Jilid 2: Kesatria Kegelapan

Bab 2: Perjalanan

Ada dua rute dari E-Rantel menuju desa Carne jika kamu bepergian dengan menggunakan gerobak yang ditarik oleh kuda.Setelah ke utara, teruslah ke kanan dan berjalan di tepian hutan. Atau ke timur lalu belok ke utara.
Kali ini rute yang pertama adalah yang dipilih.

Karena kemungkinan bertemu dengan monster-monster di sepanjang tepian hutan itu besar sekali, Mengambil jalan ini adalah pilihan yang salah berdasarkan sudut pandang seorang bodyguard. Meskipun begitu, semuanya masih tetap memilih rute ini. Ini dilakukan karena Ainz ingin memenuhi janjinya kepada Peter dan berburu Monster. Meskipun ada banyak kerugian daripada keuntungannya, mereka masih bisa memilih jalan ini tanpa khawatir karena Momon dan Nabel ada di sana. Di tambah lagi, Narberal telah menunjukkan kemampuannya merapal magic kelas 3 'Lightning' ketika mereka meninggalkan kota adalah faktor terbesar.

Dan secara teknis mereka tidak masuk ke dalam hutan. Lebih tepatnya, mereka bepergian menelusuri perbatasan antara hutan dan dataran, jadi monster-monster yang mungkin akan ditemui tidak akan terlalu kuat. Dengan kemampuan kelompok, mereka seharusnya bisa mengatasinya. Ditambah lagi, dengan mengambil rute ini, bertemu monster akan membuat anggotanya bisa memperkirakan kekuatannya satu sama lain. Dengan poin ini, mereka memutuskan untuk memilih rutte ini.

Matahari telah mencapai puncaknya setelah mereka meninggalkan E-Rantel; mereka bisa melihat hutan yang lebat dan primitif di kejauhan. Dahan-dahan dan dedaunan pohon raksasa itu sangat lebat sehingga sinar matahari tidak bisa menembus hutan. Ini mengurangi pandangan membentuk ilusi seakan tertelan kegelapan. Jarak diantara pohon-pohon itu terlihat seperti mulut yang menganga, menunggu mangsanya untuk masuk; kengeriannya membuat kelompok itu tidak enak.

Kelompok itu menggunakan formasi yang mengelilingi kereta saat mereka maju. Pengemudinya tentu saja Nfirea, Ranger Lukeluther berada di depan kereta, Warrior Peter di kiri, Druid Dine dan Magic Caster Ninya di kanan, sementara Ainz dan Narberal ada di belakang.

Karena jarak pandangannya luas, tak ada yang waspada. Namun, Peter menjadi lebih serius di titik ini:

"Momon-san, mulai dari sini adalah daerah yang berbahaya. Kita tidak akan menemui monster yang tidak bisa kita atasi, tapi lebih amannya, kita harus berhati-hati."

"Mengerti."

Ainz mengangguk dan memikirkan sesuatu.
Jika ini adalah sebuah game, monster apa yang akan kita hadapi tergantung dari tempatnya, tapi kenyataan itu berbeda. Entah musuh sulit macam apa yang akan muncul.
Berdasarkan pertempuran di Carne beberapa hari yang lalu, dan menurut intelijen yang terbuka ketika menginterogasi tahanan Sunlight Sripture, Ainz saat ini memakai armor yang ditempa oleh magic, dan itu membuatnya tidak bisa menggunakan kebanyakan dari mantra miliknya.

Dengan kekuatannya yang tertahan, masih bisakah dia berperan sebagai baisan depan yang kompeten? Bukan hanya itu, tapi kondisi kemenangan seorang pengawal bukanlah mengalahkan musuh; tetapi, pekerjaannya adalah sepenuhnya melindungi tanggung jawabnya, dalam kasus ini, Nfirea. Memikirkan ini, Ainz merasa tidak enak.

Dia berencana untuk melepaskan armornya jika sebuah krisis muncul, tapi dengan melakukan hal tersebut, dia harus membunuh teman-teman seperjalanannya atau merubah ingatan mereka. Ainz tidak ingin melakukan hal semacam itu.

Itu terlalu banyak merepotkan.

Ainz menolehkan wajahnya kepada Narberal, yang mengangguk merasakan tatapannya. Mereka berdiskusi sebelumnya dan Narberal akan menggunakan magic tingkat yang lebih tinggi jika keadaannya terjepit, hingga tingkat 5 dan berharap itu bisa menyelesaikan masalah. Jika itu belum cukup, Ainz akan membuang armornya dan bertarung dengan serius.

Melihat dua orang ini bertukar pandangan--dengan Ainz masih mengenakan helm tertutup--Lukeluther salah paham akan sesuatu dan menggoda Narberal sambil bercanda:

"Tidak akan apa-apa, jangan khawatir. Selama tidak ada serangan mendadak, tidak akan terlalu sulit. Dan dengan aku yang mengawasi, tak ada musuh yang lepas dan menerobos. Jadi Nabel-chan, aku kuat khan?"

Narberal mengacuhkan Lukeluther dan ekspresi seriusnya:

"Momon-san, bolehkah saya menghajar makhluk... rendahan ini (Nyamuk)?"

"Mendapatkan kalimat dingin dari Nabel-san!"

Semuanya tersenyum aneh pada Lukeluther, yang memberi jempol dan tidak bereaksi terhadap jawaban ganas dari Narberal. Mereka berasumsi bahwa Narberal tidak menganggap seluruh manusia adalah makhluk rendahan, hanya orang tertentu.

Ainz menolak permintaan Narberal yang tidak dibuat-buat dan merasakan perutnya yang memang tidak ada jadi sakit. Mereka sedang bepergian dengan manusia sekarang, jadi dia berharap agar dia menyimpan pemikiran semacam itu untuk dirinya sendiri.
Nfirea kelihatannya salah paham akan sesuatu dan menyela:

"Tidak apa-apa. Lagipula, Dari sini hingga desa Carne, kita sedang berada di wilayah dari 'Virtuous King of Forest' (Raja Hutan yang bijak), monster yang kuat. Kecuali kalau tidak benar-benar tidak beruntung, kita tidak akan bertemu dengan monster apapun."

"Virtuous King of Forest?"

Ainz mengingat kembali intelijen dari desa Carne.
'Virtuous King of Forest' adalah monser yang mampu menggunakan magic, memiliki kekuatan yang menakjubkan. Hidup di hutan dalam, jadi hanya ada sedikit laporan saksi mata, tapi keberadaannya sudah cukup lama. Beberapa orang bahkan berkata sudah sekitar beberapa ratus tahun dengan empat kaki keperakan, binatang buas berwarna putih dengan ekor seperti ular.

Aku ingin bertemu dengannya. Aku tidak tahu apakah rumor itu benar, tapi dia mungkin saja memiliki informasi yang luar biasa jika sudah hidup selama itu. Lagipula dia memiliki julukan 'Virtuous King of Forest'. Jika aku bisa menangkapnya.. seharusnya bisa meningkatkan kekuatan Nazarick.

Ainz membayangkan tampilan monser itu di otaknya.
Berbicara mengenai Virtuous King of Forest, terlihat seperti hewan yang sudah punah.. seperti monyet..Ah, orangutans. Manusia Hutan... ataukah Pertapa? Dengan ekor seperti ular... Apakah ada monster seperti itu?
Mengingat YGGDRASIL memiliki monster seperti itu, Ainz akhirnya menemukan jawaban:

Itu adalah Nue!... Tampilan seharusnya adalah kepala monyet, tubuh rakut, anggota badan harimau dan ekor seperti ular... Aku tidak yakin jika itu adalah monster dari YGGDRASIL, tapi mungkin saja dipanggil seperti angel-angel itu.

Saat Ainz berpikir tentang Nue di YGGDRASIL Lukeluther bicara ke Narberal dalam nada menggoda lagi:

"Hmmm, jika aku menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna, maukah Nabel-chan yang imut merubah sikapnya kepadaku?"

Narberal mengeluarkan suara klik dengan lidah merasa jijik.
Lukeluther bertingkah seakan dia sakit hati, tapi tak ada yang menghiburnya. Semuanya menganggap interaksi mereka sebagai guyonan.
Dibawa matahari yang membakar kulit, kelompok itu mengobrol dengan santai sambil maju. Sepatu mereka terkena noda getah rumput yang terinjak, baunya cukup menusuk.

Melihat kelompok itu mengusap keringat mereka, Ainz bersyukur atas tubuh undeadnya. Dia terpengaruh oleh sinar matahari yang cerah dan tidak lelah mengenakan armor yang berat.
Hanya Lukeluther yang terlihat lincah, bercanda saat kelompok itu bergerak tanpa berkata-kata:

"Semuanya, tidak usah khawatir karena aku yang jaga. Nabel-chan percaya padaku; lihatlah bagaimana dia setenang itu."

"Bukan karenamu. Itu karena Momon-san disini."

Narberal mengerutkan kening. Berpikir keadaan mungkin sudah kelewat batas, Ainz memegang bahu Narberal, dan ekspresinya seketika menjadi hangat.

Sambil mengawasi interaksi mereka, Lukeluther bertanya:

"Tolong bilang, Nabel-chan dan Momon-san, kalian berdua ini pasangan ya?"

"Pa... Pasangan? Apa yang kamu katakan! Itu adalah Albedo-sama!"

"Kamu!" Ainz berseru. "Apa yang kamu katakan, Nabel!"

"Ah!"

Dengan mata yang melotot, Narberal menutup mulutnya dengan tangan. Ainz terbatuk dan berbicara dengan dingin:

"..Lukeluther-san, bisakah anda tidak membuat asumsi yang tak berdasar?"

"...Ah-aku yang salah. Hanya bercanda. Ah--- Jangan-jangan Momon-san sudah punya yang lebih penting?"

Cara Lukeluther membungkuk menunjukkan bahwa dia tidak merasa salah sama sekali, tapi Ainz tidak marah seperti sebelumnya. Membawa Narberal sebagai teman seperjalanannya adalah keputusan yang benar-benar bodoh.

Meskipun berpikir bahwa dia memilih orang yang salah, Ainz benar-benar tidak mempunyai pilihan karena hanya dia yang bisa diandalkan. Hampir seluruh NPC yang dibuat di Ainz Ooal Gown adalah heteromorfik; Sedikit dari mereka yang bisa dibawa ke kota manusia. Narberal berpura-pura sebagai manusia, dan setidaknya dia memiliki rupa seperti salah satunya... tapi Ainz lupa untuk mempertimbangkan sifatnya.
Dari keadaan yang terlihat, mungkin battle maid yang lain, Lupusregina Beta, akan lebih cocok, tapi sudah terlambat untuk itu.

Karena kesalahannya, wajah Narberal menjadi pucat, jadi Ainz dengan lembut dan menepuk punggungnya untuk menenangkan. Seorang pemimpin yang baik pasti bisa memaafkan kesalahan pertama dari bawahannya. Tapi jika dia mengulangi kesalahannya, dia harus menegurnya dengan benar. Jika dia menjadi depresi atau pendiam karena sebuah kesalahan, maka misi akan berakibat negatif nantinya.
Yang lebih penting lagi, dia hanya menyebutkan nama Albedo. Tidak perlu merubah ingatan mereka--mungkin.

"Lukeluther, hentikan omong kosongmu dan tetaplah waspada."
"Mengerti."


"Momon-san, maafkan teman saya yang sudah tidak sopan. Tidak benar menduga-duga hubungan seseorang."

"Jangan khawatir. Jika dia bisa mengingatnya di masa depan, kami bisa melupakannya."

Dua orang yang melihat punggung Lukeluther dan mendengarnya bergumam "Wah-- Nabel-chan membenciku sekarang. Ugu, pendapatnya terhadapku benar-benar negatif sekarang." Kepalanya menjadi depresi dan tertunduk.

"Si bodoh itu...! Aku akan menasehatinya nanti. Dan aku akan berpura-pura tidak mendengar apapun tadi."

"Aku akan menyusahkanmu dengan hal itu. Karena Lukeluther sedang waspada, mari kita serahkan padanya. Aku ingin bertanya beberapa hal."

"Tidak masalah. Dia menyebabkan masalah bagi anda, jadi biarkan saja dia bekerja untuk memberikan kompensasinya pada anda."

Setelah Peter tersenyum paham, Ainz berjalan ke arah Ninya dan Dine. Dia bertukar posisi dengan Dine, yang kemudian berjalan di samping Narberal.
"Aku punya beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan magic."

Setelah Ninya mengangguk, Ainz mulai bertanya. Nfirea juga melihat, tertarik pada pertanyaan Ainz.

"Jika terkena kutukan atau dikendalikan oleh magic, seseorang mungkin akan memberikan informasi rahasia. Sebagai perlawanannya, apakah ada mantra yang bisa membunuh dengan kondisi dimana dia telah terkena magic itu dan setelah dia menjawab beberapa pertanyaan?"

"Aku tak pernah mendengar magic seperti itu."

Ainz menoleh dan melihat Nfirea dari dalam penutup kepalanya.
"Aku juga tidak tahu. Magic untuk membenarkan atau menguatkan sesuatu bisa diaktifkan setelah waktu tertentu, tapi tidak sampai seperti yang anda katakan."

"...Oh begitu."

Ainz kecewa tidak mendengar jawaban yang diharapkannya.
Dan juga, masalah bagaimana menggunakan Sunlight Scripture yang masih selamat harus menunggu.

