Jilid 2: Kesatria Kegelapan

Bab 4: Pedang Ganda Kematian

Menghabiskan satu malam perjalanan ke desa Carne, tinggal di desa Carne selama semalam, lalu kembali ke E-Rantel. Tiga hari dua malam perjalanan akhirnya berakhir, setelah tiba di E-Rantel, mereka disambut oleh pemandangan sore di kota.

Jalan-jalan disinari oleh cahaya putih dari [Continual Lights], orang-orang yang berjalan di jalan itu juga berubah.Tak ada lagi wanita muda dan anak-anak, kebanyakan dari mereka sekarang adalah pekerja pria yang sedang pulang ke rumah. Rumah-rumah toko yang berjejer rapi di jalanan, suara gembira dan cahaya datang dari dalamnya.

Ainz melihat sekeliling.

Setelah tiga hari, kota ini kelihatannya tidak berubah. Tidak, setelah tiba di E-Rantel, dia langsung pergi ke desa Carne di hari berikutnya, jadi ada informasi dan rasa kangen yang kurang untuk dibandingkan. Namun, dia masih bisa merasakan bahwa pemandangan tenang di jalanan masih tidak berubah.

Biasanya, berhenti di tengah jalan pastinya akan menghalangi jalan pejalan kaki lainnya, tapi tak ada yang protes. Itu karena tak ada siapapun yang mendekat ke Ainz.

Ainz menunduk pasrah dan mengamati orang-orang di sekitarnya.

Hampir semuanya melihat ke Ainz--tidak, mereka menatap Ainz, dan berbisik lirih ke orang di sebelahnya.

Mendengar suara percakapan tersebut, Ainz merasa mereka seakan menertawainya, tapi itu hanya anggapan salah dari dirinya saja. Jika dia benar-benar mendengarkan mereka, dia akan tahu bahwa suara mereka dipenuhi dengan rasa terkejut, kagum dan juga takut.

Meskipun begitu, masih ada saja yang membuatnya sulit untuk menerima itu.

Ainz melihat ke bawah dengan pelan -- di bawahnya ada bulu putih keperakan. Itu karena Ainz sedang menaiki Virtuous King of the Forest.

Orang-orang di sekitar melihat ke arah penampilan Virtuous King of the Forest yang pemberani dan menakjubkan -- Ainz ingin membenarkan hal ini -- dengan rasa kagum, mereka membicarakan warrior yang mampu menaiki binatang ajaib yang menakutkan namun bermartabat.

Aku seharusnya bisa mengangkat kepalaku tinggi-tinggi.. ya kan...

Memahami situasi ini dengan sepenuhnya. Orang-orang disini setuju terhadap penampilan agung dari Virtuous King of the Forest, tapi bagi Ainz, ini sudah mendekati seperti hukuman dalam game. Dengan kata lain, ini seperti seseorang yang tidak memiliki keluarga atau kekasih apapun sebagai teman, sedang duduk di komidi putar dengan muka datar, menghadapi kesendirian.

Posturnya yang sedang mengendarai memang tidak enak dilihat. Karena Virtuous King of the Forest benar-benar berbeda dengan kuda, pantat Ainz seperti mau keluar dari tempat duduknya, dia harus melebarkan kakinya selebar mungkin. Jika dia tidak melakukan postur yang mirip seperti melompati sebuah kotak, akan sulit baginya untuk mempertahankan keseimbangannya.

Oleh karena itu, ide untuk mengendarainya, pastinya bukan ide yang dikeluarkan oleh Ainz sendiri. Di tambah rayuan dari anggota Sword of Darkness dan Virtuous King sendiri, Narberal juga dengan sopan berkata "Tidak sepantasnya seorang penguasa berjalan kaki." yang membuat Ainz berpikir bahwa mengendarainya bukanlah ide yang buruk, akhirnya jadi begini.

Jika aku tahu akan jadi seperti ini, aku akan menolak ide itu. Jangan-jangan ada seseorang yang ingin menjebakku, ini seperti sebuah jebakan...

Makhluk itu terlihat seperti seekor hamster, seperti dalam dongeng, tapi dia cocoknya dikendarai oleh anak-anak. Bahkan boleh saja, seorang wanita yang mengendarainya. Tapi ini benar-benar tidak enak dilihat jika seorang warrior yang mengendarainya.

Tetapi orang-orang di sekitar berpikir satu-satunya yang memiliki reaksi aneh adalah Ainz.

Apakah ada masalah dengan pandangan estetis diriku sendiri, pandangan estetika mereka, atau dengan pandangan estetika dunia?

Tentu saja, jawabannya sudah bisa ditebak. Selamat mayoritas berpikir itu indah, maka yang memiliki pandangan estetika yang salah adalah Ainz.

Karena itu, dia tidak menolak mentah-mentah mengendarai Virtuous King of the Frest. Dan juga, jika dia bisa membuat nama Momon si petualang menjadi lebih hebat, dan mendapatkan posisi solid, maka akan semakin sulit untuk menolak ide ini, Tapi tetap saja--

Ini seperti shame play (permainan memalukan)..
TL Note : Seperti cosplay tetapi Shame Play. Contohnya Masochist atau Pranking.

Emosi Ainz memang akan langsung ditekan ketika sudah mencapai batas tertentu, tapi hingga sekarang, tidak ada yang seperti itu, itu artinya hal ini tidak terlalu memalukan. Hasil hanya satu bagi Ainz.

Apakah itu artinya jika dalam diriku telah berkembang semacam kekebalan terhadap shame play... Aku bukan seorang M khan? Aku lebih merasa seperti S...

"Sekarang kita sudah kembali ke kota, pekerjaan kami sudah selesai."
Memutar kembali pemandangan dan gambaran dari masa lalunya, Ainz membandingkan itu dengan keadaan mental dia saat ini dan penderitaan terhadap hobinya sendiri. Sementara dia melakukan itu, Nfirea berbicara dengan Peter.

"Ya, benar, dengan ini pekerjaan kalian sudah selesai. Kalau begitu... Meskipun aku sudah siap membayar imbalan yang telah disetujui, tapi.. untuk membayar imbalan tambahan seperti yang kita bicarakan di hutan, bisakah kalian datang ke toko di rumahku?"

Bagian belakang dari gerobak Nfirea dipenuhi dengan bermacam-macam tumbuhan obat. Bukan hanya itu, tapi juga beberapa kayu bakar, beberapa buah yang tumbuh dan terlihat bersama dahannya, jamur yang besar dan cukup besar untuk menutupi seseorang dan bermacam-macam rumput yang sangat tinggi. Jika ini dilihat oleh orang biasa, mereka akan merasa ini hanya tanaman biasa, namun bagi seorang ahli, ini seperti gundukan permata yang bersinar.

Ini semua berkat hasil dari Ainz yang telah menjinakkan Virtuous King of the Forest, membuat mereka bisa menjelajahi daerahnya dengan aman. Disana mereka menemukan bermacam-macam tanaman obat dan banyak tanaman obat lain yang bisa digunakan untuk membuat potion, Nfirea yang mencari tanaman itu terus-terusan setuju untuk memberikan mereka uang tambahan untuk itu.

"Momon-san seharusnya pergi dulu ke Guild Petualang!"

"Eh, benar juga. Karena aku membawa binatang ajaib ke kota, aku harus mendaftarkannya ke Guild Petualang."

"Meskipun menyusahkan, tapi tidak ada pilihan lain."

"Kita juga menyapu bersih ogre dan monster-monster lain bersama-sama, bagaimana? mengapa kita tidak menuju guild petualang bersama-sama?"

"yah---tidak, kali ini kami terlalu mengandalkan Momon-san, kami akan menuju rumah Nfirea-san dulu, setidaknya kami akan membantu beberapa pekerjaan rumah atau memindahkan beberapa tanaman obat. Jika tidak menerima imbalan dengan jumlah yang sama seperti Momon-san adalah hal yang tidak tepat."

Anggota Sword of Darkness semuanya mengangguk merespon ucapan Peter, tapi Nfirea dengan sopan menyela:

"Tidak perlu menyusahkan kalian semua..."

"Karena ada imbalan tambahan, biarkan kami memberikan pelayanan tambahan ini gratis."

Mendengar ucapan bercanda dari Peter, Nfirea juga dengan sopan berkata:

"Kalau begitu, lain kali jika kalian datang ke tokoku untuk membeli potion, aku akan memberikan potongan harga."

"Itu akan sangat keren. Momon-san, anda seharusnya pergi ke guild petualang dulu lalu menuju rumah Nfirea. Kami akan pergi ke sana dulu, dan setelah melakukan beberapa pekerjaan rumah kami akan kembali menuju guild petualang untuk menyelesaikan formalitas. Karena kami harus menunggu hingga esok sebelum kembali ke guild petualang untuk menerima imbalan atas pembasmian ogre, Maafkan aku jika kita harus menyusahkan anda untuk berjalan lagi menuju ke sana besok.. Waktu untuk bertemu seharusnya sama dengan waktu saat kita pertama bertemu."

"Aku mengerti."

Menghadapi saran ini, Ainz mengangguk lega. Mendaftarkan sesuatu harus membutuhkan ketenangan untuk pergi ke atas dan ke counter serta bertanya, dia tidak ingin pergi bersama mereka ke guild petualang, menghadapi dilema "Tolong isi ini" dan "Tolong lihat yang ini". Itu akan menyebabkan seluruh usaha sebelumnya akan sia-sia.
"Kalau begitu, maaf sudah menyusahkanmu."

Mengangguk pelan sambil mengendarai Virtuous King of the Forest, dan berpisah dari Nfirea dan anggota Sword of Darkness, dengan hanya Narberal yang menemani, mereka menuju guild petualang. Kali ini Narberal membungkuk dan bertanya:

"Bisakah kita mempercayai mereka?"

"..Bukan masalah besar. Meskipun jika kita dikhianati, kerugian kita hanya imbalan karena membasmi beberapa ogre. Jika kita khawatir terhadap uang dalam jumlah sedikit, kita akan dianggap orang lain adalah orang pelit, dan itu akan menjadi kerugian yang lebih besar lagi."

Ainz datang ke kota ini untuk meningkatkan popularitasnya, dianggap pelit akan menghalangi rencana masa depannya.

Memakai muka palsu.

Berpikir tentang kalimat itu, Ainz menyentuh kantong uang di dadanya dan dengan sekali cubit dia merasakan sedikit koin: Mudah sekali untuk tahu berapa banyak sisanya. Tapi seharusnya sudah cukup untuk membayar akomodasi untuk dua malam.

Jika dia memasukkan biaya makanan, itu mungkin tidak cukup, tapi mempertimbangkan Ainz yang undead, dan cincin di tangan Narberal yang mengandung magic yang membuatnya bisa pergi tanpa makan, untuk masalah biaya, itu adalah kontribusi yang besar. Narberal juga bisa memakai dua cincin, salah satunya adalah cincin ini, tujuannya semula adalah untuk mencegah makanan yang beracun, dia tidak pernah berfikir jika bisa berkontribusi seperti ini sekarang.

Namun, sambil melihat Virtuous King of the Forest yang dia kendarai, hatinya berpikir "Dia ini pasti selalu makan sesuatu.", Narberal sekali lagi berkata:
"Memang benar... aneh juga jika Ainz-sama yang paling berkuasa hanya akan disisakan dengan sedikit uang. Tidak sopan sekali."

"kalau begitu.."

Ainz sekali lagi menyentuh kantung uangnya, merasakan punggungnya yang tidak bisa berkeringat seperti berkeringat. Dia mengutuk dirinya karena sudah menaikkan batas ucapannya sendiri ketika memang tidak perlu. Dan juga---

Ainz-sama... Berhenti mengatakan itu Narberal. Jika tak ada yang mendengar tidak apa...

Dia merasa tidak berdaya, sementara Narberal dengan senang berkata:

"Makhluk rendahan ini (nyamuk), semuanya berlutut kepada kekuatan Ainz-sama yang menakjubkan."

"Masih belum sampai sejauh situ."

"Anda terlalu rendah hati. Meskipun di mata Ainz-sama, Ogre-ogre itu tidak lebih dari serangga, tapi kemampuan berpedang Ainz-sama ada di level yang lain, benar-benar mengagumkan."

Di bawahnya, Virtuous King of the Forest menggeleng aneh, tapi Ainz mengabaikannya, kepada Narberal dia berkata:

"...Waktu itu aku hanya sedang bermain-main menggunakan kekuatan kasar."

Kedengarannya dia berkata seperti itu untuk membuatnya kedengaran keren, tapi bukan begitu. Ketika dia melihat Gazef bertarung, Ainz melihat gerakan yang lembut, tapi ketika Ainz mengingat kembali gerakan dirinya, dia merasa seperti seorang anak kecil yang sedang mengayunkan pedangnya tidak karuan, benar-benar tidak enak dilihat. Pujian mereka hanya ditujukan kepada kekuatan penghancur yang dibawa oleh lengannya. Benar-benar berbeda dari pujian kepada warrior sejati seperti Gazef.

"Bergerak kesana kemari seperti seorang warrior sejati sebenarnya sangat sulit."

"...Kalau begitu bagaimana jika menggunakan magic untuk berubah menjadi warrior?"

Sambil memakai armor, dia masih bisa menggunakan sekitar lima tipe magic berbeda, salah satunya adalah kemampuan untuk mengconvert level Magic Casternya menjadi level Warrior. Artinya jika Ainz menggunakan Magic itu, dia bisa berubah sementara menjadi warrior level seratus.

Meskipun keunggulannya adalah bisa memakai equipment tertentu dari job yang lain, kekurangannya juga besar. Pertama; Selama itu dia tidak akan bisa menggunakan magic apapun, dan ketika dia berubah menjadi seorang warrior dia tidak akan memiliki skill-skill spesial. Stats yang dihitung kembali juga sangat rendah untuk seorang warrior. Kesimpulannya, dia akan menjadi warrior level seratus yang setengah matang. Lain lagi jika dia dan High Priest bertarung hanya menggunakan pedang, tapi baginya untuk melawan warrior lain dalam job yang sama, tidak akan ada kesempatan untuk menang.

Namun begitu, dia akan lebih kuat dari Ainz yang saat ini.

Masalahnya adalah --

"Terlalu banyak kerugiannya. Jika seorang lawan dengan level yang sama melakukan serangan mendadak kepadaku, aku takkan mampu menggunakan magic dalam waktu yang pendek, yang mana akan membuatku sudah pasti kalah. Meskipun aku bisa menggunakan Magic Scroll, mempertimbangkan waktu persiapan dan lainnya, masih terlalu banyak kerugiannya."

Sekarang ini masih banyak hal yang tidak diketahui apakah ada pemain yang memusuhi atau tidak, mereka tidak bisa dianggap remeh. Tidak perlu menggunakan magic itu, dan menciptakan kelemahan pada diri sendiri.

"Menjadi seorang warrior hanyalah untuk menyembunyikan identitasku, tidak perlu sampai merasa tidak enak akan hal itu."

"!"

Tubuh Virtuous King of the Forest sedikit bergoyang dan dengan tampang terkejut dia memiringkan kepalanya untuk melihat Ainz:

"Bawahan ini telah mendengar dari awal, bukankah tuan adalah seorang warrior?"

Mengembalikan tatapannya, Ainz memberikan anggukan pelan dan Narberal menjelaskan dengan nada merendahkan:

"Ainz-sama hanya pura-pura sebagai warrior, seperti bermain game. Jika dia menggunakan kekuatannya yang sesungguhnya dalam magic, Pertempuran besar adalah hal yang kecil."

Menghadapi kepercayaan yang sepenuhnya seperti ini, atau berpikir bahwa ini hanyalah sifat wajar Narberal, Ainz tidak mampu mengatakan kalimat "Tidak mungkin" untuk menjawabnya.

"...Mungkin memang seperti itu. Virtuous King of the Forest, bukankah kamu senang kamu tidak melawan aku yang sesungguhnya di pertarungan? Jika aku menggunakan kekuatanku yang sesungguhnya, kamu pasti takkan bisa selamat bahkan hanya dalam satu detik."

"Be..Benar sekali. Tuan. Pelayanmu ini, Hamsuke, sekali lagi bersumpah untuk setia selamanya kepada anda!"

Ketika Virtuous King of the Forest menginginkan nama, nama yang muncul di otak Ainz adalah Hamsuke. Setelah menerima nama Hamsuke, Virtuous King of the Forest juga sangat puas dengan namanya. Tapi setelah mempertimbangkan kembali dengan tenang, nama Hamsuke benar-benar tidak mempunyai selera sama sekali.

... Nama ini, Hamsuke, adalah keputusan yang tergesa-gesa. Mungkin Mochi... akan lebih menghibur... Temanku pernah menyebutkan sebelumnya bahwa aku ini tak bisa memikirkan nama yang bagus..

Merasakan penyesalan, Ainz yang sedang duduk di punggung Virtuous King of the Forest -- Hamsuke pelan-pelan menuju ke guild petualang.

Gerobak itu bergerak langsung ke halaman belakang rumah, berhenti di depan pintu belakang. Mengambil lentera magic, Nfirea melompat keluar dari kursi depan gerobak dan membuka pintu. Menggantungkan lentera di tangannya ke dinding, menerangi ruangan yang gelap.

Karena cahaya itu, terlihat beberapa ember di dalam ruangan. Bau dari tanaman kering datang dari ruangan ini, menunjukkan bahwa ini adalah tempat yang biasanya digunakan untuk menyimpan tanaman obat.

"Kalau begitu, maaf sudah merepotkan, tapi bisakah kamu membantuku memindahkan tanaman-tanaman itu kesini?"

Sudah siap menjawab, anggota Sword of Darkness dengan hati-hati memindahkan sekumpulan tanaman dari gerobak ke dalam rumah.

Mengantarkan ke tempat penyimpanan tanaman, sebuah pertanyaan muncul dari hati Nfirea:

"Apakah nenek tidak di rumah?"

Meskipun nenek Nfirea sudah tua, pendengaran dan penglihatannya tidak buruk, dia pasti akan mendengar suara dari benda yang dipindahkan dan keluar. Namun, jika dia terlalu berkonsentrasi pada pembuatan potionnya, maka dia tidak akan memperdulikan suara kecil apapun. Merasa ini seperti biasanya, Nfirea tidak berteriak dengan suara yang keras.
Menunggu hingga seluruh tanaman diletakkan di lokasi yang benar, Nfirea memanggil beberapa anggota Sword of Darkness:

"Kerja yang bagus! Seharusnya ada Es Jus di dalam rumah, tolong langsung saja ambil dan minum."

"Itu bagus sekali."

Lukeluther berkata, dahinya sedikit berkeringat. Yang lainnya dengan gembira menganggukkan kepala.

"Kalau begitu, tolong sebelah sini."

Nfirea memimpin mereka menuju rumah, lalu tiba-tiba seseorang membuka pintu dari sisi yang lain.

"Hey~ Selamat datang~"

Di depan mata mereka berdiri seorang wanita cantik, tapi dia memberikan perasaan tidak enak yang samar. Rambut pendek pirangnya berkibar.

"Aiya~ aku khawatir tahu? Kukira kamu menghilang. Sialnya~ Aku tak tahu kapan kamu pulang, jadi aku menunggu saja disini selama ini."

"...Bolehkah aku bertanya siapa anda?"

"Hey! Apakah kalian semua tidak mengenalku?"

Karena suaranya yang akrab, seakan dua orang itu adalah kenalan, Peter mengeluarkan suara yang terkejut.

"Eh? Hahaha~ Aku datang untuk menculikmu~ kami membutuhkan seseorang yang bisa menggunakan artefak magic untuk memanggil undead dalam jumlah yang sangat besar, [Undead Legion], jadi maukah kamu menjadi mainanku? Kakak memintamu, tolong?"

Anggota Sword of Darkness merasakan atmosfir jahat dari wanita ini, mereka langsung menghunuskan senjata masing-masing. Meskipun menghadapi pertarungan yang tidak menguntungkan, wanita ini masih berkata dengan suara yang meremehkan:

"Itu adalah mantra tingkat ketujuh yang sangat sulit digunakan oleh orang-orang, tapi melalui penggunaan sebuah mahkota, itu semua bisa dicapai. Meskipun masih tidak mungkin untuk mengendalikan semua undead, tapi masih bisa mempengaruhi mereka! Rencana yang sempurna! Sempurna!"

"..Nfirea-san, mundur! Cepat tinggalkan tempat ini."

Menggenggam senjatanya sambil waspada terhadap wanita ini, Peter mengatakannya dengan nada serius:

"Wanita ini tidak berhenti bicara, dia pasti sangat percaya diri mampu menghadapi kita semua. Karena kamu adalah targetnya, cara satu-satunya untuk membalikkan situasi ini adalah kamu harus kabur."

