRASIL. Ainz melihatnya dengan tajam dan mengingatkannya:
"Narberal, agar aman, panggil aku dengan Momon di kota ini."
"Atas perintah anda! Momon-sama!"
"Kamu ingin mengulang peringatanku? Panggil aku Momon."
"Ma.. Maafkan hamba!Momon sa--san."

"...Momon-sasan terdengar sedikit menggelikan, ya khan? Lupakan, jika kamu memanggilku Momon terlalu sulit, setidaknya panggil aku Momon-san. Mengerti?"

"Mengerti, Momon-san."

Narberal membungkuk dengan dalam sekali lagi saat Ainz menutup wajahnya dengan tangan. Dia masih tidak mengerti mengapa aku ingin dipanggil sebagai Momon-san. Bawahan tidak berguna.. Lupakan saja, tak ada pilihan lain. Biarkan saja.

"Aku akan menjelaskan rencana untuk selanjutnya."
"Ya!"

Narberal berlutut dan menundukkan kepalanya, itu adalah postur dari seorang pelayan menunggu perintah tuannya.

Ainz bingung. Seharusnya tidak apa karena pintu mereka tertutup setelah masuk ke dalam kamar, tapi orang-orang pasti akan bergosip jika mereka melihat pemandangan seperti ini.

Ya Ampun... mengapa dia tidak mengerti alasan aku ngotot agar dia memanggilku sebagai Momon? Aku sudah menjelaskan kepadanya sebelum kita tiba di kedai...

Ainz menjelaskan setengah ragu-ragu:
"Kita akan menyamarkan diri sebagai petualang di kota ini. Salah satu alasannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang petualan di dunia ini, diantara mereka yang kuat, yang berasal dari pemain YGGDRASIL seperti aku. Jika kita bisa mendapatkan medali pengenal peringkat tertinggi, kita bisa mengambil pekerjaan resmi dan informasi yang akan kita dapat akan lebih berguna dan bisa diandalkan. Jadi langkah pertama kita adalah menjadi petualang yang sukses."

Setelah Narberal menunjukkan bahwa dia mengerti, Ainz menjelaskan kepadanya tugas yang akan diemban.
"Tapi ada masalah."
Ainz mengeluarkan dompet kulit dan membukanya, mengeluarkan seluruh isinya ke tangan. Hanya ada sedikit koin yang muncul dan mereka pastinya tidak berkilauan.
"Kita tidak punya uang."

Saat perselisihan tadi, Ainz memiliki beberapa alasan untuk mengganti wanita itu dengan sebuah potion, dan salah satunya adalah karena dia tidak percaya diri dalam menyelesaikannya dengan uang. Akan terlihat canggung jika dia mengatakan dia tidak punya uang. Ainz menjelaskan kepada Narberal yang bingung:
"Tidak, kami punya uang, tapi hanya mata uang yang aku miliki adalah koin emas dari YGGDRASIL dan aku ingin menggunakan koin-koin emas ini hanya untuk usaha terakhir."

"Mengapa begitu? Bukankah kita sudah tahu jika koin YGGDRASIL memiliki nilai uang disini?"

"Memang benar, di desa Carne kita tahu bahwa salah satu koin emas YGGDRASIL..er, emas yang digunakan untuk berdagang diketahui sebagai emas pada umumnya, dan salah satu koin YGGDRASIL bernilai dua koin emas umum. Tapi jika kita menggunakan koin emas YGGDRASIL di kota ini, kita tidak akan tahu nantinya akan berakhir kemana. Kita bisa membuat banyak orang waspada dan jika ada pemain YGGDRASIL di luar sana, itu sama saja seperti memberitahukan keberadaan kita. Ini harus dihindari sampai kita benar-benar mengerti akan dunia ini."

"Para pemain..orang-orang yang memiliki level yang sama dengan Ainz-sama, penjahat yang menyerang Nazarick di masa lalu."

Ainz mengernyitkan dahi pada cara Narberal memanggilnya, tapi dia tidak mengatakan apapun karena alasan yang sama sebelumnya.

"Benar sekali, mereka adalah orang-orang yang tidak bisa kita anggap remeh."

Dia--Ainz Ooal Gown--yang mencapai level 100, level teratas di YGGDRASIL. Tidak biasa bagi pemain untuk mencapai level tertinggi. Atau lebih tepatnya, kebanyakan pemain berada di level 100.

Diantara pemain-pemain ini, Ainz berpikir dia sendiri berada di tengah-tengah tingkat atas. Ini karena di dalam game, Ainz berfokus untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan (grinding) yang cocok pada undead dan Magic Caster, mengabaikan peningkatan kekuatan bertarungnya. Memperhitungkan equipment level divine miliknya dan item berbayar, dia seharusnya berada di tingkat tengah-atas, tapi dia tidak boleh lupa selalu ada orang yang lebih kuat di luar sana.

Dia harus menghindari pendeteksian oleh pemain lain. Ada banyak musuh yang tidak bisa Ainz kalahkan di dalam pertempuran.

Pemain-pemain itu asalnya adalah manusia, jadi kebanyakan dari mereka akan menolong manusia di dunia ini. Jika pemain semacam ini menghadapi Albedo dan yang lainnya yang menganggap manusia sebagai sampah rendahan, Great Tomb of Nazarick dan semua yang ada di Ainz Ooal Gown akan menjadi musuh seluruh manusia. Itulah alasan yang dia pikirkan jika membawa Albedo adalah hal yang berbahaya.

Tapi aku tidak tahu jika Narberal juga berpikir sama.
Meskipun Ainz tidak bersikap bermusuhan terhadap manusia, dia tidak akan ragu untuk membunuh mereka jika itu bisa membuatnya meraih tujuannya, tapi dia ingin menghindari pertengkaran dengan pemain lain
"Melihatnya seperti ini, ini sangat disayangkan."

"Apa yang disayangkan?"

"Kehilangan orang yang disebut Nigun dengan mudahnya. Dia bisa menjadi harta karun yang berharga atas informasi, tapi aku menghabisinya setelah bertanya beberapa pertanyaan sederhana."

Banyak anggota Sunlight Scripture yang ditangkap di desa Carne. Beberapa dari mereka tewas selama proses menanyai mereka dan digunakan sebagai material untuk kemampuan spesial Ainz untuk memanggil Undead.
Mengingat kembali informasi yang mereka dapat dari interogasi, Ainz akhirnya mengejek diri sendiri:
"Pemain biasa... kelihatannya akan mendukung Slane Theocracy."

Slane Theocracy adalah negara yang relijius, menyembah enam dewa agung yang turun enam abad yang lalu.
Menurut Sunlight Scripture, Slane Theocracy ada untuk membuat manusia yang lemah mengalahkan ras lain yang lebih kuat, yang akan membuat manusia tumbuh lebih kuat dan lebih makmur. Setiap pemain yang mendapatkan kemanusiaan mereka pasti akan setuju dengan ajaran dari Slane Theocracy, sebuah negara yang bekerja keras mencapai tujuannya.

Berlawanan dengan dunia nyata dimana manusia menjadi pemimpin, mereka dianggap sebagai salah satu ras terlemah di dunia yang ini.
Manusia membangun kota-kota besar di dataran, tapi hanya tinggal disana menunjukkan betapa rapuhnya manusia itu.

Dataran terbuka adalah medan yang bahaya. Musuh mereka akan mampu mengetahui mereka karena kurangnya tempat untuk sembunyi. Alasan mereka harus tinggal di tempat seperti itu adalah kurangnya mereka dengan penglihatan malam, kekuatan kaki dan stamina. Karena manusia adalah ras lemah, mereka takkan mampu membangun peradaban mereka sendiri jika memilih untuk tinggal di tempat lain.

Banyak ras yang lebih kuat atau lebih maju peradabannya daripada manusia, tapi ras-ras ini tidak mendominasi tanah. Mereka bertarung melawan 8 raja yang mencoba menguasai dunia, membuat manusia selamat dari peperangan. Jika bukan karena ini, manusia pasti akan punah.

Adalah hal yang biasa ingin membantu manusia di dunia semacam itu, dan itu adalah alasan Ainz tidak ingin berurusan dengan Slane Theocracy, tetap waspada terhadap para pemain.

"Tentang uang, aku berencana menjual pedang-pedang prajurit Slane yang menyamarkan diri sebagai Knight.. tapi sebelum itu, kita harus mendapatkan pekerjaan."

"Mengerti. Jadi kita akan kembali ke guild besok."

"Benar sekali. aku ingin berkeliling kota dan mempelajari lebih banyak tentangnya, tapi itu bisa menunggu hingga kita memperoleh beberapa uang."

"Mengerti. Sebagai seorang maid petarung, saya akan menawarkan dukungan penuh."

"Aku akan mengandalkanmu, Narberal."

Ainz senang mendengar Narberal, yang membungkuk dengan dalam. Dia mengaktifkan magicnya, menciptakan ilusinya dan armor lagi.

"Aku akan melihat ke sekeliling, tetaplah disini dan berjaga."

"Biarkan saya mengawal anda!

"Tidak usah, aku hanya akan melihat sekitar daerah ini. Jika mungkin, aku ingin mengunjungi makam luas yang dibicarakan... aku akan meninggalkanmu disini untuk mencegah lainnya menerobos. Jangan lengah dan tetap waspada. Kita tidak boleh membuat kesalahan, tapi ini adalah daerah musuh, jadi berhati-hatilah."

"Saya akan melaksanakan perintah."
"Aku akan menyerahkan laporan secara periodik kepadamu."

Narberal menghela nafas dalam-dalam setelah Ainz meninggalkan kamar.
Dia lalu memijat sudut matanya, matanya yang tajam terkulai lemah ke bawah, dia terlihat kecapekan. Bahkan kuncir kudanya terlihat lembek dan tidak bertenaga.

Tapi dia masih ingat perintah dari tuannya yang mulia.
Narberal sangat berkonsentrasi, mencoba untuk mempelajari situasi di luar, tapi sebagai seorang Magic Caster dia kurang licik dibanding pencuri. Untuk menebusnya, dia menggunakan salah satu skillnya yang sangat dia kuasai.

"[Rabbit Ears]"
(Telinga Kelinci)

Dengan mengaktifkan mantra, sepasang telinga kelinci tumbuh di atas kepala Narberal. Telinga itu bergetar ketika mereka mendengarkan suara di sekeliling mereka.

Ini adalah salah satu dari tiga mantra kelinci, yang diterjemahkan sebagai 'magic kelinci' oleh pemain YGGDRASIL. Mantra lainnya disebut [Rabbit's Foot], yang meningkatkan status Luck, dan [Rabbit Tail], yang mengurangi sedikit agresi musuh terhadap yang merapalnya. Tampilan dari karakter wanita akan berubah jika ketiganya diaktifkan bersama, membuat magic ini sangat populer. Namun, dua mantra itu tidak dibutuhkan, Narberal tidak menggunakannya.