Yang selamat tinggal sedikit, tapi kelihatannya sayang membuang meeka. Untuk mengerti teori magic dibalik mengapa anggota Sunlight Scripture menghilang setelah tewas, mereka melakukan pembedahan pada beberapa orang dari mereka hidup-hidup, yang mana sangat disayangkan. Karena mereka bisa tewas dengan mudah, bukankah lebih baik untuk memaksa mengeluarkan informasi yang lebih banyak dari mereka? Kehilangan satu orang artinya kehilangan kesempatan untuk menanyakan 3 pertanyaan.

Yang paling disayangkan adalah Nigun, yang pertama tewas. Mereka kehilangan seseorang yang mungkin memegang banyak informasi setelah menanyakan pertanyaan sederhana.
Tapi kesalahan ini memberi Ainz pelajaran bahwa menggunakan pengetahuan yang hanya dia dapatkan dari YGGDRASIL tidak cukup untuk menghadapi dunia ini, jadi kematian Nigun benar-benar adalah kerugian. Sebaiknya melihat dari sisi terang, saat ini dia telah mempelajari banyak hal dari kegagalan juga.

Saat pemikiran Ainz teralihkan tentang masalah ini, Ninya melanjutkan:
"Meskipun begitu, pengetahuanku tentang magic sangat terbatas. Magic Caster yang disponsori dan dididik oleh negara mungkin bisa membuat mantra semacam itu. Pendeta-pendeta di Slane Theocracy menerima pendidikan Magic Caster yang berdasarkan keyakinan. Empire memiliki mistik, warlock dan mage, Sekolah Magic Caster berdasarkan Sorcery. Tidak heran jika negara lain seperti Republik Yagarande mampu menggunakan dragon magic."

"Oh begitu, dengan dukungan dari seluruh negara, tidak heran magic seperti itu akan bermunculan."

Dariinformasi yang dia dapatkan sebelumnya, Republik Yagarande didirikan oleh demi-human, dengan kanselir yang mengatur kebijakan. Yang paling layak dicatat adalah 5 Kanselir Naga, yang disebut sangat kuat. Republik itu adalah ancaman nyata bagi Slane Theocracy, yang mempraktekkan prinsip keunggulan manusia.
Ainz tertarik dengan negara ini, tapi dia masih membangun markasnya dan tidak bisa membagi tugas untuk menyelidiki. Hanya melakukan rencana yang sekarang sudah banyak mengurangi sumber daya Nazarick.

"Bolehkah aku bertanya tentang hal lain?"

Ainz bertanya kepada Ninya pertanyaa lain dan merasa lega.
Ainz bertanya Ninya dan Peer banyak hal, menyebabkan anggota Sword of Darkness melihat mereka dengan tatapan yang mengatakan "Mereka masih mengobrol". Mereka membicaakan tentang mantra-mantra, martial art, para petualang, berita tentang negara tetangga, setiap topiknya sangat luas.

Meskipun pertanyaan ini harus dikatakan dengan hati-hati, tapi jawaban yang diterima sangat menolong. Ainz percaya bahwa dia telah belajar lebih banyak hal tentang dunia ini.

Tapi itu masih belum cukup. Setelah mempelajari satu hal, beberapa pertanyaan pun muncul, terutama ketika tentang magic. Sebuah dunia yang dibangun dengan magic sebagai pondasinya itu sangat berbeda, yang membuat Ainz terkejut.

Perbedaan terbesar adalah level dari peradabannya. Kelihatannya seperti Zaman pertengahan, tapi sebenarnya hanya beberapa generasi di belakang dunia Ainz; beberapa hal sudah berada di tingkat modern. Dan seluruh perkembangan ini ditopang oleh kehadiran magic.

Setelah mengetahui ini, Ainz menyerah melakukan riset tentang dunia ini. Tidak mungkin untuk membandingkan dunia yang berkembang dengan magic dengan yang berkembang dengan ilmu pengetahuan. Ada magic untuk membuat garam, gula dan bumbu, dan orang-orang juga menggunakan mantra pertanian untuk mengembalikan nutrisi ke tanah sawah daripada menerapkan rotasi tanaman.

Percaya atau tidak, lautnya tidak asin. Informasi ini sangat berbeda dari apa yang Ainz anggap pengetahuan umum.

Ainz dengan hati-hati memuaskan rasa ingin tahunya. Setelah beberapa waktu:
"Ada pergerakan."

Lukeluther tiba-tiba merasa tegang, Nadanya benar-benar berbeda dari yang biasa dia gunakan ketika menggota Narberal. Saat ini, dia terlihat seperti petualang profesional yang sudah veteran.

Semuanya menghunuskan senjatanya dan melihat arah Lukeluther menghadap.

"Dimana?"

"Disana. Di sebelah sana."

Lukeluther menunjuk sudut dari hutan yang besar untuk menjawab pertanyaan Peter. Pandangannya sangat buruk karena tertutup hutan, dan tidak ada pergerakan apapun. Meskipun begitu, tak ada yang meragukan Lukeluther.

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Jangan memaksa kesana. Jika mereka masih ada di hutan, kita abaikan saja!"

"Sebaiknya tetap pada rencana dan membiarkan Nfirea mundur!"

Saat mereka berdiskusi dengan suara keras, ada pergerakan di dalam utan. Monster-monster itu menampakkan diri.

Lima belas makhluk setinggi anak-anak mengelilingi enam makhluk raksasa.
Yang pertama adalah demi-human goblin.

Setiap wajahnya yang tidak biasa memiliki hidung rata, dan dua taring keluar dari setiap mulut yang lebar. Kulit mereka coklat gelap, dan rambut hitam mereka acak-acakan terlihat kaku oleh wax rambut.

Pakaian mereka lusuh dan terlihat seperti terbakar berwarna coklat entah karena kotoran atau memang diwarnai seperti itu. Mereka memakai kulit binatang yang dijemur matahari di luar armornya. Mereka memegang pentungan di satu tangan, perisai kecil di tangan lain.
Peranakan campuran antara monyet dan manusia, monster dengan cenderung jahat.
Yang raksasa sekitar 250-300 cm.

mereka terlihat lebih bodoh dengan rahang yang menonjol tajam keluar.
Otot yang besar di lengan mereka setebal pohon, dan otot itu hampir mencapai tanah karena punggung raksasa itu bungkuk. Setiap raksasa itu memegang gelondongan kayu pohon dengan cabang-cabang yang sudah dipotong dan mereka hanya mengenakan kulit binatang yang dijemur di pinggang. Mereka sangat bau meskipun dari kejauhan.

Kulit mereka, penuh kutil, warnanya seperti terbakar coklat. Dada mereka yang tebal dan otot perutnya terlihat tangguh. Mereka kelihatannya sangat kuat, seperti gorilla yang dicukur -- Monster demi-human yang diketahui sebagai ogre.

hampir semua monster memiliki tas lusuh, yang kelihatannya sudah digunakan untuk perjalanan yang lama.

Monster-monster itu melihat ke arah kelompok yang sedang berjalan di dataran. Meskipun masih ada jarak, sifat bermusuhan mereka terpancar dari wajah mereka yang jelek.

"..Jumlah mereka agak banyak. Kelihatannya pertempuran sudah tidak bisa dihindarkan."
"ya, kamu benar. Goblin dan Ogre akan menyerang ketika mereka melihat kelompok yang lebih kecil. Atau lebih tepatnya, kecerdasan mereka mengatakan untuk mengukur kekuatan tempur dengan membandingkan jumlah, yang mana sedikit merepotkan."

Melalui pengalaman, Ainz tahu dunia ini tidak seperti game, tapi dia masih bingung dengan kenyataannya.

Hanya dengan mengawasi tinggi dan warna kulit, seseorang bisa menebak bahwa masing-masing ogre dan goblin memiliki karakter yang berbeda, artinya mereka adalah individu, seperti menghadapi dua puluh satu monster yang berbeda.

"Apakah kenyataan beda dari game?"

Seakan dia masuk ke zona tanpa mengetahui walkthrough apapun dan melawan monster yang tidak diketahui, pertemuan ini mengingatkan Ainz pada saat dia bertempur di desa Carne. Ainz bergumam dalam suara yang tidak bisa didengar sekitarnya.

"Kalau begitu, Momon-san"

"..Oh, apa itu?"

"Kita setuju untuk menghadapi masing-masing separuh dari musuh yang kita temui, tapi bagaimana dengan sekarang?"

"Kita tidak bisa terpecah menjadi dua tim dan membunuh musuh yang menyerang?"

"Akan buruk jika mereka semuanya berlari ke satu arah. Bisakah Nabel menggunakan serangan area seperti 'Fireball' dan menyapu habis mereka?"

"Aku tak bisa menggunakan 'Fireball', mantra terkuatku adalah 'lightning'"

Ainz teringat bahwa ini adalah larangan yang dia berikan kepadanya.

"'Lightning' adalah mantra penusuk barisan, ya khan?"

"Kalau begitu, bagiamana kalau kami pancing mereka menjadi satu baris sehingga kamu bisa menyapu habis mereka dari samping?"

"Kita akan butuh membangun barisan pertahanan untuk menahan mereka..."

"Aku akan mengatasi itu. Bisakah aku meminta semuanya melindungi Nfirea di gerobak?"

"Momon-san..."

"Jika hanya Ogre yang membuatku susah, berarti gonggonganku lebih buruk dari gigitanku. Tolong lihat aku menghabisi ogre dengan mudah."

Suara percaya diri dari Ainz kepada anggota Sword of Darkness bahwa ini adalah rencana yang terbaik, memberi mereka perasaan aman.

"Mengerti. Kami tidak akan melihat saja sementara musuh menyerang; kami akan melakukan apapun untuk membantu dari sisi."

"Apakah anda memerlukan dukungan magic?"

"Ah, kami tidak memerlukannya. Teman-teman dari Sword of Darkness, tolong dukung teman-teman satu tim kalian."

"Kalau begitu kita akan melakukannya seperti yang anda inginkan. Semuanya, jika pertempuran terjadi seperti ini, karena kita dekat dengan hutan, bukankah musuh akan mencoba untuk kabur?"

"Bagaimana kalau melakukannya seperti biasa? Kami akan menarik mereka lebih jauh."

"Ayo kita lakukan itu! Karena Momon-san akan menangkis serangan musuh, bagaimana dengan yang lolos, Peter?"

"Aku akan mengaktifkan skill martial art [Fortress] untuk menahan ogre. Dine, tolong hentikan goblin. Ninya berikan magic pertahanan padaku, lalu berkonsentrasilah memberikan magic serangan. Ditambah lagi, meskipun ini urusan yang tidak perlu, tolong perhatikan keselamatan miss Nabel. Lukeluther, hadapi goblin. Jika ada ogre yang menerobos, kamu harus menghentikannya. Dalam keadaan ini Ninya akan memprioritaskan untuk membersihkan goblin."

Semuanya saling melihat dan mengangguk, menunjukkan pemahaman mereka terhadap instruksinya. Rencana pertempuran sudah diatur dengan lembut, kerja sama tim mereka menakjubkan. Ainz kagum dan menunjukkan persetujuannya dengan raungan.
Dia teringat hari-hari ketika berada di YGGDRASIL. Ainz dan teman-temannya berulang kali berburu di medan pertempuran dengan kerjasama yang sempurna. Menarik, melindungi, merubah target serangan. Karena mereka sangat familiar dengan kemampuan yang lainnya, mereka bisa melakukan pertempuran kelompok sedemikian rupa.

Ainz sedikit bias, tapi dia masih percaya diri bahwa kerjasama diantara kelompok kecil ini tidak mudah. Sword of Darkness bukanlah level mereka, tapi dia bisa melihat bayangan kemiripan.

"Momon-san, anda butuh dukungan lainnya selain dari magic?"

"Tidak, tidak perlu. Kami berdua sudah cukup."

"Benar-benar... sangat percaya diri."

Peter menunjukkan isyarat khawatir pada kata-katanya. Jika yang bertanggung jawab dalam garis pertahanan jatuh, akan menimbulkan efek domino, menyebabkan seluruh tim kolaps. Itu seharusnya apa yang dia khawatirkan.

Lagipula, ini bukanlah sebuah game dan nyawa mereka dipertaruhkan.

"Kamu akan melihatnya ketika kita mulai."

Ainz menyudahi percakapan mereka dengan kalimat ini.
"Mari kita mulai ketika kalian sudah siap."

Lukeluther menarik benarng pada busur kompositnya sampai mulai berderak. Benang itu mengeluarkan suara menghentak saat mendorong anak panah itu meluncur lurus, yang mendarat 10 m dari goblin-goblin itu di dataran.

Serangan tiba-tiba itu membuat goblin mengejek Lukeluther dengan tertawa.
Mereka mengejek tembakan yang meleset. Goblin-goblin itu tidak bisa mengenai target 120m pula, tapi mereka kelihatannya lupa akan hal itu.

Menjadi yang diserang dan keunggulan mereka dalam jumlah membuat kecenderungan menjadi kasar pada goblin membesar, dan mereka mulai berteriak dengan keras, merangsek menuju Lukeluther tanpa ragu-ragu. Ogre-ogre itu mengikuti dari belakang.

Mereka termakan oleh rasa haus darah, mereka tidak membentuk barisan ataupun mengangkat perisai mereka. Otak mereka menjadi kosong.

Lukeluther tersenyum setelah thau itu.
"Lihat ini--"

Dia menembak lagi ketika jarak sudah 90m. Sasarannya tepat, dan anak panah itu menembus kepala seorang goblin. Goblin ini, yang terletak di belakang, mengejang beberapa langkah dan jatuh tewas.
Jaraknya menjadi semakin dekat, tapi busur Lukeluther tidak terlihat tegang. Dia percaya bahwa seseorang akan melindunginya, meskipun musuhnya berada tepat disampingnya.

"Reinforce Armor."
(Memperkuat Armor.)