Anggota Sword of Darkness menggunakan tubuh mereka untuk melindungi Nfirea yang panik, berdiri di depannya.

"Ninya! kamu juga kabur!"

Mengikuti Dyne, Lukeluther juga berteriak:

"Bawa dia dan lari! Bukankah kamu masih ingin menyelamatkan adikmu yang tertangkap!?"

"Ya, kamu masih harus melakukan sesuatu. Mungkin kami tidak bisa menolongmu pada akhirnya... setidaknya kami bisa mengulur waktu."

"Semuanya..."

"Hey~ hangat sekali~ Aku hampir ingin menangis,eh, tapi jika dia kabur itu akan mengganggu. Setidaknya tinggal satu orang untuk bermain denganku~"

Melihat Ninya yang mengerutkan bibir, Tidak tahu harus bagaimana, wanita itu menunjukkan senyum gembira, pelan-pelan mengeluarkan belati dari dalam jubahnya. Kali ini, dari belakang pintu datang beberapa pria yang berwajah pucat.

Menyadari ini, wajah anggota Sword of Darkness menjadi serius.

"..Waktu bermain sudah selesai."

"Hey~ kamu bilang apa, Kajit-chan. Bukankah kamu hanya membantu mempersiapkannya, membantuku untuk memastikan tidak ada teriakan yang bisa keluar? Tapi karena hanya satu orang, tolong biarkan aku bersenang-senang."

Dia tertawa hingga kelihatan giginya membuat rambut Nfirea berdiri.

"Sekarang sudah tidak ada tempat lagi untuk kabur, mari kita mulai~"

***

Pendaftaran Hamsuke memang sederhana, tapi itu masih memakan waktu satu jam setengah untuk selesai. Yang paling banyak memakan waktu adalah membuat sketsa foto Hamsuke. Sebenarnya bisa saja diselesaikan lebih cepat jika menggunakan magic, Tapi Ainz tidak ingin menghabiskan uang, oleh karena itu membuat pendaftarannya memakan waktu lama.

Untuk menghindari pandangan orang lain sebagai orang pelit, Ainz membuat alasan.

"Sudah telat sebenarnya untuk mengatakan ini, tapi 'aku tertarik dengan gambar' adalah alasan yang tidak menarik.. Tapi lupakan saja. Aku seharusnya menuju kesana sekarang."

Ainz, yang telah menyelesaikan pendaftaran, berkata seperti itu kepada Narberal yang berdiri di pintu masuk guild, lalu dia berjalan menuju Hamsuke.

Dia sudah agak terbiasa.

Komidi putar bukanlah sesuatu yang dikhususkan hanya untuk pemenang -- orang yang lebih penting atau anak-anak -- jadi seharusnya bukan masalah jika ada orang yang tua sedang sendirian duduk disana.

Ainz, yang sudah menyerah, tidak menunjukkan keraguan dalam tindakannya.


Dia menggunakan kelincahannya yang tinggi dan mengendarai Virtuous King of the Forest seperti seorang pesenam terkenal. Meskipun tidak ada perlengkapan pendukung seperti pelana, beberapa jam pengalaman sudah cukup bagi Ainz untuk menguasai teknik mengendarai.

Para pejalan kaki yang melihat pemandangan ini berdecak kagum. Bahkan ada jeritan dari para gadis. Berpasang-pasang mata petualang terlihat sangat geram. Setelah memastikan tipe medali pada leher Ainz, wajah mereka seolah semakin tak percaya.

Aku yang kesulitan mempercayai ini. Apa yang terjadi dengan rasa estetika setiap orang?

Seseorang memanggil Ainz, yang sedang menjawab dengan pedas gerombolan itu di hatinya dan memerintahkan Hamsuke untuk pergi.

"Hey, apakah kamu orang yang pergi mencari tanaman obat dengan cucuku?"

Ainz mendengar seorang wanita tua yang memanggilnya, memutar kepalanya dan menemukan seorang wanita tua.

"...Siapakah anda?"

Ainz bertanya meskipun dia sudah tahu jawabannya. Jika apa yang wanita tua itu katakan adalah benar, maka hanya ada satu jawaban.

"Aku adalah Lizzie Bareare, nenek dari Nfirea."

"Ah! Jadi itu anda? anda benar, saya mengawal Nfirea ke desa Carne, nama saya Momon. Ini Nabel."

Lizzie memuji Narberal yang membungkuk hormat:

"Gadis yang sangat cantik. Monster apa yang sedang kamu naiki itu?"

"Ini adalah Virtuous King of the Forest."

"Raja ini adalah Hamsuke! Senang bertemu dengan anda!"

"Apa! Monster menakutkan ini adalah Virtuous King of the Forest yang legendaris?"

Ketika para petualang yang menguping di dekat sana mendengar teriakan Lizzie, semuanya seakan terkejut. Mereka terlihat sangat terguncang saat mereka berbisik seperti ini: 'Itu adalah monster legendaris?'

"Ya, seperti permintaan cucu anda, Saya menjinakkannya setelah bertemu di tempat tujuan."

"Bi.. bisa menjinakkan Virtuous King of the Forest."

Lizzie tergagap:

"Kalau begitu.. dimana cucuku?"

"Ah, dia kembali dengan tanamannya. Kami sedang dalam perjalanan kesana untuk mengambil imbalan."

Wanita tua itu menghela nafas lega melihat Ainz dengan mata takjub dan bertanya:

"Oh, begitu... Mau pergi sama-sama? Aku penasaran dengan petualanganmu."

Saran Lizzie adalah pertolongan yang besar bagi Ainz.

"Ya, dengan senang hati."

Dengan Lizzie yang menunjukkan jalan, kelompok itu berjalan melewati kota E-Rantel.

"Silahkan masuk."

Setelah tiba di toko, Lizzie mengeluarkan kuncinya dan menundukkan kepalanya. Dia mendorong pintu dan menemukannya sudah terbuka tanpa hambatan.

"Apa yang terjadi, dia terlalu ceroboh."

Lizzie bergumam sendiri saat dia masuk dengan Ainz dan Narberal bergantian.

"Nfirea, Momon-san disini----"

Lizzie berteriak di dalam toko, sangat sepi seperti tak ada tanda-tanda adanya orang.

"Apakah ada yang aneh?"

Lizzie memiringkan kepalanya bingung tapi Ainz menjawab pendek:

"Ini gawat."

Lizzie kebingungan, tapi Ainz mengabaikannya dan meletakkan tangan pada gagang pedangnya. Narberal mengerti apa maksud Ainz dan menghunuskan pedangnya.

"Ap... Apa yang kamu lakukan!?"

"Jangan tanya, ikuti saja saya."

Ainz menghunus pedangnya setelah menjawab dengan pendek, masuk dengan pedang di tangan. Dia mengetuk pintu di dalam membukanya dan menuju ke kanan. Ini adalah rumah yang tidak biasa, tapi Ainz menunjukkan tak ada keraguan dalam langkahnya

Ainz tiba di depan pintu di akhir lorong dan bertanya kepada Lizzie yang akhirnya mengikuti:

"Tempat apa ini?"

"Ini adalah tempat penyimpanan tanaman, dan pintu itu menuju ke pintu belakang."

Meskipun dia tidak tahu apa yang terjadi, Lizzie yang merasakan suasana aneh merasa khawatir. Ainz tidak menghiraukannya dan membuka pintu.

Apa yang dia cium bukanlah bau tanaman, tapi sesuatu yang lebih menusuk -- bau darah.

Yang ada di depannya adalah Peter dan Lukeluther, Dyne ada di belakang dekat dinding. Kaki mereka tidak lurus dan tangan mereka seperti menggantung. Sebuah genangan hitam dari darah hitam berada di lantai, yang kelihatannya disedot dari tubuh mereka.

"Ap.. Apa yang terjadi..."

Lizzie yang terkejut ingin masuk dengan langkah yang goyah. Ainz menghentikannya dengan memegang bahu Lizzie dan segera masuk ke dalam ruangan.

Peter yang roboh tiba-tiba bergerak seperti boneka, tapi sebelum dia bisa bangun sebuah kilatan dari pedang melewatinya tanpa ragu.

Kepala Peter menggelinding di lantai. Dengan Sabetan membelakangi, Lukeluther yang mencoba untuk berdiri terpenggal.

Saat Lizzie terdiam oleh tragedi di depannya, Dyne yang keadaannya lebih jauh juga berdiri.

Wajahnya menunjukkan tidak ada tanda-tanda kehidupan dan terlihat pucat. Melihat ke arah Ainz dan Lizzie dengan mata yang gelap. Ada lubang di dahinya yang jelas adalah luka yang fatal.

Hanya ada satu alasan mengapa yang mati bisa bergerak. Ketika mereka menjadi seorang undead.
"Zombie."

Saat Lizzie berteriak, Dyne semakin mendekat dengan erangan yang memusuhi. Ainz langsung menusuknya dengan pedang. Menembus tenggorokan Dyne dan dia mengejang sesaat sebelum roboh.

Tak ada gerakan lain.

Ainz menatap Ninya yang duduk tak bergerak di tanah terdiam.

"Nfirea!"

Lizzie akhirnya menyadari apa yang terjadi dan bergegas mencari cucunya. Ainz menatap punggungnya dan memerintahkan kepada Narberal:

"Lindungi dia. Skill pasif milikku [Undead Blessing] tidak bereaksi, jadi seharusnya tidak ada undead lain di rumah ini. Tapi mungkin saja ada yang masih hidup yang sedang bersembunyi di suatu tempat."

"Saya mengerti."

Narberal pergi mengejar Lizzie setelah membungkuk perlahan.

Ainz memastikan kepergian keduanya dan kembali menghadap ke Ninya. Dia pelan-pelan berlutut dan menyentuh tubuhnya dengan lembut. Setelah memastikan tak ada jebakan mayat yang umum di YGGDRASIL, dia mengangkat wajah Ninya. Ninya tidak pingsan, tapi tewas.

Wajahnya terlihat lebam, mungkin dari pukulan senjata tumpul. Ainz tidak menyadari wajahnya.

Mata kirinya hancur dan mengalir dari lubangnya seperti air mata.

Seluruh tulang-tulang di jarinya patah dan kulitnya terbuka, menampakkan otot merah di dalamnya. Beberapa tempat bahkan tidak ada dagingnya. Ketika Ainz membuka bajunya untuk memeriksa, dia kaget dan matanya terbuka lebar.

Dia mengembalikan bajunya seperti semula dan bergumam:

"...Bahkan tubuhnya..."

Tubuhnya mirip dengan wajahnya, dengan luka di seluruhnya karena pendarahan yang parah. Tertutupi oleh warna dari pendarahan dalam dan sulit untuk menemukan titik yang tidak terluka.

Ainz menutup mata Ninya pelan-pelan.

"....Ini membuatku merasa.... tidak nyaman."

Ucapannya yang bergumam telah lalu dengan angin.

"Cucuku! Nfirea sudah hilang!"

Lizzie berteriak ketika kembali. Ainz yang mengumpulkan mayat-mayat di sudut ruangan menjawab dengan tenang:

"....Aku melihat barang bawaan mereka, tidak ada tanda-tanda digeledah. Melihat ini, tujuan musuh adalah untuk menculik Nfirea."

"Ugh!"

"Silahkan lihat sebelah sini."

Ainz menunjukk ke kalimat berdarah di bawah tubuh Ninya. Kalimat itu takkan bisa ketemu jika tubuhnya tidak dipindah.

"Ini adalah... selokan? Itu artinya Nfirea dibawa ke selokan?"

"...Ini mungkin juga jebakan yang dibuat oleh seseorang dibalik tragedi ini. Aku tidak tahu seberapa besar selokannya... Akan memakan banyak waktu untuk memeriksanya satu persatu. Apa pendapatmu tentang ini?"

"Ada angka juga disini! 2-8, apa artinya!?"

"Ini yang membuatnya semakin mencurigakan. Aku tidak tahu apa arti dari angka ini... Bisa saja membagi kota ke dalam 8 bagian seperti sumbu kompas dan persimpangan 2 dari 8, atau semacam alamat... Apakah Ninya benar-benar memiliki kekuatan yang cukup untuk memikirkan hal serumit ini?...Meskipun jika Ninya yang menuliskan, berapa banyak informasi yang ditulisnya bocor oleh musuh? Ini terlalu banyak kebetulannya."

Lizzie mengerutkan dahinya yang sudah keriput, dan melihat seakan dia marah dengan sikap tenang yang mengejutkan dari Ainz. Dia lalu menatap empat mayat di lantai:

"Siapa orang-orang ini?"

"...Mereka adalah petualang yang ditugaskan sama denganku oleh cucumu. Setelah kami berpisah, mereka mungkin kemari untuk membantu menurunkan tanaman-tanamannya."

"Apa! Mereka adalah teman-temanmu!?"

Ainz menggelengkan kepalanya:

"Tidak, bukan. Kami hanya kebetulan bertualang bersama."

Kalimat dingin ini membuat Lizzie kecewa.

"Ngomong-ngomong, aku telah berpikir tentang ini, tapi aku ingin bertanya pendapat anda. Mengapa mereka berubah menjadi Zombie?"

"..[Create Undead]. Musuh mempunyai seseorang yang bisa menggunakan magic tingkat 3 setidaknya. Apa kemungkinan lainnya?"

"Kurasa kita harus mengurus ini dengan segera."

"Bukankah itu jelas... Apa yang ingin kamu katakan?"

"...Musuh bisa menggunakan magic untuk mengendalikan pikiran atau menyembunyikan tubuh, tapi mereka tidak melakukannya. Mereka hanya melakukan hal seperti ini untuk kesenangan mereka. Mereka tidak perduli akan terbongkar kedoknya atau sangat percaya diri bisa kabur. Hmmm... Aku tidak tahu yang mana. karena mereka bisa merubah mayat-mayat menjadi zombie, mereka seharusnya bisa membawa mereka kembali ya khan?"

Yang terakhir lebih mudah untuk dihadapi, tapi akan menyusahkan jika yang pertama. Hidup dan kemampuan Nfirea sangat berharga, tapi tidak akan lama. Akankah kriminal yang kejam itu membiarkan Nfirea pergi ke tempat aman setelah memanfaatkannya?

Lizzie yang mengerti apa yang Ainz maksud berubah dari hijau menjadi putih. Dia tidak tahu dimana di kota besar ini dia diculik, tapi akan memakan waktu yang sangat lama untuk mencarinya.

Satu-satunya petunjuk adalah selokan, tapi Ainz ragu akan hal itu.

Nyawa Nfirea semakin berkurang dengan berkurangnya waktu.

Ainz berkata dengan tenang kepada Lizzie yang tegang:

"Bagaimana kalau membentuk kelompok penyelamat?"

Suara tenang itu berlanjut:

"Bukankah ini adalah hal yang seharusnya anda minta kepada petualang?"

Mata Lizzie berbinar, dia kelihatannya mengerti apa maksud Ainz.

"Kamu beruntung, Lizzie Bareare. Di depanmu adalah petualang terkuat di kota ini, dan satu-satunya yang bisa membawa cucumu kembali dengan selamat. Jika kamu memberikan pekerjaan ini untukku, aku akan menerimanya. Tapi... harganya sangat mahal, karena aku mengerti seberapa berat pekerjaan ini."

"Memang benar... jika itu anda... Orang yang memiliki potion itu... penjinak Virtuous King of the Forest, tidak diragukan lagi anda kuat...akan kupekerjakan, aku ingin mempekerjakanmu!"

"Begitukah... Apakah kamu siap dengan harga yang sangat mahal?"

"Seberapa banyak kamu bisa puas?"

"----Semuanya."

"Apa?"

"Berikan aku semua yang kamu miliki."

Lizzie menatap dengan matanya yang lebar karena kaget dan gemetar.

"Milikmu semuanya. Jika Nfirea kembali dengan selamat, berikan semua yang kamu miliki padaku."

"Kamu..."

Lizzie mundur ketakutan dan berkata dengan suara lunak:

"Ketika kamu bilang semuanya.. itu artinya bukan uang atau potion langka... Aku dengar iblis akan mengabulkan permintaan apapun untuk ditukar dengan jiwa manusia. Apakah kamu seorang iblis?"

"....Meskipun jika aku benar, itu tidak masalah, ya kan? Apakah kamu ingin menyelamatkan cucumu?"

Lizzie terdiam, dan mengangguk dengan menggigit bibirnya.

"Maka hanya ada satu jawabannya, benar kan?"

"Ya... Aku akan mempekerjakanmu. Aku akan menyerahkan semuanya padamu, jadi tolong cucuku!"

"Bagus, kontraknya diterima. Ayo kita bergegas, apakah kamu memiliki peta kota ini? Pinjamkan padaku jika kamu punya."

Lizzie merasa agak aneh, tapi dia langsung mengeluarkan sebuah peta dan menyerahkannya kepada Ainz.

"Selanjutnya adalah menemukan keberadaan Nfirea."

"Kamu bisa melakukannya!?"

"Aku harus menggunakan metode ini. Aku tidak yakin jika musuh bodoh atau..."

Ainz tidak menyelesaikan kalimatnya dan menoleh ke arah 4 tubuh di ruangan itu.

"Aku akan mulai mencari sekarang, silahkan pergi ke ruangan lain untuk mencari petunjuk, lihat jika orang-orang yang menculik Nfirea meninggalkan apapun. Jika menculik Nfirea adalah sebuah pengalihan, maka keadaannya akan sangat buruk. Anda lebih familiar dengan rumah ini dan lebih cocok untuk itu."

Setelah mengusir Lizzie keluar dengan alasan ngawur, Ainz menoleh ke arah Narberal.

"Apa rencana tuanku selanjutnya?"

"Sederhana. Lihat, seluruh medali mereka telah hilang, mungkin diambil oleh orang yang menyerang mereka. Pertanyaannya adalah mengapa mereka tidak mengambil sesuatu yang lebih berharga, tapi hanya medali.. Bagaimana pendapatmu?"

"Maafkan hamba, hamba tak tahu."

"Itu karena ---"

Ainz mendengar suara di otaknya ketika dia sedang di tengah percakapan. Itu adalah [Message].

[Ainz-sama]
Suara itu sedikit gelisah, dan suara mendengung juga bisa terdengar.

"Apakah ini adalah Entoma?"

[Ya.]

Entoma Vasilissa Zeta. Seorang battle maid seperti Narberal.

[Saya ada laporan.]

"Sekarang aku sedang sibuk. Aku akan menghubungimu ketika aku sudah luang."

[Atas perintah anda. Silahkan hubungi Albedo-sama ketika anda tidak sibuk.]

Mantranya menghilang dan Ainz melanjutkan diskusinya dengan Narberal:

"Sebagai sebuah trofi, hadiah perburuan. Pelakunya mungkin mengambilnya sebagai kenang-kenangan. Tapi itu adalah kesalahan yang fatal. Narberal, aktifkan mantranya."

Ainz mengeluarkan sebuah gulungan dari tas magicnya dan memberikannya kepada Narberal.

"Ini adalah gulungan [Locate Object]. Kamu tahu targetnya ya kan?"

"Mengerti."

Narberal yang mengangguk mulai membuka gulungannya. Ketika dia akan membukanya, Ainz memegang tangannya dan menasehati Narberal yang terkejut dengan dingin:

"...Bodoh."

Omelan dingin membuat bahu Narberal bergetar:

"Ma..Maafkan saya!"

"Ketika menggunakan mantra untuk mengumpulkan informasi, kamu harus bersiap terhadap mantra serangan balik dari musuh sebelum merapalnya, ini adalah peraturan yang tidak bisa diubah. Ingat ini karena musuh mungkin bisa menggunakan [Detect Locate], dasar dari yang paling dasar adalah menggunakan [False Cover] dan [Counter Detect] untuk melindungi dirimu. Juga---"

Ainz mempersiapkan sepuluh gulungan, dan menjelaskannya masing-masing kepada Narberal seperti seorang guru.

"Ketika menggunakan mantra untuk mengumpulkan informasi, kamu harus membuat tindakan pencegahan yang diperlukan. Itu adalah dasarnya."

Ketika Ainz Ooal Gown melakukan PK, mereka akan mengumpulkan setiap informasi yang ada tentang musuh dan menyelesaikannya dalam satu kali serangan tiba-tiba. Ini adalah dogma dari anggota guild Punitto Moe tentang 'pertarungan harus diselesaikan sebelum dimulai', yang terpikirkan tentang dokumen strategi dasar dari guild, PK bisa dilakukan oleh siapapun dengan mudah.