Kebanyakan dari magic Narberal termasuk ke dalam variasi bertempur, tapi ini adalah salah satu pengecualian.
Setelah mendengarkan keadaan sekitar dan memastikan aman, dia mengaktifkan mantra [Message]. Tiba-tiba saja, sebuah suara wanita yang manis bisa terdengar di kepala Narberal. Seakan laporannya telah dinantikan.
"Narberal Gamma, ada sesuatu yang ingin kamu laporkan kepadaku?"

"Ya, ini adalah laporan periodic."
Sekarang ini, Narberal sedang berbicara dengan pegawas dari Great Tomb of Nazarick, Albedo.
Setelah melaporkan semuanya, Narberal akhirnya berbicara tentang hal yang ingin didengar oleh lawan bicaranya.
"Ainz-sama menyebutkan Albedo-sama, berkata bahwa 'selain dia, tak ada yang aku percayai sebanyak ini'."

"Fuhu----!"
Teriakan gembira yang aneh terdengar di pikiran Narberal.
"Bagus sekali~ sangat bagus~ Narberal adalah gadis yang baik! Teruslah mempromosikan aku seperti ini! Ini adalah perintah dari Pengawas Nazarick!"

Tanda tanya muncul di atas kepala Narberal, dia berpikir "Apakah sesuatu seperti ini layak diterbitkan sebagai perintah?". Memikirkannya dengan tenang, ini adalah kontes untuk memutuskan siapa yang akan melayani sang maharaja. Dengan begitu, perintah seperti ini benar-benar wajar.

Sementara Narberal bertanya-tanya tentang ini, suara gembira Albedo bisa terdengar lagi:
"Dengan Shalltear yang pergi melaksanakan misi, aku akan menggunakan kesempatan ini untuk pelan-pelan menjembatani jarak antara diriku dan Ainz-sama! Mungkin itu adalah benteng yang sulit untuk dikuasai, tapi dengan serangan bergelombang, pasti akan runtuh setelah menerima tempat berpijak! Ketika hari menggembirakan itu datang, Shalltear akan becucuran air mata penyesalan!"

Teriakan gembira Albedo membuat Narberal mengernyitkan dahi. Bahkan Narberal menjeadi jengkel mendengar suara menggangu seperti itu.
Dengan suara yang bahagia dan langkah kaki meloncat-loncat, Albedo terus berceloteh tentang apa yang dia rencanakan selanjutnya dan bagaimana harusnya. Dia tiba-tiba bertanya dengan tenang:
"Mengapa kamu membantuku? Apa alasan kamu memilihkuu daipada Shalltear? apakah ada yang kamu inginkan?"

"Ini adalah pertanyaan yang sederhana. Jika anda bertanya kepadaku siapa yang lebih cocok untuk bersanding dengan Ainz-sama, Shalltear-sama ataukah Albedo-sama, saya pasti akan menjawab Albedo-sama."

"Fuhu----! Fantastik. Aku tidak mengira kamu akan menjadi orang yang memikirkan tentang masa depan Nazarick, menakjubkan."

"Dan kak Yuri tidak bisa menghadapi Shalltear-sama."
"Oh, Yuri Alpha. ternyata begitu.. memang benar. Apakah lainnya berada di timku juga?"
Bukan hanya wakil kapten Yuri Alpha, teman-temannya yang lain muncul dalam otak Narberal pula:
"Itu tidak yakin. Lupusregina berada dalam tim Albedo-sama, tapi Solution berada di sisi Shalltear. Ratu Serangga dan Shizu tidak tahu, mungkin duduk di pagar."

"Apakah ada cara untuk merekrut Solution?"

"Itu akan sangat sulit, karena yang menarik perhatiannya mirip dengan Shalltear-sama."

"Oh begitu... dasar hobi yang rendah."

Narberal setuju dengan Albedo, tak bisa mengerti ketertarikan dari Solution Epsilon dan memiringkan kepalanya.
Kecuali satu orang pria, seluruh manusia adalah sampah rendahan, tapi dia tidak senang membully mereka. tapi dia akan membunuh mereka jika mereka menghalanginya, dan akan habis-habisan untuk menyelesaikan tugas. Tapi dia tidak akan membunuh manusia dengan sengaja.

"Tak ada pilihan. ayo cepat tarik gadis-gadis lain ke tempatku. Pertama adalah ratu serangga dan Shizu."

"Seharusnya itu bukan masalah. Solution dan ratu lebih senang menganggap manusia sebagai makanan. Jika kita mendapatkan ratu serangga bergabung dengan sisi Albedo-sama, Solution mungkin akan menjadi sekutu kita pula."

"Kamu benar.. aku mengerti. Ayo kita rubah topiknya... apa yang dilakukan Ainz-sama yang kuncintai lainnya, bisakah kamu menceritakkanya dengan detil?"

"Ya, Seperti yang anda minta."

Kontak berkala dengan Albedo sangat ramai -- ketika Albedo tahu bahwa Ainz dan Narberal tidur di kamar yang sama, dia mengeluarkan teriakan yang berisik dan aneh -- sampai membuat mantra [Message] menjadi runtuh sehingga harus merapal ulang hingga empat kali. Membuat Ainz jengkel ketika dia kembali, tapi itu adalah cerita lain.


***


Udara serasa diwarnai, saat Brita mencium beberapa kali seperti anjing.
Dia tidak salah jika di udara ada sedikit bau tanaman. Bau ini disebabkan oleh gilingan bermacam tanaman dan obat. Bau ini juga mengatakan kepada Brita jika dia telah sampai di tempat tujuannya.

Brita melanjutkan menuju area dimana bau itu semakin kuat. Setelah melihat ke sekeliling dengan hati-hati, dia tiba di depan bangunan terbesar. Desain bangunan ini berbeda dengan yang lainnya, yang mempunyai toko di depan dan workshop di belakang. Seluruh bangunan didesain untuk menjadi workshop, tanpa ada toko depan seperti bangunan lainnya.

Menurut klimat di papan kayu yang menggantung di pintu dan tanda diluar, ini adalah tempatnya.
Lonceng yang tergantung di pintu berbunyi dengan nyaring sekali ketika dia mendorong pintu agar terbuka.
Dia memasuki aula yang terlihat diperuntukkan untuk menerima tamu, dengan dua bangu yang saling menghadap di tengah. Rak-rak buku ditempatkan di dinding dan tanaman hias diletakkan di sudut.

Brita disambut oleh seseorang ketika dia memasuki aula:
"Selamat Datang!"

Itu adalah suara pria, tapi kedengarannya terlalu muda untuk disebut pria.
Dia melihat sekeliling dan menemukan seorang pemuda dengan baju kerja yang lusuh dengan noda getah tanaman, yang juga menyebarkan bau yang kuat.

Wajahnya separuh tertutupi oleh rambutnya yang panjang dan berwarna pirang, membuatnya sulit untuk menerka usianya. Tapi melihat dari tinggi badan dan suara, dia seharusnya masih dalam pertumbuhan.

Dia mungkin saja masih muda, tapi Brita bisa menebak namanya. Selain dari neneknya, dia juga salah satu dari orang terkenal di E-Rantel karena bakatnya.

"..Tuan Nfirea Bareare?"

"Ya, itu aku."

Pemuda itu--Nfirea mengangguk dan bertanya:

"Ada yang bisa ku bantu?"

"Ah benar juga. Tunggu sebentar."
Brita mengeluarkan secarik kertas dari pemilik kedai dan menyerahkannya kepada pemuda yang sedang mendekatinya.
Nfirea langsung membuka dan membaca isinya.

"Oh... begitu. Bisakah anda menunjukkan padamu potion itu?"
Nfirea menerima potion dari Brita dan mengangkatnya hingga sejajar dengan mata, meskipun matanya tertutup rambut.

Suasana pun berubah.
Ketika Nfirea menyingkirkan rambutnya ke samping, akhirnya diketahui bahwa tampangnya sangat menarik. Banyak wanita yang akan tergila-gila kepadanya di masa depan.
Tetapi disamping matanya yang tajam, aroma kekanak-kanakan masih bisa dilihat di wajahnya. Menurut cara dia berbicara, sulit dibayangkan jika matanya setajam ini, seakan berkilauan dengan kebahagiaan. Nfirea mengocok potion itu beberapa kali dan mengangguk:
"Maaf, tapi itu bukan tempat yang tepat untuk bicara, bisakah kita pindah ke tempat lain?"
Brita setuju dan mengikuti Nfirea menuju ruangan yang berantakan. Tapi dia hanya berpikir begitu karena dia tidak memiliki pengetahuan tentang seorang professional.
Di atas meja terdapat botol-botol, tabung tester, penjernih, mortar, tabung kimia, lampu alkohol, penggaris, pot mengerikan dan lainnya. Rak-rak di dinding dipenuhi dengan bermacam tanaman obat dan mineral.

Sebuah aroma yang unik dan tajam berputar-putar di dalam ruangan, memberikan kesan berbahaya kepada tubuh.
Orang yang berada di dalam ruangan itu menatap dua orang yang masuk.

Dia adalah seorang wanita tua dengan rambut yang benar-benar putih dan panjangnya sebahu, yang memiliki tangan dan wajah penuh keriput. Secara keseluruhan ada noda hijau yang lebih banyak dari Nfirea, memberikan bau rumput yang kuat.
Nfirea memanggilnya wanita tua itu ketika dia masuk:

"Nenek!"

"Ada apa, tidak usah berteriak sekencang itu, aku bisa mendengarmu. Telingaku masih sehat."
Nfirea hanya memiliki nenek kandung, yang juga merupakan farmasist di kota ini, Lizzie Bareare.
"Cepat, lihat ini."
Mengambil potion yang diberikan Nfirea, tatapan tajam Lizzie membuat Brita gemetar, seakan dia menghadapi veteran yang kuat.

Itu bukan ilusi. Farmasist juga menggunakan magic ketika membuat obat, semakin terkenal seorang farmasist, semakin tinggi tingkat mantra yang dia gunakan. Itulah kenapa Lizzie, farmasist terbaik di E-Rantel, lebih kuat dari Brita.

"Potion ini... apakah kamu yang membawanya kemari... potion legendari ini? Tidak, jangan-jangan... Darah Dewa? Hey, potion apa ini?"

"Eh?"
Brita menatap dengan mata terbelalak dan mulut menganga. Itulah adalah apa yang ingin dia tanyakan, dia pikir.
"Tidak mungkin.... potion seperti ini bisa ada. Darimana kamu mendapatkannya?Reruntuhan?"

"Eh?Erm, tidak, itu..."