Di belakang Lukeluther, Ninya merapal mantra pertahanan. Mendengar suara temannya, Lukeluther melepaskan anak panah lain.
Dia menembak sasaran 50m, mengenai kepala goblin lain. Saat ini Peter dan Dine juga mulai bergerak.

Goblin itu cukup gesit, tapi gore memiliki langkah yang lebar, jadi kecepatannya terlihat sama. Tapi setelah berlari kecil sekitar 100m di dataran rumput, ogre dengan kaki mereka yang kuat berada di depan, dengan goblin di belakang mereka. jaraknya masih sedikit terlalu jauh untuk mantra area luas untuk melingkupi semua monster.

Tapi itu cukup, karena tugas Dine adalah menahan salah satu ogre.

"Nature Bind."

Dine merapal mantra, rumput-rumput di bawah kaki ogre mulai menggeliat, berubah menjadi akar dan mengikatnya. Rantai tidak biasa yang kuat dari tumbuhan mengunci ogre di tempat, membuatnya meraung frustasi.

Saat itu Ainz dengan tenang maju ke depan dengan Narberal di belakangnya.
Sikap mereka mengisyaratkan jika mereka sedang jalan-jalan daripada mengintersep monster yang merangsek maju.
Saat ogre yang memimpin mendekati, Ainz menuju belakangnya, menggenggam hulu pedang. Narberal merogoh jubahnya dan mengeluarkan pedang.

Saat membuat gambar busur besar, dua pedang muncul di depan Ainz.
Cahaya yang terang masuk ke mata mereka membuat anggota Sword of Darkness ternganga.

Dua pedang di tangan Ainz sangat mencolok dan memiliki panjang sekitar 150 cm. Daripada disebut sebagai instrumen perang, mereka terlihat seperti karya seni yang mahal.

Ukiran di mata pedangnya terlihat seperti ular yang bertautan. Pucuk pedangnya menyebar seperti kipas, mengeluarkan pancaran yang dingin dan tajam.

Heroic Weapon.
(Senjata Pahlawan)

Pedang di tangan Ainz adalah Pedang pahlawan yang terkenal.
Tampilannya membuat kelompok Sword of Darkness ternganga lagi. Jika pemandangan sebelumnya membuat mereka takjub, yang sekarang membuat mereka tidak bisa berkata apapun.

Semakin panjang sebuah pedang, semakin berat pula. Bahkan sebuah senjata yang sudah diberi mantra pengurang berat tidak mudah untuk digenggam. Mereka tahu dari perjalanan pendek mereka sejauh ini bahwa Ainz memiliki kekuatan lengan yang mengagumkan, tapi naluri dasar mereka tidak bisa menerima bahwa seseorang bisa menggunakan pedang yang sangat luar biasa besarnya itu dengan mudah.

Tapi...

Tetapi Ainz mengayunkan mereka seakan dia sedang menggenggam pentungan, gambar itu sangat menakjubkan.

"Momon-san... siapa anda sebenarnya..."

Peter berbicara mewakili semuanya saat dia menghela nafas. Sebagai seorang warrior, dia mengerti seberapa besar kekuatan lengan yang dibutuhkan untuk menggunakan teknik sekuat itu. Dia tidak tahu berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk berlatih sebelum mencapai tingkatan seperti itu, yang membuat dia terkejut. Dia tahu mereka berada di tingkat yang berbeda, tapi pemandangan di depannya masih membuat kakinya bergetar.

Bahkan goblin yang bodoh ketakutan dengannya, memperlambat kecepatan mereka yang sembrono dan membelok menuju Peter dan yang lainnya.

Hanya Ogre yang bodoh yang percaya diri pada kekuatan lengan yang menyerang Ainz.
Jaraknya menjadi semakin dekat dan Ogre yang memimpin mengangkat pentungannya.
Pedang di tangan Ainz memang besar, tapi pentungan Ogre memiliki jarak serangan yang luas.

Ketika Ogre mulai menyerang, Ainz sudah melangkah ke dalam jarak serangannya.

Dia seperti angin. Mengayunkan pedang raksasanya di tangan kanan dengan kecepatan yang bahkan lebih cepat; bayangan kelebat sabetan putih terlihat menebas ruang kosong sesaat.

Sabetan itu terlalu memaksakan, meskipun tidak diarahkan kepada mereka, yang lainnya merasa seakan mereka menyaksikan kematian tepat di samping mereka.
Dia mengakhirinya dengan satu serangan.
Ainz mengalihkan perhatiannya dari ogre di depannya ke ogre lainnya. Seakan menunggu Ainz pergi, bagian atas dari ogre yang tertebas masih disana sebentar sebelum akhirnya jatuh ke tanah; bagian separuh bawahnya masih berdiri. Darah dan organ terkena udara, memberikan bau yang tajam, mempertegas kenyataan bahwa ini bukan ilusi.

Sabetan diagonal ke bawah membuat potongan yang rapi.

Mereka masih di tengah pertempuran, tapi kedua pihak berhenti bergerak seaakan waktu telah berhenti saat mereka menyaksikan pemandangan menakjubkan ini tanpa bersuara.
Membunuhnya hanya dengan satu pukulan. Bahkan Tubuh Ogre yang besar tidak bisa lepas dari takdir terpotong menjadi dua.

"Menakjubkan."

Seseorang bergumam lirih. Suara itu sangat jelas di medan pertempuran yang sunyi.

"...Tidak bisa dibayangkan. Dia melewati level Mythrill dan mungkin adalah Orichalcum... Tidak, Jangan-jangan level Adamantium?"

Menebas menjadi dengan satu sabetan.

Itu tidak mungkin. Hanya sedikit pengguna pedang atau mereka dengan senjata magic yang kuat yang mungkin bisa melakukannya. Tetapi jika kamu memegang Pedang raksasa dua tangan dengan satu tangan, akan sulit untuk mengeluarkan kekuatan yang cukup untuk menebas musuhmu menjadi dua dengan satu kali sabetan, itu adalah hal yang umum. Senjata Dua tangan artinya dipegang dengan dua tangan. Maksudnya adalah dengan menggunakan keduanya yaitu gaya sentrifugal dan sabetan dan berat pedang untuk menyerang; itu tidak dimaksudkan untuk digunakan hanya dengan kekuatan satu lengan.

Namun entah pedang Ainz yang dimantrai dengan magic yang kuat, atau kekuatan Ainz di satu tangan yang lebih kuat dari warrior yang biasanya menggunakan dua tangan. Atau mungkin keduanya. Melihat pemandangan yang mengagetkan ini, ogre tidak sadar berhenti mendekatkan jaraknya.

"Apa? Tidak datang kemari?"

Suara yang lembut dan tenang terdengar di medan pertempuran.
Pertanyaan sesederhana itu sudah cukup untuk mengintimidasi ogre-ogre tersebut, karena mereka telah menyaksikan perbedaan kekuatan diantara mereka.

Ainz semakin mendekat kepada ogre yang lain dengan kecepatan yang menakjubkan, sebuah kecepatan yang seharusnya tidak dimilikinya oleh orang yang menggunakan armor.

"Waarghh--!"

Ogre itu mengeluarkan geraman seperti campuran dari raungan dan teriakan, mengangkat pentungan di tangannya untuk menghadapi Ainz yang menyerang. Tapi semuanya tahu itu terlalu pelan.

Ainz mengayunkan pedang raksasa di tangan kirinya secara horizontal setelah dia dekat.
Bagian atas dari ogre berputar di udara dan mendarat di tempat yang berbeda dari bagian bawahnya.

Ini adalah sabetan horizontal, menebas ogre menjadi dua dengan satu kali serangan.

"Momon-san... apakah dia seorang monster...?"

Terpak lagi oleh pemandangan di depannya, tak ada yang tak menerima spekulasi dari Dine.

"..Dan begitu, dengan lainnya..."

Ainz mengambil langkah maju, wajah jelek dari ogre menjadi beku dan mereka mundur jauh ke belakang.

Goblin yang mengambil langkah memutar mengelilingi pertahanan Ainz menyerang Peter dan lainnya. Anggota Sword of Darkness yang sedang menonton pertarungan bereaksi terhadap serangan goblin dan mulai bergerak.

Peter mengangkat Pedang besar dan perisai lebarnya, menghadapi lusinan goblin secara langsung. Dia menusuk dengan pedangnya dan mengirimkan kepala dari goblin yang di depan terbang ke udara. Peter menghindar dari cipratan darah dan memulai pertempuran jarak dekat dengan goblin.

"Makan ini!"

Goblin itu meringis menunjukkan giginya yang kuning dan mengeluarkan suara aneh.
Peter menahan pentungan goblin dengan perisainya dan menggunakan magic reinforce armor untuk melakukan tank-ing terhadap serangan goblin lainnya, yang mendarat padanya dengan sisi yang tumpul.

'Magic Arrow'.

Goblin yang mencoba menyerang Peter dari belakang terkena 2 anak panah magic dan jatuh terdiam ke tanah.
Separuh dari goblin yang mengelilingi Peter segera menuju 3 anggota kelompok yang lainnya, seluruhnya mengabaikan Narberal yang sedang berdiri di samping Ainz, sang Pusaran kematian. Menurunkan busur kompositnya, Lukeluther menghunus pedang pendek dari pinggangnya. Bersama dengan Dine yang menggenggam pentungannya, mereka berlari di depan garis api Ninya dengan punggung menghadap ke arahnya.
Lukeluther dan Dine menghadapi 5 goblin sama-sama dan mereka terlihat seimbang. Mereka mengalahkannya satu demi satu, tapi kelihatannya akan butuh banyak waktu dari situasi sekarang. Lukeluther mengeluarkan ekspresi kesakitan saat dia menahan sakit di lengannya karena terkena pukulan pentungan ketika dia menusukkan pedang pendeknya ke cepat armor kulit goblin. Dine menerima beberapa pukulan dan gerakannya semakin lambat, tapi tidak menerima luka yang kritis.

Ninya mengawasi pertempuran dengan tegang, menyimpan magicnya. Beberapa ogre terikan oleh mantra-mantra, dan Ninya mungkin bisa menghadapi mereka jika situasinya berubah.

Peter setara dengan enam goblin yang dia hadapi, sebuah pertarungan yang intens. Mereka tidak diungguli oleh sebelas goblin karena keraguan goblin dalam serangan mereka. Setelah menyaksikan satu serangan yang bisa menewaskan milik Ainz yang luar biasa, moral goblin-goblin itu semakin hancur, tidak bisa memutuskan antara kabur atau melanjutkan pertempuran.

Seakan bermaksud memecahkan moral goblin-goblin itu, Ainz mengayunkan pedang raksasanya. Suara angin yang tertebas diikuti dengan suara tumbukan berat. Dua kali berturut-turut.

Seperti yang didugai oleh semuanya, jumlah mayat ogre semakin meningkat. Hanya tinggal 2 ogre yang masih bertahan hidup, salah satunya terikat oleh rumput, dan yang lainnya gemetar di depan Ainz.

Penutup kepala Ainz menoleh kepada ogre terakhir yang menghadapinya. Ogre itu kelihatannya merasakan tatapan Ainz dari lubang sempit pada helmnya, menjatuhkan pentungannya dan berlari ke hutan dengan raungan yang aneh. Kecepatannya lebih cepat dari serangannya tadi, tapi tidak mungkin bisa kabur.

"Nabel, lakukan."

Perintah yang dingin sudah dikeluarkan, dan Narberal yang berdiri di belakangnya sedikit mengangguk.

"[Lightning]"

Sebuah Kilat yang mengguncang udara meledak keluar, menyerang ogre yang kabur dengan suara halilintar. Menembus ogre yang juga terikat oleh rumput di belakangnya.
Dengan mudah menghabisi 2 ogre.

"Kabur!"

"kabur, kabur!"

Goblin yang melihat pemandangan ini menjadi putus asa dan berteriak mencoba kabur, tapi Peter lebih cepat dari mereka. Goblinn yang mencoba kabur bukanlah ancaman. Kelompok itu menghabisi goblin satu persatu. Ninya yang tidak perlu menyimpan mana miliknya bergabung dalam serangan juga. Goblin-goblin itu menjadi mayat, tak ada yang kabur.
Dengan bau yang tajam dari mayat di tanah, Dine mengobati luka Lukeluther dan Peter dengan 'minor heal'. Ninya yang bebas mengeluarkan pisau untuk memotong telinga goblin.

Menyerahkan telinga mereka ke kota bisa memberikan mereka hadiah atas monster itu. Tentu saja, bagian yang diserahkan tidak selalu telinga, bermacam-macam menurut monster. Tapi untuk demi-human seperti ogre dan goblin, kebanyakan adalah telinga.

Ninya yang ahli memotong telinga itu melihat Ainz dan Narberal yang sedang memeriksa sekeliling ogre, dan kelihatannya mereka sepertinya sedang mencari sesuatu.

"Apakah ada yang salah?"

Mendengar pertanyaan Ninya, Ainz mengangkat kepalanya dan menjawab:

"Ah, aku pikir.. mungkin monster-monster ini akan menjatuhkan item seperti kristal."

"..Kristal? aku tak pernah mendengar ogre memiliki permata seperti itu."

"Memang benar. Aku juga penasaran jika ada item langka."

"Benar juga. Bagus juga jika Ogre memiliki harta karun."

Ninya menjawab saat dia memotong telinga ogre dengan gerakan ahli.

"Tapi..Momon-san benar-benar kuat. Aku tahu anda adalah warrior yang percaya diri terhadap kemampuan sendiri, tapi aku tidak tahu anda sebaik ini."