Itulah kenapa Ainz mengajari Narberal dasarnya juga, jadi ketika mereka menghadapi pemain lain di masa depan, mereka bisa mendapatkan keunggulan dalam pertarungan.

"--Itu saja. Biasanya kemampuan spesial juga ditambahkan untuk memperkuat serta sebagai jaminan, tapi aku rasa tidak perlu sejauh itu untuk musuh kali ini. Jika mereka memikirkan cara yang lain untuk menghadapi Magic Caster, mereka tidak akan merapal mantra level seperti itu pada mayat. Kalau begitu, ayo mulai Naberal."

Naberal yang akhirnya mengerti membuka gulungan-gulungan itu berurutan dan merapalkan mantra yang tertulis pada gulungan-gulungan itu.

Api yang tidak panas keluar dari dalam gulungan dan membakarnya hingga kering dalam sedetik, mengeluarkan magic yang tersegel di dalamnya.

Setelah membuka seluruh gulungan magic, Narberal yang dilindungi oleh banyak mantra pertahanan mengaktifkan [Locate Object]. Dia mengarahkan ke titik di peta:

"Disini."

Ainz yang tidak bisa membaca mencari sesuatu di ingatannya untuk mengartikan tempat itu.

"...Kuburan. Peluang bahwa benda itu tidak ada di selokan memang besar."

E-Rantel adalah markas militer dan kuburan itu sangat besar. Mantra itu menunjukkan titik terdalam di kuburan.

"Ternyata begitu, selanjutnya gunakan [Clairvoyance] dan [Crystal Screen] bersama-sama. jadi aku bisa melihat pemandangan disana juga."

Narberal mengaktifkan gulungan-gulungan lagi, dan layar pun muncul di tengah udara menunjukkan figur yang tak bisa dihitung. Tapi gerakan mereka kelihatannya menakutkan dan kaku. Bukan hanya itu, ada juga makhluk yang jelas bukan manusia.

Di tengah itu semua ada seorang pemuda. Berpakaian berbeda, tapi Ainz tidak salah.

"Itu tempatnya. Medali itu pasti ada di sekitar sana...dan gerombolan undead yang besar?"

Itu adalah sekumpulan undead yang banyak. Mereka adalah undead tingkat rendah, tapi jumlah mereka menakutkan.

"...Apa keinginan tuanku? Berteleport dan menghancurkan mereka dalam sekali serang? Atau menggunakan magic terbang dari depan?"

"Jangan bodoh. Bukankah masalahnya jadi tidak akan diketahui jika dengan cara itu?"

Ainz menjelaskan kepada Narberal yang bingung:

"Untuk mempersiapkan undead sebanyak itu, musuh pasti berpikir sedang melakukan sesuatu yang besar menggunakan mereka. Karena kita setuju untuk menyelamatkan Nfirea, kita akan menyelesaikan kemelut ini sambil kesana untuk menaikkan popularitas kita. Menyelesaikan masalah tanpa ketahuan hanya akan memberikan imbalan Lizzie kepada kita dan kelihatannya tidak akan menaikkan popularitas kita."

Mungkin saja begitu, tapi jika mereka tidak menyelesaikan masalah ini secepat mungkin, Nfirea mungkin akan tewas. Bahkan Ainz tak bisa memanggil dan memanipulasi undead sebanyak itu dalam satu kali, jadi pasti ada semacam trik untuk ini. Kehadiran Nfirea mungkin adalah bagian yang sangat penting dari trik itu.

Jika itu masalahnya, Ainz ingin mencari tahu rahasia dibalik trik itu meskipun dia harus mengorbankan Nfirea.

Bagi Ainz, tujuan yang paling penting adalah bagaimana memperkuat Great Tomb of Nazarick. Jika mengorbankan Nfirea bisa melakukan itu, Ainz tidak ada pilihan lain kecuali harus melakukannya.

"Aku ingin mengumpulkan informasi lebih banyak, tapi tidak ada waktu persiapan yang cukup."

Ainz bergumam sambil berjalan ke pintu masuk, dan bersuara keras ketika membuka pintu.

"Lizzie! Persiapannya sudah selesai. Kami akan menuju kuburan. Dan disana ada pasukan undead, jumlahnya sekitar ribuan."

"Apa!"

Itu hanya estimasi saja, bagaimana mungkin bisa dihitung dengan akurat.

"Jangan terkejut, kami akan segera menuju kesana. Masalahnya adalah aku tidak bisa menjamin pasukan undead tidak akan bocor keluar dan berjalan-jalan di luar kuburan. Informasi ini kurang bukti, tapi karena ini adalah permintaan dari orang terkenal sepertimu, orang-orang seharusnya mau mendengarkan ya kan? Jika undead keluar dari kuburan dan tak ada yang bersiap... keadaan akan menjadi buruk."

Wajah Ainz di dalam penutup kepalanya menyeringai.

Akan menjadi masalah bagiku jika mereka tidak menganggap ini adalah hal yang besar. Semakin besar ini nantinya, semakin besar pula ketenaran yang aku dapatkan setelah menyelesaikan kemelut ini. Itulah kenapa aku melakukan ini.

"Hanya itu yang bisa aku katakan. Waktu adalah hal yang penting, jadi aku menuju kesana sekarang."

"Apakah kamu memiliki cara untuk menembus pasukan undead?"

Ainz melihat kepada Lizzie saat dia menunjuk ke pedang di punggungnya:

"Caranya ada disini."

***

Seperempat dinding kota E-Rantel digunakan untuk mengelilingi area yang sangat luas, yang menghabiskan sekitar separuh dari distrik barat kota. Itu adalah pemakaman umum E-Rantel. Ada kuburan juga di kota lain, tapi tidak sebesar yang ini.

Dinding itu digunakan untuk menekan kemunculan undead.

Masih banyak hal yang tidak diketahui mengapa undead bisa bangkit, tapi sesuatu yang kotor cenderung muncul dari tempat dimana yang hidup bertemu dengan akhirnya. Kemungkinan undead bangkit lebih besar pada mereka yang terbunuh dan mereka yang tidak ditangisi kepergiannya. Oleh karena itu, sangat wajar bisa menemukan undead di tempat seperti medan pertempuran dan reruntuhan.

E-Rantel, yang berada di dekat medan pertempuran Empire, membutuhkan kuburan yang sangat luas untuk mencegah undead bangkit--sebuah tempat bagi orang-orang untuk menghormati yang mati.

Untuk bagian ini, sama seperti negara tetangga -- Empire. Mereka juga setuju untuk menghormati yang telah tiada selama peperangan. Meskipun mereka sedang berperang, mereka masih melihat undead yang menyerang yang hidup sebagai musuh bersama-sama.


Selain dari itu, undead memiliki masalah lain. Jika kamu membiarkan mereka, mereka mungkin akan menghasilkan undead yang lebih kuat. Itulah kenapa para petualang dan penjaga akan berpatroli di kuburan setiap malam dan menghancurkan undead ketika mereka masih lemah.

Pemakaman itu dikelilingi oleh sebuah dinding, dan dinding ini adalah garis yang memisahkan yang hidup dan yang mati. Dinding setinggi 4 meter itu tidak bisa dibandingkan dengan dinding untuk membentengi kota, tapi sudah bisa digunakan untuk berjalan orang-orang disana. Gerbangnya aman dan kuat, pastinya tidak mudah untuk dihancurkan.

Ini semua dilakukan untuk melindungi kota dari undead yang bangkit di kuburan.

Ada tangga di tiap sisi pintu dan menara observasi yang berdiri disamping dinding. Setiap shift terdiri dari lima orang, mereka menguap karena ngantuk saat bergantian mengawasi kuburan.

Pemakaman itu diterangi oleh sebuah lampu magic menggunakan mantra [Continual Light], jadi meskipun malam hari keadaannya terang disana. Tetapi masih ada juga area yang gelap, dan batu nisan juga membuat cahayanya terhalang.

Seorang penjaga memegang tombak melihat ke arah kuburan sambil melamun, menguap saat dia berkata kepada teman jaganya:

"Malam ini sepi juga ya."

"Yup, apakah spirit dari yang mati telah dipanggil kembali oleh enam dewa? Itu bagus sekali."

Penjaga lain yang tertarik dengan topik ini ikut bergabung:

"Kita bisa menghadapi kerangka dan zombie, tapi sulit untuk mengalahkan kerang-kerangka yang memakai tombak, jadi itu sangat menyusahkan."

"Kurasa 'wight' adalah yang paling sulit dihadapi."

"Kalau aku 'kerangka kelabang'. Jika para petualang yang berpatroli di sekitar tidak datang untuk membantu, aku pasti sudah mati."

"Kerangka kelabang? Aku dengar jika kamu membiarkan yang lemah, undead yang lebih kuat akan datang. Jika kita membunuh mereka ketika masih lemah, yang kuat tidak akan datang."

"Ya, benar sekali. Tim yang berpatroli minggu kemarin dinasehati dengan keras oleh kapten tim kita. Wine yang mereka tawarkan sebagai permintaan maaf memang enak, tapi aku tak ingin mengalami kejadian seperti itu lagi."

"Tapi...Jika dipikir-pikir, tidak ada undead yang muncul berarti ada masalah."

"...Mengapa?"

"Rasanya pengawasan kita kekurangan sesuatu."

"Kamu terlalu banyak memikirkannya, biasanya tidak akan sebanyak itu undeadnya. Aku dengar bahwa undead akan bangkit dengan teratur setelah ada mayat-mayat yang terbunuh di peperangan melawan Empire. Sebaliknya, beginilah jika tidak ada perang ya kan?"

Penjaga-penjaga itu mengangguk menyetujui teori ini. Meskipun desa-desa di area lain juga menguburkan mereka yang telah mati, mereka tak pernah mendengar penampakan yang sering seperti ini dari undead disana.

"...Setelah kamu menyebutkannya, situasi di dataran Katze juga diluar batas."

"Yup, Aku dengar undead yang sangat kuat muncul disana ya kan?"

Dataran dimana Empire dan Kingdom bertempur. Tempat itu adalah zona yang terkenal dengan undead yang berkeliaran. Para petualang yang diminta oleh Kingdom dan Knight dari Empire menghabisi undead disana secara teratur. Karena Pentingnya pekerjaan ini sebuah kota kecil dibangun disana sebagai dukungan.

"Aku dengar..."

Penjaga yang akan berbicara tiba-tiba terhenti.

Penjaga yang lain yang merasa tidak enak karena ini berkata:

"Hey, Jangan---"

"Diam!"

Penjaga yang berhenti berbicara kelihatannya mampu melihat menembus kegelapan dan menatap kuburan. Terpengaruh dengan sikap ini, penjaga yang lain juga melihat ke arah kuburan.

"...Apakah kalian mendengar itu?"

"Apa itu bukan imajinasimu saja?"

"Aku tidak mendengar apapun... Tapi aku mencium bau tanah. Bukankah kita baru saja menggali sebuah makam? Baunya seperti itu.."

"Jangan bercanda seperti itu."

"..Huh? Ah, hey! Lihat di sebelah sana!"

Seorang penjaga menunjuk ke arah kuburan. Semuanya terfokus pada satu titik.

Dua orang penjaga berlari menuju gerbang utama. Mereka kehabisan nafas dan mata mereka terbuka lebar. Rambut mereka yang dibasahi keringat menutupi dahinya...

Pemandangan di depan mereka membuat para penjaga merasakan ada sesuatu yang salah.

Para penjaga yang sedang berpatroli di kuburan bergerak dalam satu kelompok terdiri dari 10 orang. Mengapa mereka hanya ada dua? Mereka berlarian tanpa senjata dan kelihatannya mereka kabur karena ketakutan.

"Cepat, Buka gerbangnya! Buka gerbangnya sekarang!"

Melihat bagaimana keduanya berteriak, para penjaga menuruni tangga dan membuka gerbang buru-buru.

Dua orang penjaga langsung berlarian masuk tanpa menunggu gerbang terbuka penuh.

"Apa yang ter..."

Dua orang yang masuk gerbang memotong perkataannya sambil terengah-engah dengan wajah pucat:

"Cepat, tutup gerbangnya! Cepat!"

Seluruh penjaga merinding melihat tingkah mereka yang tidak seperti biasanya, menutup gerbang sama-sama dan menguncinya.

"Ada apa? Dimana yang lain?"

Mendengar pertanyaan ini, penjaga itu mengangkat kepalanya dan mengeluarkan ekspresi kaget.

"Mereka, mereka dimakan oleh undead!"

Mendengar kedelapan orang teman mereka yang gugur, para penjaga melihat kapten mereka. Kapten langsung memerintahkan:

"..Hey, seseorang naik dan lihat disana!"

Seorang penjaga naik tangga dan berhenti ketika dia sudah setengah tangga.

"Apa, apa itu?"

Penjaga yang gemetar berteriak:

"Undead! Satu kelompok besar undead!"

Memfokuskan telinga mereka, terdengar suara seperti serbuan kuda datang dari sisi lain dinding. Bukan hanya penjaga yang pertama melihat mereka, seluruh penjaga yang hadir bengong dengan pemandangan di depan mereka.

Undead dengan jumlah yang membuat otak mati rasa bergerak menuju gerbang.

"Apa-apaan jumlah ini..."

"Ini lebih dari seratus atau dua ratus.. Ini pasti ribuan..."

Ada undead yang tak terhitung di tempat yang tak tersinari cahaya, sulit sekali untuk mengukur jumlah sebenarnya jika kamu memasukkan juga figur yang terhuyung-huyung di kegelapan.

Dengan bau mereka yang busuk undead yang tak terhitung jumlahnya itu semakin mendekat ke gerbang dengan langkah tidak stabil seperti gerombolan awan gelap. Bukan hanya zombie dan skeleton, ada beberapa undead yang kuat yang bercampur -- Ghoul, Devourer, Wight, Bloater, Carrion Crawler dan lain sebagainya.

Para penjaga itu gemetar ketakutan.

Kota ini dilindungi oleh dinding, undead takkan bisa menyerang penduduk biasa tanpa menghancurkan dinding tersebut. Tetapi, meskipun mereka menggerakkan seluruh penjaga, mereka tidak yakin bisa menahan kelompok besar undead tersebut di pinggiran. Penjaga hanyalah rakyat biasa yang mengenakan perlengkapan bertahan, mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk menghabisi seluruh undead ini.

Bukan hanya itu, beberapa undead bahkan bisa merubah orang yang mereka bunuh menjadi kawan mereka. Jika keadaan memburuk, penjaga itu mungkin akan berubah menjadi undead dan mulai menyerang teman-teman mereka. Belum ada undead terbang yang terlihat, tapi jika mereka tidak segera menyelesaikan yang ini, Hanya masalah waktu sebelum undead yang mampu untuk terbang dipanggil. Ini akan membuat penjaga lebih takut lagi.

--Sebuah gelombang undead tersapu ke dinding.

Bang bang ---

Gerombolan undead dengan kecerdasan rendah tidak bisa merasakan sakit dan mereka memukul gerbang dengan liar. Mereka kelihatannya sadar, mereka bisa menyerang makhluk hidup setelah menghancurkan gerbang ini.

Bang bang --

Suara benturan, Derit pintu yang menjadi bengkok di bawah kekuatan dorongan dan erangan undead terus berdatangan.

Tanpa berhenti, undead yang tidak keberatan hancur karena benturan menjadi seperti senjata pendobrak.

Para penjaga yang menyaksikan ini berkeringat dingin.

"Bunyikan loncengnya! Minta bala bantuan dari pos penjaga! Kalian berdua beri kabar kepada gerbang lain untuk keadaan darurat!"

Kapten memberi perintah setelah berhasil tenang:

"Yang dibelakang gunakan tombak untuk menyerang undead yang mendekat ke gerbang!"

Para Penjaga itu teringat tugas mereka ketika mereka mendengar perintah, tombak mereka tusukkan dengan sekeras-kerasnya kepada undead di bawah. Gerombolan undead yang membanjiri tanah bisa ipukul dengan muda.

Tusuk, tarik dan tusuk lagi.

Darah gelap dan bau busuk membuat hidung para penjaga yang mengulang-ulang tindakannya seperti pekerja pabrik menjadi ngilu. Beberapa Undead kehilangan negatif life force mereka, dan terinjak oleh undead di belakangnya setelah jatuh.

Undead tidak memiliki kecerdasan, jadi mereka tidak melawan serangan tombak dari penjaga. Karena terus mengulang gerakan yang sama membuat para penjaga kehilangan indra bahaya mereka.

Seakan menunggu saat ini --

"Wahh!"

Ada teriakan dan ketika mereka melihat sumbernya, leher penjaga dibelit oleh sesuatu yang panjang menggeliat.

Terlihat lembut dan pink -- Sebuah usus.

Undead yang berbentuk seperti telur berdiri di tempat asal usus itu. Di depannya ada jarak yang lebar dengan organ-organ dari beberapa orang yang menggeliat di dalamnya seperti parasit.

Itu adalah undead yang dikenal dengan Viscera Egg.

Usus itu menarik penjaga tersebut.

"Yahh!"

Sebelum yang lainnya bisa menolong, penjaga itu jatuh dan berteriak--

"Tolong! Selamatkan aku! Ah, Yahh---"

"Teriakan itu mulai lagi. Seluruh penjaga melihat nasib buruk teman mereka yang dimakan hidup-hidup oleh sekumpulan undead."

Armor yang melindung tubuhnya dan tindakan melindungi wajah mereka memperpanjang momen mengerikan ini. Jari-jari, betis, wajah, seluruhnya dilucuti.

"Mundur! Turun dari tembok!"

Melihat Viscera Egg yang menggeliat lagi, Kapten mengeluarkan perintah mundur.

Seluruh penjaga yang buru-buru menuruni tangga dan suara undead yang membenturkan diri ke gerbang semakin keras, derit gerbang menjadi semakin jelas.

Perasaan putus asa semakin kuat. Peluang bala bantuan yang datang sebelum undead yang lebih kuat muncul sangat tipis. Ketika gerbang terbuka, gelombang kematian akan merangsek maju, menyebabkan kematian banyak nyawa.

Ketika keputus asaan telah tertulis di wajah para penjaga, suara logam yang bergesekan bisa terdengar.

Semuanya melihat ke arah sumber suara dengan refleks.

Di depan mereka seorang warrior dengan armor full body mengendarai seekor monster dengan mata yang bulat hitam. Di sampingnya ada seorang wanita cantik yang sangat berlawanan dengan sekelilingnya.

"Hey! Bahaya disini! Cepat pergi--"

Saat itu, penjaga tersebut melihat medali yang tergantung di depan dada warrior itu.

Petualang!

Tetapi secercah harapan hilang ketika mereka melihat itu adalah medali tembaga.
Tidak mungkin seorang petualang dengan level terendah bisa menyelesaikan situasi krisis ini. Seluruh penjaga menunjukkan wajah kecewa.

Warrior itu turun dari monster dengan gesit dan tidak terlihat lamban karena tubuhnya yang besar.

"Apakah kamu tidak mendengar! Tinggalkan tempat ini sekarang!"

"Narberal, serahkan pedangku."

Suara Warrior itu jelas lebih lembut daripada para penjaga, tapi meskipun suara dari undead yang bergerombol itu terdengar jelas. Wanita cantik itu datang ke sisi warrior tersebut dan menyerahkan pedangnya.

"Lihat di belakangmu, itu bahaya kan."

Mengikuti peringatan warrior itu, para penjaga berbalik dan menyaksikan nasib mereka yang semakin mendekati akhir.

Ada sebuah figur yang lebih tinggi dari dinding setinggi 4 meter.

Itu adalah undead raksasa yang terbuat dari mayat dan ghoul yang tak terhitung jumlahnya.

"Wahh---"

Saat kelompok itu berteriak dan akan kabur, hal yang mengejutkan terjadi di depan mereka. Warrior yang memegang pedang itu berdiri dengan sikap seakan mau melempar tombak.

Apa yang dia lakukan?

pertanyaan itu hilang ketika mereka melihat gerakan selanjutnya.

Warrior itu melempar pedangnya dengan kecepatan luar biasa. Penjaga mencari tempat tujuan terbang dari pedang itu dan melihat sesuatu yang lebih menakjubkan.

Raksasa tersebut terdiri dari undead, Monster Undead yang kelihatannya tidak mungkin bisa dikalahkan itu, sempoyongan ke belakang seakan baru saja terkena serangan musuh yang lebih besar dari dirinya. Ketika dia roboh, suara gemuruh terdengar di seberang dinding, membuktikan bahwa raksasa itu memang roboh.

"---undead itu menghalangi."