"Dasar gadis lamban. Jawab saja pertanyaanku, darimana kamu mendapatkan ini! Apakah kamu mencurinya? Hmmmmm?"

Bahu Brita gemetar karena kaget. Dia tidak melakukan apapun yang salah. tapi tetap saja rasanya dia seperti sedang diceramahi.
"..Nenek, berhentilah menakutinya."
"..Kamu ngomong apa Nfirea. Aku tidak menakutinya.. ya khan?"
Tidak, memang iya. itu yang ingin dikatakannya, tapi dia menelan ludah dan menceritakan cerita bagaimana dia mendapatkan potion ini:
"Ah, erm, ini diberikan kepadaku sebagai kompensasi oleh seseorang."

"..Huh?" Mata Lizzie menjadi serius. "Ini sangat bernilai..."

"Tunggu sebentar, nek. Jika aku boleh bertanya, Miss Bita, siapa yagn memberikannya padamu? Mengapa?"

Brita yang dibantu Nfirea menjelaskan dia mendapatkan potion dari seseorang yang misterius dalam balutan armor full body. Keriput Lizzie semakin dalam mendengarnya:
"...Apakah kamu tahu ada tiga tipe potion?"

Tanpa memberikan Brita kesempatan untuk menjawab, Lizzie melanjutkan:
"Pertama adalah yang dibuat dengan tanaman obat. Tipe ini menunjukkan efeknya lambat dan hanya akan menguatkan kemampuan dasar manusia. Efeknya minimal tapi murah. Yang kedua terbuat dari tanaman obat dan magic. Potion semacam ini menunjukkan efek lebih cepat dari yang pertama, tapi masih membutuhkan waktu. Jika ada waktu setelah pertempuran, kebanyakan petualan akan menggunakan recovery potion tipe ini. Tipe terakhir adalah potion yang dibuat hanya dengan magic. Ini dibuat dengan menyuntikkan mana ke dalam cairan kimia. Efek dari potion ini langsung, tapi mereka sangat mahal. Sekarang, tipe mana potion yang kamu bawa? Aku tidak melihat sisa tanaman obat, jadi seharusnya potion ini dibuat oleh magic. Tapi--"

Lizzie mengeluar sebuah boto yang dipenuhi dengan cairan biru dan memindahkannya ke depan Brita:
"Ini adalah recovery potion dasar. Tahu perbedaan warnanya. Dalam pembuatannya, recovery potion selalu berubah menjadi biru, tapi milikmu itu merah. Itu artinya proses produksi dari potionmu ini berbeda dengan recover potion normal. Kesimpulannya, potion ini sangat langka dan bisa memberikan revolusi terhadap teknik pembuatannya.. mungkin sedikit sulit bagimu untuk mengerti apa artinya."

Setlah Lizzie selesai menjelaskan, dia mengaktifkan magic miliknya:
"[Item Identification] (Identifikasi Item),[Detect Magic Enchantment] (Deteksi Mantra yang digunakan)."

Lizzie menggunakan dua mantra dan ekspresinya berubah menjadi kaget dan marah.
"Kukuku..Fu hahaha!"
...Tawa maniak menyeruak di dalam ruangan kecil itu. Lizzie pelan-pelan mengangkat kepalanya menunjukkan senyum gila dan mengerikan. Brita kaget dengan perubahan tiba-tiba dari Lizzie dan tak bisa berkata apa-apa, dia bahkan tidak bisa menggerakkan jari-jarinya.

"kukuku! Seperti yang kuduga! Lihat baik-baik potion ini, Nfirea! Ini adalah bentuk terhebat dari potion. Saat ini! Kita Farmasist, Alchemist dan semuanya yang berhubungan dengan pembuatan potion tidak mampu mencapai tingkatan ideal ini bahkan setelah puluhan tahun melakukan riset!"

Pipi Lizzie memerah karena sangat gembira dan nafasnya menjadi kepayahan karena dia terus-terusan tersengal-sengal. Menolak untuk melepasnya, dia memindahkan potion ke depan wajah Nfirea:
"Potion akan menurun nilainya, ya khan?"

"Ya, tentu saja."
Dibanding kegembiraan Lizzie, nada Nfirea sangat tenang tapi Brita melihat ekspresinya yang menunjukkan tanda bahagia.

Dia tidak tahu mengapa dua orang ini sangat gembira, tapi dia merasa dia telah terseret ke dalam peristiwa besar. Potion yang dia bawa membuat farmasist terkuat sangat gembira.

"Potion yang hanya menggunakan magic dibuat hanya dengan cairan kimia. Cairan ini dibuat dengan menggunakan mineral sebagai dasar sebelum mereka berubah melalui kimia, jadi sudah sewajarnya mereka akan menurun nilainya dimakan waktu! Itulah kenapa kita butuh untuk merapal [Preserve]."
Saat ini, Lizzie berhenti sejenak dan memutuskan. "Begitulah kejadiannya sebelum ini."

Brita sedikit mengerti ucapan Lizzie dan menatap cairan merah dengan kaget. "Botol ini! Potion ini! Potion Merah ini! Tidak akan menurun nilainya meskipun tanpa magic pengawetan, ini adalah potion sempurna! Tak ada yang melakukan ini sebelumnya! Menurut legenda, recovery potion yang sebenarnya adalah darah dewa". Lizzie mengocok potion di tangannya, cairan merah terang berputar-putar di dalam. "Tentu saja, itu hanya legenda. Ada candaan di dalamnya diantara farmasist bahwa darah dari dewa adalah biru."

Sesaat kemudian, Lizzie melihat potion yang dikocok dengan tangannya yang gemetar karena gembira:
"Ini mungkin adalah darah asli dari dewa!"
Lizzie yang megap-megap, Nfirea yang terus-terusan menepuk punggungnya, Brita yang melongo. Kebisuan dari mereka bertiga akhirnya pecah oleh Lizzie:
"..Kamu datang untuk mencari tahu efek dari potion ini, ya khan? ini setara dengan magic recovery tingkat 2. Dengan mengabaikan kelangkaan dan nilainya yang sulit dipahami, harga potion ini cukup bisa membuat orang membunuh karenanya."
Seluruh tubuh Brita gemetar.
Nilainya dan efeknya saja sangat tinggi bagi seorang petualang dengan medali besi. Masalahnya adalah nilainya yang tidak bisa dimengerti yang bahkan membuat Lizzie terlihat seperti dia melihat dengan matanya yang tajam untuk mencari kesempatan mencurinya.

Tapi ketika keraguan ada di dalamnya. Mengapa orang dengan armor full body menawarkan potion ini semudah itu? siapa orang dibalik armor itu?

pertanyaan-pertanyaan yang tak terhitung jumlahnya berkecamuk di dalam hatinya, Lizzie betanya:
"Apakah kamu ingin menjualnya kepada kami? Aku akan memberimu harga yang bagus, bagaimana kalau 32 koin emas?"

Mata Brita menjadi semakin lebar.
Harga yang ditawarkan adalah jumlah yang sangat menakjubkan bagi Brita. Selama dia tidak boros, uang sebanyak itu akan bisa memberi makan 3 keluarga selama 3 tahun.

Brita ragu-ragu, dia tahu potion ini memiliki nilai yang tidak bisa dibayangkan, tapi apakah itu adalah pilihan yang benar menjualnya langsung dengan koin emas 32 keping? kesempatan mendapatkan potion lainnya seperti ini sangat tipis.

Tapi apakah dia akan tetap hidup jika dia menolak?
Melihat Brita yang ragu-ragu, Lizzie menggelenkan kepala dan menawarkan rencana lain---



***


Keesokan paginya, Ainz, yang menyebut dirinya Momon sekarang, membuka pintu guild.
Setelah masuk ke dalam bangunan, dia melihat counter dimana tiga gadis menerima para petualang dengan senyuman. Ada Warrior-warrior dengan armor full body, orang yang terlihat gesit dengan busur dan yang memakai armor ringan, orang yang berpakaian seperti pendeta dengan aksesoris simbol relijius... dan Magic Caster dengan jubah panjang dan tongkat.

Ada pintu besar di sebelah kiri dan papan pengumuman di kanan. Dia tidak melihatnya kemarin, tetapi ada beberapa perkamen yang menempel disana dan sekelompok petualang yang sedang berbicara di depannya.
Merasa jengkel dengan pemandangan dan perkamennya, Ainz mendekati counter.

Banyak yang melihat kalung medali tembaga di leher Ainz dan dia bisa merasakan mereka sedang melongo menatap seluruh tubuhnya, mirip dengan suasana di kedai kemarin.
Ainz memandang para petualang ini dari sudut matanya. Medali yang ada di leher mereka terbuat dari perak dan emas, tak ada medali tembaga. Merasa sedikit asing, Ainz berjalan ke counter.

Sekelompok petualang baru saja berangkat, meninggalkan salah satu resepsionis wanita menjadi kosong. Setelah sampai kepadanya, Ainz bertanya:
"Maaf, tapi aku sedang mencari sebuah pekerjaan."


"Kalau begitu silahkan pilih salah satu perkamen di sebelah sana dan bawa kemari."
Ainz menganggukkan kepala tanda paham, seolah-olah terasa bahwa kelenjar keringatnya bekerja lagi. Dia menuju ke depan papan pengumuman yang ada perkamennya. Ainz memeriksa mereka semua dan mengangguk dengan kuat.

Yup, aku tidak bisa membacanya.
Salah satu aturan di dunia ini adalah komunikasi verbal akan diterjemahkan, tapi kelihatannya ini tidak berlaku untuk kalimat yang dituliskan.

Terakhir kalinya dia mengunjungi guild, dia ditolong oleh salah satu wanita yang bekerja sebagai resepsionis dan dia dengan naifnya mengira kali ini akan sama. Dia merasa ingin menghela nafas atau berguling di tanah, tapi akhirnya mampu menahan diri. Berterima kasih karena perubahan setelah mendapatkan tubuh ini, Ainz memutar otaknya.

Tingkat rata-rata literasi disini tidaklah tinggi, tapi kelihatannya masih tetap aneh jika ada yang tahu dia tidak bisa membaca, mereka mungkin akan mengejeknya.
Ains telah memberikan peralatan untuk menterjemahkan tulisan kepada Sebas dan tidak mempelajari magic semacam itu sama sekali ketika berada di YGGDRASIL. Dia menggunakan gulungan untuk menggantikan magic yang kelihatannya terlihat tidak berguna.
Tidak membuat persiapan apapun meskipun dia tidak bisa membaca bahasa dunia ini, itu adalah hal yang bodoh, tapi sekarang sudah terlambat untuk itu dan menyesalinya tidak akan banyak membantu.

Narberal juga tidak bisa membaca, jadi tidak ada cara lain.
Meskipun pikirannya dipenuhi dengan pemikiran negatif, sebagai seorang pemimpin tertinggi dari Nazarick dia seharusnya menghindari sikap apapun yang memalukan.