Ketika mereka mendengar ucapan Ninya, ketiganya yang sudah selesai disembuhkan berkata kepada Ainz:

"Menakjubkan! sebagai sesama warrior, itu sangat menakjubkan! Bagaimana anda melatih kekuatan lengan seperti itu?"

"Aku kira anda pasti orang kaya karena bersama dengan Nabel-chan, tapi harta langka macam apa pedang itu? Aku tak pernah melihat pedang berharga seperti itu."

"Aku merasa bahwa ucapan yang anda keluarkan ketika berada di guild memang benar, anda berada pada level warrior terkuat yang diketahui di kingdom, menakjubkan."

Narberal yang berada di belakangnya memiliki ekspresi bangga, tapi Ainz hanya melambaikan tangan:

"Itu kredit yang terlalu berlebihan untukkku, Aku hanya beruntung."

"Beruntung..."

Kelompok Peter tersenyum aneh.

"...Setelah pertempuran ini, aku sangat setuju dengan ungkapan bahwa selalu ada orang yang lebih kuat."

"Setiap orang bisa dengan mudah mencapai standar diriku suatu hari."
Ucapan Ainz membuat senyum mereka tambah aneh.

Kelompok Peter bekerja keras untuk menjadi kuat dan tidak membuang imbalan yang mereka terima, menggunakan seluruh kekuatannya sendiri. Karena mereka adalah teman seperti ini, semuanya mempertahankan hubungan baik. Meskipun ketika mereka berpikir tentang kerja keras mereka dulu, mereka tidak bisa membayangkan bisa sampai pada level yang sama dengan Ainz. Bagi kelompok Peter, posisi Ainz adalah puncak tertinggi yang hanya bisa diraih orang-orang tertentu. Orang yang bepergian dengan mereka ini pasti akan menjadi pahlawan terkenal, seorang pria hebat yang berdiri di puncak para petualang.

Semuanya sangat yakin dengan hal ini.

***

Kelompok tersebut sedang membuat persiapan untuk mendirikan tenda, walaupun masih jauh sebelum matahari terbenam. Ainz memegang tonggak kayu, yang diserahkan kepadanya, dan menancapkan mereka di sekeliling tenda. Karena harus menampung seluruh bawaan, diameter dari tenda itu sekitar 20m, cukup besar.
Dia memukul dengan palu tonggak-tonggak itu ke tanah di empat titik berbeda dan mengikatnya dengan tali hitam tipis, membentuk persegi. Dia lalu mengikat tali yang ada di tengah, menariknya ke depan tenda dan menyambungkannya dengan lonceng besar. Ini adalah jaring untuk peringatan.

Sementara Ainz memasang tonggak-tonggak itu, Narberal datang dari belakangnya.
...Narberal seharusnya sedang sibuk dengan tugasnya sendiri... Akan sangat bagus jika dia sudah menyelesaikannya, tapi jika dia diprovokasi oleh Lukeluther lagi, aku harus memberinya beberapa wejangan...
Setelah membuat keputusan, Ainz menoleh kepadanya, dan melihat Narberal menekan emosinya yang hampir meledak saat dia berkata dengan nada yang rendah:

"...Seharusnya Momon-san tidak perlu direpotkan dengan tugas semacam ini, ya khan?"
Ainz menghela nafas lega setelah mengetahui alasan kemarahannya. Dia melihat Narberal dan berkata dengan lembut:

"Semuanya sedang bekerja keras untuk membuat tenda, akan terlihat tidak enak jika hanya ku saja yang menganggur, ya khan?"

"Bukankah anda sudah menunjukkan kekuatan tempur anda yang sangat mengagumkan kepada mereka? Pekerjaan itu seharusnya cocok untuk seseorang, sedangkan tugas seperti ini seharusnya diserahkan kepada yang lemah."

"Jangan berkata seperti itu. Dengar, kita sedang menjalani debut sebagai seorang petualang yang kuat, tetapi jika kita tidak ingin meninggalkan imej arogan. Kamu harus berhati-hati dalam cara bicara dan bersikap."

Narberal mengangguk setuju, tapi dia terlihat tidak puas. Dia hanya melakukannya karena perintah Ainz.

Melihat ekspresinya, kesetiaannyalah yang menekan rasa tidak puasnya. Di sisi lain, Ainz khawatir jika ini akan menjadi penyebab mereka membuat kesalahan. Dia menikmati ruang terbuka yang luas. Karena dia tidak merasakannya ketika di dunia nyata atau di YGGDRASIL, ini membuatnya segar. Meskipun memakan waktu lama, aktivitas luar ruangan ini mengingatkan Ainz ketika bertualang di daerah yang tidak diketahui di YGGDRASIL.
Jika seluruh Great Tomb of Nazarick tidak dipindahkan ke dunia ini, dan aku disini sendirian, aku mungkin akan pergi keliling dunia.

Tubuh seorang undead tidak membutuhkan nutrisi atau udara. Dia mampu melangkahi gunung-gunung atau berjalan menuju lautan yang dalam dengan hanya kakinya. Dia akan menikmati pemandangan yang tidak diketahui di dunia dengan cara itu.

Tapi harta yang ditinggalkan oleh teman-temannya sekarang melayaninya sebagai seorang bawahan, jadi Ainz merasa dia harus mengambil peran sebagai seorang Maharaja di Nazarick untuk membayar kesetiaan mereka.
Ainz mengesampingkan pemikiran ini dan berkonsentrasi pada tugas di tangan. Setelah memalu empat tonggak dengan cukup ke tanah dan mengencangkan talinya, dia kembali ke tenda.

"Terima kasih atas kerja keras anda."

"Tidak usah disebutkan."

Lukeluther tidak melihat Ainz ketika dia menyapanya. Ini sedikit tidak sopan, tapi Lukeluther tidak sedang menganggur, dia sedang menggali sebuah lubang untuk kompor.
Magic Caster - Ninya sedang berjalan di sekeliling area dan merapalkan mantra. Ini adalah mantra peringatan, 'Alarm', yang mana akan memberitahukan bahaya kepada semuanya ketika ada yang mendekat. Memang tidak bisa mencakup area yang luas, tetapi sudah cukup sebagai tindakan pencegahan.

Mantra ini, yang tidak ada di YGGDRASIL, membuat Ainz menyipitkan matanya. Dia diserahi tugas mengumpulkan magic yang tidak diketahui kepada lainnya, tapi mantra yang tidak diketahui itu masih merangsang jiwa seorang Magic Caster di dalam dirinya.

Mantra yang diaktifkan oleh Ninya milik sistem magic Ainz dan paling dekat atau mirip dengan mantra-mantra YGGDRASIL. Karena skill pasif dari rasnya [Wisdom of Darkness] (Kebijaksanaan Kegelapan), Ainz mampu meningkatkan jumlah mantra-mantra yang bisa dia pelajari.

Bisakah aku mempelajari magic yang tidak ada di YGGDRASIL jika aku melakukan ritual dengan korban nyawa? Ataukah ada jalan lain? Ada banyak hal yang harus dipelajari...

Ninya tahu Ainz sedang menatapnya. Dia tidak sejauh seperti ketika mereka bertemu pertama kali, tapi dia masih dengan jelas memberikan senyuman palsu dan berjalan melewatinya:

"Ara, tidak perlu melihat sedekat itu. Ini bukan hal yang menarik, ya khan?"
"Aku penasaran tentang magic dan aku sangat tertarik pada apa yang Ninya sedang lakukan."

"Tidak mungkin... Aku jauh di belakang Nabel-san dalam hal ini."

"Tapi kamu mengetahui magic yang tidak diketahui Nabel."

Narberal menundukkan kepalanya sedikit, tapi Ainz tidak melewatkan hal itu. Meskipun cahayanya redup, Ainz tidak melewatkan bahwa Narberal menundukkan kepalanya sedikit, menjadi iri tanpa tanda malu-malu.

"Aku juga ingin menggunakan magic seperti Ninya-san?"

"Anda serakah, Momon-san. Anda sudah sangat kuat dengan pedang tapi masih melatih kekuatan magic juga. Bukan, seharusnya aku bilang anda memiliki sifat seorang petualang, ya khan?"

"Magic bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari dalam satu atau dua hari. Syarat pertama adalah kemampuan untuk tersambung dengan dunia, tapi hanya mereka yang memiliki potensi yang bisa melakukannya dengan mudah. Yang lainnya habis dimengerti pelan-pelan dengan waktu."

Lukeluther sedang bekerja keras membuat kompor dan berkomentar tanpa melihat ke atas. Ekspresi Ninya terlihat serius:

"Yeah, Momon-san, kurasa anda memiliki potensi. Anda tidak seperti orang lain, anda memiliki semacam... perasaan bukan manusia pada diri anda?"

Ainz merasakan jantung yang memang tidak ada serasa meloncat. Ninya sedikit tidak jelas, tapi dia kelihatannya menyadari bahwa Ainz adalah seorang Undead.

Meskipun dia menggunakan mantra ilusi dan anti-informasi, magic yang tidak diketahui dan skill unik mungkin bisa dengan mudah melihat siapa Ainz sebenarnya. Jadi Ainz dengan hati-hati bertanya:

"...Begitukah? Aku merasa aku kuat, tapi tidak sampai sekuat non manusia. Kamu sudah melihat wajahku, jadi seharusnya kamu tahu, ya khan?"

"Yang kumaksud bukan tampilan...Setelah melihat kekuatanmu, aku tahu bahwa itu adalah dunia diluar dunia manusia. Membunuh Ogre dengan sekali sabetan...Menjadi manusia bukan hanya berdasarkan tampilan tetapi kemampuan! Dan anda juga memiliki gadis cantik seperti Nabel-chan bersama anda."

Jika kamu memikirkan ucapan Lukeluther dengan tenang, dia mengatakan bahwa ilusi wajah yang Ainz tunjukkan bukanlah wajah yang tampan. Tapi Ainz hanya bisa setuju setelah mengingat bagaimana orang-orang yang dia temui kelihatannya sejauh ini.

Ada banyak pria yang tampan dan gadis yang cantik di dunia ini. Ciri-ciri dari orang-orang yang sedang berjalan juga bagus. Setelah kemari, cara diriku melihat wajahku sendiri jatuh hingga dua tingkatan.

"Tampilan dikesampingkan dulu, Lukeluther memang benar. Orang-orang yang diketahui sebagai para pahlawan tentu saja berada di dunia diluar dari dunia manusia biasa. Aku juga merasakannya."

"Tidak, kamu terlalu memujiku. Menyebutku sebagai pahlawan... itu penghargaan yang terlalu hebat bagiku."

Ainz menjawab Ninya, berpura-pura malu sambil menahan diri untuk menghela nafas lega.

"Jika ini tidak merepotkan, maukah kamu bertemu dengan guruku? Innate Talent dari guru bisa menilai magic power milik orang lain, jika kamu memiliki potensi magic, akan bisa dirasakan. Guru bahkan bisa mengelompokkan tingkat magic dari Magic Caster yang memiliki dasar Sorcery."

"Aku selalu menginkannya..Itu adalah Innate Talent yang sama dengan magician terbaik di empire ya khan?"

"Ya, itu adalah innate talent yang sama."

Karena dia tidak bisa melewatkan informasi ini, dia terus bertanya.
"...Kemampuan macam apa itu?"

"Ah, menurut guru, kami Magic Caster memiliki semacam Aura di sekeliling kami. Semakin baik kemampuan magicnya, semakin banyak aura disana. Kemampuan guruku membuatnya bisa melihat aura ini."

"Oh....oh."

Ainz menahan rasa terkejut yang sedikit keluar tiba-tiba. Untuk menghindari kecurigaan lainnya, dia bersungut setuju dengan nada normal.

"Guru menggunakan metode untuk mengumpulkan murid-murid bertalenta dan mengajari mereka."

Aku juga diambil oleh guru--Ninya melanjutkan. Ainz mencoba untuk menekannya saat dia mengutuk di dalam hatinya. Ini bahaya, seseorang dengan innate talent yang menyusahkan.

"Langkah pertama apa yang diambil untuk mempelajari magic?"

"Kamu memerlukan guru yang baik."

"...Seperti Ninya-san?"

"Hmmm--Sebaiknya mencari seseorang yang lebih kuat dariku. Tapi Kingdom kebanyakan mengajarkan lewat tutor privat, personel yang tidak ada hubungannya tidak boleh masuk ke magic guild. Mereka yang bisa masuk tanpa hubungan adalah anak-anak kecil yang masih belum dewasa. Untuk orang seperti Momon-san, sulit untuk masuk tanpa rekomendasi spesial. Untuk itu, Empire memiliki akademi magic yang bagus, pendidik magic dari Theocracy juga standard yang sangat tinggi, tapi hanya magic yang berdasarkan keyakinan."

"Oh begitu, jadi aku bisa mendaftar di akademi magic Empire?"

"Kurasa itu akan sulit. Akademi magic adalah institusi pendidikan milik negara, jadi hanya penduduk Empire yang bisa belajar di sana..."

"Ternyata begitu..."

"Sedangkan untuk belajar dariku, Maafkan aku. Aku punya hal yang harus kulakukan dan tidak memiliki waktu luang untuk mengajari orang lain."

Ekspresi Ninya semakin gelap. Dia terlihat penuh dengan emosi negatif yang kuat, rasa permusuhannya sangat jelas terlihat.

Jangan terlalu dalam dengan hal ini. Kurasa kamu tidak akan mendapatkan hal yang bagus darinya.

Ketika Ainz membuat keputusan, Lukeluther menyela pemikiran Ainz dengan nada ringan:

"Hey---maaf sudah menyela percakapan kalian, tapi makanannya sudah siap. Bisakah kalian membantuku mengumpulkan tiga orang lainnya?"

"Momon-san, serahkan padaku."