Dark Warrior tersebut hanya berkata seperti ini saat dia menghunuskan pedang yang lain dan akhirnya bergerak maju.

"Buka gerbangnya."

Penjaga tersebut tidak bisa menangkap apa yang dikatakannya, mereka baru mengerti setelah berkedip beberapa kali.

"Ja.. Jangan bicara ngawur! Ada gerombolan undead yang besar di sisi lain dari gerbang!"

"Lalu? Apa hubungannya denganku, Momon?"

Menghadapi kepercayaan diri yang sangat kuat dari Dark Warior, mereka diam tak bisa berkata apapun.

"..Lupakan saja, mau bagaimana lagi jika kalian memang tidak mau membukanya, Aku akan pergi kesana sendiri."

Warrior itu mulai berlari kecil, melompat dari tanah dan menghilang di sisi lain dari dinding. Dan dia melakukannya sambil menggunakan armor yang kelihatannya berat itu.

Pemandangan tersebut seperti sebuah ilusi.

Para penjaga tidak percaya terhadap apa yang baru saja terjadi, hanya bisa menatap dengan mulut yang menganga lebar ke tempat yang kosong.

Wanita cantik yang tertinggal naik ke udara pelan-pelan dan pergi ke dinding ketika dia dihentikan oleh sebuah suara:

"Tunggu sebentar. Bawalah raja ini bersamamu!"

Suara itu datang dari monster besar yang dikendarai oleh warrior tersebut, suaranya sewibawa tampilannya.

Wanita cantik itu mengerutkan sedikit dahi -- membuat hilang kecantikannya -- dan menjawab:

"..Naiki tangga yang di sebelah sana. Kamu takkan terluka hanya karena jatuh dari ketinggian seperti ini, ya kan?"

"Tentu saja! Raja ini hanya ingin segera ke sisi tuannya! Tunggu raja ini, Tuan!"

Monster raksasa itu berlari melewati para penjaga dengan kecepatan yang hebat, dengan lincahnya menaiki tangga dan melompat dari dinding.

Tempat itu menjadi hening.

Seperti habis terkena badai, mereka berdiri kaku di tempat itu tidak tahu berapa lama. Ketika mereka sadar, seorang penjaga bertanya dengan suara gemetar:

"Hey... Apakah kalian mendengar itu?"

"Mendengar apa?"

"Suara undead."

Meskipun mereka memfokuskan telinga mereka, mereka tidak bisa mendengar apapun. Benturan yang tak habis-habis ke gerbang juga berhenti.

Penjaga yang ketakutan gemetar sambil bergumam.
"Hey, apakah kalian percaya ini? Warrior tersebut... menghadapi gerombolan besar undead, dia dengan mudah menembusnya... dan melanjutkan tanpa terluka."

Penjaga itu terkejut dan kagum.

Suara bising semakin berkurang karena undead telah ditarik dari sini oleh target baru. Memang masih sepi karena mereka masih bertarung dan belum kembali.

Pemikiran yang tidak bisa dipercaya ini memaksa para penjaga menaiki tangga. Pemandangan di hadapan mereka membuat para penjaga mempertanyakan mata mereka:

"Apa yang terjadi... Warrior itu... Siapa dia..."

Mereka hanya bisa melihat tubuh-tubuh yang tak terhitung jumlahnya tergeletak di tanah. Mayat yang tertumpuk seperti bukit, seluruh pemakaman dipenuhi dengan mayat yang berjatuhan. Beberapa yang mati masih memiliki negatif life force mereka, hanya saja sudah tak bisa lagi menggerakkan tubuh dan kehilangan kemampuan untuk bertarung.

Bau yang busuk mengalir dengan angin seperti yang diduga dan suara pertempuran masih bisa terdengar dari kejauhan.

"...Tidak mungkin... Mereka masih bertarung? Mereka menembus undead dalam jumlah besar! Itu memang tak terbantahkan...!"

"...Kurasa dia menyebut dirinya Momon... Memiliki medali tembaga tapi kekuatannya seperti itu, benar-benar menggelikan, tidak mungkin. Dia seharusnya pemilik legendaris dari medali adamantium ya kan?"

Semuanya mengangguk setuju dengan penilaian ini, Dengan kemampuan seperti itu pastinya dia tidak cocok menjadi petualang bermedali tembaga.

Dia seharusnya pemilik dari medali tertinggi -- seorang pahlawan.

Tidak ada kemungkinan yang lain.

"Kita... mungkin sedang melihat figur legendaris...Dark Warrior.. bukan, Dark Hero..."

Ucapan itu membuat semuanya mengangguk.

--

Kibasan tangan kanannya membuat satu undead terbang, sebuah kibasan tangan kiri memotongnya menjadi dua.

Badai satu kali bunuh Ainz akhirnya terhenti.

"Bawahan menjengkelkan."

Tangan Ainz memegang pedang yang dibuat secara magic lagi. Sambil melihat undead yang mengelilinginya dengan mata menjengkelkan, dia menghunuskan Pedang yang terkena noda pada mereka.

Undead itu menjadi ribut, mencoba kabur dari Ainz. Undead yang seharusnya tidak mengenal takut kelihatannya merasakan ketakutan tersebut dari Ainz.

"...Raja ini meminta maaf atas tindakannya."

Suara itu datang dari tempat yang tinggi di atas Ainz. Virtuous King of the Forest mengambang di udara dengan perutnya yang melebar dan kumis yang menurun, terdengar putus asa.

Yang menjawab bukanlah Ainz.

"Cukup... Diam. Susah sekali membawamu jika kamu terus bergerak."

Suara Narberal datang dari perut Virtuous King of the Forest. Karena dia tidak bisa terbang sendiri, dia diangkat dari bawah oleh Narberal, yang mengaktifkan magic flightnya. Separuh tubuhnya tertekan oleh perutnya yang lunak.

"Yang ini minta maaf sekali..."

Undead tingkat rendah yang tidak memiliki kecerdasan tidak menunjukkan sikap bermusuhan terhadap Ainz. Mereka sensitif terhadap "yang hidup", jadi mereka merasakan bahwa Ainz berasal dari jenis mereka.

Tapi mereka tidak bisa melepaskan "yang hidup" dari Virtuous King of the Forest yang muncul kemudian. Ini menyeret Ainz kedalam pertarungan yang semrawut. Narberal mengangkat Virtuous King of the Forest dengan mantra terbangnya sehingga undead tidak bisa menyentuh dan menyakitinya.

Ketika Ainz mengambil langkah maju, undead-undead itu mundur. Jarak mereka tetap sama dalam pengepungan ini.

Pengepungan itu bergerak dengan Ainz di tengahnya menurut langkah Ainz. Undead kelihatannya sedang mencari kesempatan untuk menyerang, tapi siapapun yang akan maju akan dihancurkan oleh Ainz dengan sekali serangan. Jadi undead hanya mengelilinginya, tidak berani masuk dalam pertempuran.

Ada banyak contoh yang tak terhitung jumlahnya dari undead yang dihancurkan ketika mereka mendekat. Bahkan undead yang tidak memiliki kecerdasan belajar dari ini dan membentuk lingkaran.

"Tapi ini hanya akan mengulur waktu saja."

Ainz protes terhadap jumlah undead yang tersisa.

Jika Ainz menembusnya dengan serius, segerombolan undead bukanlah sebuah tantangan. Tapi jika dia memaksa masuk, undead itu mungkin akan terpencar, yang mana akan membuat penjaga yang ada di sekitar menjadi terbunuh. Dia akan kehilangan saksi, Ainz akan gagal meraih tujuan menjadi 'petualang yang menyelesaikan kemelut ini'. Jadi dia harus memancing undead sambil maju untuk memastikan keselamatan penjaga. Tapi ini membuat progressnya menjadi lambat.

Tapi Narberal mengambil kalimatnya secara harfiah:

"Mari kita panggil bantuan dari Nazarick. Dengan beberapa bantuan, kita bisa melumat sampah-sampah yang melawan Ainz-sama di kuburan ini."

"...Jangan bodoh. Aku sudah bilang padamu alasanku ke kota ini berkali-kali."

"Tapi Ainz-sama, jika anda ingin memperoleh ketenaran, akan lebih baik menunggu undead menghancurkan gerbang, dan membuat penampilan setelah ada lebih banyak korban, ya kan?"

"Aku sudah memikirkannya seperti itu. Jika kita tahu informasi seperti tujuan musuh dan kekuatan tempurnya di kota ini, kita mungkin bisa melakukannya. Tapi dengan kurangnya informasi, kita harus menghindari kehilangan inisiatif menyerang. Jika semuanya berjalan menurut rencana musuh, itu akan sangat tidak menyenangkan. Dan berdasarkan pengamatanku, kelompok lain mungkin akan mencuri kemenanganku."

"Oh begitu.. Ainz-sama memang menakjubkan. Mempertimbangkan tiap sudut, seperti yang diduga dari pemimpin tertinggi, saya sekali lagi takjub oleh anda. Ngomong-ngomong... mungkin anda bisa menjelaskannya pada saya akan sesuatu. Jika kita mengirim pelayan yang hebat dalam menyembunyikan diri, seperti asssassin Spiderblade delapan kaki dan Shadowdemons untuk mengawasi situasi sebelum keadaan berkembang, bukankah itu akan membantu kita bertindak pada saat yang terbaik?"

Ainz melihat Narberal yang sedang melayang tanpa berkata apapun.

Udara yang mengalir lirih. Berpikir ini adalah saatnya, beberapa undead maju dan dihancurkan oleh ayunan pedang dengan enteng.

"...Jika, jika aku harus mengajarimu atas segala sesuatunya, bagaimana kamu akan belajar? Pikirkan saja sendiri."

"Ya! Mohon maafkan saya."

Ainz yang sedikit goyah menoleh kembali untuk mengukur jarak dari gerbang, dan apakah penjaga bisa melihatnya.

"Mungkin itu ada benarnya, tapi waktu sudah mepet. Untuk membuka jalan, Aku akan menggunakan kekuatanku."

Ainz mengeluarkan kemampuannya.

[Create Mid-Tier Undead, Jack The Ripper]
(Membuat Undead Tingkat menengah, Jack The Ripper)

[Create Mid-Tier Undead, Corpse Collector]
(Membuat Undead Tingkat menengah, Corpse Collector)

Dua undead muncul setelah Ainz mengaktifkan mantranya.

Salah satu undead memakai topeng dengan wajah tersenyum dan jubah panjang. Separuh bawah dari jarinya sebesar pisau bedah.

Undead yang lainnya memiliki tubuh yang gemuk dan bintil di sekujur tubuh. Perban di seluruh tubuhnya berwarna kuning dengan beberapa kait baja. Kait itu tersambung ke rantai yang menyebabkan suara erangan.

Dua undead itu mematuhi perintah Ainz dan menyerang gerombolan undead yang berkumpul. Mereka hanya ada dua, tapi mereka unggul dalam hal kekuatan.

Sementara Jack the Ripper memotong anggota tubuh undead dengan pisau bedahnya dan Corpse Collector merobek kepala undead dengan rantainya, Ainz melanjutkan skill nya.

"Aku akan menyelesaikan ini semua sekaligus."

[Create Low-Tier Undead, Wraith]
(Membuat Undead Tingkat Rendah, Wraith)

[Create Low-Tier Undead, Skull Vulture]
(Membuat Undead Tingkat Rendah, Skull Vulture)

Setelah memanggil mereka, dia memberikan perintah:

"Jika ada siapapun yang mendekat ke pemakaman, usir mereka. Tidak apa jika kamu membunuh para petualang, tapi jangan lukai penjaga."

Tubuh Wraith menghilang seperit bayangan sementara Skull Vulture mengepakkan sayapnya yang hanya tulang itu dan terbang. Setelah menyelesaikan persiapannya, Ainz tertawa.

Mengirimkan Undead tingkat rendah sebagai tindakan pencegahan untuk mencegah para petualang menghabisi otak dibalik ini semua dengan magic terbang dan mencuri kemenangan dari pekerjaan Ainz.

"Kalau begitu, ayo pergi."

Dua undead yang dipanggil menunjukkan kemampuan mereka, membuat Ainz mampu menembus undead yang jumlahnya semakin berkurang.

Ainz dan Narberal datang ke kuil di dekat bagian dalam di pemakaman. Dia melihat beberapa figur mencurigakan membentuk formasi lingkaran di depan kuil, melakukan semacam ritual.

Jubah hitam yang melindungi tubuh mereka diwarnai dengan kualitas buruk. mereka menggunakan kain segitiga untuk menutupi wajah mereka, hanya menunjukkan mata mereka. Pucuk dari tongkat kayu di tangan mereka memiliki ukiran aneh.

Mereka terlihat pendek dan dinilai dari siluet tubuh mereka, semuanya adalah laki-laki.

Hanya pria yang terlihat seperti undead di tengah yang menunjukkan wajahnya, dan pakaiannya elegan. Orang yang memegang batu hitam di tangannya dan terlihat seakan sedang berkonsentrasi.

Bisikan mereka sampai di telinga Ainz melalui angin. Nada mereka berubah bersamaan dan terdengar seperti doa, tapi rasanya bukan seperti doa yang khidmat yang ditujukan kepada mereka yang telah tiada dan lebih mirip dengan ritual setan yang menodai yang mati.

"Apakah kita akan meluncurkan serangan tiba-tiba?"

Narberal berkata lirih ke telinga Ainz, tapi dia menggelengkan kepala dan berkata:

"Percuma. Mereka kelihatannya sudah tahu kehadiran kita."

Tanpa kemampuan spesial untuk menyembunyikan diri, Ainz berjalan nekad menuju mereka. Dia menghindari cahaya kuburan sambil berjalan, tapi musuh bisa melihat dengan jelas seperti siang hari jika mereka menggunakan [Night Vision]. Dari pengalaman Ainz, Summoner dan Summoned Monster memiliki sambungan telepati. Setelah membunuh begitu banyak undead, sekarang ini musuh mereka seharusnya sudah mengetahui Ainz yang mendekat.

Faktanya, beberapa dari mereka mulai menatap kelompok Ainz.

Mereka mungkin tidak menyerang karena mereka ingin mengatakan sesuatu. Itulah kesimpulan Ainz sambil berjalan ke arah mereka.

Ketika kelompok Ainz berjalan ke arah cahaya, kelompok yang mencurigakan itu mulai bertindak dan salah satu dari mereka berkata kepada yang di tengah: "Kajit-sama, mereka ada disini."

Okay, yaitu itu jelas bodohnya...Tidak, mungkin dia hanya berpura-pura bodoh, mari kita dengar apa yang ingin mereka katakan.

"Ara, malam yang indah. Bukankah sayang sekali menghabiskannya dengan ritual membosankan?"

"Hmmp...Aku yang memutuskan kapan waktu yang cocok untuk melakukan ritual. Lagipula, siapa kamu? Bagaimana kamu bisa menembus gerombolan undead?"

Pria di tengah formasi -- Jika itu bukan alias, pria yang disebut Kajit ini memiliki status yang paling tinggi disini -- bertanya kepada Ainz mewakili semuanya.

"Aku adalah seorang petualang yang ditugaskan untuk melakukan pencarian terhadap pemuda yang hilang... Kamu seharusnya tahu tanpa aku sebut namanya ya kan?"

Kelompok itu mulai bertindak, meyakinkan kecurigaan Ainz bahwa mereka bukan penonton yang tidak bersalah.

Ainz melihat mereka dari balik penutup kepalanya dan melihat Kajit yang sedang memeriksa sekeliling dengan senyum yang pahit.

"Apakah hanya segini dari kalian? Dimana yang lainnya?"

Hey, hey, apakah mungkin seseorang akan bertanya seperti itu? Ah.. Dia mungkin sedang waspada terhadap penyergap... tapi tanyalah setelah menggunakan otakmu sedikit. Dari kelihatannya, dia ini bukan apa-apa melainkan hanya pion catur yang ditinggalkan.

Ainz mengusap kepalanya dan menjawab:

"Hanya ada kami. Kami terbang kemari menggunakan magic flight."

"Bohong, itu tidak mungkin."

Ainz merasa ada maksud tersembunyi dibalik kepercayaan diri dalam kalimat Kajit dan bertanya:

"Percaya atau tidak itu terserah padamu. Kembali ke topik, jika kamu mengembalikan pemuda itu tanpa luka, Aku bisa mengampuni nyawamu ya kan? Kajit."

Kajit menatap ke arah murid bodoh yang memanggil namanya.

"---Dan namamu adalah?"

"Sebelum itu, aku ingin bertanya sesuatu. Selain kalian semua, apakah ada yang lainnya?"

Kajit melihat Ainz dengan mata dingin:

"Hanya ada kami--"

"--Bukan hanya kalian, ya kan? Seharusnya ada seorang lagi yang menggunakan senjata jarak dekat.. Mau melakukan serangan tiba-tiba? Ataukah dia bersembunyi karena takut kepada kami?"

"Ohh~ kamu memeriksa mayatnya~ Menakjubkan~"

Suara seorang wanita datang dari arah kuil.

Wanita itu menunjukkan diri pelan-pelan, suara benturan logam bisa terdengar dari setiap langkah yang dia ambil.

"Kamu..."

"Ara~ Kita sudah ketahuan~ Percuma saja tetap bersembunyi. Ngomong-ngomong~ Aku hanya bersembunyi karena aku tidak bisa menggunakan [Conceal Life]~"

Wanita itu tersenyum pahit, menjawab Kajit yang terdengar ganas.

Meskipun menunjukkan muka yang kuat, mereka masih tidak menggunakan sandera Nfirea -- Mungkin Nfirea sudah tewas. Saat Ainz memikirkannya, wanita itu bertanya:

"Bolehkah aku tahu namamu? Ah, Aku adalah Clementine. Senang bertemu denganmu."

"..Percuma saja, tapi aku akan menghiburmu. Aku adalah Momon."

"Aku tak pernah mendengar nama itu sebelumnya... Bagaimana denganmu?"

"Aku juga tidak~ Aku sudah mengumpulkan informasi tentang seluruh petualang yang memiliki level tinggi di kota ini, tapi tidak ada yang bernama Momon. Mengapa kamu bisa tahu tempat ini? Pesan kematian menunjukkan selokan loh"

"Jawabannya ada di bawah jubahmu. Tunjukkan padaku."

"Wah~ Dasar Mesum~"

Setelah berkata demikian, wanita itu -- wajah Clementine berubah. Senyum sangat lebar hampir menyentuh telinganya:

"Cuma bercanda~ maksudmu ini?"

Clementine membuka jubahnya, menunjukkan armor bersisik dengan banyak warna. Tapi mata Ainz yang bagus langsung dapat melihat kebenaran di balik armor itu. Itu bukan armor bersisik, tapi medali metallic.

Ada banyak medali petualang disana, Platinum, Emas, Perak, Besi, Tembaga, bahkan ada mythrill dan orichalcum juga. Ini membuktikan bahwa Clementine telah membunuh para petualang dan mengambil medali mereka sebagai trofi. Suara clank..clank.. dari logam itu seperti erangan yang telah tiada.

"Trofi itulah... yang mengatakan kepadaku tempat ini."

Clementine memiliki ekspresi bingung tapi Ainz tidak ingin menjelaskan.

"...Nabel. Hadapi pria-pria itu termasuk Kajit. Aku akan menghadapi wanita ini."

Setelah Ainz selesai, dia memperingatkan Narberal dalam suara lirih untuk berhati-hati terhadap yang ada di atas dia.

"Saya mengerti."

Kajit tersenyum menghina sementara Narberal bermata dingin dan mengeluarkan ekspresi tidak tertarik.

"...Clementine. Ayo bertarung di sebelah sana."

Ainz tidak menunggu jawaban Clementine dan berjalan menjauh. Dia sangat yakin musuhnya tidak akan menolak, dan suara langkah kaki santai di belakangnya membuktikan keyakinannya.

Setelah agak jauh, tempat dimana Narberal dan Kajit berada tersambar oleh petir yang bersinar terang dan memekakkan telinga. Petir ini seperti isyarat, mendesak Ainz dan Clementine untuk saling menatap.

"Jangan-jangan orang-orang yang kubunuh di toko itu adalah teman-temanmu? Apakah kamu marah karena teman-temanmu tewas~?"

Seakan mengejek, Clementine melanjutkan:

"hahaha, Magic Caster itu menggelikan. Sampai akhir dia percaya seseorang akan datang untuk menyelamatkannya~ 'dengan stamina kecil seperti itu dia tidak mungkin bisa bertahan' sampai bantuan tiba... Apakah yang seharusnya menjadi penolong itu adalah kamu? Maaf~ Aku sudah membunuh mereka."