Setelah menguatkan hatinya, Ainz merobek salah satu lembar perkamen dan menuju counter:
"Aku ingin mengambil pekerjaan ini."

Resepsionis itu terlihat bingung dengan perkamen yang diserahkan di depannya dan dia tersenyum canggung:
"Maafkan saya, pekerjaan ini hanya bisa dilakukan oleh petualang dengan peringkat mythrill..."

"Aku tahu, itulah kenapa aku mengambilnya."
Mendengar sikap bicara Ainz yang tenang dan tegas, resepsionis itu terlihat terkejut.
"Uh, itu..."
"Aku ingin mengambil pekerjaan ini."
"Huh? Meskipun anda memintanya, ada syarat dan ketentuannya.."
"Syaratnya itu bodoh. Aku tidak mau mengulangi tugas-tugas yang tak artinya sebelum aku bisa dipromosikan."
"Tapi jika pekerjaannya berakhir gagal, banyak orang akan kehilangan nyawa mereka."
Suara resepsionis yang kukuh didukung oleh sistem evaluasi guild dan oleh tambahan dari usaha gabungan banyak petualang.

"Hmmph."
Setelah mendengar suara Ainz yang sombong, para petualang dan resepsionis berubah menjadi agak tidak bersahabat. Orang baru ini benar-benar menertawakan kepatuhan mereka kepada peraturan. Ainz berpikir bahwa mereka menunjukkan sikap seperti itu adalah biasa.

Tubuh Ainz, menjadi undead seperti itu, tidak mampu merasakan gatal atau sakit, namun sisa-sisa Suzuki Satoru membuat Ainz ingin membungkuk sedalam-dalamnya dan meminta maaf.

Suzuki Satoru benci orang "meskipun tidak memiliki ide sendiri, tetap saja menolak saran dari yang lainnya.", "seseorang yang tidak memiliki nalar yang wajar". Sekarang ini sikap Ainz seperti yang terakhir, dia benar-benar ingin seseorang menghajarnya.

Tapi Ainz tidak bisa mundur dulu. Meskipun berpikir dia seharusnya menjadi lembut, dia masih harus mendapatkan hasil yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, jadi Ainz menggunakan jurus andalannya. "Orang di belakangku ini adalah teman seperjalananku. Dia adalah seorang magician tingkat 3."

Meskipun udara terlihat tegang, semuanya melihat Narberal dengna mata terkejut. Di dunia ini, Magic Caster yang sampai pada tingkat tiga bisa disebut telah mencapai tingkatan master.

Apakah ini benar? Mata setiap orang mengawasi Ainz dan satu set armornya yang mewah, ragu akan kebenaran dibalik kata-katanya.

Perlengkapan petualang dan kemampuannya sangat berhubungan: semakin mumpuni seorang petualang, semakin baik pula perlengkapannya. Dengan teman wanitanya dan satu set armornya yang megah, Ainz kelihatannya sangat meyakinkan.

Mengetahui akan perubahan mereka saat melihatnya, Ainz bersorak dalam hatinya dan memutuskan menyerang selagi besi masih panas.
"Sedangkan aku, aku adalah warrior yang setara dengan kekuatan Nabel. Aku bisa membuktikan bahwa pekerjaan dengan level seperti ini bagi kami sama dengan jalan-jalan di taman."
Dibanding sekarang, keterkejutan resepsionis dan petualang di sekitar semakin sedikit. Ainz merasa mata yang menatapnya berubah.

"Kami tidak menjadi petualang hanya untuk melakukan pekerjaan kecil dan memperoleh beberapa koin tembaga. Aku ingin tantangan dengan tingkatan misi yang lebih tinggi. Jika kamu ingin melihat kemampuan kami, kami bisa menunjukkan padamu. Bisakah kamu membiarkan kami mengambil pekerjaan ini?"

Rasa bermusuhan dari sebelumnya berangsur berkurang, diganti dengan suasana 'dia benar' dan 'oh begitu'. Petualang yang menempatkan tekanan pada kekuatan mengerti kalimat Ainz.

Tapi resepsionis itu berbeda:
"...Maafkan saya, saya tak bisa membiarkan anda melakukan pekerjaan ini karena regulasi yang ada."

Figur dari resepsionis yang membungkuk karena membuat Ainz melakukan pose kemenangan di dalam hatinya.
"Baiklah kalau begitu... aku memang terlalu memaksa, maaf." Ainz menundukkan kepalanya sedikit dan meminta maaf.

"Tolong bantu mencarikan pekerjaan yang paling sulit dari peringkat tembaga. Apakah ada yang lainnya selain yang ada di papan?"
"Ah, saya mengerti. Ada pekerjaan lain yang tersedia."
Resepsionis tu berdiri dan saat Ainz menangis karena berhasil memenangkannya, suara seorang pria sampai di telinganya:
"Bagaimana kalau membantu pekerjaan kami?"

"Huh?"
Dia tak tahan untuk mengeluarkan geraman seperti mengancam. Ketika Ainz berbalik, mencoba untuk menenangkan diri, dia melihat sekelompok yang terdiri dari 4 orang petualang dengan medali perak yang berkilauan di leher mereka.
Ainz mengeluh di hatinya -- Saat ketika aku berhasil mendapatkan kemenangan... --dan berputar untuk menghadap mereka:
"Pekerjaan itu.. apakah layak..?"
"Yeah---- kami kira itu layak."

Orang yang terlihat seperti pemimpin itu menjawab. Dia mengenakan armor chainmail -- cincin rantai yang banyak jumlahnya membentuk tautan, yang dipakai di atas armor kulit atau kaus chainmail -- seseorang yang terlihat seperti warrior.
Apakah dia harus bergabung dengan tim pria ini dan bekerja sama dengan mereka? dia harus memutuskan setelah mendengar penawaran mereka, tapi tidak mungkin baginya untuk bilang jika resepsionis masih mau membantunya memutuskan pekerjaan mana yang diterima.
Di lain pihak, mengambil pekerjaan mereka akan membuatnya bisa membangun hubungan dan mendapatkan informasi yang dicari oleh Ainz.

Ainz mengangguk pelan:
"Karena aku sedang mencari pekerjaan yang layak, mari kita bekerja sama. Tapi aku masih akan bertanya pekerjaan macam apa itu."
Setelah mendengar jawaban mereka, pria itu meminta resepsionis untuk mempersiapkan ruangan bagi mereka.

Mirip dengan ruangan konferensi, sebuah meja kayu di tengah dengan kursi yang ditempatkan di sekelilingnya. Pria itu duduk berdampingan di kursi dalam.
"Silahkan duduk."
Ainz duduk seperti yang diminta dan Narberal pelan-pelan juga duduk di sampingnya.

Pria itu masih muda, tidak terlihat seperti berusia 20 tahun, tapi tak ada sifat kekanak-kanakan pada mereka; memiliki jiwa kedewasaan yang tidak cocok dengan usianya.
Mereka mungkin terlihat duduk biasa, tapi posisi mereka memungkinkan untuk bisa mengambil senjata kapanpun.
Itu mungkin hanya sikap tak sadar, atau kebiasaan setelah mengalami kematian berkali-kali.

"Sebelum membicarakan pekerjaan ini, mari kita lakukan perkenalan sederhana."
Pria yang terlihat seperti warrior tersebut berkata mewakili mereka.
Tampilannya terdiri dari rambut pirang dan mata biru, keduanya sangat umum di kingdom, sementara wajahnya yang biasa-biasa saja memiliki figur yang lembut.

"Senang berjumpa denganmu, aku adalah pemimpin dari 'Sword of Darkness' (Pedang Kegelapan), Peter Mork. Ini adalah Ranger tim kami, Lukeluther Bolbu."
Pria berambut pirang dengan armor kulit itu mengangguk membalas. Matanya yang coklat dan sipit terlihat ceria dan lengan-lengannya yang panjang dan kurus memberi kesan seperti laba-laba. Tapi tubuhnya yang ramping adalah hasil dari menyingkirkan seluruh lemak.

"Selanjutnya adalah Magic Caster kami, strategist dari tim ini, Ninya -- seorang Mage."
"Salam kenal."
Dia terlihat yang paling muda diantara semuanya. Pria yang mengangguk itu sudah mencapai usia dewasa, dia memiliki rambut coklat dan mata biru, tapi senyum di wajahnya itu terlihat seperti anak-anak.

Tak seperti kulit yang coklat karena matahari dari anggota tim lainnya, kulitnya pucat dan dia memiliki wajah yang paling bagus diantara kelompok itu. Bukan tampan seperti pria yang macho, tapi seperti pria metrosexual. Dibanding dengan yang lainnya, suaranya juga memiliki pitch yang tinggi.

Tapi senyum di wajahnya terlihat seperti topeng, tidak berbeda dengan senyum palsu. Sedangkan pakaiannya, sementara teman-temannya dibungkus dengan armor, dia hanya mengenakan baju kulit. Jika ada yang melihat dibawa meja, banyak sekali item aneh yang bisa terlihat dari ikat pinggangnya, termasuk botol dengan bentuk aneh dan benda kayu aneh.
Jika dilihat dari titel 'mage', dia seharusnya mirip dengan Ainz, Magic Caster tipe power.
"..Peter, bisakah aku mohon padamu untuk tidak menggunakan nickname memalukan selama perkenalan?"
"Eh?Tapi itu keren lho."

"Kamu punya nickname?"
Ainz bertanya seakan dia tidak yakin apa yang terjadi dan Lukeluther menjelaskan:
"Dia dilahirkan dengan bakat sejak lahir, Jenius Magic Caster yang terkenal."

"Oh--"
Ainz kagum dan menghela nafas; 'bakat sejak lahir' adalah informasi yang dia dapatkan setelah menyiksa 3 orang anggota Sunlight Scripture hingga tewas, dan dia senang mendapatkan contoh hidup di depannya.

Narberal hanya mengeluarkan bunyi 'Hmmp' menghina, tapi untungnya anggota lain tidak mendengar itu dan Ainz lega. Selama negosiasi, tindakan aneh dari bawahan yang janggal akan mempengaruhi mood dari boss, dan Ainz sedikit marah karenanya. Tapi akan buruk jika dia memulai bertengkar sekarang, jadi Ainz tetap tenang.

"Tidak ada yang hebat. Hanya kebetulan saja bakat sejak lahirku seperti ini."
"Ohh."
Sekarang Ainz lebih tertarik. Dia memajukan badannya dan mendengarkan dengan hati-hati. 'Bakat sejak lahir' mirip dengan martial arts, mereka adalah skill spesial yang unik di dunia ini dan tidak ada di YGGDRASIL. Hanya sekitar 1 dari 200 orang yang memiliki kemampuan spesial ini. Dan Bakat sejak lahir tidaklah langka, tapi perbedaan skill spesial sangat luas. Ada tipe kuat dan lemah, dengan banyak variasinya.