"Hmmm---Nabel-chan pergi? Tidak disini memasak bersamaku, membuat ingatan cinta kita?"

"Mati saja, makhluk rendahan (Kelabang Rumahan). Aku akan menuangkan minyak panas ini ke tenggorokanmu dan membuatmu berhenti mengatakan omong kosong, ya khan?"

"Hentikan itu Nabel. Ayo pergi sama-sama."

"Ya! saya mengerti!"

Setelah berterima kasih kepada Ninya, Ainz berjalan menuju dua orang yang sedang berjalan tanpa suara dengan jarak yang dekat dari tenda.

Peter dan Dyne sedang fokus merawat senjata mereka, membubuhkan minyak kepada untuk mencegah karat, mengukur garis dan hal lainnya.

Armor tersebut memiliki lekukan yang baru dan pedangnya terdapat retak setelah berbenturan dengan senjata-senjata goblin. Tidak perlu memperbaikinya secepat mungkin, dan Ainz ragu-ragu merusak konsentrasi mereka. Dia harus memberi tahu mereka berdua, dan juga Nfirea yang sedang merawat kudanya, makan malam sudah siap.

Matahari telah tenggelam di balik horizon, kelompok itu makan malam dengan cahaya matahari tenggelam yang berwarna merah darah di belakangnya.
Setiap mangkuk dipenuhi dengan sup dihiasi dengan daging babi asap, roti panggang, dan buah ara kering serta kenari. Ini adalah makan malam hari ini.

Ainz memandang sup yang terlihat asin di tangannya. Dia tidak bisa merasakan kehangatan sambil mengenakan sarung tangan itu, tapi melihat semuanya makan dengan sungguh-sungguh tanpa menunggu dingin, temperatur seharusnya tidak apa.
Apa yang harus kulakukan?

Ainz adalah seorang undead dan oleh karena itu tidak bisa makan. Dia menyamar dengan mantra ilusi tapi dia akan ketahuan jika dia makan sup itu dengan tubuh kerangka dan mulutnya.

Dia tidak bisa membiarkan yang lainnya melihat penampilan yang sebenarnya.
Dunia yang tidak diketahui dengan makanan yang tidak diketahui. Mungkin hanya beberapa makanan biasa, tapi Ainz sayang sekali dia tidak bisa memakannya.
Meskipun dia tidak lagi memiliki nafsu makan, dia masih tidak puas dengan kemampuannya untuk tidak bisa makan ketika makanan yang kelihatannya enak dan mengundang penasaran muncul di depannya.

Untuk pertama kalinya sejak datang ke dunia ini, Ainz menyesal memiliki tubuh undead.

"Ah--apakah ada yang tidak ingin anda makan?"
Lukeluther bertanya sambil melihat Ainz, yang tidak segera menyuapnya.

"Tidak, hanya alasan personal."

"Begitukah? Jangan memaksa diri? Tapi ini adalah waktunya makan, anda bisa melepas penutup kepala anda, ya kan?"

"..Ini hanya alasan kepercayaan. Dihari dimana aku membunuh, orang dengan jumlah lima atau lebih tidak bisa makan malam bersama-sama."

"Oh...Momon-san memiliki kepercayaan yang aneh. Tapi karena dunia memang luas, tidak aneh jika kepercayaan seperti itu ada."

Tatapan curiga setiap orang melunak ketika mereka mendengar bahwa itu ada hubungannya dengna kepercayaan.

Mungkin kepercayaan adalah hal yang rumit di dunia ini.
Ainz berterima kasih kepada Tuhan yang tidak dia percayai atas suksesnya membohongi mereka. Untuk merubah topik, dia bertanya kepada Peter:

"Kamu menyebut dirimu 'Sword of Darkness', tapi kelihatannya tidak ada yang menggunakannya?"

Sedangkan senjata utama dari para anggota, Peter menggunakan pedang panjang yang diberi mantra normal, Lukeluther memakai busur, Dyne menggunakan pentungan dan Ninya memiliki tongkat. Tak ada yang memegang pedang hitam. Senjata utama Peter dan senjata dukungan Lukeluther adalah pedang, tapi warna mereka tidak menunjukkan kalimat 'gelap'.

Ada teknik yang merubah warna logam dengan menambahkan bubuk khusus, jadi tidak sulit menempa pedang berwarna hitam. Atau lebih tepatnya, kelihatannya aneh saja tidak ada yang menggunakan pedang hitam.

"Ah, pertanyaan itu."

Lukeluther tersenyum malu-malu, senyum dari seseorang yang sedang mengingat masa lalu yang memalukan. Terutama Ninya yang wajah menjadi merah cerah, berbeda dari pantulan api kemah.

"Itu adalah pedang yang Ninya cari."

"Jangan memulainya, aku masih muda dulu."

"Tidak ada yang perlu merasa malu! Memiliki impian yang besar itu penting!"

"Jangan katakan itu padaku Dyne, serius nih."

Kelompok Sword of Darkness tertawa lepas saat mereka menertawakan Ninya yang merasa cukup malu dan merasa ingin mencari lubang dan sembunyi di dalamnya. Nama Sword of Darkness kelihatannya adalah rahasia diantara para anggota.

"Sword of Darkness adalah pedang yang dimiliki oleh salah satu legenda Thirteen Heroes(Tiga Belas Pahlawan)."

Peter mengatakannya dengan tersenyum, tapi dia tidak menjelaskannya panjang lebar.

Terlalu samar jika dia berhenti disini...Yang aku tahu adalah Thirteen Heroes adalah pahlawan yang berada di level lain yang mengalahkan demon god yang mengamuk 200 tahun yang lalu. Aku tak tahu siapa mereka, atau perlengkapan yang mereka miliki... Apakah tidak tahu akan hal ini akan membuatku malu? Ataukah aku seharusnya pura-pura tahu?

Saat Ainz merasa bingung, Narberal menyela:

"Siapa itu?"

Menakjubkan. Ainz menunjukkan pose kemenangan di otaknya, sementara anggota Sword of Darkness terlihat terdiam.

Tidak tahu akan item magic yang menjadi asal nama mereka mungkin sedikit mengagetkan.
"Jadi Nabel-chan tidak tahu. Itu bisa dimengerti. Meskipun dia adalah salah satu dari Thirteen Heroes, dia disebut penjahat karena yang lainnya percaya dia adalah keturunan jahat. Bagiannya sering dilupakan ketka menceritakan legenda dari pahlawan yang melegenda.. Dia disebut-sebut sangat kuat."

"Sword of Darkness adalah empat pedang yang digunakan oleh 'Dark Knight' salah satu dari Thirteen Heroes: Pedang Magic [Chilling Lamp] (Lampu yang mengerikan) bisa mengeluarkan energi kegelapan, luka yang disebabkan oleh pedang yang berkarat [Crocodile] takkan pernah bisa sembuh, Pedang kematian [Space] mampu membunuh dengan sekali sabetan dan ada pedang jahat [Malice] yang kemampuannya tidak diketahui."

"Oh---"

Semuanya tersenyum aneh kepada respon tidak tertarik Narberal.
Ainz memiringkan kepalanya, berpikir dalam-dalam, karena deskripsi dai kemampuan spesial ini terasa familiar baginya.
Setelah berpikir dengan hati-hati, gambar dari vampir tertentu muncul di kepalanya:
Kemampuan spesial ini mirip dengan [Cursed Knight] kelas milik Shalltear.

Cerita dibalik Cursed Knight adalah bahwa mereka itu Paladin yang dikutuk, itu adalah job yang kuat di YGGDRASIL, tapi karena banyak kekurangannya jadi tidak terkenal. Beberapa skill seperti Cursed Knight bisa dipelajari termasuk mengeluarkan gelombang kegelapan, meninggalkan luka yang takkan bisa disembuhkan oleh mantra healing tingkat dua, kutukan kematian, dan seterusnya.

Ainz menyipitkan mata ilusi di dalam penutup kepalanya, berpikir bahwa ini bukan suatu kebetulan. Sword of Darkness mungkin memberikan skill spesial yang mirip dengan Cursed Knight, tapi ada peluang yang tinggi jika pahlawan ini terkena Cursed Knight.

Jika itu masalahnya, salah satu syarat untuk menjadi Cursed Knight adalah setidaknya level 60 -- Tidak, menurut skill yang dia pelajari, setidaknya dia berada di level 70.

Demon God bertarung melawan pahlawan seperti itu, jadi level mereka kira-kira sama. Tapi Nigan dari Sunlight Scripture mengklaim Dominion of Authority yang mengalahkan Demon God, jadi Demon God tidak sekuat pahlawan-pahlawan itu.

Menurut informasi yang dia dapat, kesimpulan yang paling logis adalah bahwa Demon God tidak terlalu kuat, tapi satu-satunya cara untuk menemukan jawaban adalah dengan mendapatkan pedang itu atau bertemu dengan pahlawan itu sendiri.

Sementara Ainz berpikir, kelompok itu melanjutkan bercakap-cakap. Ainz cepat-cepat kembali fokus pada percakapan mereka agar tidak melewatkan kesempatan apapun untuk mendapatkan informasi.

"--Menemukannya adalah tujuan pertamaku. Ada banyak senjata legendaris. Ada beberapa yang terbukti nyata, tapi tidak diketahui jika mereka masih ada hingga sekarang--"

"Ah, ada orang yang sudah memiliki salah satu dari Swords of Darkness (Pedang-pedang kegelapan) itu."

Nfirea dengan tenang menjatuhkan bom, membuat seluruh anggota Sword of Darkness menoleh kepadanya:

"Si.. Siapa itu!"

"Wah! Benarkah?! Itu artinya hanya tinggal tiga!"

"Eh, sekarang kita tidak bisa memberikannya masing-masing ke anggota..."

Nfirea menjawab dengan hati-hati:

"ehm, ada kelompok petualang yang menyebut dirinya 'Blue Rose', kapten mereka memiliki pedang itu."

"Oh, jika itu adalah kelompok petualang yang menduduki peringkat adamantium, maka mau bagaimana lagi."

"Benar sekali. tapi karena hanya tinggal tiga pedang, ayo bekerja keras dan menjadi cukup kuat untuk memperoleh mereka semua."

"Kamu benar, karena sudah ada satu, maka ketiga lainnya pasti juga ada. Aku harap ketiganya tersembunyi di tempat yang tidak diketahui oleh orang lain sampai kita menemukannya."

"Ninya, catat ini pada diarimu agar tidak lupa tentang ini."

"Mengerti, aku akan menuliskannya. Tapi itu adalah diari privatku, bukankah kalian seharunsy mencatat atau mengingatnya sendiri?"

"Mendinggalkan catatan fisik itu bagus!"

"Apakah itu masalahnya? Dyne.."

"Tapi kita memiliki ini."

"Apa itu?"

"Ini, Momon-san."

Peter mengeluarkan pedang pendek dengan empat permata yang tertanam pada hulu pedangnya, dia mengeluarkannya dan menunjukkan warnanya yang hitam.

"Sebelum mendapatkan yang asli, kami berencana untuk menggunakan ini sebagai simbol kita..."

"Menyebut diri kita dengan 'Blade of Darkness' daripada 'Sword of Darkness' itu tidak apa. Lagipula, tidak ada yang asli atau yang palsu, ini tidak diragukan lagi menjadi simbol bagi tim kami!"

"Eh..Lukeluther akhirnya bicara hal yang masuk akal!"

Anggota Sword of Darkness melepas tawa, terlihat harmonis.
Dipengaruhi oleh suasana, Ainz tersenyum bersama mereka. Perasaan mereka terhadap pedang pendek sama seperti perasaan Ainz terhadap tongkat simbol guildnya.

Topik yang cocok untuk percakapan makan malam muncul satu persatu, anggota Sword of Darkness yang mayoritas memegang inisiatif, berbicara kepada Ainz, Narberal dan Nfirea dari waktu ke waktu.

Ainz bergabung, tapi masih merasakan jarak dari anggota Sword of Darkness. Karena Ainz kurang pengetahuan tentang dunia ini dan ragu-ragu akan kalimatnya, itulah kenapa dia tidak bisa melebur dengan baik. Hasilnya Ainz sedikit bicara, membentuk lingkaran yang kegusaran.

Ketika mereka bicara kepada Narberal, dia akan menjawabnya dengan jawaban yang aneh, jadi mereka membiarkannya perlahan-lahan.
Nfirea mengatasinya dengan baik.

Dia telah hidup di dunia ini dan lebih bisa beradaptasi dengan yang lainnya. Dia bisa bergabung dengan topik itu dengan mudah dan bisa membaca moodnya pula.

(Bukan masalah besar. Aku juga memiliki teman-teman di masa lalu.)

Ainz mengeluarkan kejengkelannya ketika melihat kelompok itu berbicara dengan riang dibawah cahaya api kamp.

Hubungan mereka hebat, ini bisa diduga dari teman-teman yang menghadapi kematian bersama-sama. Nfirea juga terlihat iri saat dia melihat tim itu.

Ainz juga teringat akan teman-temannya di masa lalu, menggeretakkan gigi-giginya karena iri di dalam penutup kepala.

--Dia juga seperti mereka di masa lalu.

"...Pertemanan kalian sangat dalam. Apakah semua petualang lain seperti ini?"

"Mngkin, mereka melewati susah senang bersama-sama, jika mereka tidak bisa mengerti apa yang dipikirkan lainnya, tindakan apa yang akan mereka ambil, akan sangat bahaya. Dengan berjalannya waktu, ikatan mereka akan semakin dalam."

"..Begitulah. ketika semuanya berpikir menjadi satu, rasanya sangat berbeda."

"Eh? Momon-san memiliki kelompok seperti ini di masa lalu juga?"