Ainz menggelengkan kepalanya pada Clementine yang tersenyum:

"...Tidak, tak perlu meminta maaf."

"Benarkah? Sayang sekali~ Akan menarik bisa membuat marah mereka yang tidak tenang ketika teman-teman mereka disebutkan. Hey, mengapa kamu tidak marah? Membosankan sekali! Apakah mereka bukan teman-temanmu?"

"...Aku juga melakukan hal yang mirip, jadi aku seperti orang munafik jika menyalahkanmu."

Ainz mengangkat pedangnya pelan-pelan:

"...Mereka adalah alat untuk menaikkan ketenaranku. Setelah mereka kembali ke kedai, mereka akan menyebarkan cerita tentangku kepada petualang lain, bagaimana hanya kami berdua mengalahkan Virtuous King of the Forest.
Menghalangi Rencanaku itu membuatkan sangat tidak senang."

Sesuatu di nada Ainz membuat Clementine tersenyum:

"Ternyata begitu~ Sayang sekali aku dibenci oleh yang lain~ Oh ya, memilih melawanku adalah sebuah kesalahan~ Gadis cantik itu adalah seorang Magic Caster ya kan? Tidak mungkin baginya untuk menang melawan Kajit-chan~ Jika kalian bertukar, kalian mungkin bisa menang jika beruntung. Tapi wanita itu tidak akan menang melawanku juga~"

"Untuk menang melawanmu, Nabel sudah lebih dari cukup."

"Jangan bodoh~ Cuma seorang Magic Caster bisa mengalahkanku? Pertarungan akan selesai sebelum disadari~ Selalu begitu~"

"Oh begitu, kamu sangat percaya diri dengan kemampuan sebagai seorang warrior..."

"Jelas saja. Di negara ini tak ada warrior yang bisa mengalahkanku~ Koreksi, hampir tak ada warrior yang bisa mengalahkanku~"

"Begitukah...Aku terpikirkan ide yang bagus. Aku akan memberimu handicap dan menggunakan balas dendamku seperti itu."

Clementine memicingkan mata dan menyatakan ketidaksenangan untuk pertama kalinya:

"Menurut informasi dari anak-anak windflower, hanya ada lima orang yang bisa seimbang melawanku. Gazef Stronoff, Blue Rose Gagaran, Crimson Droplet's Lucen Bagel, Brain Unglaus dan Wise Croft de Lefan yang sudah pensiun tetapi mereka tidak bisa mengalahkanku meskipun mereka tidak memiliki rintangan yang menahan mereka. Aku bahkan bisa melakukan itu tanpa item magic yang diberikan oleh negara kepadaku"

Clementine menunjukkan sikap jijik kepada Ainz:

"Aku tidak tahu seberapa menjijikkannya wajah dibalik penutup kepala itu, tapi aku, yang telah melebihi batasan manusia biasa~ dan melangkah ke dunia pahlawan, takkan pernah kalah!"

Dibandingkan dengan Clementine yang bersemangat, Ainz sangat tenang dan berkata:

"Itulah alasan mengapa aku akan menawarkan handicap kepadamu. Aku takkan melawanmu dengan kekuatan penuh."

***

"[Twin Maximize Magic, Electrosphere.]"
(Petir Kembar Maksimal, Bola Listrik.)

Di telapak tangan Narberal ada dua bola petir yang ukurannya lebih besar dua kali dari biasanya, yang dia tembakkan berurutan.

---Serang.

Bola petir dengan kekuatan yang diperbesar semakin meluas dengan cepat, bola petir raksasa yang terbang memiliki jangkauan yang luas, menerangi area sekitar kuburan seterang siang hari. petir magic itu berhamburan dalam sekejap dan memiliki kekuatan penghancur yang sangat besar.

Bawahan Kajit yang terkena efeknya roboh ke tanah.

Hanya satu orang yang tetap tidak tergerak.

"Yang benar saja... Mengapa kamu tidak roboh seperti makhluk rendahan (ulat) itu... Apakah kamu mengaktifkan [Negate Lightning Element] (Menetralkan Elemen Petir)?"

Narberal bertanya sambil melihat wajah Kajit yang terlihat sedikit terbakar.


Kalau begitu, berarti yang digunakan adalah mantra dengan tingkat yang lebih rendah dari [Negate Lightning Element], yaitu [Resist Lightning Element] (Menahan Elemen Petir).

Narberal merasa sayang bahwa dia tidak bisa menyapu habis mereka semua dalam satu kali serangan, tapi mencoba menenangkan diri bahwa ini masih dalam jangkauan yang bisa diterima. Akan sangat membosankan jika pertarungan ini selesai hanya dalam satu kali serang.

"Ternyat kamu bukan idiot biasa, tapi idiot yang bisa menggunakan magic tingkat 3!"

"...Idiot? Makhluk rendahan (kutu) ini berani menyebutku idiot?"

Narberal mengerutkan dahi.

"Siapapun yang dengan bodohnya mencoba untuk mengacaukan rencanaku jelas-jelas adalah orang yang idiot. Tidak tahu akan kekuatanku dan terburu-buru untuk bertemu ajalnya! Persiapanku sudah selesai! Biar kutunjukkan padamu kekuatan dari Mutiara Tertinggi yang telah diisi penuh dengan energi negatif!"

Kajit mengangkat mutiara di tangannya.

Benda itu bersinar bentuknya seperti gumpalan hitam dari besi, seperti mutiara biasa. Tidak diasah dan bentuknya tidak karuan, jadi lebih mirip dengan ore. Narberal melihat mutiara itu berdenyut.

Tiba-tiba, enam murid yang terbakar oleh petir itu, semuanya kembali berdiri. Itu bukanlah gerakan seperti makhluk hidup. Enam murid itu bergerak seperti undead, berdiri sempoyongan diantara Narberal dan Kajit. Narberal melihat pemandangan di depannya dengan perasaan jengkel.

"Mengirim zombie untuk menjadi lawanku?"

"Hahaha, benar sekali, itu sudah lebih dari cukup! Serang!"

Zombie, undead tingkat paling rendah, tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan magic. Narberal merapal mantra kepada enam murid yang semakin dekat itu dengan cakarnya yang menganga.

"[Electrosphere]"

Sebuah bola putih sekali lagi menyetrum sekeliling, menelan murid-murid yang berada dalam jangkauannya. Petir tersebut menyebar dengan cepat dan murid-murid itu jatuh sekali lagi. Musuh-musuh dihabisi dengan mudah, tapi Narberal tidak terlihat gembira.

[Create Undead] tidak bisa memanggil banyak undead dalam satu waktu. Ini pasti karena musuhnya menggunakan skill bantuan yang spesial.

Narberal mengangkat pandangannya ke arah bola hitam di tangan Kajit. Kekuatan dari item itu membuat Kajit mengendalikan banyak zombie dalam satu waktu.

Menamainya dengan Mutiara 'tertinggi' namun efeknya hanya segitu. Hanya maharaja dari Great Tomb of Nazarick dan 41 Pemimpin Tertinggi yang menciptakan kami yang layak mendapatkan titel 'tertinggi'.

Sementara Narberal merasa tidak senang, Kajit berkata dengan gembira:

"Cukup! Benda ini sudah menyerap cukup banyak energi negatif!"

Bola hitam di tangan Kajit telah menyerap kegelapan dari kuburan ini dan terlihat semakin bersinar. Berdenyut seperti jantung, dan denyutnya yang sekarang lebih besar dari sebelumnya.

Jika ini dibiarkan, bisa menjadi masalah yang mengjengkelkan di kemudian hari.

Narberal akan bertindak setelah mengukur musuhnya. Dia mendengar sebuah suara, itu adalah suara angin yang kuat. Mengingat peringatan yang diberikan oleh tuannya, Narberal melompat dengan kuat.

Sebuah obyek berukuran raksasa turun dengan keras ke arah Narberal, lalu mengambang pelan menuju Kajit dan mendarat.

Obyek tersebut terbuat dari tulang belulah dengan tinggi sekitar tiga puluh meter. Terdiri dari tulang manusia yang tak terhitung jumlahnya, mirip dengan makhluk mistis yang memiliki leher panjang, bersayap dan memiliki empat kaki ---- seekor naga. Ekor yang terbentuk dari tulang yang banyak sekali membanting ke tanah dengan kuat.

Itu adalah monster yang dikenal dengan nama Skeletal Dragon.

Level dari monster itu tidak seberapa tinggi bagi Narberal, tapi keistimewaan dari Skeletal Dragon termasuk berbahaya bagi Narberal yang sekarang.

Narberal terlihat terkejut untuk pertama kalinya.

"Hahaha!"

Tawa lepas Kajit merebak ke segala sisi.

"Skeletal Dragon dengan kemampuan resistensi mutlak terhadap magic, musuh kuat yang membuat Magic Caster manapun tak berdaya!"

Jika mantra Narberal tidak bisa melukai Skeletal Dragon, kalau begitu ---

Dia mengeluarkan pedangnya beserta dengan sarungnya, senjata yang dipaksakan oleh tuannya agar dibawa Narberal itu sebenarnya hanya untuk berjaga-jaga. Pedang tersebut diikat bersama sarungnya menggunakan tali sehingga tidak bisa dikeluarkan dengan mudah.

"----Aku akan memukulmu sampai mati."

Narberal mengambil satu langkah maju.

Narberal yang dengan lincahnya menghindari pukulan keras dari kaki depan Skeletal Dragon, ingin menyerang balik. Saat serangan skeletal dragon hanya meninggalkan hembusan angin, Narberal telah tiba di dada Skeletal Dragon.

Dia menggunakan seluruh kekuatannya -- dan mengayunkan pedang itu.

Skeletal Dragon itu terbang jauh.

Diikuti dengan getaran yang keras ketika dia jatuh ke tanah.

"Apa?!"

Kajit pun tercengang.

Skeletal Dragon dibentuk dari tulang belulang, jadi terlihat ringan. Tapi itu hanya tampilan luarnya saja. Magic Caster dengan dasar Sorcery biasanya hanya mencari mantra yang bisa dikuasainya saja setiap hari, dan mereka seharusnya tidak memiliki kekuatan untuk bisa memberikan pukulan seperti itu.

Kajit sembunyi di belakang tubuh yang besar sekali dari Skeletal Dragon dan berteriak:

"--Kamu, Siapa kamu sebenarnya! Jangan-jangan petualang dengan level mythrill... Tidak, Orichalcum!? Seharusnya tidak ada petualang apapun yang seperti itu di kota ini, apakah kamu mengikutiku dan Clementine hingga kemari?!"

Kajit menggeretakkan gigi-giginya karena jengkel.

"Ya, Kegugupan seperti itu memang sangat cocok untuk makhluk rendahan (Kumbang penggali)."

"Kamu, kamu!"

Bagaimana bisa Skeletal Dragon, yang menghabiskan banyak sekali energi negatif dan memerlukan ritual besar selama dua bulan untuk membuatnya, bisa kalah dengan mudah. Ini adalah karya besar (Magnus Opus) yang memakan waktu dua tahun perencanaan sebelum bisa dijalankan.

Sementara wajah Kajit mulai memerah karena marah, Skeletal Dragon kembali berdiri pelan-pelan dengan suara retakan. Tulang-tulang yang membentuk dadanya mengalami retakan besar dengan pecahan-pecahan itu jatuh terus-menerus. Dia tidak bisa menerima pukulan seperti itu lagi.

"Tidak! Tidak! Tidak!"

"[Ray of Negative Energy]"
(Sinar Energi Negatif)

Sinar hitam meluncur dari tangan Kajit menuju Skeletal Dragon, memperbaiki kerusakannya dengan energi negatif.

"Dia memiliki resistansi mutlak terhadap Magic, tapi bisa disembuhkan dengan mantra."

Mengabaikan gumaman Narberal, Kajit berlanjut mengeluarkan magicnya.
[Reinforce Armor], [Lesser Strength], [Undead Flame], [Shield Wall].

(Armor memperkuat),(Menurunkan Serangan),(Api Undead),(Dinding Perisai).

Kajit terus merapal mantra untuk memperkuat Skeletal Dragon.

Tubuh kerangka dari Skeletal Dragon menjadi lebih tangguh dan lebih kuat dengan magic, api hitam yang menyilaukan melindungi seluruh tubuhnya. Bahkan ada pelindung tidak terlihat di depan tubuhnya, melindunginya dari serangan.

"Kalau begitu, Aku akan melakukannya juga."

[Reinforce Armor], [Shield Wall], [Protection Negative Energy] (Perlindungan terhadap energi negatif).

Narberal juga mengaktifkan mantra pertahanan.

Setelah kedua sisi mengaktifkan magic pertahanan mereka, pertarungan dimulai lagi.

Narberal mengayunkan pedangnya.

Mengenai kaki depan Skeletal Dragon langsung, tapi Narberal mengerutkan dahi.

Meskipun dia bisa memukul musuh dengan mudah seperti sebelumnya, situasinya sudah berubah, Dia memang tidak pandai dalam hal pertarungan jarak dekat dan senjata yang dipakainya pun tidak cocok.

Tubuh Skeletal Dragon terbuat dari tulang belulang, jadi menusuk dan memotongnya dengan senjata seperti itu tidak efektif. Karena Narberal tidak memiliki senjata tumpul yang lebih cocok, dia hanya bisa menggunakan sarung pedangnya. Memang saat ini dia unggul, namun keseimbangan dari serangannya sangat buruk sehingga dia tidak mampu memberikan damage dengan efektif kepada Skeletal Dragon.

Seorang warrior profesional mungkin bisa mendapatkan keseimbangan yang baik, tapi Narberal adalah seorang Magic Caster, dia tidak ahli dengan hal ini.

Anggota tubuh bagian depan dari Skeletal Dragon mengarah ke atas kepala Narberal. Api hitam yang menutupi Skeletal Dragon membakar Narberal yang menghindari serangan, tapi [Negative Element Resistance] (Resistansi terhadap Elemen Negatif) menetralkan efek dari api hitam dan menghilang tanpa bekas.

Jika dia tidak mengaktifkan mantra perlindungan sejak awal, Narberal pasti akan terluka dari efeknya, meskipun dia bisa menghindari serangan.

"[Negative Ray]"
(Sinar Negatif)

Kajit menyembuhkan Skeletal Dragon dengan sinar magic miliknya.

Ini adalah alasan lain Narberal mengerutkan dahi. Tak perduli seberapa banyak damage yang dia kirimkan, Kajit akan mengembalikan Skeletal Dragon seperti semula dari belakang. Narberal ingin menghabisi Kajit dahulu, tapi Skeletal Dragon menghalangi, menahan dirinya.

Meskipun jika dia menggunakan mantra penusuk seperti [Lightning], hanya akan ditahan oleh Skeletal Dragon yang bisa menetralkan magic. Mantra area luas seperti [Lightning Ball] juga akan ditahan oleh magic pertahanan Kajit, membuatnya hampir tidak efektif.

Jika dia menggunakan pengendali otak untuk melepaskan pertahanan, mungkin itu bisa menentukan pertarungan ini --

"--[Charm Person]."
"--[Undying Spirit]."

Narberal dan Kajit mengaktifkan mantra mereka berbarengan. Narberal menggunakan mantra yang bisa menyihir manusia sementara Kajit mengaktifkan mantra pertahanan untuk melindunginya dari serangan mental.

Hasilnya adalah -- Kajit tersenyum penuh kemenangan sementara Narberal kecewa dan mengerutkan dahi.

Karena dia teralihkan oleh senyum Kajit, sebuah bayangan terlihat kurang jelas berada di depan Narberal.

Sebuah obyek putih yang meutupi seluruh pandangannya muncul di depan Narberal.

--Tak mungkin bisa dihindari.

Sebuah inspirasi datang secepat kilat, Narberal meletakkan pedangnya di bahu, menggunakan pedang itu sebagai tameng. Dengan Pedang di bahunya, tangan Narberal sedikit gosong disebabkan benturan yang membuat ngilu pada tubuhnya. Narberal terbang ke udara karena menghindar dari serangan ini.

Ini adalah hasil dari ayunan ekor Skeletal Dragon dengan targetnya adalah wajah Narberal.

"Oh, Ohh."

Narberal tidak roboh saat dia mendarat dengan lincah menggunakan kedua kakinya ke tanah. Skeletal Dragon sedang melindungi Kajit, jadi tidak bisa pergi terlalu jauh. Melihat tingkah Skeletal Dragon yang seperti ini, Narberal mengayunkan lengannya untuk menghilangkan luka dan ngilu itu.

Kajit menunjukkan wajahnya dari belakang Skeletal Dragon --

"--[Acid Javelin]"
(Tombak asam)

"--[Lightning Bolt]"
(Petir)

Sebuah obyek berbentuk tombak hijau yang dikeluarkan oleh Kajit mengenai tubuh Narberal. Tombak asam tersebut seharusnya melukai dia, tapi dihalangi dalam beberapa sentimeter di depan tubuh Narberal dan menyebar. Di waktu yang sama, sebuah petir juga dihadang oleh Skeletal Dragon dan menjadi tidak efektif.

Kajit dan Narberal saling menatap.

"...Menggunakan mantra bertahan? Menyusahkan sekali."

"...Seharusnya aku yang berkata demikian, makhluk rendahan (Ulat kepompong). Bagaimana kalau bertarung secara terhormat dan berhenti bersembunyi."

"Mengapa aku harus keluar?"

"Bukankah rencanamu jadi berantakan jika kamu terjebak disini?"

Kajit menatap marah kepada Narberal ketika dia menyebutkan itu. Sebaliknya, Narberal tersenyum santai.

"...Tidak ada cara lain."

Kajit yang terlihat sudah menguatkan tekadnya, mengangkat bola aneh itu ke angkasa...

"Saksikan kekuatan dari Mutiara kematian!"

Bumi bergetar dan tubuh Narberal ikut bergetar. Ini adalah pertanda bahwa ada makhluk raksasa di bawahnya yang akan muncul.

Bumi pun pecah, selanjutnya binatang buas kedua pelan-pelan naik.

"...Tambah lagi?!"

"Hmmp! Energi negatifnya sudah habis. Meskipun begitu, aku harus menghabisimu dan temanmu itu. Jika aku menyebarkan kematian di kota ini, aku akan mendapatkan energinya kembali!"

Dibandingkan Narberal yang tanpa emosi, Teriakan Kajit penuh dengan amarah.

"Phew."

Setelah mengeluarkan nafas keras-keras, Narberal merangsek maju dengan kecepatan yang menakjubkan. Kajit tidak menduga itu dan kurang waspada.

Skeletal Dragon memukulkan kaki depannya ke arah Narberal setelah berada dalam jangkauannya.

Narberal berubah menghindari serangan kaki depan itu, tapi Skeletal Dragon yang lain yang sedang menunggu, menyerang menggunakan ekornya, kekuatan serangan itu sangat mengancam karena bisa membelah tanah.

Narberal melompat pada jarak yang aman ke belakang dan ekor raksasa itu luput dari targetnya. Tiba-tiba binatang itu merubah gerakan, terbang naik dan memukulkan ekornya ke bawah mengarah ke Narberal.

Narberal menghindar ke kiri untuk menghindari serangan berat yang membuat bumi bergetar, tapi Skeletal Dragon di sebelah kanan mendekat dan memukulkan kaki depannya.

"Ugh!"

Narberal menggunakan pedang untuk menghadang pukulan yang kuat tersebut. Beban di belakang pukulan tersebut sangat kuat, tapi Narberal menghadangnya dengan kuat hingga terdorong ke belakang. Skeletal Dragon itu juga terhuyung-huyung ke belakang, ada jeda pendek dalam gerakannya.

"...Siapa kamu sebenarnya? kenapa kamu bisa bertahan dengan martial arts... Bagaimana kamu melatih skill itu!?"

"Karena aku diciptakan oleh Pemimpin Tertinggi yang lebih hebat dari dewa."

"Apakah kamu mengejekku, dasar idiot!"

"Kamu masih tidak mengerti meskipun kamu sudah diberi tahu yang sebenarnya, memanggilku idiot ketika aku menyebutkan pemimpin tertinggi...itulah kenapa aku katakan manusia adalah makhluk rendahan (planaria)."

Narberal menatap marah pada Kajit dengan mata yang tajam. Tatapan dingin itu bisa membuatmu ingin mundur.

Kajit yang merasa ketakutan memberi perintah kepada Skeletal Dragon seakan ingin menghilangkan ketakutannya:

"Ayo! Skeletal Dragon!"

Dua Skeletal Dragon mempertahankan jarak yang cukup dari Kajit dan menyerang Narberal sekali lagi.