Seperti memprediksi cuaca hari esok dengan keakurasian 70%, memperkuat makhluk yang disummon, kemampuan untuk memanen tanaman beberapa hari lebih cepat, menggunakan magic dragon yang hanya ada di masa lalu dan seterusnya.
Karena kekuatan ini sudah diputuskan sejak lahir, tidak mungkin memilih atau merubahnya. Ada banyak kasus dimana orang tidak mampu memanfaatkan kekuatan penuhnya. Seperti contoh, bakat lahir akan meningkatkan kekuatan penghancur dari magic, jika orang itu tidak mampu menggunakan magic, maka bakat lahir itu akan sia-sia.

Hanya yang beruntung yang mampu menggunakan bakat lahir mereka hingga sepenuhnya. Disamping orang-orang yang bakat lahirnya kuat, bakat lahir yang bisa menentukan seluruh hidup dari seseorang sangat langka.

Seorang warrior seperti Gazef Stronoff tidak memiliki bakat lahir, memberikan bukti ini. Mereka yang memiliki bakat lahir orientasi combat cenderung memilih bertualang sebagai karirnya. Itulah kenapa kamu bisa menemukan banyak orang dengan bakat lahir diantara mereka. Pemilik bakat lahir sebelumnya juga kebetulan menjadi satu dari yang paling beruntung yang bisa memakainya sepenuhnya.

"Kurasa 'bakat lahir' milikmu 'Magic Talent' membuatmu bisa mempelajari mantra yang biasanya memerlukan delapan tahun hanya menjadi empat tahun? Aku bukan seorang Magic Caster, jadi aku tidak yakin seberapa hebat ini."

Karena Ainz adalah kelas Magic Caster, dia sangat penasaran dan ingin mengkoleksi informasi ini. Mendapatkan kemampuan yang tidak ada di Great Tomb of Nazarick akan sangat berguna bagi guildnya. Jika ada suatu cara untuk mencuri kemampuan ini, akan sangat berharga meskipun harus membuat resiko menjadikannya seorang musuh.

Kemampuan untuk memperpendek waktu pembelajaran seharusnya adalah tipe dari magic yang melebihi tingkatnya, [Wish Upon a Star] (Berharap kepada bintang).
Keduanya melanjutkan untuk berbincang, tidak mengetahui tampang Ainz yang mangancam di bawah penutup kepalanya:
"...Aku beruntung memiliki kemampuan ini sejak lahir, ini membuatku bisa mengambil langkah pertama meraih mimpi. Jika bukan karena kemampuan ini, Aku hanya akan menjadi orang biasa yang sibuk menghabiskan seluruh hidupnya."

Suara rendah itu mengandung kemurungan dan kemalangan. Peter mencoba merubah mood dan berbicara dalam nada berbeda:
"Tidak perduli bagaimana, kamu adalah pemilik 'innate talent' (bakat lahir) yang terkenal di kota ini."
"Tapi ada seseorang yang lebih terkenal dariku."
"Pimpinan Blue Rose?"
"Orang itu juga terkenal, tapi aku membicarakan tentang kota ini."
"Maksudmu Bareare!"

Nama ini diucapkan oleh pria terakhir yang belum diperkenalkan. Ainz tertark dengan nama ini dan berkata:
"..innate talent apa yang dia miliki?"

Keempatnya terlihat terkejut, kelihatannya ini adalah masalah yang jelas. Ainz terselip karena rasa ingin tahunya dan hasratnya untuk memperoleh kemampuan ini dan memperkuat Nazarick. Dia menyesali kesalahannya, menenangkan dirinya bahwa dia bisa memperbaiki kesalahan seperti ini.
Tapi sebelum Ainz bisa menjelaskan, pihak lain menyimpulkan:
"Ternyata begitu, mengenakan armor semewah itu dan membawa gadis cantik dengan anda. Tidak aneh jika kami tidak tahu apa-apa tentang anda, itu karena anda bukan dari sini, ya khan?"

Respon penolong ini membuat Ainz mengangguk:
"Memang benar. Kami baru saja tiba kemarin."
"Oh, jadi kamu tidak tahu? dia adalah orang terkenal di kota ini, tapi kelihatannya namanya masih belum tersebar ke kota lain, ya khan?"
"Ya, aku tak pernah mendengarnya. Maukah kamu memberitahuku?"

Namanya adalah Nfirea Bareare, dia adalah cucu dari farmasist terkenal. Innate Talen miliknya adalah kemampuan untuk menggunakan item magic apapun. Tidak hanya gulungan dari sistem magic yang berbeda, tapi juga item yang dilarang oleh ras selain manusia. Item-item yang dilarang oleh kerajaan juga tidak apa.


"..Oh."
Ainz mencoba menekan rasa bahaya dalam suaranya dan menghela nafas.
Dia bisa menggunakan 'innate talent' sampai sejauh itu? [Tongkat Ainz Ooal Gown] memiliki kondisi langka, itu adalah item yang hanya bisa digunakan oleh guildmaster, dan item legendaris pula. Jangan-jangan orang ini bisa menggunakan mereka semua? Ataukah ada batasannya?

Ini adalah orang yang seharusnya dikhawatirkan, tapi nilainya sebagai pion juga tinggi. Narberal juga merasakan hal yang sama. Dia menggerakkan mulutnya ke telinga di bawah penutup kepala Ainz dan berkata dalam nada peringatan:
"Kurasa orang ini sangat berbahaya."

"..Aku tahu. Datang ke kota ini adalah pilihan yang tepat."
"Momon-san, ada apa?"
"Oh, tidak apa, abaikan saja aku. Ngomong-ngomong, bisakah kamu memperkenalkan temanmu yang terakhir kepadaku?"
"Baiklah. Dia adalah seorang druid -- Dine Woodwonder. Dia bisa menggunakan mantra healing, magic manipulasi alam dan dia juga sangat tahu tentang tanaman-tanaman obat. Tolong bilang padanya jika anda merasa tidak enak, dia memiliki obat yang berguna untuk sakit perut."

"Mohon kerjasamanya!"
Pria yang menyapanya memiliki janggut besar yang menutup mulutnya dan ditambah dengan tubuh yang besar sekali terlihat seperti orang barbar. Tapi dia masih terlihat lebih muda dari Ainz. Dia memiliki bau samar-samar rumput padanya, yang kelihatannya datang dari kantong di pinggangnya.

"Selanjutnya adalah kami. Ini adalah Nabel dan Aku adalah Momon. Senang bertemu denganmu."
"Senang berkenalan denganmu."
"Baiklah, senang bertemu dengan kalian berdua. Momon-san, kamu bisa memanggil namaku. Maaf sudah menuju topik secepatnya, mari kita bicarakan tentang pekerjaannya. Sebenarnya yang kami ingin minta pada kalian bukanlah pekerjaan sebenarnya."
"kalau begitu..."

Mendengar suara Ainz yang bingung, Peter mengangkat tangannya untuk menghentikannya, ingin Ainz menanyakannya nanti.
"Pekerjaannya adalah berburu monster di sekitar kota."

"Membasmi Monster...?"
Kalau begitu itu adalah sebuah pekerjaan. Ataukah ada beberapa regulasi petualang yang membuatnya itu bukan pekerjaan? Ainz ingin menanyakan itu, tapi jika itu adalah hal yang umum, akan membuat masalah bagi yang lainnya karena kurangnya pengetahuan dari dirinya, jadi dia bertanya tentang sesuatu yang tidak bahaya.
"Monster macam apa yang kita basmi?"

"Ah, bukan membasmi monster betulan. Kami sedang memburu monster dan tergantung pada kekuatan mereka, kota ini akan membayarkan hadiah yang pantas melalui guild. Apa sebutan Aktifitas semacam ini di negara anda Momon-san?"

Jadi seperti itu.
Ainz akhirnya mengerti mengapa Peter mengatakannya bukan pekerjaan yang sebenarnya: menurut pengetahuan game YGGDRASIL, aktifitas ni disebut 'farming monster':
"Ini adalah sesuatu yang kami lakukan untuk memperoleh biaya hidup."
Druid -- Dine menyela dengan suara rendah. Lukeluther bergabung:
"Bukan hanya biaya hidup bagi kita, itu juga mengurangi bahaya kepada orang-orang disekitar kita, memastikan keselamatan dari pedagang-pedagang yang bepergian dan mengamankan koleksi pajak negara. Tak ada yang merugi atas tindakan kita."

"Kebanyakan guild dan negara melakukan hal ini, tapi itu sudah tak terdengar sejak 5 tahun yang lalu, bukankah itu aneh?"
Semuanya yang berada di tim mengangguk tanda setuju dengan perkataan Ninya. Mereka berdiskusi diantara mereka, tidak memberi Ainz kesempatan untuk bergabung. Akan sangat aneh tidak mengetahui apapun tentang negara ini, jadi Ainz memutuskan untuk diam dan mendengarkan.

"Semuanya berkat kebijaksanaan dari Golden Queen (Ratu Emas)."
"Sebenarnya itu bukan tempatnya, tapi dia ingin melaksanakan kebijaksanaan ini meskipun dia harus membebaskan pajak para petualang."

"Oh--- dia menganggap tinggi para petualang."
"Benar sekali. Organisasi bersenjata yang tidak bersumpah setia kepada sebuah negara, dan mungkin juga bisa terlihat seperti musuh. Bahkan Empire juga tidak bermurah hati."
"Ratu itu sangat bijak, menawarkan banyak kebijaksanan yang mulia...hanya saja kebanyakan dari mereka menolaknya."
"Aku ingin menikahi gadis cantik seperti itu.."
"maka bekerja keraslah dan menjadi seorang bangsawan?"
"Ah.. tidak mungkin, aku tidak bisa menerima gaya hidup yang terkekang seperti itu."
"Kurasa menjadi seorang bangsawan tidaklah buruk. Hukum dari kingdom memperbolehkan seorang aristokrat menindas penduduk, membuat mereka harus melakukan seperti yang mereka inginkan."

Ada sarkasme kuat di bawah senyum Ninya. Ainz menaikkan alisnya yang tidak ada di bawah penutup kepala itu sementara Narberal tetap tak bergeming. Lukeluther sengaja menggunakan nada ringan dan berkata:
"Wah--lidahmu ganas seperti biasanya. Kamu benar-benar membenci bangsawan--"
"Aku tahu beberapa aristokrat yang memang baik, tapi karena babi itu membawa lari kakak perempuanku, aku akhirnya membenci mereka."
"..Kita sudah melenceng jauh dari topik! ini bukanlah hal yang seharusnya dikatakan di depan Momon-san dan Nabel-san yang akan bertarung bersama kita."