Ainz tidak tahu bagaimana menjawab Nfirea, tapi dia tidak perlu memalsukannya dengan alasan yang aneh.

"Kami sebenarnya tidak mirip dengan... petualang."

Saat dia mengingat teman-temannya di masa lalu, bisa dimengerti dari nadanya yang menjadi berat. Meskipun dia seorang undead, dia masih memiliki emosi, dan teman-temannya di masa lalu adalah orang yang paling dia rindukan.

Merasa Ainz memiliki hal yang dia tidak ingin bicarakan, tak ada yang menekannya dan akhirnya menjadi terdiam semua.

Sangat sepi sekali seakan hanya mereka saja di dunia ini. Ainz mengangkat kepalanya pelan dan melihat ke arah langit malam yang penuh bintang.

"Ketika aku masih lemah, aku diselamatkan oleh seorang paladin yang berpakaian putih semua, yang menggenggam pedang dan perisai di tangan. Dia memperkenalkanku kepada Empat orang anggota lainnya. Termasuk aku, kami semua berenam. Segera setelah itu, tiga orang anggota lainnya yang lemah sepertiku bergabung, dan sembilan orang dari kita membentuk tim yang asli."

"Oh---"

Dengan suara retakan dari api unggun, seseorang mendengus. Tapi Ainz mengabaikannya dan melanjutkan "Original Nine" (sembilan yang asli) dari guildnya Ainz Ooal Gown.
"Mereka adalah sekelompok orang yang istimewa. Paladdin, Swordmancer, Priest, Bandit..Gelap, Ninja bersenjata dua, Bandit bersenjata Dua, Sorcerer, Koki, Penempa..adalah teman-teman yang tak tergantikan. Kami mengalami petualangan yang tak terhitung, aku masih tidak bisa melupakan hari-hari itu."

Berkat mereka, dia belajar apa teman itu. Dia berpikir dia akan diabaikan di YGGDRASIL pula, tapi kenyataannya berbeda, mereka adalah teman yang sempurna yang mau mengulurkan tangan. Saat mereka pelan-pelan meningkatkan jumlah anggota, mereka mengalami hidup yang menakjubkan melewati susah dan senang.

Itulah kenapa guild Ainz Ooal Gown adalah harta yang penting bagi Ainz. Bahkan jika dia harus merelakan segalanya dan menghancurkan dunia, dia ingin melindungi warisan mereka.

"Anda akan menemukan teman-teman seperti mereka lagi suatu hari."

Hiburan Ninya membuat Ainz mengecam keras:

"Takkan ada lagi hari seperti itu."

Suaranya penuh dengan rasa permusuhan. Kaget atas ucapannya sendiri, Ainz berdiri pelan-pelan:

"..Permisi..Nabel, aku akan makan di sebelah sana."

"Saya akan bergabung dengan anda."

"Oh begitu... mau bagaimana lagi jika itu adalah masalah kepercayaan."

Peter merasa kasihan, tapi tidak mencoba untuk membujuknya untuk tetap tinggal.
Meskipun Ninya terlihat depresi, Ainz masih memutuskan untuk tidak mengatakan apapun kepadanya.

Hanya berkata 'Aku takkan memasukkannya dalam hati' sudah cukup.

Keduanya terlihat makan malam di sudut dimana tali diikatkan.
ketika seseorang yang tadi ada disini, yang lainnya akan membicarakannya. Terutama karena subyek tersebut adalah fokus perhatian, itu hal yang biasa.

Saat percakapan mereka berakhir sebentar dan semuanya menjadi diam, api unggun mengeluarkan retakan. Ninya melihat percikan api yang menghilang dan muncul dengan sendirinya:

"...Kurasa aku mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya."

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi sebelumnya."

Dyne mengangguk kuat sementar Peter melanjutkan:

"Mungkin mereka semua terbunuh. Orang yang kehilangan seluruh teman mereka dalam pertempuran akan bereaksi seperti itu."

"Itu adalah sesuatu yang...tak tertahankan. Bahkan jika kita menghabiskan hidup di tepi jurang kematian, kehilangan teman adalah..."

"Kamu benar, Lukeluther. Aku ceroboh dengan ucapanku."

"Kamu tak bisa mengambil kembali ucapan yang telah kamu katakan. Jadi kita harus melakukan sesuatu untuknya agar merubah pikirannya tentang kalimat itu."

Ninya merasa depresi dan menyebutkan dengan pelan:

"Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan teman, mengapa aku tidak memikirkan dulu untuk berada pada posisinya?"

Tapi tak ada yang menjawab ini.

Dalam keheningan, api itu retak dan mengeluarkan percikan lagi.
Untuk merubah suasana yang berat ini, Nfirea dengan hati-hati berkata:

"...Momon-san sangat menakjubkan hari ini."

Seperti menunggu kalimat ini, Peter menambahi:

"yeah, aku tidak mengira dia akan semenakjubkan itu. Membelah ogre menjadi dua dengan sekali serang..."

"Itu mengagumkan."

"Mengalahkan seorang ogre dengan satu kali serangan itu menakjubkan, tapi seberapa hebat kemampuannya hingga bisa membelah jadi dua seperti itu dengan sekali sabetan?"

Menjawab pertanyaan Nfirea yang kebingungan, anggota Sword of Darkness melihat satu sama lain.

Pemuda yang terkenal seperti Nfirea tidak hanya lahir dengan innate talet, dia juga seorang Magic Caster yang istimewa. Dia memiliki bakat yang membuatnya bisa bersinar terang di masa depan, tapi tak ada warrior yang mempunyai level yang sama dengannya, jadi sulit baginya untuk mengerti seberapa kuat Ainz sebagai seorang warrior.

Peter memberikan penjelasan sederhana pada Nfirea:

"Biasanya, pedang besar digunakan untuk memberikan luka berat benda tumpul, tapi dia benar-benar menggunakannya untuk membelah musuh. Sulit sekali membelah orang besar sepeti itu dengan satu tangan... tapi ada pengecualian."

Nfirea terlihat takjub dengan penjelasan Peter. Tapi merasa takjub tidaklah cukup hebat, jadi Peter menyebutkan nama untuk perbandingan:

"Jujur saja, kurasa Momon-san telah berada pada level yang sama dengan Kapten Prajurit Kingdom."

Nfirea membuka mata terkaget.
Dia akhirnya mengerti level apa penilaian Sword of Darkness pada Ainz.

"..Maksudmu dia setara dengan petualang setingkat adamantium.. atau tingkatan yang lebih tinggi dari petualang, legenda hidup dan berada di puncak kekuatan manusia, ya khan?"
"Benar sekali."

Peter mengangguk pelan. Nfirea melihat anggota Sword of Darkness yang lain, mereka semua mengangguk setuju.
Nfirea tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Adamantium adalah logam ajaib yang dibuat dengan teknik yang paling maju. Itu adalah puncak dari piramida petualang dan hanya ada sedikit jumlahnya. Baik Kingdom dan Empire hanya memiliki dua tim yang berhasil mencapai level itu. Kemampuan mereka mencapai level tertinggi dari manusia dan mereka adalah pahlawan sesungguhnya.

Dan Ainz bisa menandingi orang-orang seperti mereka.

"Menakjubkan.."

Kalimat itu penuh dengan pujian.

"Mulanya...ketika kita pertama kali bertemu, aku iri dengan armor full body yang kelihatannya mewah pada Momon-san meskipun dia adalah petualang dengan medali tembaga yang paling rendah. Tapi sejak aku melihat kekuatannya yang pantas dengan armornya, aku yakin dia sangat layak. Dia.. Momon-san yang memakai armor full body cocok dengan kemampuannya juga. Aku iri atas kekuatannya..."

Peter si warrior tidak mengenakan armor full body, tetapi equipment yang lebih lemah yang diketahui sebagai chain mail. Ini bukanlah equipment pilihannya, tapi armor terbaik yang bisa dia beli dengan anggarannya.

"Tidak apa, Peter pasti bisa membeli full body mail yang istimewa di masa depan."

"Ya, jika kamu mengharapkan kekuatan semacam itu, kamu harus bekerja keras mencapai tujuanmu. Kamu seharusnya bersyukur seberapa beruntungnya kamu, kamu bisa meraih tujuan yang ingin kamu raih."

"Ninya benar, jadikan Momon-san tujuanmu dan berusahalah menuju itu. Kami akan membantumu, jadi ayo bekerja keras bersama-sama."

"Benar sekali! Bekerja keras selangkah demi selangkah! Melihat tampilan Momon-san, dia pastinya menghabiskan waktu latihan yang lebih lama darimu!"

Kalimat Dyne mengangkat keraguan Nfirea.

"Apakah kalian pernah melihat Momon-san dibalik penutup kepalanya?"

Ainz tidak melepas penutup kepalanya setelah bertemu Nfirea, bahkan saat makan. Mereka tidak tahu bagaimana dia minum air.

"Ya kami tahu. Itu adalah wajah yang normal.. tapi bukan dari sekitar sini, dia memiliki rambut hitam dan mata seperti Nabel-san."

"Ternyata begitu... apakah dia pernah menyebutkan negara mana dia berasal?"

Anggota Sword of Darkness saling melihat, merasa bahwa Nfirea sangat peduli pada masalah ini.

"kami tidak bertanya sedetil itu.."

"Begitukah..Ah, tidak, jika dia berasal dari negara yang jauh, potion yang dia pakai mungkin berbeda dengan yang biasanya dipakai di daerah ini. Sebagai seorang farmasist aku sangat tertarik dengan hal itu."

"Ternyata begitu... Memang benar, dia dan Nabel-chan kelihatannya berasal dari tempat yang sama, tai tampilan mereka sangat jauh berbeda... dia tidak termasuk pria yang tampan. Apakah ada yang suka dengannya?"

"Tampilan bukan apa-apa, karena dia terlihat kuat pasti ada gadis yang jatuh hati padanya."
Memang benar, pria yang kuat sangat terkenal karena ada banyak monster di dunia ini dan manusia termasuk ras yang lebih rendah. Terangsang oleh insting mereka, kebanyakan wanita akan lebih memilih pria yang kuat.

"Hah... Apakah cintaku akan menuai hasilnya.."

"Tidak mungkin. kelihatannya tidak ada tanda akan mengeluarkan hasilnya sama sekali."

Ninya teringat reaksi Narberal dan menjawab dengan senyum yang aneh.

"Tidak mungkin. Lagipula, aku harus mengejarnya. Aku harus proaktif agar bisa berhasil. Dia benar-benar cantik okay? Jika dia memperlakukan lebih ramah, aku akan meraih kemenangan dalam hidup ini."

"..Dia memang sangat cantik..."

Dyne mengatakannya dengan ekspresi yang berat dan tahu Nfirea terlihat tidak tenang.
"Nfirea-san, apakah ada masalah?"

"Ah, tidak, bukan apa-apa..."

"Eh?" Lukeluther membuat senyum jahat dan berkata: "Apakah kamu jatuh hati pada Nabel-chan?"

"Tidak!"

Nfirea menjawab dalam suara keras yang tidak perlu. Reaksi tegang yang membuat Peter merasa tidak nyaman untuk terus bertanya dan mengendurkan ketegangan:

"Lukeluther, itu keterlaluan. Berpikirlah sebelum bicara."

Setelah Lukeluther minta maaf dengan sungguh-sungguh, Nfirea terlihat bingung, tidak bagaimana harus bereaksi kepada permintaan maafnya:

"Tidak, bukan seperti itu. Aku merasa tidka tenang.. apakah Momon-san setenar itu?"

"...Tampang itu lain, dengan kekuatannya, kemungkinan dia menjadi tenar sangat tinggi. Dan dari wujud armor dan pedangnya, dia mungkin orang kaya..."

"Ah..."

Nfirea terlihat murung, Peter bertanya dengan nada seperti seorang senior yang peduli pada juniornya:

"Apakah ada hal yang membuatmu resah?"

Nfirea ragu-ragu berbicara dan mulutnya terbuka dan tertutup seperti ikan koki. Peter dan lainnya tidak menekannya, mereka tidak aan memaksa jika dia tidak ingin mengatakannya. Segera setelah itu, Nfirea menguatkan diri dan membuka bibirnya yang berat...

"Erm... Karena aku tidak ingin orang yang aku sukai di desa Carne jatuh hati kepada Momon-san."

Merasa emosi di belakang kalimat tersebut, Sword of Darkness tersenyum barengan.

"Baiklah kalau begitu, biarkan kakakmu mengajari yang lebih muda beberapa trik--"
Peter memberikan Lukeluther pukulan, membuatnya berteriak dengan aneh. Kelompok Sword of Darkness mengabaikan ekspresi kesakitannya dan meneruskan menghibur Nfirea yang kaku.

Di bawah sorotan cahaya api unggun, pemuda itu akhirnya tersenyum.

--Di waktu yang sama.

Dahinya tertusuk dan juga helm besinya.

Temannya gemetar ketakutan sebelum jatuh seperti layang-layang yang putus benangnya. Armor logam itu membuat suara yang membuat tuli di langit yang gelap. Dia berdoa agar seseorang mendengar suaranya dan bergegas, tapi tak ada yang cukup bodoh untuk melakukannya.

Daerah yang miskin ini dipenuhi dengan zona yang terabaikan. Itulah kenapa dia tidak menemui seseorang di sini.

Pria itu menatap wanita di depannya. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan kenyataan bahwa dia hanya berlagak pemberani. Moralnya sudah hilang setelah melihat wanita itu membunuh 2 orang temannya berkelanjutan dengan mudah.
Wanita yang membunuh temannya mengibaskan belati pendek yang meneteskan darah. Darah itu tersebar ke sekeliling, membuat belati itu bersinar dingin seperti sebelumnya.