Menghindari serangan Skeletal Dragon sambil mencoba untuk mendekat, Narberal kehilangan peluangnya disebabkan serangan Skeletal Dragon yang lain. Maju dan Mundur terus-menerus beberapa kali, dan saat untuk menyelesaikan pertarungan ini akhirnya muncul.

"Acid Javelin."

Narberal tidak sadar memalingkan wajahnya untuk menghindari tombak magic yang datang kepadanya.

Itu adalah kesalahan yang fatal. Serangan itu sebenarnya tidak akan ada efeknya meskipun terkena, jadi dia bisa mengabaikannya. Tapi karena mengarah ke wajahnya, dia menghindar karena refleks. Itu adalah kesalahan bagi Magic Caster yang tidak meningkatkan kemampuan untuk bertarung dalam jarak dekat.

Kesalahan itu memiliki konsekuensi serius.

"Pew!" Dengan suara yang nyaring, jangkauan pandangan Narberal berubah drastis. Dia terbang ke sisi lain.

Dia merasakan bebannya hilang sesaat sebelum jatuh dengan keras ke tanah. Tangan kirinya terkena serangan ekor Skeletal Dragon. Bergulung di tanah membuatnya pusing dan dia tidak tahu dimana dia sekarang.

Tubuhnya dilindungi oleh mantra pelindung yang banyak, jadi tidak terluka, tapi dua Skeletal Dragon mengangkat kaki depannya ke atas Narberal.

Percuma -- inilah yang biasanya terjadi.

"Aku akan mengampunimu jika kamu menyerah."

Kajit yang sangat yakin akan kemenangannya tersenyum keji kepada Narberal.

Kajit tidak berencana untuk mengampuninya. Ekspresinya jelas-jelas berharap untuk melihat pemandangan yang menyedihkan dari gadis itu yang memohon ampun lalu dihabisi pada akhirnya.

Narberal menggerakkan tubuh bagian atasnya, wajahnya berubah menjadi marah:

"...Cuman.. Manusia...saja"

"...Apa?"

Narberal menatap Kajit dengan teguh:

"...Cuman manusia sepertimu berani mengatakan kalimat yang sombong? Dasar sampah."

Kajit, yang matanya terbuka lebar, bergetar marah lalu memberikan perintah untuk segera mengeksekusi Narberal.

"Hancurkan dia, Skeletal Dragon!"

Ketika kaki depan dari dua naga raksasa itu diangkat, Narberal tersenyum.

Subyek dari pujian Narberal. Tak perduli seberapa jauhnya, dia pasti akan mendengarnya.

"Narberal Gamma! Tunjukkan kekuatan Nazarick!"

"..Atas perintah anda. Mulai sekarang, aku bukan lagi Nabel, dan akan menghadapi ini sebagai Narberal Gamma."

Kaki depan Skeletal Dragon menginjaknya, mencoba untuk melumat Narberal, Narberal mengaktifkan mantranya dalam waktu yang sempit.

"[Teleportaion]"

Pandangan Narberal berubah menjadi pemandangan yang berbeda.

Narberal berada lima ratus meter di udara.

Karena dia tidak memiliki sayap, dia jatuh lurus.

Angin yang bergemuruh membentur tubuhnya saat dia semakin dekat dengan tanah. Narberal tertawa keras:

"--- [Flight]."

Kecepatannya menurun dan Narberal mengambang di udara, melihat pemandangan medan tempur di bawahnya. Kajit dan dua Skeletal Dragon tidak bisa melihat Narberal dan mencari-carinya di sekeliling karena terkejut.

---

"Sigh~ Aku lelah~"

Ainz mendengar ucapan santai Clementine.

Setelah beberapa menit bertarung, pedang Ainz tidak bisa menyentuh Clementine sekalipun.

"Ngomong-ngomong~ kemampuanmu memang hebat~ layak untuk dipuji~ tapi~"

Ekspresinya berubah menjadi seringai predator.

"~Kamu bodoh ya? Kamu hanya menggenggam pedang mengandalkan tenaga fisik milikmu yang hebat. Kamu bahkan tidak tahu bagaimana caranya tipuan, mengayunkan pedang seperti bocah dengan tongkat kayu. Meskipun kamu menggenggam pedang di masing-masing tangan, sebaiknya gunakan satu saja jika tidak tahu cara menggunakan pedang. Kamu mau meremehkan warrior?"

"Kalau begitu serang aku. Kamu hanya menghindar saja selama ini ya kan? Akan tidak menguntungkan bagimu jika pertarungan ini terseret semakin lama."

Ainz meresponnya dengan tawa dingin.

Clementine mengerutkan dahi. Memang benar, Clementine tidak menyerang Ainz sama sekali.

Dia hanya menghindari serangan Ainz karena kemampuan atletiknya yang aneh, jadi Clementine tidak bisa menemukan peluang untuk menyerang.

Memang tidak semudah Clementine dalam mengucapkannya. Ucapan Ainz itu disebabkan oleh rasa putus asanya karena tidak bisa mendapatkan serangan pertama.

"Kemana kepercayaan dirimu yang bilang bahwa tidak ada warrior yang bisa mengalahkanmu dalam sekali serang?"

"....."

Clementine akhirnya mengambil senjata setelah Ainz terus mengejeknya. Di pinggangnya ada empat belati pendek yang dikenal dengan nama Stiletto dan morning star. Dia mengeluarkan sebuah stiletto.

Ainz memastikan bahwa morning star telah ternoda oleh kotoran yang terlihat seperti darah dan daging yang dicincang dengan penglihatannya yang luar biasa. Ainz mempererat pegangan pada pedangnya.

Saat keduanya bersiap untuk membuat gerakan, Bumi bergetar.

Ainz tidak bisa berpaling dari Clementine yang sudah bersiap dan hanya menatap sebentar. Dia melihat dua naga raksasa yang terbuat dari tulang belulang di tempat Narberal bertarung.

"...Apakah itu Skeletal Dragon..."

"Benar sekali~ Pengetahuanmu luas juga. Benar sekali~ Itu adalah musuh dari Magic Caster."

"Oh begitu. Jadi itu alasan mengapa Narberal tidak bisa menang."

"Begitulah~"

Clementine mendapatkan ketenangannya kembali setelah Skeletal Dragon muncul dan menggoda Ainz. Ainz mengerutkan dahi dari balik penutup kepalanya.

Bagi Magic Caster, Skeletal Dragon adalah musuh yang sulit. Dan ada dua di waktu yang sama, jadi tidak mungkin untuk Narberal saat ini menghadapinya.

Clementine kelihatannya menyadari kekhawatiran Ainz jadi dia membuat gerakan.

Tindakan ini dilakukan untuk mengendalikan Ainz dan pasti ada lanjutannya. Bagi seorang warrior, mereka akan menggunakan kesempatan ini untuk menyerang ketika mereka melihat musuh yang lebih kuat dari mereka menunjukkan titik lemahnya.

Menghapus masalah Narberal dari otaknya, Ainz menusukkan pedang di tangan kirinya dan sedikit mengayunkan untuk membuat Clementine tetap di pinggir saat dia mempersiapkan pedang di tangan kanannya.

Senjata Clementine adalah tipe penusuk dan kekurangan variasi dalam metode serangan seperti senjata sabetan atau cangkulan. Itu adalah senjata yang digunakan untuk serangan tusukan. Struktur lembut dari Stiletto tidak cukup kuat untuk bertatapan dengan pedang besar.

Itulah kenapa Ainz menjaga jaraknya dengan menggunakan pedang di tangan kiri saat dia menunggu Clementine mendekat. Tapi musuhnya juga tahu akan hal ini.

"Kamu memiliki cara untuk mendekat dari jarak segini?"

"Kira-kira bagaimana~"

Clementine yang kreatif terlihat tenang dan dapat menguasai diri dan tersenyum kecil. Ini menunjukkan dia memiliki rencana.

Clementine pelan-pelan mengubah sikapnya, mirip dengan posisi awal pelari jarak pendek, tapi dia masih berdiri jadi kelihatannya canggung. Kelihatannya lucu, tapi bukan posisi yang bisa dianggap remeh.

Saat ini --- Clementine mengambil gerakan. Menghadapi pertahanan ketat dari Ainz, Clementine meluncur seperti pegas yang meluncur penuh setelah dilepaskan.

Dia merangsek lurus.

Sulit dipercaya, meskipun Ainz memiliki tenaga fisik yang menakjubkan.

Seperti badai yang menelan semuanya dalam sekejap, Clementine muncul di depan Ainz dalam sekejap mata, berlarian di bawah pedang Ainz dengan lincah untuk menyamai kecepatannya.

Menghadapi gerakan Clementine yang lincah, Ainz yang gugup mengayunkan pedang di tangan kanannya dengan keras, menyerang Clementine dengan kekuatan diluar bayangannya.

Saat ini, Ainz melihat seringai wanita itu menjadi lebih lebar.

"--[Invulnerable Fort]"
(Benteng yang tak bisa ditembus)

Pemandangan yang absurd mengejutkan Ainz.

Stiletto ramping itu menghadang pedang yang besar yang beratnya puluhan kali lipat darinya.

Jika dia menghadang serangan kuat Ainz, pedang pendek itu pasti akan rusak. Meskipun terjadi keajaiban dan dia tidak rusak, pastinya akan terpental jauh akibat pukulan yang kuat. Tapi pedang besar Ainz kelihatanya seperti mengenai dinding benteng yang solid dan pukulannya dipentalkan kembali.

Seperti jatuh dalam pelukan kekasihnya, Clementine merangsek ke arah dada Ainz yang tidak terjaga. Separuh penglihatan Ainz diambil oleh wajah tersenyum Clementine.

Dibandingkan dengan Ainz yang mundur, serangan musuhnya lebih cepat. Menggabungkan momentum sprint dengan seluruh kekuatannya, serangannya menggunakan percepatan gravitasi yang hebat seperti bintang jatuh.

Dengan sebuah kilatan, suara berderit bergema di kuburan.

Clementine menghindari serangan balik dari pedang kiri Ainz dan mundur.

Ainz mendapatkan rahasia dibalik serangan Clementine.

"---Martial Arts!"

Skill yang tidak ada di YGGDRASIL, magic dari warrior -- martial arts yang diwaspadai oleh Ainz.

Efeknya mungkin bertahan terhadap serangan pedang dan menetralkan kekuatan pedang. Dia pasti menggunakan martial arts untuk mementalkan serangan Ainz.

"...Kerasnya~ Terbuat dari apa armor itu? Adamantium..?"

Tidak sakit, tapi dia masih mendengar suara gesekan dan sensasi benda tajam mengenai bahu kirinya.

Ainz melirik bahunya yang menerima pukulan dan armor di sebelah sana kelihatannya sedikit melekuk. Memang tidak memiliki kekuatan unik, tapi armor ini adalah armor diciptakan oleh Magic Caster level seratus. Kekerasan dari Armor ini akan meningkat seiring level pembuatnya, jadi lekukan itu memberitahu seberapa kuat serangan Clementine barusan.

"Lupakan saja. Karena sudah seperti ini, lain kali~ Aku akan menyerang tempat yang lebih rawan~ Aku ingin melemahkanmu pelan-pelan dan menyiksamu ketika kamu tidak bisa bergerak~ Sayang sekali."

Setelah mengetahui Clementine tidak menyerang bahunya secara acak tapi mencoba untuk mematikan lengan Ainz, Ainz merasa kagum kepada Clementine untuk pertama kalinya.

Ainz memegang pedang hanya bisa melukai musuh. Dengan sekali serangan langsung, dia bisa menghabisi musuh. Ketika menghadapi musuh yang ahli, dia harus mempertimbangkan bagaimana aliran pertarungan akan terjadi nantinya.

Ini adalah pengalaman yang membuahkan hasil...

"Kalau begitu, aku datang~"

Sementara Ainz merasa terkagum, Clementine mengambil sikap merunduk yang sama seperti tadi. Ainz mengangkat pedang di lengan kanannya mengantisipasi serangan. Dia tidak menusukkan pedang kirinya kali ini.

Clementine mengejek sikap Ainz dan merangsek maju. Dia sangat cepat bahkan penglihatan dinamis yang luar biasa dari Ainz tidak bisa menangkapnya. Jika dia tidak datang dalam garis lurus kepadanya, dia mungkin akan keluar dari penglihatannya.

Menghadapi firasat dari serangan Clementine, Ainz mengayunkan pedang kanannya untuk menyerang --
"[Invulnerable Fort]"

--dan dipentalkan oleh martial art musuhnya sekali lagi, tapi kali ini sudah dalam dugaan. Pada bentrokan yang pertama, Ainz kehilangan kesimbangan karena dia menyerang dengan kekuatan penuh, jadi kali ini dia menguranginya.

Meredam efek recoil (pentalan) yang mirip dengan memukul dinding, Ainz mengayunkan pedang besar di tangan kirinya. Ainz percaya diri musuh tidak bisa menghadang serangan kedua ini.

Tapi dalam sekejap, Clementine mengaktifkan martial art yang lain.

"[Full Throttle]"
(Tenaga Penuh)

Martial arts ini menciptakan hasil yang tak diduga.

Waktu di dunia terlihat dimanipulasi -- seakan terjatuh dalam cairan kental, seluruh gerakannya terlihat pelan. Pedang besar Ainz menjadi sangat pelan.

Tapi Clementine memperoleh kecepatan yang sama di dunia yang pelan ini, menghindari pedang dengan mudah dan berhasil berada di depan Ainz.

Mungkin hanya bayangan Ainz. Untuk mencegah gerakannya terganggu, Ainz memiliki cincin yang mencegah gerakannya menjadi lambat karena faktor luar -- atau situasi yang tidak diketahui.

Mungkin dikarenakan pertarungan dengan Clementine yang cukup menegangkan itulah kenapa dia merasakan kecepatannya menurun drastis. Yang lebih penting lagi, Ainz telah melihat martial arts ini sebelumnya dan dulu tidak merasakan seperti ini.

"Gaz--"

Gazef Stronoff menggunakan martial arts ini sebelumnya.

Dia tidak menyelesaikan nama yang disebut ketika stiletto itu menancap kepadanya. Mengarah kepada celah di penutup kepalanya -- mata.

Ainz memutar kepalanya keras-keras. Meskipun celah itu tidak terkena. Suara gesekan baja masih bisa terdengar di telinganya. Sebelum dia memiliki kesempatan untuk menghela nafas lega, dia melihat dari sudut matanya bahwa Clementine mengangkat Stiletto miliknya, bersiap untuk menyerang lagi.

"Cih!"

Meskipun mempertimbangkan perbedaan kemampuan fisik, Tusukan lurus Clementine lebih cepat daripada ayunan Ainz. Stiletto tidak luput kali ini, berhasil mendaratkan serangan langsung kepada Ainz.

"Hmmmm~?"

"Ugh!"

Suara terkejut dan panik bisa terdengar kali ini.

Ainz menekan tangannya ke penutup kepala tanpa melepaskan pedangnya dan melompat ke belakang jauh. Tapi Clementine tidak menekan serangannya.

Melihat Ainz dengan mata menyipit, Clementine melihat pucuk belatinya dan berkata mengejek:

"Jangan memberiku keuntungan lagi, kamu bisa mati jika kamu tidak menggunakan kekuatan penuhmu tahu~"

Untuk menghapus keraguannya, Clementine melanjutkan bertanya kepada Ainz yang terdiam:

"Tapi bagaimana kamu melakukannya? Tidak terluka seperti itu setelah menerima seranganku tadi. Padahal aku sangat yakin itu pasti melukaimu~"

"...Ara ara. Pertarungan ini... sangat membuahkan hasil. Ini memberitahuku akan adanya martial arts, mengajariku untuk tidak hanya menggunakan kekuatan kasar di dalam pertarungan, dan pentingnya menjaga keseimbangan."

"..Huh? Kamu idiot ya? Bicara tentang hal itu sekarang... Kamu tidak pantas menjadi seorang warrior. Tapi tidak perduli, lagipula kamu akan mati disini. Tapi aku harap kamu akan menjawab pertanyaanku.. Apakah itu adalah martial arts pertahanan~?"

Clementine berbicara seakan dia sudah merasa cukup ahli. Ainz tersenyum pahit dibalik penutup kepalanya, berpikir dia memang benar.

"Aku perlu belajar banyak...Aku sangat bersyukur. tapi waktunya sudah mepet, mari kita akhiri permainan ini."

Mengabaikan Clementine yang bingung, Ainz berteriak:

"Narberal Gamma! Tunjukkan kekuatan dari Nazarick!"

Memutar pedang di tangannya, Ainz menancapkan kedua pedangnya ke tanah. Ainz membuka kedua tangannya lebar-lebar yang tanpa senjata, mengisyaratkan dengan lembut kepada Clementine untuk datang kepadanya:

"Kalau begitu, kemarilah dengan dan bersiap untuk mati."

--

"...Kamu benar-benar mengetahui magic [Flight], kelihatannya kamu tidak berpura-pura. Tapi bagaimana kamu bisa menghindari serangan itu tadi? Aku di belakang Skeletal Dragon dan tak bisa melihat dengan jelas..."

Narberal yang pelan-pelan turun dari langit mendengar pertanyaan waspada dari Kajit. Kajit tidak mengerti mengapa dia tidak kabur menggunakan magic [Flight]. Dia bisa saja mundur karena dia menghadapi Skeletal Dragon, itu membuatnya bingung.

"Hmmp, kamu pikir kamu bisa menang? Di hadapan Skeletal Dragon yang memiliki resitansi mutlak terhadap magic?"

"Ada banyak cara untuk menang... Tapi sebelum itu..."

Narberal menggenggam bahunya dan melepas jubahnya:

"Aku adalah Narberal Gamma, salah satu dari maid petarung (Pleiades) yang bersumpah setia kepada maharaja dari Great Tomb of Nazarick, pemimpin tertinggi Ainz Ooal Gown. Kamu makhluk rendahan (manusia) seharusnya merasa terhormat bisa melawanku."

Bajunya berubah semua. Mengenakan sarung tangan logam hitam, perak dan emas serta pelindung lutut. Mengenakan armor yang didesain menyerupai seragam maid di manga dengan tudung kepala putih sebagai penutup kepala. Narberal memegang sebuah tongkat yang terbuat dari emas di dalamnya, dan perak di luarnya.

Kemampuan untuk mendesain item di YGGDRASIL bisa diubah dengan kristal data. Jubah Narberal termasuk kristal ganti baju yang bisa dirubah dengan kecepatan tinggi. Jadi Narberal tidak perlu membuang waktu untuk ganti perlengkapannya dan bisa memakainya langsung.

Jubah yang dibuang akan diletakkan di kota item miliknya.

Melihat maid yang muncul di depannya, Kajit yang kebingungan mengedipkan matanya berulang kali sebelum menyadari situasinya--

"Apa?"

--lalu dia berteriak karena terkejut.

Melihat seorang Magic Caster yang berubah menjadi seorang maid benar-benar mengagetkan. Kajit merasa tidak senang melihat guyonan seperti ganti baju ini, tapi sikap Narberal yang tenang membuatnya merasakan adanya bahaya, jadi dia memerintahkan Skeletal Dragon untuk menyerang langsung. Dua Skeletal Dragon mendekati Narberal dengan gerakan lincah yang tidak terduga, mengayunkan kaki depan mereka yang terbuat dari tulang belulang dalam jumlah yang tak terhitung.
Saat mereka akan mengenainya, Narberal mengaktifkan mantra.

"[Teleportation]."

"Lagi!"

Narberal menghilang lagi.

Kajit melihat ke atas langit untuk mencari Narberal yang menghilang, teringat pada kejadian sebelumnya. Tapi sebuah sensasi perih mengatakan dimana Narberal berada.

"---Ahhh!"

Teriakan Kajit bergema di pemakaman. Bahu kiri Kajit tiba-tiba serasa terbakar hebat dan perihnya menyebar ke seluruh tubuh bersamaan dengan denyut jantungnya.

Kajit yang terkejut melihat lukanya saat pisau itu akan ditarik keluar.

"--Ugh, ugh!"

Pisau itu ditarik dengan kasar, mengirimkan luka yang sangat perih sekali lagi. Dia merasa tulangnya seperti hancur, membuatnya tidak tenang. Darah muncrat keluar dari luka itu, menodai jubah merah Kajit.

Kajit terengah-engah akibat rasa perih itu cepat-cepat memutar kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.

Dia melihat Narberal yang berdiri di depannya dengan wajah bingung.

"Apakah sesakit itu?"

"--!"

Narberal menggunakan tangannya yang tidak memegang tongkat untuk bermain dengan pedang pendek yang gelap dengan noda darah.