Mencoba untuk kembali ke topik, Peter memalsukan batuknya dan berkata:
"Begitulah, kita akan menjelajahi area sekitar. Karena mendekati area baru yang sedang berkembang, mungkin saja ada monster yang terlalu kuat. Akankah Momon-san tidak puas dengan ini?"

Peter mengeluarkan sebuah perkamen dan meletakkannya di meja, kelihatannya seperti peta dari area yang dekat. Informasi tentang desa-desa, hutan dan aliran sungai cukup ditandai padanya.
"Pada dasarnya, kita akan menjelajahi bagian selatan."
Dai tengah perkamen dia menyeret telunjuknya ke hutan di selatan.

"Kita biasanya berburu monster di hutan dekat perbatasan Slane Theocracy. Monster yang hanya bisa menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang dari belakang biasanya adalah goblin."
"Tapi hadiah yang diberikan untuk monster semacam itu tidak tinggi."
Ainz mencurigai sikap menggampangkan dari kelompok itu.

Sejauh yang Ainz tahu, goblin YGGDRASIL memiliki bermacam-macam nama dan memiliki level antara 1 hingga 50. Perbedaan kekuatan mereka sangat bervariasi, kamu tidak bisa mengelompokkan semua goblin dan menganggap mereka sama. Akan menjadi bencana jika kamu tidak berhati-hati.

Apakah sikap santai mereka karena keyakinan mereka bahwa goblin dengan level tinggi tidak akan muncul, ataukah goblin di dunia ini memang hanya segitu kuatnya?
"..Apakah goblin yang kuat tidak akan muncul?"

"Memang ada goblin yang kuat, tapi mereka tidak akan muncul di hutan yang kita tuju. Goblin yang kuat biasanya adalah kepala suku, mereka tidak akan menggerakkan seluruh suku."
"Goblin juga tahu area yang terpengaruh manusia, jadi mereka mengerti menyerang masa akan menjadi bencana. Terutama goblin yang kuat yang pandai."
"Nabel-san bisa menggunakan mantra level 3, jadi tidak ada masalah meskipun kita bertemu dengan mereka, ya khan?"
"Oh begitu. Tapi aku harus mengingatkanmu, ada juga goblin yang bisa menggunakan mantra peringkat 3. Bisakah kamu katakan kepadaku monster macam apa yang akan kita temui nanti sebagai bahan referensi?"

Anggota Sword of Darkness menoleh ke arah Ninya. Mengerti maksudnya, dia mengeluarkan ekspresi seorang guru dan mulai menjelaskan:
"Kita sepertinya akan bertemu dengan goblin dan serigala mereka. Sedang monster lain, tidak ada catatan dari musuh yang kuat yang muncul di daerah itu. Monster yang paling berbahaya di dataran itu mungkin ogre."
"Kita tidak akan masuk ke utan?"
"Ya, karena hutan sangat berbahaya. Lintah loncat dan serangga loncant masih bisa diatasi. Tapi laba-laba eksekutor yang menembakkan jaring-jaring dari atas pohon dan ular hutan yang menyerang dari bawah dengan mulut menganga sulit diatasi."

Jadi itu alasannya.
Ainz mengangguk paham. Mereka sedang berburu monster yang berkeliaran dari hutan menuju dataran.

"Itulah rencananya Momon-san. Bagaimana menurutmu? Maukah kau membantu kami?"
"..Ya, tolong bantuannya ya.. tapi sebelum itu, bisakah aku tahu berapa imbalannya?"
"Ah, benar juga, imbalan juga penting. Pada prinsipnya, tim Momon-san akan kooperatif dengan tim kami, jadi kami akan membagi hasilnya menjadi separuh."
"Memperhitungkan jumlah anggota, pembagian ini kelihatannya adil."
"Tapi tim Momon-san akan mengatasi separuh monster yang kita hadapi. kami hanya bisa menggunakan mantra hingga peringkat 2. Mengambil perhitungan ini, itu adalah pembagian yang adil."

Ainz berpura-pura mempertimbangkannya untuk sesaat sebelum mengangguk setuju:
"Pembagian ini boleh, ayo kita bertempur bersama. Karena kita akan bekerja bahu membahu, aku akan membiarkan kalian melihat wajahku."

Ainz melepas penutup kepalanya setelah selesai, keempatnya terkejut dengan tampangnya.
"Rambut hitam dan mata seperti Nabel-san, anda sepertinya tidak dari sekitar sini. Aku dengar orang-orang seperti Momon-san umumnya di selatan, apakah anda berasal dari sana?"

"ya, kami datang dari tanah yang jauh."
"Dia lebih tua dari yang kuduga, cukup tua untuk disebut 'paman'."
"Itu tidak sopan, seorang warrior yang setara dengan magician tingkat 3 seperti Nabel seharusnya umurnya sekitar itu."
"Nabel-san hebat."
Bukan hanya Ainz yang memiliki pendengaran yang bagus sehingga bisa mendengarkan peter, dia juga mampu mendengar semua yang dibisikkan oleh tiga orang itu.

Ainz merasa tidak nyaman dipanggil dengan pria tua, tapi itu biasa di mata pemuda-pemuda ini. Jika enam belas itu cukup disebut sebagai orang dewasa, maka Ainz memang seorang paman.

"Sekarang kalian sudah melihat kami seperti apa, aku akan melanjutkan menutupi wajahku. Mungkin kita akan mengalami masalah yang tidak perlu jika ada yang tahu aku orang asing."
Ainz mengatakannya sambil meletakkan helmnya kembali.

Senyum yang ceria muncul di bawah helm. Agar aman, Ainz merapal mantra ilusi sebelumnya meskipun itu adalah mantra tingkat rendah yang bisa dihancurkan oleh kontak fisik apapun.
"Karena kita akan berburu sama-sama, sebaiknya kita luruskan berbagai macam isu. Apakah kamu punya pertanyaan untuk kami?"
"Aku!"

Mendengar pertanyaan Ainz, Lukeluther langsung mengangkat tangan kuat-kuat:
Setelah yakin tidak ada yang bertanya, Lukeluther bertanya kepada Narberal dalam suara yang jelas:
"Tolong katakan padaku kalian mempunyai hubungan apa!"

Tempat itu jadi terdiam.
Ainz tidak tahu maksud dibalik pertanyaan ini, sementara tim Peter tahu apa sebenarnya yang diincar oleh Lukeluther.
"..Kami adalah teman seperjalanan."
Setelah Ainz menjawab, pertanyaan Lukeluther selanjutnya membuat kegaduhan.
"Aku jatuh cinta padamu! Ini adalah cinta pada pandangan pertama! Maukah kamu pergi kencan denganku!"

Semuanya melihat ke arah Lukeluther, mengetahui dia tidak mencoba untuk memperdalam hubungan mereka dengan candaan. Ainz menatap kepada Narberal, yang sekarang menjadi fokus perhatian, sambil menghirup nafas dalam-dalam dan berkata:
"Diamlah kau, makhluk rendahan(siput). Tahu diri dimana tempatmu, ataukah kamu ingin aku merobek lidahmu saat kamu membuka mulut selanjutnya?"
Keheningan menjadi semakin dalam.

"Ah, tidak.."
Ainz ingin memperlembut moodnya, tapi Lukeluther bicara terlebih dahulu: "Terima kasih atas penolakanmu yang tegas! Mari kita mulai sebagai seorang teman!"
"Mati saja, makhluk rendahan. Bagaimana bisa aku berteman denganmu (cacing)? Apakah kamu ingin aku menyendok matamu?"

Saat yang lainnya berpaling dari pasangan yang sedang bertengkar, Peter dan Ainz membungkuk satu sama lain dan meminta maaf.
"..Temanku membuat masalah untukmu."
"Tidak, seharusnya aku yang meminta maaf."
"Mari kita anggap tidak ada masalah lagi, apakah itu boleh?"
Peter berkata sambil melihat semuanya, mengacuhkan Lukeluther yang ceria dan Narberal yang dingin.
"Momon-san, mari kita pergi ketika anda sudah siap. Kami sudah bersiap."

Ketika Momon mendengar kalimat 'bersiap', Ainz tiba-tiba teringat.
Dia telah membeli kebutuhan minimum dari pemilik kedai. Meskipun Ainz dan Narberal tidak ingin membuang tempat dengan makanan dan minuman yang tidak mereka butuhkan, akan mencurigakan jika mereka terlihat tidak pernah makan apapun, oleh karena itu mereka seharusnya mempersiapkannya beberapa.
"Okay, kita bisa segera pergi segera setelah suplai makanan selesai."

"Kamu hanya perlu makanan? Jika kamu tidak punya toko khusus yang ingin kamu kunjungi, apakah kamu ingin beli bekal kering di counter? Mereka akan segera menyiapkannya untukmu."
"Begitukah? Itu tidak apa bagiku, kita bisa menyelesaikan persiapan sekarang."
"Ayo kita pergi."
Semua orang berdiri dan meninggalkan ruangan.

Setelah kembali ke guild, mereka menemukan jumlah petualang di dalam telah bertambah. Beberapa kelompok bisa dilihat berkeliaran di depan perkamen, tapi hampir semuanya terfokus pada satu pemuda.
Pemuda berambut pirang yang sedang berbicara dengan resepsionis dan dua yang lainnya juga mendengarkannya dengan hati-hati. Jika bisnis sedang bagus ketika Ainz baru saja datang, maka situasinya berbalik 180 derajat sekarang.
Wajah resepsionis---bukan, mulutnya membentuk huruf O. Itu adalah ekspresi kaget dan dia sedang melihat langsung kepada Ainz.

Ada apa?
Saat Ainz merasa bingung, resepsionis itu berdiri, berjalan menuju dia dan berkata:
"Ada permintaan pekerjaan yang meminta nama anda."

Kalimatnya merubah suasana dengan drastis dan Ainz bisa merasakan mata-mata yang penuh tanda tanya menatapnya terang-terangan.
Anggota Sword of Darkness juga terkejut.

Melihat suasana yang berputar aneh, Narberal bergerak sedikit. Itu adalah persiapan untuk bertarung jika ada keadaan darurat.
Ainz menjadi tidak tenang.
Tidak baik, tindakan Narberal tidak baik. Dari sudut pandang Narberal, dia mungkin percaya bahwa perubahan di sekitar mereka adalah abnormal dan mengambil tindakan untuk melindungi Ainz. Tapi itu terlalu jelas di pemandangan ini. Melihat dari hal sewajarnya, kamu biasanya takkan mengambil tindakan seperti itu.