"Hmm hmm hmm-- kamu yang terakhir bung--"

Wanita itu menyeringai, menunjukkan senyum seekor binatang karnivora.
"Kamu, mengapa kamu melakukan ini?"

Dia merasa pertanyaan itu bodoh, tapi pria tersebut benar-benar tidak mengerti mengapa dia berakhir begini.

Pria itu bukanlah petualang, mereka dikenal sebagai 'worker' (pekerja) atau 'twilight workers' (pekerja senja), menerima pekerjaan yang termasuk kriminal, atau bahkan melakukan tindakan kriminal langsung.

Sangat mungkin orang lain memiliki dendam kepada mereka, tapi mereka tak pernah bekerja di kota ini atau melihat wanita ini sebelumnya.

"Ah, mengapa aku melakukan ini? Ara--aku hanya menginginkanmu bung--"

Tidak mampu mengerti wanit itu, si pria berkedip sesaat dan bertanya:
"Apa, apa maksudmu?"

"Cucu dari farmasist yang terkenal itu tidak di rumah sekarang-- aku ingin seseorang terus berjaga mengawasinya untukku dan mengatakan padaku kapan dia kembali. Aku tidak ingin melakukan hal yang menyusahkan itu..."

"Kalau begitu buatlah permintaan seperti itu! Itu bukan yang kamu lakukan!"
Worker ini mau meskipun harus melawan hukum, jadi dia tidak mengerti alasan mengapa wanita ini ingin membunuhnya.

"Ara ara ara, mungkin kamu akan mengkhianatiku.."

"Jika kami menerima imbalan yang sesuai dengan perjanjian, kami takkan mengkhianatimu!"

"Hmm? Mari kita rubah sedikit hal itu okay? Aku suka membunuh orang, aku menyukainya, aku tidak bisa menahan diri."

"Ah, aku suka menginterogasi juga", wanita itu menambahkan senyum.
Setelah mendengar alasan yang tidak normal ini, pria itu membuat wajah yang serius:
"Kamu ini kenapa?"

"Apa sebenarnya alasannya? Karena aku harus memenuhi pekerjaanku? Karena aku selalu dibandingkan dengan kakakku yang hebat? Orang tuaku memberikan seluruh cinta mereka kepadanya? Atau mungkin karena aku dipermainkan sebelum aku menjadi kuat? Mungkin karena setelah mengacaukan dan tertangkap, Aku diinterogasi berhari-hari? Harus memakan pear yang busuk benar-benar menyakitkan, yo."

Di depannya hanya seorang gadis muda. Tapi itu hilang dalam sekejap dan wanita itu tersenyum lagi:

"Bercanda, semua itu adalah bohong. Palsu, palsu~ aku tidak mengalami semua itu. Tapi meskipun itu benar, mengetahui masa lalu takkan merubah apapun. Aku seperti ini karena pengalaman yang terkumpul~ Ara~ ngomong-ngomong, ini berkat pengumpulan informasi dari Kaji-chan untukku, membuat aku bisa menghubungi kalian langsung~ kalian tahu berapa lama harus mencari bantuan sekarang ini~"

Dari tangannya dia melepaskan belatinya, membiarkannya jatuh. Menusuk dalam dengan bantuan hanya percepatan gravitasi. Ketajaman ini artinya belati itu dibuat tidak hanya sekedar dari baja.

"Ini adalah Orichalcum. Atau lebih tepatnya, ini adalah mithril yang dibungkus orichalcum. Ini adalah barang yang sangat bagus."

Memiliki senjata selangka itu menunjukkan kekuatan dari wanita ini, itu artinya dia tidak lagi memiliki kesempatan untuk menang.

"Lalu....waktunya menuju langkah selanjutnya. Jika kamu terluka parah, bung, kamu takkan berguna.. tapi tak perduli bagaimana aku melukaimu, Kaji-chan bisa menjahitmu dengan mantra yang berdasarkan keyakinan-- itu artinya aku bisa menikmati menyiksamu tanpa henti?"

Saat wanita itu mengatakan hal yang mengerikan, dia mengeluarkan belati lain dari dalam jubahnya.
"Menggunakan ini seharusnya bagus.. Maaf jika aku luput.."

Wanita itu menjulurkan lidah dan meminta maaf, terlihat sangat manis, Tapi hatinya masih benar-benar gelap.

Pria yang menoleh membelakangi wanita itu dan berlari. Meskipun dia mendengar suara wanita itu yang pura-pura terkejut, dia hanya berfokus untuk kabur. di dalam kegelapan tanpa cahaya, dia berlari menyadari arah yang diambil dengan bangga.

Tapi dengan suara yang patah-patah, tenang dan kejam wanita itu, datang dari belakang:
"--Terlalu pelan."

Bahunya merasakan luka terbakar yang kuat. Rasanya dia terkena belati, otaknya ditutupi oleh bayangan.

--Mind Control.

Pria itu menahannya dengan seluruh kekuatan, tapi bayangan itu semakin membesar.

Suara dari teman yang datang dari belakang.
"Ara--Apakah kamu baik-baik saja? Apakah lukanya dalam?"
"Yeah, tidak masalah."
Pria itu berputar dan tersenyum kepada temannya.
Wanita itu membuat senyum yang menakutkan setelah mendengar ini.

***

Berangkat saat matahari terbit, kelompok itu mengikuti jalan yang tersembunyi oleh padang rerumputan.

"Kita akan tiba di desa Carne tidak lama."

Mendengar hal dari dalam kelompoknya--Ainz juga pernah kesini sebelumnya--tapi di permukaan hanya Nfirea yang pernah kesini sebelumnya, seluruh teman perjalanannya mengangguk barengan. Selain dari itu mereka tidak memiliki reaksi lain, mereka hanya berjalan tanpa berkata apapun. Nfirea, yang berbicara juga memiliki ekspresi tidak sabar.

Ada suasana yang benar-benar canggung diantara mereka. Yang membuat suasana menjadi seperti ini, Ainz, menyembunyikan suasana hatinya di dalam penutup kepalanya.

Ninya terus melihat ke arahnya dengan mata memandang rendah, tapi ini adalah kesalahannya sendiri, jadi dia tidak bisa berkata apapun.
Ini juga dipengaruhi oleh pembicaraan kemarin.

Dia meminta maaf kepada semuanya ketika sarapan, seharusnya mudah memaafkan kala itu, tapi Ainz tak bisa mengucapkan kalimat sederhana "Aku memaafkanmu".
Meskipun Ainz tahu dia menjadi picik, tak mampu melepaskannya.
Bahkan setelah berubah menjadi undead, yang mana merubah baik tubuh dan mentalku, aku masih seperti ini...

Setelah berubah menjadi undead, seluruh emosinya yang kuat akan ditekan, tapi seluruh perasaannya yang lemah takkan benar-benar hilang. Fakta bahwa kemarahannya yang picik masih ada setelah sekian lama adalah bukti akan hal ini. Teman-teman masa lalunya memiliki tempat yang penting di hatinya. Meskipun mereka adalah perasaan yang dalam, bisa bahaya jika dia terus seperti ini, tapi sekarang ini dia tidak memiliki niat untuk menjadi orang yang merubah mood.

Sadar bahwa perasaannya yang seperti ini mirip dengan anak kecil yang sedang ngambek, Ainz marah kepada dirinya sendiri karena sikapnya yang seperti anak kecil.

Di dalam suasana yang canggung ini hanya satu pengecualian -- Narberal, yang sedang berjalan di samping Ainz. Karena dia tidak digoda oleh Lukeluther, dia cukup senang dan mulai bersenandung.

Dengan itu, kelompok tersebut berjalan maju tanpa bicara sepatah katapun, tiba di pinggiran desa Carne dengan cepat.

"..Wah! Pemandangan disini sangat luas dan terbuka, mungkin kita tidak perlu maju sambil membentuk barisan--"

Lukeluther sengaja mengatakannya.
Melihat ke satu sisi, hanya ada hutan hijau yang luas yang bisa terlihat, membuat sebuah keraguan pada kalimatnya. Dan juga, itu adalah bagian dari dasar bahwa seseorang tidak boleh mengendurkan kewaspadaannya meskipun berada di area terbuka, jadi bijaksana untuk terus berjalan dalam formasi bahkan sekarang. Hanya semuanya tahu alasan mereka berjalan tanpa suara seperti ni bukan karena sikap waspada yang dibutuhkan oleh para petualang.

"...Sangat penting untuk tetap waspada. Seperti ini... eh, ayo kita menuju ke desa."

"Tentu saja! Untuk menghindari serangan, penting sekali untuk tetap waspada setiap waktu!"

Bahkan Peter dan Druid hutan Dyne berhasil membalas, Lukeluther juga mengeluarkan ekspresi yang mengatakan "Bukan tentang itu".

"Mungkin saja Naga akan terbang kemari dari tempat yang jauh dan menyerang kita."
Ninya juga berkata. Mendengar kalimat itu, Lukeluther dengan cepat merespon:

"Tambahan aneh macam apa lagi itu. Gunakan akal sehatmu, bagaimana bisa hal itu terjadi, Ninya!"

"Tentu saja tidak mungkin. Itu hanya rumor bahwa ada naga di luar E-Rante. Aku dengan itu di zaman dahulu, ada naga yang bisa memanipulasi cuaca dengan bebas, tapi aku tak pernah mendengar siapapun melihat naga sekarang ini. Ah, tidak... baru-baru ini aku dengar Naga Beku pernah terlihat di dekat pegunungan Azellerisia, tapi itu jauh di utara."

Di masa lalu? Menurut pria dari Sunlight Scripture, naga adalah ras terkuat di dunia ini...

Di YGGDRASIL, naga juga termasuk dalam ras musuh terkuat. Bukan hanya kekuatan serangan fisik mereka yang kuat, pertahanan fisik dan stamina yang tak habis-habisnya, mereka juga bisa menggunakan kemampuan spesial dan magic.

Mereka sudah mencapai level spesial.

YGGDRASIL memiliki banyak tipe monster yang berbeda, diantaranya ada monster-monster yang diikuti oleh kepala suku monster daerah itu dan mereka juga memiliki monster kelas dunia yang sangat kuat. Bahkan jika ada enam tim yang terdiri dari enam anggota di tiap-tiapnya melawan monster-monster ini, peluang keberhasilan mereka akan sangat rendah.

Selain itu boss yang muncul di saat akhir dari cerita utama, "Devourer of Nine Worlds" (Pelahap sembilan dunia), masih ada juga "Eight Dragons" (Delapan Naga), "Seven Demon Kings of Sin" (Tujuh raja siluman dosa), "Ten Great Angels of the Tree of Life" (Sepuluh Malaikat Hebat dari Pohon Kehidupan). Expansion "Valkyries' Downfall" juga memperkenalkan boss baru, "God of the 6th Day" (Dewa dari hari keenam) dan "Five Rainbow Buddhas" (Lima Buddha Pelangi). Semuanya, ada tiga puluh dua level monster yang tembus. Beberapa boss ini adalah dari ras naga, yang menunjukkan pilihan dari para developer.

Jika naga benar-benar ada, maka aku harus extra hati-hati. Di YGGDRASIL, naga adalah ras dengan usia yang tidak bisa ditentukan, jadi bertemu dengan naga yang memiliki kekuatan lebih dari yang dibayangkan tidaklah aneh.

"Ah--jika kamu tak keberatan aku bertanya, apa nama naga yang mampu untuk merubah cuaca itu?"

Ainz tidak cukup memalukan untuk bertanya dengan tenang atas sesuatu kepada orang yang bertengkar dengannya, jadi dia pelan-pelan berbisik. Tapi itu masih cukup keras untuk menarik perhatian semuanya, jadi Ninya cepat-cepat menolehkan kepalanya ke Ainz.

Mereka bertingkah seperti pasangan yang sedang bertengkar, Ainz ingin menggunakan pertanyaan itu sebagai kesempatan untuk berbaikan dengan Ninya.
Ainz tidak bisa menahan pemikiran tentang pemandangan yang dia lihat di kedai kopi di masa lalu untuk membandingkan situasi ini.

Setelah berkata demikian, karena Ainz yang menanyakannya, Ninya menunjukkan sedikit ekspresi gembira. Anggota Sword of Darkness dan Nfirea tersenyum juga dan hanya Narberal yang tidak berubah. Ngomong-ngomong, sejak pagi ni, Narberal bahkan tidak tahu suasana canggung antara keduanya.

"Maafkan aku! Ketika kita kembali ke kota, aku akan mencarinya!"

Tidak, tak perlu segembira itu... Cukup katakan kalau kamu tidak tahu itu sudah cukup bagus... Aku hanya ingin mendapatkan jawaban...
Hanya saja dia tidak mengucapkan itu.

"Eh, kalau begitu Ninya-san, jika ada waktu, maukah kamu menolongku untuk memeriksanya?"

"Aku mengerti, Momon-san!"

Semuanya mengangguk puas, membuat Ainz merasa malu. Situasinya akan berbeda jika itu adalah sebaliknya, tetapi menjadi orang tertua di kelompok ini tidak bisa menahannya untuk merasa malu.

"Baiklah, kita seharusnya sudah tiba di desa Carne sebentar lagi..."
Ini adalah hal menggembirakan pertama yang dia katakan setelah seluruh pagi ini, tapi tiba-tiba Nfirea menjadi terdiam.

Semua orang mulai melihat ke desa yang pelan-pelan mulai tampak. Itu hanya desa sederhana yang terletak di sebelah hutan. Tidak ada suasana aneh yang bisa dirasakan darinya dan tidak ada hal menarik, jadi tak ada yang tahu mengapa Nfirea tiba-tiba berhenti bicara.