Kajit tidak bisa bicara lagi karena lukanya.

Seorang Magic Caster yang jarang bertempur di depan tidak akan merasakan banyak luka. Kajit biasanya dilayani oleh orang lain dan yang biasanya melukai. Itulah kenapa dia memiliki toleransi luka yang rendah.

Kepala Kajit berkeringat saat dia memerintahkan Skeletal Dragon untuk menyerang dengan otaknya. Narberal mundur, mengambil beberapa jarak dari Skeletal Dragon yang mendekat. Kecepatan [Flight] yang lebih cepat dari kecepatan normal lari-lari kecil.

Dua Skeletal Dragon merangsek ke tempat Narberal tadi berada.

Bersembunyi di belakang Skeletal Dragon, Kajit memperoleh ketenangannya kembali setelah berada di posisi yang aman dan akhirnya mengerti mantra apa yang Narberal gunakan.

Itu adalah ---

"Itu adalah teleportasi!"

[Teleportaion] adalah magic tingkat 3, tapi bagi Magic Caster, itu hanya sebuah cara untuk kabur dan menjaga jarak antara mereka dan musuh.

Tapi itu hanya berlaku bagi Magic Caster dengan kemampuan fisik yang payah. Bagi Magic Caster yang seahli warrior dalam pertarungan jarak dekat, mantra ini sangat bagus jika digunakan sebagai mantra serangan. Tidak, dengan elemen kejutannya, mungkin bisa menjadi mantra yang ebih kuat dari mantra serangan yang setengah matang.

Kajit menekan bahunya dan menatap marah pada Narberal: "Ternyata begitu, kartu as milikmu adalah menggunakan teleportasi untuk membunuhku! Kamu menggunakan itu untuk kabur tadi, ya kan?"

Itu adalah kartu as yang menyusahkan. Karena mantra tidak efektif melawan Skeletal Dragon, Narberal hanya perlu membunuh summonernya, strategi yang jelas sekali. Dengan kepandaiannya menggunakan teleportasi, Kajit mungkin tidak mampu untuk menghindar.

Tapi Narberal menjawabnya dengan biasa:

"Itu tidak mungkin."

Kajit tidak mengerti apa maksudnya dan terus mengerdipkan matanya.
Seakan untuk menguatkan penjelasannya, Narberal menyarungkan pedangnya:

"Aku hanya menunjukkan padamu bahwa aku bisa membunuhmu dengan mudah."

Narberal menunjukkan sebuah cara untuk merubah keadaan darurat yang dia alami menjadi sebuah kesempatan, tapi tidak menggunakannya. Kajit tidak mengerti apa yang dia maksud.

"Apakah kamu sudah gila?"

"Kamu mungkin adalah seorang makhluk rendahan (Kutu), tapi jawaban apa itu? Gunakan sedikit kepalamu."

Melihat tatapan dingin Narberal, Kajit gemetar.

Dia tidak gemetar karena marah -- tapi takut. Rasa tidak enak yang membanjiri otak Kajit.

"Sudah waktunya mengakhiri ini. Sebagai bawahan, tidak sopan membiarkan Ainz-sama menunggu. Kelihatannya kamu berpikir bahwa mantra magic tidak ada yang efektif melawan Skeletal Dragon, jadi biar kujelaskan padamu, mahkluk rendahan (lalat). Dengan harganya adalah nyawamu."

Melepaskan tongkatnya, suara tepukan tangan Narberal bisa terdengar -- lengkungan putih dari sebuah petir bisa terlihat diantara telapak tangannya yang berpisah. Udara di sekitarnya berkilauan cerah karena petir yang berbentuk naga yang berputar itu.

Narberal dilingkupi cahaya putih berkilauan.

"...Eh."

Kajit terperangah. Dia tahu itu adalah magic yang luar biasa dan berada diluar pengetahuannya. Dia bisa melihat Narberal yang tersenyum dingin dalam silaunya cahaya putih.

Di depannya ada tubuh raksasa dari Skeletal Dragon. Mengingat keberadaannya, sebuah tanda bahaya melengking di hati Kajit.

"--Kamu pikir kamu bisa mengalahkan Skeletal Dragon dengan resistansi mutlaknya terhadap magic?! Pergi! Bunuh dia!"

Kajit tidak bisa menutup ketakutan pada suaranya yang tinggi saat dia meneriakkan perintah.

Ketika dua Skeletal Dragon semakin dekat, Narberal tersenyum seperti Guru yang dingin mengajari muridnya yang bodoh:

"Resistansi mutlak terhadap magic? Skeletal Dragon memang memiliki resistansi terhadap magic, tapi itu hanya berlaku terhadap mantra tingkat 6 ke bawah."

Skeletal Dragon membutuhkan sedikit waktu lagi untuk mencapai Narberal. Kali ini, Kajit yang anehnya tenang mengerti apa maksud Narberal.

"---Itu artinya Skeletal Dragon tak bisa menahanku, Narberal Gamma, yang bisa melakukan mantra tingkat enam atau tingkat yang lebih tinggi."

Dia mengatakan yang sebenarnya. Insting Kajit mengatakan demikian.

Itu artinya wanita ini bisa menghabisi Skeletal Dragon dan mengirim Kajit ke neraka ---

"Mengapa! Buah dari kerja kerasku selama lebih dari 5 tahun akan lenyap tak berbekas hanya dalam satu jam!"

Kajit yang meratapi melihat berbagai macam gambaran di otaknya seperti komidi putar.

Kajit Dale Batantier.

Karena bekerja di desa, ayahnya yang memiliki tubuh palsu dan ibunya yang dewasa melahirkannya di desa yang terletak pada perbatasan Slane Theocracy dan dia menghabiskan masa kecil "normal" disana.

Dia menjadi begini karena dia melihat mayat ibunya.

Hari itu -- ketika matahari terbenam masih terang, Kajit berlari ke rumah terengah-engah. Ibunya ingin Kajit pulang lebih cepat, tapi dia telat karena urusan kecil yang tidak bisa dia ingat. Mencari batu cantik atau memegang tongkat berpura-pura menjadi seorang pahlawan. Dia terlambat karena urusan yang remeh.

Kajit berlari pulang takut akan diomeli ibunya tetapi di sana dia melihat ibunya yang roboh di ruang tamu. Ketika dia buru-buru masuk dan menyentuh ibunya, sensasi hangat masih segar di otaknya.

Dia merasa itu hanyalah lelucon, tapi keadaannya tidak seperti yang dia harapkan.

Ibu Kajit tidak lagi ada di dunia ini.

Menurut Pendeta, penyebab kematiannya adalah 'gumpalan darah di otaknya'.

Itu artinya tidak ada yang salah, tidak ada yang bersalah. Tidak, Kajit merasa seseorang harus bertanggung jawab.

Dan itu adalah dirinya sendiri. Jika Kajit kembali lebih cepat, dia mungkin bisa menyelamatkan ibunya.

Ada banyak Magic Caster dengan dasar Faith di Slane Theocracy, dan desa Kajit juga ada beberapa dari mereka. Jika dia berlari ke sana untuk meminta bantuan, ibunya mungkin masih bisa tersenyum dengan sehat sekarang ini.

Wajah Ibunya yang kesakitan adalah kesalahannya.

Kajit bertekad untuk memperbaiki kesalahannya -- yang mana membangkitkan kembali ibunya.

Semakin dia mempelajari tentang magic, semakin besar pula masalah yang dia hadapi.

Magic berdasarkan kepercayaan tingkat 5 memiliki mantra untuk menghidupkan kembali, tapi tidak bisa menghidupkan kembali ibunya. Karena menghidupkan kembali akan menghabiskan life force dalam jumlah yang sangat besar, mereka yang tidak memiliki life force yang besar tidak akan hidup kembali dan menghilang. Ibu Kajit tidak memiliki life force untuk dihabiskan.

Kajit tidak memiliki cukup waktu untuk menciptakan mantra untuk menghidupkan kembali yang baru. Jika dia menyerahkan jiwa manusianya dan menjadi seorang undead, dia bisa mengulur lebih banyak waktu untuk melakukan riset mantra untuk menghidupkan kembali yang baru -- itulah keputusannya.

Mengabaikan magic yang berdasarkan Faith yang dia kumpulkan di masa lalu, Kajit memilih jalan untuk menjadi seorang undead melalui magic berdasarkan Sorcery. Tapi ada rintangan lain di jalannya.

Meskipun dia mengambil rute sebagai Magic Caster berdasarkan Sorcery, akan memakan waktu yang sangat lama untuk menjadi undead tingkat tinggi setelah melepaskan jiwa manusianya. Dia juga dibatasi oleh bakat dan potensi, dan mungkin akan gagal menjadi undead.

Salah satu cara untuk menembus rintangan ini adalah dengan mengumpulkan energi negatif dalam jumlah besar --- benar sekali, membunuh orang-orang di seluruh kota dan menarik energi negatif dari mereka untuk menjadi undead.

Saat harapannya akan menjadi kenyataan, mengapa rintangan lain muncul?

"Aku menghabiskan lima tahun untuk mempersiapkan kota ini! Harapan yang tidak bisa aku lepaskan setelah tiga puluh tahun! Apakah kamu berhak menghancurkan semua ini!? Kamu, yang tiba-tiba muncul!"

Sebuah senyuman dingin menjawab rintihan Kajit:

"Aku tidak tertarik pada harapan dari makhluk rendahan seperti dirimu, Tapi usahamu memang menggelikan. Aku memiliki beberapa perkataan kepadamu... Selamat telah menjadi batu loncatan bagi Ainz-sama."

"[Twin Maximize Magic, Dragon Chain Lightning]"
(Magic Kembar maksimal, Petir rantai naga)

Ledakan petir yang berbentuk naga datang dari kedua tangan Narberal.

Petir yang lebih tebal daripada sebuah lengan menyerang Skeletal Dragon, dan menggetarkan tubuh putihnya yang besar. Petir itu mengalir ke seluruh tubuh dari Skeletal Dragon, dan mengakhiri hidupnya yang semu.

Hasilnya sudah jelas.

Di bawah kebesaran dari petir, Skeletal Dragon yang seharusnya memiliki resistansi mutlak terhadap magic menjadi hancur

Meskipun sudah menghancurkan Skeletal Dragon, petir itu masih ada. Dua petir naga kelihatannya sedang mencari buruan berikutnya saat mereka terbang ke arah target akhir.

Pandangan Kajit diselimuti oleh petir putih.

Dia tidak punya waktu untuk memohon ampunan atau meratap dalam keputusasaan.

Airmata yang jatuh dari sudut matanya langsung sirna. Kajit mengerang 'mama' saat dia ditelan oleh cahaya yang lebih terang, ditusuk tanpa ampun oleh petir.

Kajit mengejang sambil berdiri, seakan dia sedang melakukan tarian aneh.

Setelah membakar bagian dalam tubuh, petir tersebut menghilang, meninggalkan Kajit yang gosong bergulung di tanah.

Bau gosong tercium dimana-mana.

Narberal mengangkat bahunya, bergumam pada Kajit yang sekarang hanya onggokan daging yang gosong:

"Bahkan makhluk rendahan (cacing) berbau harum ketika dibakar... Aku penasaran apakah ini adalah hadiah yang bagus untuk diberikan kepada Entoma."

Ketika dia menyebutkan temannya yang pemangsa manusia, Narberal memiliki senyum sarkastik.

---

Warrior itu membuka kedua tangannya lebar-lebar, seakan menunggu sebuah pelukan.

"...Apa yang sedang kamu coba mainkan~? Menyerah?"

"Menyerah apa? Karena aku sudah memberikan perintah kepada Narberal, kurasa ini saatnya bagi kita untuk menyelesaikan ini."

"Apa? Apa kamu sedang mimpi? Martial Art mu menggelikan, apa kamu kira kamu bisa menang melawanku, Clementine yang hebat ini? menyebalkan sekali"

"Memang mengagumkan, yang lemah bisa membuat lelucon seperti itu."

Clementine yang sudah tidak tenang ingin membalas 'itu kamu ya kan?', tapi dia menenangkan dirinya.

Kemampuan warrior dari orang yang di depannya memang menggelikan, tapi kekuatan fisiknya memang sangat luar biasa bagus. Dari yang dia ketahui, tingkatannya hanya berada di bawah dua orang yang sempurna --- Kapten kepala yang spesial dari black scripture dan Kapten Prajurit Kingdom. Dia mengayunkan pedang secara serampangan sesuka hatinya, dan bisa mematikan jika Clemenine terpereset dan terkena itu.

Bersikap seperti biasa, Clementine mengejek dengan senyum menghina:

"...Lupakan saja, aku setuju kita harus menyelesaikan ini~"

Warrior Momon mengangkat bahu menjawabnya.

Clementine mengawasi sikap tenang pria ini. Banyak sekali celahnya, tapi bukan hanya itu semua. Ini pasti jebakan.

Tapi Clementine tidak punya pilihan lagi. Apa yang dia katakan memang terdengar seperti lelucon, tapi dia sebenarnya benar-benar serius. Dia bisa saja kabur dengan kekuatan Skeletal Dragon, tapi dia tidak bisa membuang waktu. Sangat penting untuk melemparkan anggota Windflower Scripture dari ekornya (agar tidak mengikutinya lagi), tapi dia sudah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain-main.

Clementine menunduk pelan-pelan, mengencangkan genggaman pada belatinya.

Menyelesaikan pertarungan ini secepatnya. Jika mungkin, lakukan dengan sekali serangan.

Tidak punya waktu lagi untuk dibuang adalah sebuah alasan, tapi warrior di depannya itu menjadi semakin teratur gerakannya. Lebih aman untuk menghabisinya sebelum dia semakin kuat.

Bernafas dalam-dalam, Clementine berlari secepatnya. [Pace of the Wind], [Greater Evasion], [Ability Boost], [Greater Ability Boost], dia mengunakan empat martial art yang sama seperti sebelumnya untuk menutupi perbedaan kemampuan fisik mereka. Tidak perduli apapun yang Momon lakukan, dia masih bisa menggunakan lebih banyak martial art.

Di dalam dunia yang semakin cepat, dia bisa menangkap gerakan dari musuhnya dengan sempurna.

Dia mungkin akan mengambil pedangnya dari tanah atau menggunakan martial art, pertarungan tanpa senjata atau senjata rahasia. Tidak, mungkin dia akan menggunakan senjata yang dilempar.

Clementine memikirkan banyak kemungkinan dari yang akan dilakukan musuhnya. Clementine sangat percaya diri dia bisa menembus semuanya.

Tapi seluruh tebakan Clementine meleset jauh.

---Musuh itu tidak melakukan apapun.
Dark Warrior itu hanya membuka lengannya, menunggu serangannya mendarat.

Sebuah perasaan dingin mengalir ke tulang belakangnya. Ini semua diluar dari bayangan Clementine, sebuah ketakutan akan hal yang tidak diketahui.

Akankah dia menyerang dengan berani atau mundur dan kabur?

Dia hanya memiliki dua jalan untuk diambil.

Clementine mungkin kejam dan tak punya hati, tapi dia tidak bodoh. Dalam satu detik itu, dia dengan cepat mempertimbangkan kemungkinan yang tak terhitung dan cara untuk menyerang balik.

Hal terakhir yang memberikan dorongan kepada Clementine adalah rasa percaya diri dan harga dirinya.

Dia sudah meninggalkannya, tapi dia pernah menjadi salah satu anggota dari unit spesial terkuat dari Slane Theocracy -- Black Scripture. Seseorang seperti dia tidak seharusnya kabur terbirit-birit menghadapi warrior yang tidak dikenal dan tidak punya keahlian seperti Momon.

Setelah menguatkan niat, sisanya pun akan mengikuti. Tanpa ragu dan mendapatkan kembali ketenangannya sebagai warrior kelas wahid, Clementine berlari menuju dada Momon --- sangat dekat seakan mereka hampir berpelukan.

"Matilah~!"

Menggunakan seluruh otot di tubuhnya, Clementine menusukkan Stiletto miliknya ke celah penutup kepala Ainz. Dan dia memaksa putar pisaunya untuk lebih memperdalam tusukannya hingga otak. Bukan hanya itu, dia tidak perduli dan terus melanjutkan serangannya.

Clementine terus mengikuti pemikirannya bahwa dia telah mendaratkan pukulan yang fatal, mengeluarkan magic yang tersegel di dalam stiletto. Sebuah mantra [Lightning].

Tubuh Ainz ditembus oleh petir.

Senjata Clementine diberi mantra yang tersegel. Jika mantra yang tersegel dikeluarkan, magic yang tersimpan di dalamnya akan habis. Tapi mantra yang berbeda bisa disegel di dalamya lagi, jadi bermacam-macam magic bisa disiapkan sebelumnya tergantung situasi, jadi sangat sesuai dengan dirinya.

Stiletto yang ditusukkan ke dalam tengkorak bersamaan dengan hadiah petir besar --- Itu adalah serangan yang sangat fatal

Tapi ---

"Aku belum selesai!"

"[Full Throttle]"

Dia menggunakan kecepatannya yang ditingkatkan untuk menarik Stiletto lain dan melepaskan mantra [FireBall] di dalamnya. Clementine membayangkan tubuh Momon yang terbakar dari dalam, dan berpikir bahwa dia sudah mencium daging yang gosong.

Tapi -- Clementine terdiam oleh pemandangan yang tak terduga di depannya dan membuka matanya lebar-lebar.

"Hmmm. ternyata begitu. YGGDRASIL tidak memiliki senjata magic seperti ini. Aku belajar sesuatu yang baru."

Meskipun kedua mata Ainz ditusuk oleh Stiletto, dia masih bisa berbicara dengan tenang. Ini membuat Clementine menyadari bahwa tidak ada darah apapun ketika dia menusukkan belatinya pada celah helmet sebelmnya.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa! Mengapa kamu tidak mati!"

Dia tidak pernah mendengar martial art sehebat ini. Atau dia memiliki sebuah cara untuk menghadapi serangan tusukan? Jika begitu, bagaimana dia bertahan terhadap serangan magic yang mengikutinya?

Bahkan Clementine yang seorang veteran ratusan pertarungan tidak bisa menjawab pertanyaan ini.

"!"
Tubuh Clementine dipeluk, membuat Momon dan Clementine semakin dekat sehingga medali petualang semakin berderit.

"Biar kujawab pertanyaanmu."

Dark Armor menghilang tanpa jejak, berganti dengan wajah yang mengerikan di dalamnya.

Itu adalah sebuah tengkorak tanpa daging atau kulit. Di lubang matanya yang kosong --- ada belati-belati yang menancap tadi, tapi kelihatannya tidak menyakitkan bagi Ainz.

Clementine tahu penampilan apa itu artinya:

"Undead.. Elder Lich!"

"...?..Aku punya banyak hal untuk ditanyakan kepadamu, tapi lupakan saja. Aku hanya bisa mengatakan jawabanmu hampir benar. Kalau begitu ---"

Clementine berpikir bahwa monster di depannya seharusnya tidak memiliki ekspresi apapun karena tidak ada kulit atau daging, tapi dia merasa monster itu sedang menyeringai.

"Bagaimana rasanya? Menghadapi Magic Caster yang menggenggam Pedang dua tangan? Tidak bisa menyelesaikannya dengan cepat, bagaimana rasanya?"

"Jangan, jangan meremehkanku!"

Clementine berusaha keras dengan seluruh kekuatannya, tapi dia tidak bisa bergerak seakan dia dirantai dengan ketat.

Liches adalah undead yang kuat dan ahli dalam kemampuan magic, tapi kemampuan fisik mereka tidaklah besar. Jadi Clementine seharusnya memiliki keunggulan. Tapi ---

"Mengapa, mengapa!"

---dia tidak bisa lepas.

Ketika dia menyadari bahwa kekuatan raksasa -- dan kemampuan fisik yang kuat -- bukanlah efek magic dari armor, Clementine menjadi kaku. Pemandangan yang datang di otaknya adalah kupu-kupu yang tak berdaya dan terjebak di jaring laba-laba.

"..Ini adalah alasan sebenarnya dibalik pemberian handicap kepadamu. Seorang musuh sepertimu tidak layak untuk menghadapi kekuatan penuh dariku --- yang mana adalah magic."

"Sialan---!"

"Karena kebenarannya sudah terkuak...sebelum kita mulai, ini menjengkelkan."

Dengan suara mendesis, Lich itu melepaskan stiletto dari matanya dan melemparkan mereka ke samping. Sementara undead itu mengambil pisaunya, Clementine terus berusaha mati-matian. Tapi dia tidak bisa menandingi tenaga dari hanya satu lengan itu dengan seluruh kekuatannya. Dia tidak bisa merubah posisi pelukan dan tak bisa bergerak.