Bertahan seharusnya adalah prioritas pertama, tapi ini terlalu tidak bijaksana.
Si bodoh ini. Albedo juga sama, apa yang mereka pikirkan sih. Tidak... Mereka pastinya tidak menggunakan otak mereka. Hanya karena mereka mendiskriminasi manusia mereka mengira tidak apa menginjak mereka seperti serangga.

Karena seluruh anggota Ainz Ooal Gown adalah ras heteromorfik, tidak bisa dielakkan bagi mereka untuk memiliki sikap seperti itu, tapi mereka masih harus memperhatikan waktu dan tempat yang tepat.
Ainz yang mumet ingin bertanya kepada teman-teman guildnya yang dulu "Mengapa kalian membuat NPC seperti ini?" Jika Pengaturan karakter tidaklah penting, tapi mereka seharusnya memiliki kemampuan dasar untuk menghadapi orang lain, dan tahu bagaimana harus bertindak menurut waktu, tempat dan situasinya dengan membaca mood.
Tak ada waktu untuk menasehatinya di situasi ini. Jika yang lainnya tahu jika Narberal bersiap untuk bertempur, entah bagaimana kekacauan yang akan ditimbulkan.

Ainz langsung menggunakan tangannya untuk memukul kepala Narberal. Dia tidak menggunakan kekuatan penuh, tapi pukulan dari lengan metalik kelihatannya menyebabkan sedikit kesakitan. Ketika dia bingung dan terkejut Narberal melihat Ainz dengan mata berair, dia mengabaikannya dan bertanya kepada resepsionis:
"Siapa yang membuat permintaan?"

Ainz memarahi dirinya sendiri setelah bertanya, sudah jelas itu adalah pemuda yang di depannya.
"Ya. Dia adalah Nfirea Bareare-san."
Dia baru saja mendengar nama itu -- saat dia memikirkannya, pemuda itu mendekat:
"Hello. aku yang meminta."
Pemuda itu menganggukkan kepala menyapa Ainz, yang juga mengangguk untuk menjawabnya.

"Sedangkan permintaannya--"
Ainz menyela dengan tangannya yang diangkat sebelum pemuda itu selesai:
"Maafkan aku, tapi aku sudah menandatangani kontrak untuk pekerjaan lain, jadi aku tidak bisa mengambil permintaanmu."

Ketegangan di tempat itu meningkat, dan anggota Sword of Darkness yang sangat bahagian.
"Momon-san! Ini adalah permintaan nama khusus."

Reaksi Peter membuat Ainz ragu, apakah permintaan nama semengejutkan itu? Tapi --
"Mungkin itu memang masalahnya, tapi aku harus melakukan pekerjaan yang sudah diberikan padaku sebelum itu, ya khan?"
Penilaian Ainz sangat jelas dan petualang-petualang di sekitar mereka juga turut mengangguk setuju. Sebuah saran dari niat baik terucapkan saat itu:
"Ta..Tapi...pekerjaan kita bukanlah sebuah permintaan, kita bahkan tidak bisa membayar imbalan apapun kepada anda jika kita tidak bertemu monster apapun..."
Peter tergagap saat dia tidak yakin telah memberi tahu Ainz.

Sebuah permintaan pekerjaan dari pemuda yang terkenal neneknya dan dia sendiri juga terkenal. Itulah kenapa Peter memiliki sikap seperti itu.
Ainz yang membuat keputusan ini berkata dengan lembut:
"..Bagaimana jika begini, Peter-san. Bareare-san belum mendiskusikan denganku detil kontraknya, upah dan jangka waktunya, aku akan memutuskan setelah mendengar bagiannya."

"Aku tidak apa dengan itu. Aku tentu saja ingin segera mulai, tapi bisa menunggu sehari atau dua hari."
"Bagaimana jika membiarkan teman kami dari Sword of Darkness mendengarkan diskusi kita. Jika kita membuat kesepakatan.. Tidak, jika kita tidak membuat kesepakatan, mohon biarkan aku untuk mengambil pekerjaan yang dijanjikan padaku sebelumnya."
"Eh? Momon-san, apakah tidak apa bagi kami untuk hadir juga?"
"Ya, aku mengharapkan pendapatmu sebagai satu kelompok yang terlibat."

Menerima persetujuan dari Sword of Darkness, Ainz dan lainnya kembali ke ruangan yang tadi mereka tempati.

Keadaannya terasa buru-buru.
Ainz tersenyum malu-malu lagi, duduk di tempat duduk asalnya. Narberal disampingnya, pemuda itu menyisakan satu jarak tempat duduk di antara dia dan Ainz. Tim Sword of Darkness duduk di tempat duduk asal mereka seperti Ainz.

Diantara kelompok itu, yang pertama berbicara adalah si pemuda:
"Resepsionis sudah menyebutkan ini, tapi perbolehkan aku memperkenalkan diri. Aku adalah Nfirea Bareare, bekerja sebagai farmasist di kota ini. Sedangkan isi dari pekerjaannya, aku berencana untuk bepergian ke hutan terdekat. Seperti yang diketahui oleh lainnya, hutan itu sangat berbahaya, dan itulah kenapa aku berharap anda menjadi pengawalku dan membantuku mengumpulkan tanaman obat jika memungkinkan."

"Bodyguard. oh begitu."
Ainz mengangguk pelan, memikirkan kesulitan dari pekerjaan ini.
Ainz tahu dia kuat dan bersama dengan Narberal dia akan mampu menyapu bersih monster apapun yang menyerang. Karena Ainz dan Narberal keduanya adalah Magic Caster, mereka tidak memiliki kemampuan mirip perisai apapun atau kemampuan untuk melindungi yang lainnya, jadi dia tidak yakin bisa menjadi pengawalnya.
"Imbalannya akan lebih tinggi."

"Tunggu sebentar. Menjadi pengawal akan lebih cocok untuk kalian, Peter-san. Maukah kalian kupekerjakan?"
"Eh?"
"Untuk mengawal dan tugas mengumpulkan tanaman obat, memiliki bantuan Ranger Lukeluther dan Druid Dine-san akan lebih efisien."

"Oh! Momon-san memiliki pandangan ke depan yang hebat. Druid bisa menggunakan kekuatan mereka dengan penuh di hutan dan akan lebih hebat dari Ranger seperti Lukeluther."
Suara yang dalam dari Dine penuh dengan arogansi, sementara Lukeluther terlihat tidak senang.
"Ucapan yang bagus, Dine"
"Dengan memperhitungkan kemampuan Druid, itu adalah fakta yang tidak terbantahkan! Dan jangan lupa aku juga telah mencoba-coba seni pengobatan!"
"Hmmm---Peter, aku tidak apa dengan ini. Aku akan menunjukkan padamu seberapa kuat aku dibandingkan Druid-san."

"Ini artinya semuanya ikut. Kami akan memburu monster apapun yang kita temui dan menyerahkan mereka ke kota untuk uang tambahan. Bagaimana jika membagi Bareare-san sama rata diantara kita berenam Peter-san?"
"Jika Momon-san berpikir tidak apa, kami tak keberatan."
"Bareare-san, maaf sudah menunggu. Apakah tidak menyusahkan untuk semuanya yang hadir mengambil pekerjaan anda?"
"Oh begitu, aku tidak apa dengan itu, aku akan mengandalkan kalian semua, Ah, tolong panggil saja aku Bareare."
Kelompok Ainz mulai memperkenalkan diri. Narberal memberikan tatapan kotor, tapi tetap menyelesaikan perkenalannya.

"Untuk rencananya, kita akan menuju desa Carne untuk membuat basis dan setelah itu menuju ke hutan, itu adalah kegiatan kami biasanya. Jumlah hari yang kita habiskan untuk mengumpulkan tanaman obat bergantung kepada hasil panen kita. Tapi kelihatannya paling lama tiga hari, rata-rata dulu hanya dua."
"Bagaimana kita akan kesana?"
"Ada gerobak kuda, tapi akan dipenuhi dengan penampung untuk mengumpulkan tanaman obat, jadi tidak akan tersisa ruang untuk duduk.
"Apakah kita bisa mengumpulkan suplai makan kita di desa Carne?"
"Air sih bisa, tapi makanan akan sedikit sulit, Carne bukanlah desa yang luas."

Anggota Sword of Darkness mulai berdiskusi mempersiapkan kebutuhan secukupnya dan bertanya kepada Bareare bermacam pertanyaan. Melihat ini, Ainz bertanya:
"Bolehkah aku bertanya beberapa pertanyaan?"
Melihat pemuda itu mengangguk dengan senyum, Ainz mengutarakan pertanyaaan yang pertama:
"Mengapa aku? Aku baru saja datang ke kota ini, jadi aku tidak tahu siapapun disini dan aku juga tidak terkenal. Tapi anda memintaku dan karena anda menyebutkan 'kegiatan kami biasanya' tadi, itu artinya anda mempekerjakan petualang lain sebelumnya benar khan? Apa yang terjadi dengan mereka?"

Tatapan Ainz dibalik penutup kepala itu menjadi tajam.
Dia tidak tahu mengapa pemuda itu memintanya. Jika penyamarannya terungkap, dia akan memerlukan penyamaran baru dan metode pendekatan yang baru pula.
Mengamati dengan hati-hati---karena separuh dari wajah pemuda itu tertutup oleh poninya, dia tidak bisa melihat matanya dengan jelas -- dia masih tidak bisa melihat motif sebenarnya dari pemuda itu.
Apakah dia memikirkannya terlalu dalam -- saat Ainz merasa ragu, Nfirea menjawab:

"Ah, petualang yang biasanya aku pekerjakan kelihatannya meninggalkan E-Rantel menuju kota lain. Itulah kenapa aku mencari petualang baru. Dan juga.. aku mendengar sebuah insiden di kedai dari pelanggan yang mengunjungi tempatku."
"Insiden kedai?"
"Ya, aku dengar seseorang dengan mudahnya melempar seorang petualang yang satu tingkat di atasnya."

"Ternyata begitu..."
Dia ingin menunjukkan kekuatannya dan menaikkan ketenarannya waktu itu. Apakah pemuda ini memakan umpannya? Saat Ainz merasa lega, pemuda itu menunjuk medali tembaga di dada Ainz dan menambahkan candaan:
"Dan petualang medali tembaga lebih murah, khan? Kita mungkin bisa bekerja sama untuk waktu yang lebih lama."

"Haha, memang benar."
Mempekerjakan rekrutment baru, Ainz mengerti perasaan itu, dia merasakan kecurigaannya menjadi lega, tapi ada sesuatu yang membuatnya khawatir. Jika itu adalah masalahnya--- Sementara Ainz memikirkannya, yang lainnya menanyakan beberapa pertanyaan dan Nfirea menjawab mereka satu persatu. Setelah yakin tidak ada lagi yang mempunyai pertanyaan, Nfirea berkata:
"Ayo berangkat setelah persiapannya selesai!"