"Ada apa Nfirea-san? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

"Ah, lupakan. Hanya saja pagar yang kuat ini sebelumnya tak ada disini.."

"Begitukah? Tapi setelah dilihat, kelihatannya tidak ada hal yang spesial di desa ini sama sekali. Jujur saja, pertahanan semacam ini cukup buruk sebagai perbatasan desa, ya khan? Desa ini terletak tepat di samping hutan, jadi mereka menggunakannya untuk menghentikan monster-monster.

Tidak aneh jika ada pagar yang bahkan lebih kuat dari ini, ya khan?".

"Eh-- apa yang kamu bilang memang benar... tapi desa Carne dilindungi oleh Virtuous King of the Forest, mereka tak pernah membutuhkan palisade (pagar kayu runcing) sebelumnya ..."

Mereka semua melihat ke arah desa. Dari apa yang mereka bisa lihat, desa ini benar-benar dikelilingi oleh tembok, bahkan beberapa diantaranya dibuat dari kayu yang bisa hancur dengan mudah.

"Benar-benar aneh... apa yang telah terjadi disini..."

Meskipun setelah mendengar pertanyaan pemuda yang merasa tak tenang itu, Ainz masih tidak berkata apapun, karena terakhir kalinya dia mengunjungi desa ini adalah sebagai Magic Caster 'Ainz Ooal Gown', saat ini dia adalah Petualang Momon. Ninya menyela dengan wajah yang serius:

"Mungkin aku hanya terlalu khawatir.. tapi benar-benar ingat desa dari saat terakhir kali aku datang kemari, dan aku menyadari dua perbedaan yang mencurigakan. Salah satunya adalah meskipun hingga sekarang aku tidak melihat siapapun yang bekerja di ladang dan lainnya adalah bahwa beberapa dari gandum itu sudah dipanen."

Melihat ke arah Ninya menghadap, mereka bisa melihat dengan jelas bagian dari ladang gandung yang telah dipanen.

"oh begitu. Kalau begitu... apa sebenarnya yang terjadi disini?"
Ainz dengan ekspresi tidak tenang berkata kepada semuanya:

"...Semuanya, tolong serahkan ini pada kami. Nabel, gunakan magic [flight] milikmu dan periksa desa itu."

Setelah mendengarkan instruksi Ainz, Nabel mengaktifkan magic untuk menyembunyikan diri dan menghilang. Lalu, Narberal selesai merapal mantra [flight]nya, lalu tak ada jejak sedikitpun darinya yang tertinggal. Semuanya menunggu di jalanan, lalu figur Narberal tiba-tiba muncul kembali di tempat yang sama dan dia memberikan laporan:

"...Penduduk desa bergerak dengan normal di dalam desan dan kelihatannya mereka tidak berada di bawah perintah dari siapapun. Ada juga ladang yang lain di sisi lain dari desa dimana para penduduk sedang bekerja."

"..Kelihatannya, aku memang terlalu khawatir."

"Seharusnya tidak ada masalah. Kalau begitu, kita seharusnya melanjutkan.. ya khan?"
Peter melihat pendapat Nfirea dan Ainz, yang keduanya setuju.
karena jalan menuju desa menjadi semakin sempit dan sempit, kelompok itu membentuk satu kolom dan berjalan menuju pintu masuk ke desa.

Ladang gandum yang tersebar di kedua sisi dari jalan bergoyang tertiup angin dan mewarnai gandum itu dengan warna hijau. Dari sudut pandang mereka, kelihatannya mereka seperti terbenam di dalam kolam hijau.

"Eh?"

Gerobak itu berderik maju ketika Lukeluther, yang berada di baris kedua, tiba-tiba berkata dengan suara yang membingungkan dan dengan hati-hati melihat ke arah ladang gandum. Meskipun ini belum waktunya panen, gandum itu sudah tinggi hingga mencapai 70cm, membuatnya sulit untuk melihat ke arah lautan gandum.

"Ada apa?"

Ninya, yang berjalan di belakangnya, bertanya dengan suara bingung.

"Eh? Tidak apa, mungkin hanya bayanganku saja?"

Kepala Lukeluther penuh dengan keraguan, tapi dia meningkatkan langkahnya dan dengan cepat mendekati jarak antara dia dan Peter.

Ninya juga melihat ke arah yang sama, meyakinkan jika tak ada gerakan lalu bergerak maju dengan cepat.

Gandum itu bahkan tumbuh di jalanan desa, membuatnya terlihat seperti dibanjiri oleh air laut. Untuk membuat jalan mereka memutuskan untuk memotong gandum, tapi dengan melakukan itu pastinya akan membuat mereka terseret ke dalam masalah.

"Aku benar-benar berharap penduduk desa akan merawat gandum-gandum ini dengan benar. Membiarkannya seperti ini adalah pemborosan."

Peter, yang bejalan di depan mereka, menginjak beberapa gandum ketika armornya menyerempet mereka. Melihat itu, Peter bergumam sendiri, merasa ada yang janggal dengan situasi ini.

Intuisinya, yang sudah terasah melewati situasi berbahaya berkali-kali, memperingatkannya. Apakah batang gandum yang hijau akan jatuh semudah ini?
Melihat ladang itu dengan hati-hati, Peter menyadari ada sepasang mata yang menatapnya. Ada makhluk kecil yang bisa menyembunyikan seluruh tubuhnya di dalam ladang gandum. Meksipun dia tidak bisa mengeluarkan tubuh yang sedang bersembunyi di ladang gandum, mereka pastinya bukan manusia.

"Apa!"

Terkejut, Peter ingin berteriak memperingatkan teman-temannya, tapi sebuah makhluk -- demi-human -- berkata terlebih dahulu: "Bisakah kalian menurunkan senjata?"

Demi-human yang pendek sudah menghunus senjatanya, tak perduli seberapa cepat Peter bisa bergerak, musuhnya masih tetap lebih cepat.

"Oh-oh, tolong turunkan senjata kalian. Bisakah kalian menyampaikan pesan ini kepada orang-orang di belakangmu? Kami tidak ingin menggunakan busur dan anak panah ini untuk membunuhmu."

Terdengar suara lembut datang dari tempat lain, dia melihat ke arah itu dan menemukan lubang bersembunyi yang pintar di ladang yang mana bagian atas dari demi-human itu bisa terlihat. Mereka juga menggunakan gandum itu untuk mengaburkan diri mereka.

Peter merasa ragu-ragu. Menurut ucapan makhluk ini, kelihatannya ada ruang untuk negosiasi.

"...Bisakah kamu membiarkan nyawa kami?"

"Tentu saja. jika kamu menyerah."

Peter mengaku kalah.
Dia sudah berdiri di depan gerobak dan memastikan tak ada anak panah yang akan sampai ke Nfirea yang ada di gerobak. Dia juga menghitung jumlah musuh dan komposisi pasukan mereka.
Penting sekali mengetahui tujuan musuh, tapi sekarang ini dia hanya bisa mengalah atau menolak proposal musuhnya.
Seakan mereka bisa melihat kebingungan Peter, dua demi-human tambahan berdiri dan mengeluarkan bunyi gesekan.

"...Goblins."


Ninya berbisik.

Demi-human yang baru saja berdiri adalah ras yang sama dengan goblin yang kemarin. Mereka mengangkat busur dan anak panah mereka, menyasar dengan mata mereka yang tajam.

Apakah kita harus bertarung?

Ninya, Lukeluther dan Dyne melihat satu sama lain, menggunakan ekspresi mereka untuk membaca maksud satu sama lain.
Dibanding manusia, goblin lebih lemah dalam hal tinggi, berat, otot dan kemampuan fisik lainnya. Karena mereka memiliki night vision, sangat sulit untuk melawan mereka di kegelapan, tapi jika dibawah matahari yang terang, mereka bukanlah musuh yang sulit untuk anggota yang ditempa oleh pertarungan seperti Sword of Darkness..

Lebih jauh lagi, disana juga ada Ainz, jadi pertarungan ini seharusnya semudah kemarin.
Jika ini adalah pertempuran melawan goblin, Peter sangat percaya diri dia bisa menang, meskipun jika dia harus menyandera untuk menyelamatkan.

Tapi ada alasan lain Peter tidak bisa langsung memutuskan. Dalam kalimat sederhana, goblin di depannya terlihat sangat terlatih. Dibandingkan goblin yang lemah dan liar dari kemarin, goblin di depannya menggunakan busur yang juga sangat bagus. Goblin kemari terlihat seperti anak-anak yang mengayunkan tongkatnya, tapi goblin di depannya terlihat seperti prajurit yang sangat familiar dengan busur.

Dan akhirnya, senjata mereka terlihat sangat terawat, dibandingkan dengan senjata dari anggota Sword of Darkness.

karena manusia bisa berlatih untuk menjadi lebih kuat, tentu saja bahkan monster juga bisa melakukan hal serupa. Biasanya itu juga berlaku bagi goblin.

oleh karena itu, goblin di depannya bisa jadi jauh lebih kuat daripada demi-human lain yang pernah Sword of Darkness hadapi sebelumnya.

Lalu suara yang berbeda meniup angin melewati ladang gandum, Lukeluther segera melihat ke belakang.

"...Hey,hey, apakah kita sudah diketahui?"

Seorang goblin mengangkat wajahnya dari ladang, menjulurkan lidahnya. Mungkin saja dia ingin menyerang diam-diam dari belakang tapi tidak memiliki kemampuan bersembunyi yang cukup bagus untuk membodohi range Lukeluther. Meksipun dia tahu goblin itu, itu tidak meningkatkan situasi mereka sama sekali.

Dengan tenang melihat sekeliling, mereka mengetahui bahwa ladang ini penuh dengan gerakan, terlihat masih ada yang lainnya di dalam. Mereka semua terlihat bergerak menuju gerobak, diam-diam memperpendek jarak pengepungan.

Mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan.
Anggota Sword of Darkness tidak lagi bisa memikirkan jalan keluar dari dilema ini.
Ainz menggunakan tangannya untuk menghentikan Narberal, yang akan membantai mereka semua, dan setelah mengawasi goblin dia meyakini tebakannya benar.

"Ini adalah goblins dan pemanah goblin yang dipanggil oleh [Horn of Goblin General]."

Jika goblin-goblin ini dibawah pengaruh gadis yang dia berikan item itu, maka mereka seharusnya menghindari tindakan bermusuhan apapun. Mereka seharusnya memikirkan serangan balasan, tetapi karena mereka bukanlah tandingan Ainz atau Narberal, seharusnya tidak ada masalah.

Melihat sikap Ainz yang tenang, goblin-goblin itu berkata:
"Pria yang memakai armor full body itu, jika mungkin tolong jangan bertindak gegabah. Kami tidak ingin bertarung."

Ainz sekali lagi menghentikan tindakan Narberal dan suara yang besar dan kaku dia berkata:

"Jangan khawatir, jika kalian tidak menyerang kami, kami juga tidak akan bergerak."

"Aku berterima kasih. Mereka memang kuat, tapi mereka tidaklah terlalu menakutkan... Kamu di lain pihak, dan juga wanita yang bersamamu... instingku berkata akan sangat buruk jika kalian berdua menjadi musuhku."

Ainz tidak berbicara lagi, tapi menggaruk kepalanya.

"Tolong tunggu disini sebentar sampai kakak tertua datang kemari."

"Siapa kakak tertua yang dimaksudkan! Apakah itu adalah orang yang menguasai desa Carne!"

Nfirea tidak sabar berteriak kaget kepada Goblin.

"Nfirea, tenanglah. Aku tidak perlu mengatakannya padamu bahwa mereka memiliki keunggulan sekarang ini. Jika diperhatikan baik-baik pada apa yang diucapkan Narberal tentang desa, masih ada area yang aneh. Jadi sebelum kita tahu lebih banyak tentang situasinya, aku harap kita bisa menghindari konflik yang tidak perlu."

Meskipun dia mendengarkan nasehat Ninya, Nfirea tidak bisa menahan lagi perasaannya yang kacau. Hanya saja wajahnya menunjukkan keteguhan untuk siap bertempur hingga mati, mengubah wajahnya menjadi teguh, kepalan tangannya yang keras pelan-pelan menurun.

Melihat perubahan drastis pada Nfirea, Ainz merasa terkejut dan bingung. Tentu saja, karena ini adalah perjalanan yang pendek dia tidak tahu apapun tentang sifat pemuda ini, tetapi meskipun begitu tidak mengira reaksinya akan seekstrim ini. Mungkin saja desa ini lebih dari hanya sekedar tempat dia mencari tanaman obatnya.

Merasa curiga, Ainz melihat ke arah pemuda itu. Goblin-goblin itu di lain pihak merasakan kemarahan Nfirea, dan saling melihat satu sama lain dengan ekspresi kebingungan.

"Eh---Rasanya ini berbeda dari sebelumnya.."

"Kakak tertua desa ini baru saja diserang oleh Knight dari Empire, kami hanya waspada."

"Desa ini diserang..! Aku harap dia baik-baik saja!"

Seakan merespon tangisan Nfirea, seorang gadis dibawah perlindungan goblin muncul di pintu masuk desa. Melihat gadis ini, Nfirea membuka matanya lebar-lebar, meneriakkan namanya kencang-kencang:

"Enri!"

Mendengar teriakan itu, gadis tersebut juga membalas dengan suara yang terdengar bahw mereka adalah teman baik, penuh kasih sayang dan kehangatan:

"Nfirea!"

Sampai sini Ainz terpikirkan tentang apa yang dia dengar sebelumnya.

"A-hah, teman farmasist yang pernah dia katakan.. bukanlah seorang wanita, melainkan seorang pria."