Setelah mengeluarkan kedua stiletto, mata yang kosong bersinar dengan cahaya crimson jahat, melihat kepada Clementine yang terengah-engah menggunakan seluruh kekuatannya.

"Mari kita mulai."

Clementine tahu apa yang akan dilakukan musuhnya, pasti tindakannya lebih mirip seorang Lich daripada sikap seorang kekasih.

Sebuah suara retak aneh bisa terdengar.

Ketika Clementine mengerti apa yang lich itu akan lakukan, sebuah perasaan dingin menyebar ke tulang belakangnya.

"...Tidak mungkin...tidak mungkin, dasar bajingan!"

Suara berderit datang dari armornya yang melekuk.

---Dia mencoba untuk meremukkanku dengan dadanya.

Lich akan menjadi subyek tekanan dari armor itu juga, tapi dia mungkin menggunakan suatu metode khusus untuk mengeraskan tubuhnya. Tubuhn tegap itu sangat kuat bagaikan sebuah dinding.

"Jika saja kamu lebih lemah..."

Lich itu mengeluarkan pedang pendek dari suatu tempat. Warnanya hitam dengan empat permata di gagangnya.

"Aku akan berpikir untuk menggunakan pedang ini untuk menghabisimu... Tapi tak banyak perbedaan dari mati oleh pedang atau karena hancur tulang belakangmu ya kan? Kamu masih tetap akan mati."

Clementine gemetar di seluruh tubuhnya.

Ketika dia mendengar lelucon ini, tekanan pada tubuhnya semakin meningkat dan kekuatan di dadanya semakin tak tertahankan. Medali para petualang yang dia dapatkan setelah membunuhnya tidak dapat bertahan dari tekanan itu dan berjatuhan ke tanah. Yang pertama jatuh adalah medali perak yang baru saja dia dapatkan.

Bernafas menjadi semakin menyakitkan dan menakutkan.

Dia benci lengan yang memeluknya.

Dia membenci dirinya yang mengenakan armor ringan untuk meningkatkan daya hindarnya dan mengenakan medali.

Mengetahui bahwa pedang juga percuma, Clementine memukul wajah lich itu dengan liar, tapi itu hanya semakin menyakiti Clementine. Karena Clementine tidak punya waktu untuk merasakan sakit, dia menarik morning star miliknya untuk memalu Ainz, tapi posisinya sangat canggung malahan mengenai dirinya sendiri.

Dia bisa membayangkan nasib dia selanjutnya. Pernafasan yang semakin menyakitkan, perutya yang semakin pipih dan armor yang tergencet. Seluruh fakta ini mengatakan kepada Clementine bagaimana nasib dia selanjutnya

"Berhentilah berontak. Aku bisa mengakhiri hidupmu dalam sedetik hanya dengan merubah posisi lenganku, tapi kamu sudah menghabiskan banyak waktu untuk membunuh mereka, jadi aku juga akan melakukannya pelan-pelan dalam menyiksamu."

Clementine menyerang dengan liar.

Dia mencoba mendorong wajahnya, menggaruk hingga kukunya berjatuhan, bahkan menggigit dengan giginya -- tapi semua itu tidak efektif dan tekanan yang tak tertahankan masih terus berlanjut.

Tak perduli bagaimana dia berontak, dia tidak bisa lepas dari lengan yang mengikatnya. Tapi Clementine tidak berhenti berontak, sulit baginya untuk bernafas dan pandangannya semakin sempit.

"Dance of the death?"
(Tarian kematian)

Dia tidak memiliki kekuatan untuk mendengar suara yang lembut.

Dengan suara muntah, kotoran pun menyembur ke wajah Ainz. Cahaya merah di dalam soket mata Ainz bersinar karena merasa jijik.

Clementine yang telah menggunakan kedua lengannya untuk berontak, telah menjadi mayat yang mengejang.

Ainz tidak mengendurkan tenaga di lengannya, tapi menekan semakin kuat. Setelah itu, Ainz merasakan sensasi tulang yang tebal retak dari lengannya.

Ainz melepaskan tubuh yang bahkan tidak bisa mengejang itu.

Dengan suara memercik, tubuh Clementine jatuh ke tanah seperti sampah. Wajahnya memelintir akibat kesakitan dan menjadi menakutkan, benar-benar tampilan yang mengerikan. Dia seperti ikan yang tertangkap dari lautan, organ tubuhnya tampak keluar dari mulutnya.

Ainz mengeluarkan infinite flask miliknya, membasuh dirinya hingga bersih dari muntahan dengan air yang mengalir tanpa habis. Di waktu yang sama, dia berkata dengan lirih kepada Clementine:

"Aku lupa bilang padamu.... Aku orang yang sangat munafik."

***

Saat ini dia merasa tidak senang karena bajunya yang basah dan kotor, Ainz mendengar ada seekor binatang yang besar sedang berlari kemari. Melihat arah sumber suara, dia melihat Hamsuke.

Dibandingkan dengan Ainz dan Narberal, Efektifitas Tempur Hamsuke sangat jauh berbeda dari mereka, jika mereka membiarkan dia ikut bergabung dalam pertempuran, bisa menimbulkan korban yang tidak perlu. Oleh karena itu mereka membuatnya berjaga pada jarak yang sedikit jauh. Setelah mendengar tidak ada lagi suara pertarungan, dia langsung berlari kemari.

Menyadari bahwa wajah imut hamster raksasa berubah ekspresinya -- khawatir akan keselamatan Ainz -- Ainz menjadi sedikit depresi.

Hamster raksasa itu tidak tahu bahwa tuannya mengeluarkan perasaan seperti itu, dia menggunakan kecepatan dan kelincahannya yang luar biasa saat dia melihat sekeliling, dan juga kepada Ainz.

"Wa---!"

Dengan menunjukkan perutnya, dia berteriak:

"...Ada monster menakutkan disini! Tuan--! Tuan--!"

Masih merasa sedikit lelah, Ainz mengangkat kepalanya. Ngomong-ngomong, aku belum menunjukkan wujudku yang sebenarnya kepada Hamsuke, tapi aku tidak bisa membiarkannya terus-terusan berteriak sekeras itu lagi. Setelah mengawasi sekeliling, dia bisa melihat para petualang yang masih bertarung melawan undead, meskipun sulit untuk dilihat dari jauh, mereka mungkin tidak bisa mendengar suara Hamsuke, tapi tak ada yang bisa menjamin itu.

Ainz, menggunakan suara yang keras memarahinya:

"...Berhentilah bermain-main."

"Eh? Suara yang tinggi dan agung ini.. Jadi ini adalah tuan!"

"...Benar. Jadi bisakah kamu menurunkan suaramu."

"Tidak mungkin! Penampilan yang tak bisa dibayangkan...Jika sebelumnya aku tahu kekuatan tuanku... Bawahan ini, Hamsuke, akan bersumpah setiap sampai mati dengan lebih baik lagi!"

"Oh begitu. Tapi aku katakan sekali lagi, pelankan suaramu."

"I..Itu sedikit keterlaluan tuan! Tolong jangan anggap sumpah setia raja ini dengan enteng!"

"...Apakah kamu tidak mendengar ucapan Ainz-sama? Idiot."

Tubuh pipih Hamsuke ditendang, terbang di kejauhan. Kaki Narberal sekaran berada di tempat Hamsuke barusan, dan pelan-pelan kembali.

"Ainz-sama, binatang bodoh ini mungkin tidak memiliki nilai untuk diberi makan. Perkenankan saya membakarnya dengan petir?"

"Tidak...Virtuous King of the Forest memiliki nilai yang tinggi, hanya dengan membawanya keluar ke jalanan sudah menunjukkan nilainya. Kembali ke masalah, Narberal, tidak banyak waktu lagi, cepat kumpulkan seluruh barang mereka. Ada kemungkinan kita harus menyerahkannya kepada otoritas lokal, kita harus cepat-cepat memilah item-item ini."

"Siap. Tuan."

"Aku akan berada di kuil, aku akan serahkan semuanya padamu."

"Ya! Bolehkah saya bertanya bagaimana menyingkirkan mayat-mayat ini? Apakah saya harus mengirimkannya ke Nazarick?"

"Tidak, mungkin saja mereka hanya dibayar oleh otak sebenarnya di belakang kasus ini, jadi kamu hanya perlu mengambil barang-barang mereka saja."

"Siap Tuan."

"Sakitnya..."

Hamsuke yang berlari kembali terengah-engah, membuat Narberal memberinya tatapan dingin:

"Daripada bekerja keras, yang lebih penting adalah mendengarkan ucapan dari Ainz-sama. Itu adalah tugas dari seorang pelayan. Bagimu, yang ukurannya adalah pelayan yang paling rendah, setiap ucapan harus dikatakan dengan hati-hati, jika tidak kamu bisa dihabisi dalam sekejap."

Seluruh tubuh Hamsuke gemetar.

"Lain kali bukan hanya serangan fisik, namun hukuman magic. Tanpa melawan perintah Ainz-sama, aku akan membiarkanmu merasakan sakit sampai kamu mohon untuk dibunuh."

"Aku mengerti... Tolong berhentilah mengeluarkan ekspresi mengerikan seperti itu.. Tapi penampilan agung tuan yang baru memang menakjubkan, benar-benar bijak dan kuat."

Ekspresi Narberal menjadi hangat:

"Tentu saja. penampilan Ainz-sama memang bijak dan sangat kuat, bisa melihat sejauh itu, artinya kamu masih punya penilaian yang dalam."

"Terima kasih atas pujiannya. Jika ini adalah penampilan asli dari tuan, lalu apakah Narberal-sama juga memiliki penampilan lain?"

"..Aku adalah seorang doppelganger. Wajah ini adalah kemampuanku. Lihat."

Dari sarung tangannya terlihat tiga jari, mereka lebih panjang daripada milik manusia, terlihat seperti cacing.

"Te..Ternyata begitu."

"Tidak perlu terkejut, kamu juga termasuk dari pelayan-pelayan Great Tomb of Nazarick, tidak perlu meributkan hal-hal yang remeh. Kembali ke topik, Aku harus mengumpulkan perlengkapan mayat-mayat ini, kamu juga seharusnya membantuku."

"Ya! Mengerti!"

--

Pemuda itu, Nfirea saat ini sedang berada di kuil. Mata merah yang berkilauan dari pemuda itu terlihat pudar.

Pakaian transparan yang aneh yang sedang dia pakai memang menakjubkan, tapi Ainz melihat wajahnya.

Di wajahnya terdapat luka sabetan yang melebar hingga matanya, bisa dilihat juga air mata dan darah hitam yang menggumpal, sudah jelas jika dia buta.

"Tapi... Kebutaan masih bisa disembuhkan... Magic benar-benar membuat semuanya jadi mudah."

Masalahnya adalah kondisi Nfirea.

Berdiri tegak, dia tidak merespon sama sekali kedatangan Ainz, meskipun matanya tidak bisa melihat, dia seharusnya masih bisa tahu jika ada orang yang berdiri di depannya. Tapi tidak ada reaksi, itu artinya -- spiritnya sedang dikendalikan. Pertanyaannya adalah, pengendalian semacam apa?

"Itu pasti karena benda ini."

Ainz melihat mahkota yang dipakai di atas kepala Nfirea, sebuah mahkota yang terlihat seperti jaring laba-laba. Selain itu, tak ada hal yang mencurigakan lainnya.

Mengulurkan tangannya, berpikir akan mengambil mahkota itu, Ainz tiba-tiba berhenti. Karena dia tidak tahu apa yang menyebabkan kondisi ini, dia seharusnya tidak bertindak sembrono. Jadi Ainz merapalkan mantranya ke arah mahkota itu.

"[All Appraisal Magic Item]"
(Penaksiran Semua Item Magic)

Di YGGDRASIL, menggunakan magic ini bisa membuat seseorang mengetahui efek dari sebuah item. Mantra ini juga bisa digunakan di dunia ini. Tidak, bahkan lebih buruk, sebuah pesan seperti ketika di YGGDRASIL pelan-pelan muncul di otak Ainz.

"...Crown of Wisdom...Ternyata begitu...Item ini tak pernah ada di YGGDRASIL...Tidak bisa dibuat kembali di YGGDRASIL."

Setelah memperoleh pengetahuan, Ainz menghela nafas pendek, dan memikirkan apa yang akan dia lakukan.

Dia memperhitungkan keuntungan membawa Nfirea kembali ke Nazarick. Kemungkinan menjumpai lagi item yang langka dan Innate Talent yang besar.

Tapi dia ragu sesaat.

"Karena aku sudah menerima permintaan ini, sengaja menggagalkannya akan merusak nama Momon -- Kita hancurkan saja."

"[Greater Break Item]"

Ainz merapal magicnya yang ditujukan kepada mahkota itu. Melihatnya berubah menjadi cahaya kecil yang banyak sekali memang sungguh indah.

Ainz pelan-pelan menahan pemuda yang lemas itu, lalu pelan-pelan merebahkannya dan melihat wajahnya:

"Selanjutnya... Aku harus menyembuhkan matanya... Tapi tidak disini..."

Ainz menyentuh wajahnya, lalu pelan-pelan berdiri. Undead yang dia panggil sebelumnya belum hancur sepenuhnya, tapi ada beberapa hal yang harus dia selesaikan dahulu. Bala bantuan akan segera berdatangan dan menemukan tempat ini. Sebelum itu, dia harus memasang lagi ilusi dan membuat pedang dan armornya kembali.

Dan ada juga item-item yang harus diambil.

Dibandingkan ketika melakukan PK di YGGDRASIL, Ainz tertawa kecil pada kenyataan bahwa dia bisa mengambil semua senjata dan equipment. (Ketika di YGGDRASIL sering sekali hanya bisa mengambil beberapa bagian perlengkapan atau senjata saja.)
Saat dia baru saja berpikir apakah dia harus kembali dan menolong Narberal mengambil itemnya, Narberal muncul di pintu kuil.

"Ainz-sama."

"Bagaimana? Apakah kamu sudah mengambil semua item? Termasuk uangnya?"

"Ya. Saya ingin bertanya, tentang ini."

Di tangan Narberal, yang berada di pintu masuk kuil, ada kelereng hitam yang bentuknya tidak rata dan kelihatannya seperti sebuah batu yang mirip seperti yang ditemukan di dekat sungai, kelihatannya tidak memiliki nilai apapun.

"...Apa itu?"

"Ini kelihatannya adalah item berharga yang digunakan oleh makhluk rendahan itu (planaria pita rambut) ketika bertarung melawan saya. Namun saya tidak tahu apa efeknya.."

"Oh begitu."

Mantra yang dipelajari Narberal jauh lebih sedikit daripada Ainz, kebanyakan adalah magic untuk bertarung, jadi dia tidak bisa menaksir nilai item ini.

Ainz mengambil bola hitam itu, dan mengaktifkan magicnya lagi.

"[Greater Item Identification]"

Cahaya merah di mata Ainz bersinar:

"Apa ini..? Orb of Death?Dan... juga Sentient Item?"

Nama Orb of Death kedengarannya menakjubkan, tapi bukan hal yang spesial.

Item ini membantu mendukung kekuatan undead, dia juga bisa membuat penggunanya mampu melakukan magic necromantic berkali-kali dalam satu hari, tapi semua ini tidak berharga sama sekali untuk Ainz. Meskipun benda ini bisa memanipulasi mereka yang takut terhadap Orb of Death, dia tidak bisa memanipulasi Ainz, Narberal atau makhluk lainnya dari ras demi-human atau ras heteromorfik dan mereka yang memiliki kekebalan terhadap pengendalian pikiran.

"Aku tidak bisa mengatakan jika ini adalah item yang bagus atau buruk..."

Satu-satunya poin yang membuat Ainz tertarik adalah bagian dari [Sentient Item].

Ainz menyentuhnya dengan jari, dan hampir ingin untuk memintanya berbicara, ketika sebuah suara tiba-tiba muncul di kepalanya.

---Salam Kenal, Raja Agung Kematian.

Mendengar suara ini, Ainz mengamati orb ini dengan teliti, karena di dunia yang penuh dengan magic dan monster magic ini, sesuatu yang seperti ini bukan alasan untuk ribut besar.

"Ah, memang Sentient Item yang asli (Item yang seperti makhluk / mempunyai pemikiran sendiri)."

Ainz dengan fleksibel menggelindingkan bola itu di tangannya. Lalu melihatnya dengan hati-hati, bola itu tidak memiliki tanda berbicara. Ainz berpikir sebentar, lalu mengatakan apa yang ada di pikirannya:

"Aku memperbolehkanmu untuk berbicara."

---Terima kasih banyak. Raja Agung Kematian.

Ini membuat Ainz teringat akan NPCnya yang setia di Nazarick, dan tertawa ringan.

---Saya sangat kagum dengan aura kematian yang tak ada tandingan pada anda dan memberikan rasa hormat yang terdalam.

Seharusnya aku mematikan seluruh mantra aura milikku, bagaimana bisa item ini mulai menyebutku "Raja Kematian".

"Lanjutkan."

---Terima kasih hamba. Raja Tertinggi Kematian. Atas kesempatan bertemu dengan seseorang sehebat anda, Saya menghaturkan terima kasih kepada seluruh kematian di dunia ini.

Meskipun itu adalah ucapan pujian, tapi ucapan ini kelihatannya seperti ucapan dari lubuk hati yang paling dalam. Yang menyebabkan tulang belakang Ainz terasa gatal, dia dengan bangga berdiri tegak:

"Jadi? Selain dari pujian, apakah kamu memiliki hal lain yang ingin dikatakan?"

"---Ya, saya tahu bahwa ini mungkin terlihat kurang ajar, tapi saya ingin bantuan untuk mendapatkan permintaan ini."

"Permintaan apa?"

---Ya. Sejak dulu, permintaan saya adalah menyebarkan kematian di seluruh dunia ini, tapi setelah bertemu dengan anda, Raja Agung Kematian, saya menyadari tujuan saya dilahirkan ke dunia ini
---Saya dilahirkan ke dunia ini untuk melayani anda.

"..Oh."

---Yang Mulia Raja Agung Kematian, Terimalah sumpah setia saya. Saya harap bisa memiliki sebuah tempat diantara pelayan-pelayan anda yang sangat setia.

Suara itu kedengarannya sangat tulus, jika dia memiliki kepala, dia pasti sudah membungkuk sekarang ini. Ainz mengangkat kepalan tangan kirinya ke mulutnya, dan mulai berpikir. Memikirkan tentang keuntungan dan kerugian, apakah bisa dipercaya atau tidak dan lebih banyak lagi.

Ainz dengan hati-hati melihat item itu. Jika dia memperhitungkan "keamanan" maka menghancurkannya adalah pilihan terbaik, tapi bagi sebuah item yang tidak ada di YGGDRASIL, itu terlalu berlebihan.

Setelah menambahkan beberapa mantra pertahanan kepada bola itu, Ainz memanggil hamster raksasa di pintu masuk kuil:

"Hamsuke"

"Ada apa master?"

"Ambil ini."

Ainz melemparkan bola itu ke tangannya. Hamsuke dengan lincah menangkapnya.

"Bolehkah saya bertanya apa ini, Tuan?"

"Itu adalah item magic. Apakah kamu tahu bagaimana menggunakannya?"

"Ah.. Kalau yang ini seharusnya bisa! Tapi berisik sekali! Berisiknya! yang ini ingin dikembalikan kepada tuan."

Narberal menatap lebar-lebar kepada Hamsuke:

"Anda ingin memberikannya ke orang baru?"

Kedengarannya tidak seperti nada Narberal yang biasanya, bisa dilihat betapa terkejutnya Narberal.

"Meskipun penilaian sudah dibuat terhadap kemampuannya, namun dia tidak bisa dikatakan benar-benar aman, jadi aku berikan kepada Hamsuke."

"Ternyata begitu! Seperti yang saya duga dari Ainz-sama. Penilaian yang sempurna."

Di depannya adalah Narberal, yang merasa tercerahkan, dan Hamsuke, yang menggelembungkan pipinya sedikit lebih besar daripada kepalan tangan manusia saat dia menganggukkan kepalanya.

Saat dia akan mengatakan kepada mereka berdua untuk kembali, Ainz melihat jubah merahnya dan bermain-main dengannya, dia menggenggam pucuk jubah itu:

"Jika penyembuhannya sudah selesai, maka bawa Nfirea--" Ainz mengibas-ngibaskan jubah merahnya.

"---Dan mari kita kembali dengan kemenangan."