***


Saat itu, tepat tengah malam ketika sebuah figur yang gelap mengambang menyeberangi kuburan besar E-Rantel.
Dengan berpakaian hitam, memakai jubah bertudung kepala, terlihat bergerak maju dalam gaya berpakaian seperti hantu, unik tanpa menggerakkan bahu atau pinggangnya.
Figur itu sangat gesit menghindari lampu magic di kuburan, lalu memasuki bagian dalam.

Setelah bayangan itu tiba di sebuah kuil, dia melepas tudung kepalanya.
Dia adalah seorang wanita muda berusia sekitar 20 tahun, di puncak masa mudanya. Sifatnya lembut, memberinya kecantikan seperti kucing. Dia mungkin terlihat imut, tapi dibalik ekspresinya yang tersembunyi itu ada ganasnya binatang buas karnivora yang mungkin bisa menerkam seketika.

"Akhirnya disini."
Wanita itu berkata dengan nada bercanda, mengusap poni pirang pendeknya saat dia mendorong pintu batu dari kuil agar terbuka. Suara benturan antara logam dengan logam datang dari dalam jubahnya, seperti chain armor.
Di dalam kuil, platform batu dimana mayat ditempatkan terlihat kosong. Seluruh sesaji kepada mereka yang sudah tiada telah disingkirkan.


Batu itu kelihatannya telah menyedot parfum dalam jumlah besar; bau yang manis membuat risih hidung wanita tersebut.
Dia sedikit mengernyitkan dahi dan bergerak ke arah platform batu.
"Hmmmm-hmm-hmm- he-"
Wanita itu bergumam saat dia menekan tanda yang tak terlihat di bawah tempat duduk.
Ketika tanda itu ditekan, sebuah suara klik terdengar, menunjukkan ada gear yang bergerak di tempat itu. Sebuah suara seperti detak jantung dan retak bisa terdengar saat tempat duduk itu bergerak pelan-pelan, menunjukkan sebuah tangga yang menuju bawah tanah.

"Aku masuk~"
Wanita itu menyeret akhir kalimatnya dengan sikap santai dan menuruni tangga. Berbelok di pojok tengah, dia tiba di tempat yang luas.
Lumpur di dinding dan lantai terlihat, tapi telah diproses oleh ahlinya dan tidak akan mudah runtuh. Udaranya tidak sumpek; malahan lebih segar daripada ruangan berventilasi.
Tempat ini bukan bagian dari kuburan, tapi entah dimana dan lebih terlihat seram.
Hiasan permadani tergantung di dinding, dengan lilin merah yang terbuat dari darah di bawahnya, mengeluarkan kilauan redup dan aroma darah yang terbakar.
Api lilin yang berkedip membuat bayangan dengan jumlah tak terhitung. Ada beberapa gua di dalam tempat ini, dan semuanya memiliki aroma yang unik dari undead level rendah.
Wanita itu melihat sekeliling hingga matanya terpaku pada satu tempat.

"Hey- yang sedang sembunyi disana, ada tamu disini-"
Pria yang sedang bersembunyi di sudut gelap dan sedang memperhatikan wanita itu gemetar.
"Hello- aku kemari untuk bertemu Kaji-chan, apakah dia ada disini?"
Pria itu tak tahu harus bagaimana, dan mulai gemetar ketika suara langkah kakinya mendekat.

"Tidak apa. Kamu keluar saja."
Kalimat ini diucapkan oleh pria lain yang tiba-tiba keluar ke tempat terbuka, menyuruh orang yang sembunyi dalam bayangan.
Dia adalah pria yang kurus.
Matanya tenggelam, dan keadaannya sangat berbeda dari orang yang sehat. Dia tidak memiliki rambut apapun di tubuhnya. Bukan hanya botak, dia bahkan tidak memiliki alis atau bulu mata.
Tampilannya sulit untuk menerka usianya, tapi dia tidak mungkin terlalu tua karena kulitnya tidak keriput.
Pria ini berpakaian jubah merah gelap dan di sekeliling lehernya ada rantai yang dibuat dari tulang-tulang binatang kecil. Tangannya hanya tinggal tulang yang ditutup oleh kulit dan di salah satu tangannya, yang memiliki kuku kuning, dia memegang tongkat hitam. Dia lebih terlihat seperti monster undead daripada seorang manusia.
"Hi- Kaji-chan."
Nada santai dari wanita itu membuat si pria mengernyitkan dahi.
"Bisakah kamu tidak memanggilku seperti itu? Itu mencoreng nama Zuranon."

Zuranon.

Organisasi rahasia yang jahat dan kuat dengan pemimpin yang terkenal kejam. Terdiri dari veteran magic caster, mereka adalah otak dibalik sekumpulan tragedi dan merupakan musuh bagi negara-negara di sekitar situ.

"Begitukah...?"
Wanita itu kelihatannya mengabaikan permintaan si pria untuk merubah cara dia memanggilnya, membuat kerutan dahinya semakin dalam.
"..Jadi? Mengapa kamu kemari? Kamu tahu aku sedang menyuntikkan energi ke dalam Mutiara kematian disini. Jika kamu berencana membuat masalah, aku punya cara sendiri untuk mengurusmu."
Pria itu menyipitkan mata, menggenggam erat tongkatnya.

"Jahat sekali- Kaji-chan. Aku kemari untuk membawakanmu ini-"
Wanita itu menunjukkan senyum yang imut saat dia mencari sesuatu di dalam jubahnya. Setelah menemukan item itu, dia dengan gembira memegangnya di tangan.
Itu adalah sebuah mahkota.
Permata-permata kecil yang tak terhitung jumlahnya menghiasi benang emas, seperti untaian pada jaring laba-laba. Itu adalah hasil karya yang sangat halus. Di tengah mahkota itu-- dimana tempat dahi seharusnya--- ada permata yang besar yang terlihat seperti kristal hitam.

"Ini!"
Lidah pria itu seperti kelu.
Dia hanya melihatnya dari jauh, tapi dia sangat yakin ini adalah mahkota yang dia lihat beberapa waktu yang lalu.
"Simbol dari Putri Miko, [Crown of Wisdom] (Mahkota kebijaksanaan)! Bukankah ini salah satu harta karun terhebat dari Slane Theocracy?"

"Benar sekali- Aku melihat gadis imut mengenakan mahkota aneh, tapi karena tidak cocok baginya aku ambil- Tapi kemudian aku kaget! Dia tiba-tiba saja ngamuk- memuntahkan isi perutnya-"
Wanita itu terus tertawa.
Jika seseorang mengambil [Crown of Wisdom], pemakainya saat ini -- yang merupakan figur sentral dari upacara magic dari Slane Theocracy, Putri Miko -- akan berakhir dalam keadaan yang buruk. Tidak mungkin wanita ini, yang dulu merupakan mantan anggota Black Scripture, tidak tahu apa yang terjadi jika dia melakukannya.
Lagipula, itu adalah tugas Black Scripture untuk mengirimkan Miko Princess yang gila kepada dewa setelah mahkotanya diambil, agar Putri Miko selanjutnya bisa naik.

"Tapi mau bagaimana lagi. Hanya itu satu-satunya cara mendapatkan ini- bukan salahku, itu adalah salah si pembuat mahkota ini-"
Tidak ada cara aman untuk melepas mahkota itu, kecuali dengan menghancurkannya.
Mahkota itu menyegel jiwa pemakainya, merubah manusia itu sendiri menjadi item magic level tinggi, seharusnya tidak ada orang yang kacau dan merusak orang lain seperti itu.
Tapi orang yang kacau itu ada disini.

"Hmmmph, yang aku curi dengan imbalan mengkhianati Black Scripture adalah sampah. Seharusnya aku ambil saja artefak divine yang ditinggalkan oleh Enam Dewa."
"Menyebutnya sampah itu agak--"
Pria itu memanggil wanita yang sedang bermain dengan menggelembungkan pipinya:
"Tapi ini sampah, ya kan? hanya satu dari 10.000 wanita yang bisa memakai item ini. Sangat susah menemukan orang yang cocok di luar negara seperti Slane Theocracy."

Slane Theocracy adalah negara satu-satunya yang memakai daftar populasi. Dengan mendaftarnya, mereka bisa dengan mudah menemukan orang yang cocok untuk memakai mahkota itu -- seorang korban.
Jika bukan karena itu, akan susah menemukan kandidat yang cocok meskipun menggunakan pengaruh Zuranon.
"Lagipula Tidak mungkin mencuri artefak divine itu- Dia dilindungi oleh monster terkuat di Black Scripture yang melebihi batas manusia. Darah dari 6 Dewa mengalir dalam nadinya, si brengsek atavistic"

"Demigods.. Apakah orang-orang ini kuat? Aku hanya mendengar mereka darimu."
"Orang-orang itu sudah melebihi ranah orang-orang yang menjadi kuat. Kamu takkan tahu karena informasi itu sangat rahasia- jika mereka yang tahu diinterogasi menggunakan pengendali otak, akan terjadi malapetaka. Dikatakan jika beritanya bocor, akan membuat peperangan dengan pasukan yang tersisa dari Raja Naga Sejati. Theocracy akan kena akibatnya dan mungkin akan hancur, jadi aku harap kamu berpura-pura tidak mendengar apapun-"
"Kedengarannya mustahil"
"Kamu bisa berpikir demikian karena kamu tidak menyaksikan sendiri kekuatan itu- kembali ke topik: Kajit Dale Badantel, sebagai salah seorang dari 12 anggota inti, maukah kamu membantuku?"

Wanita itu akhirnya merubah nadanya.
"Oh, kamu menunjukkan siapa dirimu sebenarnya? Tubuh Ganda dari Empress of Tears (Kaisar Wanita Air Mata).. dan jangan memanggilku Dale, aku tidak menggunakan nama itu lagi."
"..Jangan memanggilku tubuh ganda dari Empress of Tears juga okay? Panggil aku Clementine."
"..Clementine, apa yang kamu ingin aku bantu?"

"Bukankah ada orang yang menakjubkan dengan innate talent di kota ini? Orang itu mungkin bisa menggunakan item ini."
"..Oh begitu, orang yang banyak dibicarrakan itu. Tapi, apa kamu tidak bisa menculik satu orang sendirian?"
"Ya, kamu benar, tapi aku juga ingin membuat kerusuhan ketika melakukannya-"
"Oh begitu... Dan kabur dalam keributan.."
"Aku bisa membantumu dengan ritual, bagaimana menurutmu? Kesepakatan yang bagus kan-?"

Pria itu -- Kajit menyipitkan matanya, dan tersenyum jahat:
"Itu menakjubkan, Clementine. Jika kamu bersedia membantu, festival kematian akan selesai lebih cepat dari yang semestinya. Tidak masalah, aku akan melakukan sebisaku untuk membantumu."